... ☘️HAPPY READING ☘️...
...----------------...
"Ok, jadi kamu maunya apa?"
"Beneran ya,"
"Iya sayang, Emang kamu maunya apa hmm? buat kamu apasih yang enggak" jawab Asmara tersenyum manis.
Seketika Galih tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan giginya.
"Aku mau susu,"
"yaelah sayang cuma mau itu doang toh yaudah nih," ucap Asmara santai. Tangan mulus gadis itu terulur mengambil segelas susu diatas meja lalu menyodorkannya tepat diwajah Galih.
Sungguh Galih tidak habis pikir dengan kekasihnya. Karena bukan susu itu yang ia maksud.
"Sayang!!," Pekik Galih tak tahan dengan tingkah Asmara. "Kamu nyebelin banget sih ah!! " Galih menghempaskan tubuhnya frustasi.
"Ya ampun kamu kenapa lagi sih? ,"Asmara mengerutkan keningnya." ini kan susu sayang salahnya dimana coba?
Sungguh Asmara bingung dengan tingkah bayi besarnya ini karena menurutnya ucapan Galih membingungkan. Padahal menurut gadis itu tindakannya sudah benar.
katanya mau susu tapi dikasih susu gak mau? terus maunya susu apa coba? .batin Asmara meronta-ronta ingin rasanya sekali saja ia menjitak kepala kekasihnya ini.
Menghadapi asmara yg sedang mode lemot mendadak membuat Galih gemas sendiri.
" Aku mau susu tapi minum dari sumbernya langsung Babee...," Galih mencubit gemas hidung kekasihnya.
" ya kan ini dari sumbernya sayang " tunjuk gadis itu kepada gelas yang ia pegang.
Galih menghela nafasnya berkali-kali.
" ini kamu tahu atau pura-pura gak tahu sih? " Batin Galih kesal dengan kekasihnya yg menurutnya tidak peka.
Sebenarnya Asmara dari awal sudah tahu akan maksud keinginan Galih namun gadis itu urung memberikan dan memilih menjahilinya. itung-itung membalas perbuatan Galih dibar tadi malam karena sudah membiarkan para ****** itu mendekatinya.
Galih yang semakin frustasi membuatnya enggan untuk melanjutkan percakapan dan memilih mengambil nasi goreng yang ada diatas meja lalu memakannya hingga tandas.
Sementara Asmara sibuk memainkan ponsel yang sempat Galih lempar tadi. Ya gadis itu memainkan ponsel milik kekasihnya bahkan sedari tadi gadis itu tertawa cekikikan sendiri seakan tak memperdudulikan Galih yang sedang merajuk akibat keinginannya tidak terpenuhi.
Sepertinya Galih harus memutar otak untuk mendapatkan perhatian kekasihnya karena sudah mengabaikannya.
" uhuk...uhuk... " Galih mulai menjalankan aksinya dengan berpura-pura tersedak.
Namun respon dari gadis itu sepertinya tak sesuai harapan karena Asmara hanya melirik sekilas lalu kembali sibuk dengan ponsel yang ada dihadapannya.
"Babee ih!! aku itu tersedak loh, kok kamu gak khawatir sih?"
Asmara memutar bola matanya malas.
"Lagian kamu aneh dimana-mana orang tersedak tu pas lagi makan bukan selesai makan," cibir gadis itu melirik piring yang tergeletak rapi diatas meja.
Galih hanya menganggukkan kepalanya pertanda bahwa apa yang kekasihnya katakan benar adanya.
"Babee...,"
"Hmm,"
"Lihat sini," rengek Galih kini tangannya menarik-narik ujung handuk yang terlilit dikepala kekasihnya.
"Iya sebentar," jawab Asmara tanpa mengalihkan pandangannya.
"Kamu lihat apa sih?," tanya Galih penasaran.
"Ada deh. Entar kamu juga tahu,"
Galih yang tak sabaran pun akhirnya mendekat. Sepertinya jiwa kekepoannya meronta-ronta ingin melihat apa yang membuat kekasihnya sampai tidak memperdulikannya.
"Hap," Galih yang tadinya hendak merampas benda pipih itu berakhir sia-sia karena pergerakan Asmara lebih cepat. Gadis itu bangkit dan berlari menaiki anak tangga hingga dalam sekejap ia sudah berada dilantai dua meninggalkan Galih yang melongo dengan tampang cengoknya.
"Buset sejak kapan cewek gue berubah jadi manusia super," Galih terkagum saat melihat Asmara yang berlari secepat kilat.
Galih menggelengkan kepalanya kekiri dan kekanan mencoba mengendalikan kesadarannya.
"Loh ngomong apa sih Galih. gak jelas banget," monolog Galih.
Pria tampan bertubuh atletis itu pun bangkit dan mengayunkan langkahnya menuju tangga hendak mencari keberadaan kekasihnya yang pastinya ada dikamar.
"Babee...,kamu it-." Galih menggantung ucapannya. Pemuda itu terdiam diambang pintu lalu menatap intens kekasihnya.
Asmara terus melanjutkan aktivitasnya. Tentu gadis itu tahu jika suara yang ia dengan barusan berasal dari Galih kekasihnya.
"Kamu mau kemana?" tanya Galih datar. Ekspresi pemuda itu kini berubah 180°.
"Jangan bilang kamu mau tinggalin aku ya!"
"Kamu itu ngomong apa si sayang?" sahut Asmara masih lanjut dengan aktivitasnya. Menyusun beberapa baju kedalam tas ransel berukuran sedang yang biasa gadis itu gunakan. "Siapa yang mau tinggalin kamu, aku cuma mau pulang bentar kok, gpp ya?"
Galih menghelah nafasnya kasar. Ia benci situasi ini dimana saat kekasihnya berbicara tanpa menatap kearahnya.
Dengan langkah lebar Galih melangkah mendekat kearah Asmara. Menarik tiba-tiba tangan gadis itu hingga berhasil membuat aktivitasnya terhenti. Bahkan beberapa dalaman yang tadinya ia pegang terjatuh begitu saja kelantai.
"Bisa gak sih kalo ngomong itu lihat lawan bicaranya!" nafas Galih memburu bersamaan dengan tatapan matanya yang terkesan mematikan hingga membuat gadis dihadapannya harus meneguk Saliva dengan susah payah.
"ka-kamu ke-kenapa sa-sayang?" cicit Asmara. Sepertinya gadis itu belum sadar akan kesalahannya.
Galih mendekat. Salah satu tangannya menarik posesif pinggang Asmara hingga membuat tubuh keduanya saling menempel tanpa sekat.
"Mau kemana?"
"Pu-pulang ke-rumah," jawab Asmara takut-takut.
"Rumah?" Galih menaikkan sebelah alisnya dengan tatapan lurus kemanik mata kekasihnya. "Bukannya sekarang kamu Uda dirumah, terus ke-rumah mana yang kamu maksud," Bisik galih pelan namun penuh penekanan.
"Ru-rumah ma-ma," Jawab Asmara benar adanya.
Galih menarik pinggang kekasihnya semakin erat pertanda ia tidak suka dengan kalimat yang ia dengar barusan.
perlahan tapi pasti gadis itu menggerakkan kepalanya hingga kedua bola mata itu bertemu. Asmara memberanikan diri melanjutkan ucapannya.
"Ada yang mau aku ambil disana, janji gak lama kok,"
"Terus?"
"Cuma itu aja, serius sayang." Asmara memberanikan diri mengusap pipi Galih berharap lelaki dihadapannya akan paham.
"Emang Uda aku izinin? belum kan," ucap Galih semakin dingin. Mendadak Asmara merasa suasana dikamarnya terasa semakin mencekam.
Asmara menundukkan kepalanya.
"Maaf,"
"Untuk?" bisik pemuda tampan itu.
" Ya seharusnya aku bilang dulu sama kamu, kalau memang diizinin baru aku bisa pergi kesana. Itu maksud kamu kan?" gumam Asmara namun masih terdengar jelas ditelinga Galih.
"Good girl," Galih perlahan mengendurkan pelukannya namun tidak sampai terlepas lalu tangan kanannya bergerak merapikan anak rambut kekasihnya yang sempat menutupi wajah dan menyelipkannya dibelakang telinga.
"Kali ini aku izinin kamu pulang tapi ada syaratnya," ucap Galih lembut. Sepertinya amarah yang tadi sempat singgah perlahan mulai hilang.
"Apa syaratnya?" tanya Asmara dengan wajah polosnya. "Buruan bilang apa syaratnya sayang pasti aku lakuin," Mendadak gadis itu kembali bersemangat. Ia akan melakukan syarat apapun selama itu masih masuk akal menurutnya.
mendengar ucapan Asmara seketika Galih menyeringai lalu menggerakkan mata nya kearah ranjang diikuti gadis itu yang juga menatap ketempat yang sama.
"10 ronde, deal!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
rintik hujan
saya udah mampir KK, udah favorit juga
2022-11-16
1
Oh, mau by one sana ciwi nih maksudnya gar? aduh nanti kamyuu kalah yes
2022-11-12
0
Authophille09
Affan tuh.??
2022-11-09
0