...☘️ HAPPY READING ☘️...
...----------------...
Hari semakin siang sedangkan Asmara masih berada dirumah Galih, gadis itu kini sedang membereskan selimut serta bantal-bantal yang berserakan dilantai akibat aktivitas yang baru saja selesai mereka lakukan.
Huuftt...
Asmara membuang nafasnya lega.
"Akhirnya selesai juga," gadis itu mengibas-ngibaskan tangan kanannya yang terasa sangat pegal dan keram.
Sungguh kali ini Galih sangat keterlaluan bagaimana mungkin ia meminta Asmara untuk melakukan hal itu sebanyak 10 ronde, dan lebih parahnya lagi harus menggunakan tangan gadis itu sendiri. Sungguh kejam.
Namun bagaimana pun Asmara tidak punya pilihan lagi, selain menuruti syarat dari Galih agar ia bisa kembali kerumah mamanya sebelum malam hari.
Eits! pikiran kalian jangan ngeres dulu ya guys, ini tidak seperti yang kalian kira kok hehe..,
"Babee...," Asmara menoleh ke asal suara. Lelaki tampan itu baru saja selesai membersihkan dirinya dikamar mandi dan kini tubuh atletisnya terpampang jelas dihadapan Asmara karena Galih hanya menggunakan handuk kecil untuk menutupi tubuh bagian bawahnya.
Reflek Asmara memutar tubuhnya hingga membelakangi kekasihnya.
"Ih kamu apa-apasih, cepet sana pake bajunya,"
"Iya bee sebentar, ini juga mau pake baju kok,"
Galih mulai melangkahkan kakinya namun tiba-tiba pikiran jahil mulai hinggap dikepala lelaki itu.
Cup...,
Galih memeluk Asmara dari belakang setelah berhasil melayangkan kecupan singkat ditelinga kekasihnya.
"Ih Galih kamu apa-apasih, gak lucu tau!" kesal gadis itu mencoba meloloskan diri dari tangan yang melingkar diperutnya namun sia-sia.
"Cuma peluk doang masa gak boleh?"
"Bukan gak boleh tapi kamu pakai baju dulu,"
"Ok aku pake sekarang tapi baju doangkan, celananya gak?" Galih yang memiliki tingkat kemesuman tinggi selalu saja mempunyai jawaban yang membuat gadis itu harus mengusap dada berulang kali.
"Ya celana juga maksudnya loh Galih, Aku risih kalau kamu kaya gini," jawab Asmara apa adanya. Karena walaupun mereka tinggal bersama tetap saja ada batasan yang tidak boleh dilewati. Dan ini pertama kalinya Galih memeluk Asmara dengan hanya menggunakan handuk kecil yang melilit dipinggulnya dan tentu saja menimbulkan sensasi lain bagi gadis itu. Terlebih lagi ia juga masih menggunakan bathrobe.
"Iya bee, buat kamu apa sih yang enggak aku lakuin Hmm," bisik Galih lembut lalu bergegas menuju walk in closet.
Setelah terdengar suara pintu tertutup Asmara baru bisa bernafas dengan lega. Galih sungguh meresahkan.
Gadis cantik berdarah campuran itu memilih masuk kekamar mandi untuk merapikan tampilannya kembali.
Setelah menghabiskan kurang lebih sepuluh menit Galih pun keluar ruangan dengan penampilan ternyaman versinya, jaket kulit hitam dengan kaos putih polos didalamnya yang dipadupadankan dengan celana jins berwarna hitam juga.
Dan disaat yang bersamaan Asmara pun muncul dari balik pintu kamar mandi. Gadis itu lebih memilih memakai rok pendek berwarna putih dan hoodie berukuran besar dengan warna senada untuk bagian atasannya.
"Loh kamu mau kemana," tanya Asmara. Mata gadis itu menelisik penampilan Galih dari atas sampai bawah.
"Jangan bilang mau keluar ya?" tanyak gadis itu menatap curiga.
"Kan emang aku mau keluar bee,"
"Kemana?"
"Ikut kamu lah, kemana lagi coba!"
"Hah!"
"Iya ikut kamu, aku gak akan biarin kamu pergi sendiri kerumah itu,"
Asmara berdecak kesal.
"Galih kamu apa-apasih, ini gak lucu tau gak! kamu tahu sendiri kan mama aku gimana?" jawab gadis itu resah. Ini bukan saat yang tepat untuk Galih ikut bersamanya.
"Emang apa salahnya kalo aku ikut kamu, toh kamu juga sebentarkan disana? lagian belum tentu juga mama kamu ada dirumah atau mungkin aja masih diluar negeri babee," Gali mengusap pipi Asmara. Mencoba memberikan pengertian kepada gadis itu.
"Please Galih lain kali aja ya," bujuk Asmara.
"Gak! aku ikut sama kamu atau gak usah pergi sama sekali," final Galih tak ingin dibantah.
Gadis itu merenggut, menghempaskan tangan kekasihnya lalu pergi begitu saja meninggalkan kamar.
" CK! Salah lagi gue!" Galih mengacak-acak rambutnya frustasi dan perlahan berjalan keluar untuk menyusul Asmara.
Sesampainya di garasi galih celingukan sendiri karena tak mendapati Asmara disana.
"Babee kamu dimana?" panggil Galih namun tak ada jawaban sama sekali.
"Apa jangan-jangan Uda keluar duluan ya? tapi masa iya sih." gumam Galih menerka-nerka. Pemuda tampan itu kembali menatap keseluruh garasi yang luasnya cukup menampung hingga 10 mobil dengan berbeda jenis, bentuk dan warna.
Drrrttt...drrrttt....
Galih yang hendak melangkah seketika terhenti saat merasakan getaran dari ponselnya yang sedari tadi berada digenggamannya dan buru-buru menekan tombol hijau setelah melihat nama yang tertera dibenda pipi itu.
"Halo...,"
Tak lama setelah menerima panggilan Galih kembali masuk kedalam. Sepertinya sipenelpon sangat penting.
Melihat keadaan aman, Asmara pun keluar dari persembunyiannya lalu dengan secepat kilat gadis itu masuk kesalah satu mobil sport keluaran baru yang terparkir tepat disampingnya.
Dengan perlahan gadis itu mulai menghidupkan mesin mobil lalu mulai melajukan kendaraannya, setelah pintu garasi terbuka otomatis gadis berparas cantik itu pun mengatur gas dengan kecepatan yang lumayan tinggi.
Bukan tanpa alasan semua itu Asmara lakukan karena ia sedang mengejar waktu agar lebih cepat sampai kerumah sebelum malam hari atau lebih tepatnya sebelum mamanya sampai dikediaman lebih dulu.
Beberapa jam yang lalu gadis itu sempat menerima telfon dari kepala pelayan yang bekerja dirumahnya kalau hari ini Nyonya besarnya telah kembali ke Indonesia. sepertinya urusan bisnis mamanya yang berada di Hongkong telah selesai.
"SIAL! Aaaaarrgghh!" teriak Asmara frustasi. Kenapa wanita itu harus kembali lebih cepat dari perkiraannya. Bahkan sangking kesalnya gadis itu sempat beberapa kali memukul kemudinya.
Setelah memakan waktu kurang lebih delapan jam, akhirnya Asmara sampai tujuan.
Mengatur nafasnya beberapa kali mencoba menenangkan keadaan jantungnya yang sedari tadi berdegup kencang tak karuan dan saat gadis itu merasa mulai tenang ia pun melangkahkan kakinya kedalam bangunan mewah yang dijaga oleh beberapa pria berbadan tegap.
Perlahan pintu terbuka terdengar hembusan nafas dari bibir gadis itu berulang kali, Sepertinya Asmara tidak bisa menutupi kegugupannya kali ini terlebih lagi saat matanya menangkap sosok wanita yang tengah duduk dengan santainya disana.
"mati gue," batin Asmara.
Ternyata mamanya telah kembali lebih dulu, sungguh ini bencana baginya.
Tubuh gadis itu mematung diambang pintu, seolah kakinya membeku. Sepertinya gadis itu harus bersiap dengan hukuman apa yang akan ia terima nanti.
.
.
.
...**Terimakasih sudah mampir 😊🙏...
...Mohon dukungannya ya, agar author lebih semangat lagi buat upload bab-bab selanjutnya....
...Jangan lupa like, vote dan komen ya besti...
...Galih dan Asmara sayang kalian🥰😘...
...See you**...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Nawanz
😑
2022-11-27
0
Harniah Harny
aku hadir... bagus ceritanya semangat terus
2022-11-16
1