Penyemangat Nadira

Senyum manis seseorang yang ada di depan Dira membuat Dira semakin tidak karuan. Tanpa sadar, tiba-tiba seseorang tersebut memeluk Dira tanpa peduli dengan lingkungan saat ini. Tangis Dira pun semakin pecah saat seseorang tersebut memeluknya.

“Tidak akan ada hal buruk, tenanglah, aku di sini. Menagislah, aku akan selalu ada untukmu,” bisiknya pada Dira.

Dira hanya terisak dalam dekapannya. Ada sedikit rasa lega dan nyaman yang menyeruak di hati Dira. Cukup lama mereka dalam posisi tersebut, bahkan orang-orang sekeliling mulai sadar dan juga melihatnya, termasuk anggota dan Pembina Dira yang niatnya ingin mengajak Dira berkumpul.

“Dira tenyata punya pacar, So Sweet banget si. Baper ey,” heboh Anis anggota Dira yang melihatnya.

“Iya tuh, Kak Dira sama cowonya bikin baper parah. Liat tuh Pak Riyan dan Bu Anggi saja kalah. Hehe canda pak," canda Agam yang langsung dilirik tajam oleh Bu Anggi.

“Ya sudah, lebih baik kita kembali ke rumah kesehatan menyusul yang lainnya. Urusan Dira biar nanti saja.”,ucap Pak Riyan dan mereka bergegas kembali ke rumah kesehatan.

Ada banyak komentar yang mereka lontarkan. Ada yang bilang so sweet, namun ada yang berkomentar negatif seperti tidak sopan dan lain sebagainya. Kesadaran Dira kembali dan dengan cepat dia melepaskan pelukan seseorang tersebut.

“Sejak kapan di sini?” Itulah pertanyaan yang terlontar dari mulut Dira dengan suara yang parau dan masih menyisakan isakan.

“Sejak acara dimulai. Bukankah aku janji bakalan liat kamu bertugas malam ini?” jawab seseorang tersebut sambil menghapus air mata yang ada di pipi Dira.

Perhatian kecil yang Aydan berikan tadi mampu membuat jantung Dira bertambah tidak karuan.

“Tapi, bukannya kamu masih di tempat magang? Pulang kapan? Kenapa tidak memberi tahu terlebih dahulu,” cerewet Dira tanpa sadar.

Aydan yang mendengar kecerewetan Dira hanya tersenyum, dia lega akhirnya Diranya kembali bawel.

Sambil mengelus kepala Dira dengan tidak menyurutkan senyum manisnya, Aydan berkata “Kejutan. Melepas rindu tidak perlu diumumkan dulukan? Aku hanya ingin melihat wanitaku bertugas, walau ujung-ujungnya aku yang justru terkejut.”

Dira yang mendengar jawaban tersebut cukup tersipu dan senyum tipis terbit di wajah sendu Dira, siapa juga yang ngga baper kalau diperlakukan manis gini. Sejenak padangannya beradu dengan seseorang tersebut, namun segera Dira alihkan. Beberepa detik kemudian, Dira menyadari bahwa dia dan Aydan menjadi fokus perhatian.

Aydan yang juga menyadarinya, segera menarik tangan Dira untuk berdiri dan membawa Dira pergi agar tidak menjadi pusat perhatian lagi. Aydan ingat status Dira saat ini.

Ya seseorang tersebut adalah Aydan Putra Nugraha, seseorang yang saat ini tengah menjalin hubungan dengan Nadira. Aydan memiliki perawakan cukup tinggi dengan badan yang pas, hidung mancung dan kulit sawo matang khas orang Indonesia. Aydan memang tampan, sikapnya sedikit cuek dengan orang lain, tapi tidak dengan keluarga dan orang yang disayangnya.

Kini mereka telah sampai di ujung lapang yang cukup jauh dari tenda-tenda peserta kemah. Mereka duduk di atas rumput dengan tangan yang masih saling bertautan.

“Jangan terlalu banyak pikiran Arsyakayla,” ucap Aydan menenangkan.

“Tapi Dan, bagaimana aku bisa tenang. Bagaimana menghadapi orang tua mereka nanti, apa mereka akan menyelahkanku atas kejadian ini? Aku takut Dan.” Nadira berkata dengan nada yang sendu.

Lagi-lagi Aydan tersenyum menengakan. Dia tahu betul bahwa Nadira adalah gadis yang bertanggungjawab dan selalu mementingkan orang lain. Dia akan terus kepikiran sampai ada solusi untuk keluar dari sebuah masalah. Berkali-kali Aydan mengingatkan, namun gadis itu cukup keras kepala sehingga harus dengan cara menasehatinya terus.

“Minumlah dulu, Sya,” Aydan memberikan minum yang tadi dia beli dan Nadira pun menerimanya.

“Kamu pucat sekali, apa sudah makan hem?” tanyanya lagi.

“Aku sudah makan Dan. Terimakasih perhatiannya.” Nadira tersenyum tidak kalah manisnya.

Sya adalah panggilan sayang Aydan pada Nadira. Hanya dia saja yang memanggilnya dengan panggilan itu. Katanya, untuk membedakan dirinya dengan orang lain. Tentu saja, Nadira menerimanya dengan senang hati. Terlebih Aydan juga sangat menyayanginya dan juga perhatian. Perhatian kecil dari Aydan membuat Nadira selalu merasa nyaman di dekatnya.

Setelah menenangkan diri dengan Aydan di pinggir lapang, Dira teringat dengan anggotanya yang masih di rumah kesehatan. Rumah kesehatan merupakan rumah warga yang dijadikan sebagai markas kesehatan oleh tim kesehatan. Dengan masih digandeng oleh Aydan, Dira menyusul teman-temannya di sana.

Setibanya di rumah kesehatan, Aydan melepaskan genggaman tangganya, karena khawatir Dira canggung dengan teman-temannya. Aydan sendiri memilih menunggu di depan daripada harus ikut masuk ke dalam. Teman-teman yang sudah tahu dengan kejadian Aydan dan Dira di tengah lapang juga selalu menggodanya.

Ketakutan dan kehawatiran yang tadi dirasakan oleh Dira cukup berangsur membaik, terlebih orang tua Ohim juga sudah diberi pengertian oleh Pak Riyan dan Bu Anggi. Kehadiaran Aydan membuat hubungan dia dan Dira yang awalnya ditutupi oleh mereka kini mulai menyebar.

Dira yang keliatannya jomblo ternyata punya pawang, terlebih itu adalah Aydan anak STM yang memiliki paras tampan. Dira dan Aydan memang beda sekolah, Dira di SMA sedangkan Aydan di STM yang terkenal dengan gudangnya anak laki-laki, karena sebagian besar muridnya adalah anak laki-laki. Anak STM juga terkenal sebagai anak-anak badboy karena sering tawuran dengan anak SMK sebelah.

“Sudah, kalian ini kenapa heboh si?” ucap Dira pada teman-temannya yang sibuk membicarakan Aydan.

Khawatir Aydan tidak nyaman, membuat Dira juga merasa tidak enak. Waktu yang sudah larut malam, akhirnya Aydan pamit pada Dira. Namun sebelum pulang, Aydan menyempatkan diri untuk mengunjungi adiknya yang memang mengikuti kemah tersebut.

Dira pun ikut serta menemui Ainun, adik Aydan. Setelah mengunjungi, Aydan pun bergegas pulang dan Dira mengantarnya di ujung lapang. Dira menyodorkan tangannya untuk bersalaman dengan Aydan seperti biasanya.

“Terimakasih Dan, untuk malam ini.” ucap Dira setelah menyalami Aydan.

Sambil mengusap kepala Dira, Aydan hanya mengangguk dan tersenyum. Kemudian, dia pulang dengan motor kesayangannya.

...

“Udah kali Dir, udah pergi tuh orangnya,” ucap Gina yang entah datang sejak kapan. Dira cukup terkejut dan sedikit malu dengan Gina, namun secepat kilat dia mengembalikan ekspresinya.

“Ya udah yuh Gin, kembali ke tenda,” ucap Dira pada Gina sahabatnya itu

“Baiklah Kakak.”

Merekapun kembali ke tenda untuk membahas kejadian ini dan dilanjut istirahat. Moment yang harusnya bertabur kegembiraan, kini sedikit kacau karena musibah yang entah apa penyebabnya. Bahkan ada yang mengatakan jika minyak yang disiramkan untuk api unggun adalah oplosan antara minyak tanah dan bensin. Itulah sebabnya kenapa sampai meledak. Pasti ada hikmah dari kejadian ini.

Flashback off

...****************...

Karena lamunan itu, membuat Dira tertidur dengan jaket masih dalam dekapannya dan bangun kesiagan. Badannya terasa pegal karena posisi tidur yang sembarangan.

“Huh, gara-gara semalam nih. Hai jaket, kamu si ngingetin aku, jadi aku kesiangankan, tanggungjawab kamu!” omel Dira pada jaket tak bersalah tersebut.

Jika jaket bisa ngomong mungkin dia akan menjawab seperti ini "Salah sendiri masih ngarep masa lalu."

Memang rada aneh Dira, ada-ada saja, ngomel kok dengan benda mati, kalau nyaut bahaya nanti hihihi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!