Setelah menerima cinta Bisma, Lingga duduk di depan Risma dan Bisma sembari meminum minuman yang di buatkan oleh Risma.
Lingga menerima cinta Bisma tanpa pikir panjang, dan Bisma sangat senang mendengar jawaban dari Lingga.
Lingga menaruh gelas di atas meja, dan melirik jam yang terdapat di dinding. Sejam lagi sudah magrib, dia berpamitan pulang kembali ke rumah.
“Apa mau ku antar pulang?” tawar Bisma, membuat Lingga langsung menatapnya dengan cepat.
Lingga menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu, rumah ku sangat dekat sekali, hanya di sebelah sini,” kata Lingga sambil menunjuk tembok pembatas rumah mereka.
Bisma hanya menganggukkan kepalanya, menatap pergerakan Lingga yang mengambil kucingnya dan pergi dari pekarangan rumah.
Dirasa Lingga sudah pergi, Bisma langsung menatap Risma dengan. “Dia setiap hari datang kerumahmu?” tanya Bisma, membuat Risma menatap Bisma dengan geli.
Risma juga heran dengan jalan pikiran mereka berdua, Bisma yang menyatakan perasaan dengan cepat, dan Lingga yang tanpa mengambil keputusan langsung menerima cinta Bisma. Entah bagaimana Ending cinta mereka tidak ada yang tahu.
***
Keesokan harinya...
Setelah kemarin Bisma menghubungi Lingga lewat telfon, Lingga kini bangun pagi-pagi untuk melakukan pekerjaan rumahnya. Membersihkan setiap sudut rumahnya, dan terlebih lagi sekarang adalah hari libur.
Bisma mengajak Lingga untuk bertemu di danau, membuat Lingga sangat tidak sabar bertemu.
Ibu Lingga sempat bertanya-tanya ingin kemana perginya Lingga? Namun Lingga enggan memberitahu ibunya kemana ia akan pergi.
Sekitar pukul 8 pagi, Lingga langsung berjalan menuju danau tempat yang dijanjikan oleh Bisma.
Lingga begitu antusias, ia mempersiapkan diri dengan sangat baik, berdandan rapi dengan pakaian yang menurutnya bagus. Sebelum ini Lingga tak pernah mau dekat dengan pria mana pun, berbeda dengan Bisma yang langsung ia terima cintanya.
Lingga telah sampai di danau, ia melihat Bisma yang duduk dipinggir danau dengan bermain lempar batu. Gadis yang dimabuk cinta itu berjalan mendekat perlahan.
“Hai, maaf jika kau menunggu terlalu lama," kata Lingga tak enak, namun Bisma justru membalasnya dengan senyuman. Lingga duduk ditanah tepat di samping Bisma.
“Tidak apa, aku juga baru saja sampai disini,” ujar Bisma, sambil menatap Lingga dengan dalam.
Lingga menganggukkan kepalanya, matanya kini tertuju kepada danau yang sangat luas dan indah terlihat dengan pantulan cahaya matahari yang baru saja muncul bersinar.
“Ada yang ingin aku bicarakan kepadamu,” ujar Bisma memecahkan keheningan, membuat Lingga menatapnya dengan kening berkerut.
“Mau bicara apa?”
Bisma menghembuskan nafasnya dengan pasrah, dia mengusap pipi Lingga dengan lembut. “Aku tau ini sangat berat, tapi aku hanya mau berpamitan, aku dan keluargaku akan merantau ke pulau sebelah,” ujar Bisma menjelaskan maksud dirinya mengajak Lingga bertemu di tepi danau saat ini.
Lingga diam seribu bahasa mendengar ucapan yang di lontarkan oleh Bisma, matanya berkaca-kaca dengan tubuh sedikit bergetar mendengar ucapan Bisma.
“Kenapa harus sekarang?” lirih Lingga membuat Bisma semakin tidak tega melihatnya.
“Aku tau ini terlalu cepat, tapi keputusan kita untuk merantau sudah ada sejak lama. Ekonomi keluargaku semakin sulit, bahkan keluargaku juga sedikit ingin menjauh dari kerabatnya karena ada masalah sedikit.”
“Aku janji aku akan sering menghubungi dirimu,” lanjut Bisma, Lingga langsung memeluknya dengan erat. Dia memeluk Bisma benar erat, sangat tidak rela Rasanya jika Bisma akan pergi meninggalkan dirinya.
Nasib malang apa ada di hidup Lingga, setelah bertemu dengan cinta pertamanya kini dia harus berpisah lagi? Sangat benar tidak rela.
Lingga membalikkan badannya, dia tak kuat untuk menatap wajah Bisma makin lama. Rasa sesak di hati yang tak pernah dia rasakan sebelumnya, kini dia sangat benar rasakan.
Bisma menepuk pundak Lingga, namun Lingga masih enggan untuk menoleh ke arah dirinya.
“Aku harap kau menerima keputusanku, dan kau tidak akan membenci diriku,” kata Bisma dengan suara yang sangat dalam.
Lingga menatap Bisma sejenak, sebelum kembali menatap pemandangan danau yang sangat luas.
“Aku tidak mungkin membenci dirimu, aku hanya sedikit kecewa dengan keputusan dirimu,” jeda Lingga, ia menghembuskan nafasnya kasar. Bisma masih diam membiarkan Lingga untuk menyelesaikan bicaranya.
“Tapi aku juga tidak memiliki hak untuk melarangmu pergi, sekarang keputusan ada pada dirimu. Jika kau ingin pergi, aku harap kau bisa menjaga hati untukku,” imbuh Lingga dengan penuh harap. Dia juga tidak ingin hubungannya dengan Bisma harus berhenti dikarenakan hubungan jarak jauh.
Bisma diam, dia mengerti perasaan Lingga. Dia juga tau Lingga adalah gadis yang lugu, dan pasti dia setia. Bisma mengambil tangan Lingga, menggenggamnya dengan lembut.
“Jika soal itu, kau tidak perlu mengkhawatirkan. Aku pasti akan menjaga perasaan untuk dirimu,” jawab Bisma membuat Lingga tersenyum senang.
Lingga memeluk tubuh Bisma, dia memeluk dengan erat. Bisma juga membalas pelukan erat Lingga, ia juga mengecup kening Lingga sebentar dan kembali memeluk sebelum nanti mereka akan pisah.
***
Sore harinya Lingga sudah berada di rumah, setelah mengantarkan kepergian Bisma dan keluarganya untuk merantau kini dirinya kembali merasa kesepian.
Dari tadi dirinya tidak berhenti melihat ponselnya, menunggu kabar dari Bisma bawah dirinya sudah sampai dengan selamat di tujuan.
“Lingga kau tidak makan?” tanya Ibu Lingga yang terdengar dari bawah, Lingga mengalihkan pandangannya dia menatap arah pintu tidak ada niat makan dari tadi siang setelah mengantarkan pergi Bisma.
“Aku tidak lapar bu!” jawab Lingga sedikit berteriak, nafsu makanya sudah hilang dia tidak memiliki semangat bahkan untuk makan saja rasanya malas sekali.
Ting!
Lingga mengalihkan pandangannya kepada ponsel yang berdering, dia mendesah kesal ternyata bukan Bisma melainkan Risma yang mengajaknya besok sore untuk pergi jalan-jalan.
Risma
| Aku akan menjemputmu besok, aku akan mengajak dirimu berkeliling di dekat danau.
Lingga
Oke, aku juga ingin refreshing|
Lingga melemparkan ponselnya di atas kasur, dia merebahkan tubuhnya mencoba untuk memejamkan mata. Tubuhnya terasa sangat lelah, namun entah kenapa dia sangat kepikiran dengan Bisma yang jauh disana.
Bahkan dari tadi Bisma tak memberi dirinya kabar. Padahal sebelum pergi Lingga sudah berpesan agar memberikan kabar saat sudah sampai di tempat tujuan.
Lingga mencoba membalikkan badan, dan tidur tengkurap mematikan ponselnya dan memejamkan matanya secara perlahan.
Drtt!
Namun ternyata suara ponsel Lingga terdengar, dia belum sepenuhnya mematikan ponselnya dengan cepat dia mengambil ponselnya.
Matanya melebar ternyata Bisma menghubungi dirinya, tanpa banyak fikir dia langsung menerima panggilan dari Bisma.
“Halo?” ucap Lingga memulai pembicaraan ketika Bisma tak kunjung untuk bicara.
“Aku sudah sampai, maaf aku baru menghubungi dirimu.”
Tanpa sadar Lingga tersenyum, mereka pun kembali mengobrol ria. Lingga yang tadi merenung kini kembali ceria, dan kembali berbicara dengan Bisma. Menceritakan banyak hal, mulai tentang perjalanan ke pulau, bahkan masih banyak yang lain yang mereka ceritakan di sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments