Fakta Yang Sesungguhnya Martin.

Di sambar lah alamat yang sudah di tulis oleh Martin. Dan Amora segera pergi dari hotel itu.

Ketika Amora berlalu, sekumpulan cleaning service berbisik ria.

"Loe tau gak, wanita yang baru keluar dari hotel ini dia tuh yang nyewa gedung pengantin kemarin. Semalem pengantin cowoknya pergi" kata cleaning service yang bernama Nining.

"Serius loe mbak? berarti gak ***- *** dong mereka? " ucap Fuji seorang petugas laundry.

"serius Ji. Padahal ceweknya cantik banget kan ya, bisa-bisa nya di anggurin kaya gitu" jawab Nining.

"Apa jangan - jangan suaminya homo atau impoten kali ya" jawab Anis seorang cleaning service

"Jangan ngawur deh Nis, masa badan sekekar gitu homo sih. Nih ya setau ku kalau yang belok itu cowok nya gemulai" seloroh Fuji.

Ketika tengah asik bergibah ria, tiba- tiba mereka di kagetkan dengan kedatangan kepala hotel.

"Kalian sedang apa? bukannya kerja malah bergosif. Bubarrrrrrrr semua" ucap Pak Rudy.

Sementara itu Amora sampai di alamat tujuan. Dia melihat rumah yang begitu besar membuat ia sangat terpana.

"Ibu Amora" ucap seorang wanita yang memakai baju setelan baju ART.

"Betul itu saya" jawab Amora

"Anda sudah di tunggu oleh Tuan Martin di dalam. Ayo saya antar" ucap seorang wanita yang bernama Vivid ( terlihat pada name tag nya).

"Baiklah"

Ikutlah Amora menuju rumah itu. ketika memasuki rumah itu dia begitu terkejut, rumah yang sangat indah dengan nuansa gold dan di beri sentuhan sedikit warna merah maroon membuat rumahnya terlihat lux sekali.

"Ayo Ibu Amor ikut saya, saya akan menunjukan kamar anda" kata Vivid dengan ramah.

Sampailah dia ke kamar yang di tuju.

"Ini kamar anda. Mulai dari sekarang anda sudah menjadi nyonya di rumah ini, jadi kami wajib menyebut anda nyonya." ucap Vivid dengan badan membungkuk.

"Tak usah seperti itu mbak. panggil saja saya ibu Amor. Saya lebih senang di panggil ibu. Hal itu mengingatkan saya ketika sedang mengajar di sekolah" jawabnya lesu.

"Baik bu" ucap Vivid.

Masuk lah dia ke kamar itu. Kamar yang sangat mewah dan luas. Ketika dia sedang melihat lihat seisi sudut kamar, pandangannya tertuju pada seseorang yang sudah berdiri di balkon kamar itu.

Sosok itu tiasa lain adalah Martin.

"Akhinya kamu datang juga" ucap Martin membelah kesunyian

"Aku baru sampai mas. Kenapa mas membawa aku kemari" tanya Amora bingung.

Alih - alih menjawab pertanyaan istrinya, dia malah berjalan ke arah Amora membuat Amora tersentak.

Langkah demi langkah seketika memojokan amora ke ujung tembok kamar itu.

"Mas mau apa?" tanya Amora dengan perasaan tak karuan.

"Aku akan minta hak ku sebagai seorang suami apa itu salah?" ucap Martin dengan nafas memburu.

"Bukannya dalam surat perjanjian itu kamu tak akan memberiku itu mas" tanya Amora semakin gusar.

"Lupakan sejenak surat itu. aku akan memintanya sekarang" ucapnya.

Tanpa pikir panjang ia menciumi bibir Amora dengan gemas, menyesap nya. seolah ada dorongan gaib, Amora pun membalas ciuman itu tak kalah hebat. Saling bertukar saliva. Bosan menciumi area bibir kemudian berpindah menciumi leher jenjang Amora dan meninggalkan jejak kepemilikan disana. merasakan kenikmatan itu membuat Amora mendesah. Rasa nikmat di campur geli hinggap menjadi satu.

Kemudian tangan Martin menyusup kedalam baju Amora dan menyentuh benda kenyal disana membuat Amora melenguh.

Bosan bermain dengan si kembar, kini tangan Martin meraba bawah pusar sang istri hingga sampai lah pada inti bumi nya. terasa ada rambut halus yang sedikit rimbun. dengan nafas memburu, Martin membuka satu persatu baju Amora hingga istrinya bugil.

Berganian Martin pun mencopot bajunya sampai tak ada sehelai benang pun menutupi tubuhnya.

Ada hal yang membuat Amora aneh adalah , ketika seorang pria sedang bernafsu maka burung kutilang nya akan mengeras dan membesar. Tetapi tidak dengan burung suaminya. Terlihat lemas dan menciut. Tidak ada tanda - tanda akan ereksi.

"Kenapa kamu bengong Amora" tanya Martin dengan suara paraunya memahan birahi.

"Mas, itu nya kenapa tidak hidup? Mas apa tidak bernafsu kepadaku?" ucap Amora terheran - heran.

"Puaskan aku sekarang sampai punyaku berdiri." jawabnya.

Amora pun melakukannya dengan berbagai cara untuk bisa membuat Martin ereksi. Tetapi tak ada tanda - tanda burungnya bisa bangun. Sampai dia cape sendiri dan akhirnya tangan Martin meraih badan Amora.

"Cukup Amora. Dengan cara apapun punyaku tak akan bisa hidup" jawabnya lirih .

"Itu artinya kamu impoten mas? " tanya Amora dengan wajah yang penuh tanya.

"Ya aku impoten. Kenapa kamu menyesal menikah dengan ku hah?" bentak Martin sembari mendorong badan Amora sampai terjengkal.

"Kenapa kamu tidak jujur dari awal mas, kenapa keluargamu juga tidak jujur" ucap Amora dengan nada terisak.

"Kalau aku jujur mana mungkin kamu akan mau menikah dengan lelaki impoten sepertiku. Lagipula aku menikahimu hanya sebagai tameng saja agar keluargaku tidak malu dengan lajang nya aku. Keluargaku tak tahu aku seperti ini. Jaga rahasia atau kamu akan menyesal" bentak Martin

"Jahat sekali kamu mas. Bahkan aku ikut terseret dalam masalah mu...hik hik hik" lirih Amora.

"Sudahlah jangan banyak drama. Toh kamu sudah menjadi istriku. Jadi jangan memintaku untuk menyentuhmu karena aku tak bisa. Ambil rumah ini untuk mu. Dan sekarang pakai baju mu cepat" bentak Martin.

Amora memungut baju - baju yang berserakan di lantai dan dia pun segera memakainya. Air mata tak henti - hentinya mengalir dari celah mata nya. Ia merutuki nasibnya yang sangat buruk.

Pernikahan yang selalu ia idamkan.

Pernikan yang akan menjadikan dirinya princess dalam rumah. Pernikahan yang akan menghadirkan anak - anak yang lucu, kini sirna sudah bak mimpi buruk yang sangat menjijikan.

Amora segera pergi menuju kamar mandi dan membersihkan tubuhnya.

Ketika sudah rapi ia keluar dari kamarnya, dan berjalan menuju ruang makan. Suasana sepi hanya ada ART seorang.

Disapa nya Amora dengan nada ramah.

"Selamat siang nyonya Amora. Saya sudah memasak untuk makan siang anda. Saya disini untuk melayani segala keperluan nyonya. Hanya saya sendiri." ucap Vivid.

"Terimakasih mbak.. Oya kalau saya boleh tahu kemana Mas Martin ya?" tanya Amora.

"Tuan sudah pergi dari tadi" jawabnya singkat.

Saat itu sesudah keluar dari kamar, Martin langsung pergi tanpa meninggalkan pesan apapun kepada Vivid ART nya.

Melihat mamakanan yang banyak terpampang di meja makan ,Tak ada satupun yang menggugah selera seorang Amora. Pikirannya masih menerawang kejadian tadi. Dimana ia mengetahui fakta yang sesungguhnya tentang suaminya itu.

Tak ada pilihan lain dia harus mengikuti permainan suaminya.

Ditengah lamunan itu , suara Vivid mengagetkannya.

"Nyonya Amor. Apakah anda sakit ? atau makanan ini tidak enak? saya bisa mengganti ini semua dan masak yang baru." ucap Vivid.

"Maaf mbak, Masakannya enak kok saya suka " jawabnya singkat......

Terpopuler

Comments

Ney Maniez

Ney Maniez

tinggal berobat,, bnyk duid

2024-07-03

0

Dewi Anggya

Dewi Anggya

kasian amor

2024-01-14

1

lihat semua
Episodes
1 Mengundurkan Dari Pekerjaan
2 Duka Malam Pertama
3 Fakta Yang Sesungguhnya Martin.
4 Tokoh Pelix
5 Seulas Senyum Sang Suami
6 Hari Pertama Bekerja
7 Harta Tersembunyi
8 Menyadari Kesalahan
9 Keinginan Untuk Normal Kembali
10 Hingga Lupa Waktu
11 Hasrat Yang Tak Tersalurkan
12 Penyesalan Martin.
13 Pelix, Si Mafia Berhati Upin dan Ipin
14 Pelix Jadi Rebutan
15 Kekecewaan Pelix
16 Dokter Marini
17 Kecemburuan Martin
18 Kepergian Amora
19 Martin Kesepian
20 Memohon
21 Liburan Ke Singapore
22 Pertemuan Yang Tidak Di Sengaja
23 Menagih Penjelasan
24 Martin Mode On
25 Hadiah Untuk Marini
26 Pelix Cemburu?
27 Rahasia yang Terbongkar
28 Pelix Sakit
29 Siapa Wanita itu?
30 Mau tetapi Menyesal!
31 Berbohong
32 Vivid Mengetahuinya
33 Pakai Maskermu!!
34 Bertemu Kakek Menyebalkan!
35 Bulan Madu Kedua
36 Maharani
37 Penyelesaian Dari Sebuah Drama
38 Pengagum Marini
39 Bertemu Keluarga Ricky
40 Amarah
41 Keluar Dari pekerjaan
42 Pelukan Ternyaman Untuk Marini
43 Sang Gentle Man.
44 Kedatangan Leon
45 Pembalasan
46 Poligami
47 Meminta Bantuan
48 Ricky si Pemaksa
49 Rahasia Pelix yang di Ketahui
50 Kepergok Dan Bertemu Hantu
51 Kepergain Pelix ke Mexico
52 Mexico City
53 Meminta Bantuan Bencong
54 Lamar Lah Anak Ku
55 Ricky Sakit
56 Ceraikan Martin
57 Cinta Sang Mertua
58 Amora Hamil
59 Dady Martin
60 Mencari Sang Ibunda....
61 Anaku
62 Melanggar Perjanjian
63 Mawar Yang Terbuang
64 Hampir Terbongkar
65 Cemburu
66 Kematian Leon
67 Ayah
68 Memaafkan
69 Terbongkar
70 Kehilangan Tiga Nyawa
71 Pemakaman
72 Amora Depresi
73 Aku Ingin Kita Secepatnya Menikah
74 Kacau
75 Psikiater
76 Kamu Jahat
77 Kekecewaan Elizabeth
78 Jangan jadi pengecut
79 Bercerai
80 Menata Hidup Baru
81 Tiba di Malaysia
82 Mengikhlaskan
83 Seputar Ricky
84 Melamar
85 Pernikahan Mendadak
86 Amora Sembuh
87 Bertemu Susan kembali
88 Akad Kembali
89 Berdamai
90 Galaunya Seorang Billy
91 Ingin Bobo Bersama
92 Keresahan Hati Vivid.
93 Kedatanganan Billy
94 Menerima
95 Mahar Satu Milyar
96 Tak Bisa Berjalan
97 Ken Yang Sengsara
98 Bertemu Masalalu
99 Kedatangan Henry
100 Meminta Restu
101 Malah Reuni
102 Kedatangan Para Mantan
103 Trio Bumil
104 Kedatangan Ken
105 Ancaman Ketiga Istri
106 Harta Karun
107 Menjadi Sahabat
108 Ending
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Mengundurkan Dari Pekerjaan
2
Duka Malam Pertama
3
Fakta Yang Sesungguhnya Martin.
4
Tokoh Pelix
5
Seulas Senyum Sang Suami
6
Hari Pertama Bekerja
7
Harta Tersembunyi
8
Menyadari Kesalahan
9
Keinginan Untuk Normal Kembali
10
Hingga Lupa Waktu
11
Hasrat Yang Tak Tersalurkan
12
Penyesalan Martin.
13
Pelix, Si Mafia Berhati Upin dan Ipin
14
Pelix Jadi Rebutan
15
Kekecewaan Pelix
16
Dokter Marini
17
Kecemburuan Martin
18
Kepergian Amora
19
Martin Kesepian
20
Memohon
21
Liburan Ke Singapore
22
Pertemuan Yang Tidak Di Sengaja
23
Menagih Penjelasan
24
Martin Mode On
25
Hadiah Untuk Marini
26
Pelix Cemburu?
27
Rahasia yang Terbongkar
28
Pelix Sakit
29
Siapa Wanita itu?
30
Mau tetapi Menyesal!
31
Berbohong
32
Vivid Mengetahuinya
33
Pakai Maskermu!!
34
Bertemu Kakek Menyebalkan!
35
Bulan Madu Kedua
36
Maharani
37
Penyelesaian Dari Sebuah Drama
38
Pengagum Marini
39
Bertemu Keluarga Ricky
40
Amarah
41
Keluar Dari pekerjaan
42
Pelukan Ternyaman Untuk Marini
43
Sang Gentle Man.
44
Kedatangan Leon
45
Pembalasan
46
Poligami
47
Meminta Bantuan
48
Ricky si Pemaksa
49
Rahasia Pelix yang di Ketahui
50
Kepergok Dan Bertemu Hantu
51
Kepergain Pelix ke Mexico
52
Mexico City
53
Meminta Bantuan Bencong
54
Lamar Lah Anak Ku
55
Ricky Sakit
56
Ceraikan Martin
57
Cinta Sang Mertua
58
Amora Hamil
59
Dady Martin
60
Mencari Sang Ibunda....
61
Anaku
62
Melanggar Perjanjian
63
Mawar Yang Terbuang
64
Hampir Terbongkar
65
Cemburu
66
Kematian Leon
67
Ayah
68
Memaafkan
69
Terbongkar
70
Kehilangan Tiga Nyawa
71
Pemakaman
72
Amora Depresi
73
Aku Ingin Kita Secepatnya Menikah
74
Kacau
75
Psikiater
76
Kamu Jahat
77
Kekecewaan Elizabeth
78
Jangan jadi pengecut
79
Bercerai
80
Menata Hidup Baru
81
Tiba di Malaysia
82
Mengikhlaskan
83
Seputar Ricky
84
Melamar
85
Pernikahan Mendadak
86
Amora Sembuh
87
Bertemu Susan kembali
88
Akad Kembali
89
Berdamai
90
Galaunya Seorang Billy
91
Ingin Bobo Bersama
92
Keresahan Hati Vivid.
93
Kedatanganan Billy
94
Menerima
95
Mahar Satu Milyar
96
Tak Bisa Berjalan
97
Ken Yang Sengsara
98
Bertemu Masalalu
99
Kedatangan Henry
100
Meminta Restu
101
Malah Reuni
102
Kedatangan Para Mantan
103
Trio Bumil
104
Kedatangan Ken
105
Ancaman Ketiga Istri
106
Harta Karun
107
Menjadi Sahabat
108
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!