cemburu

"aku pulang, ibuuuuu" teriak alayya seperti biasanya

"al kamu dari mana saja"

alayya menatap alesha tidak suka, alesha tidak sendiri, tapi ada Nathan juga di sana, alesha berdiri menghampiri kembaran nya, tapi  alayya lekas menjauh dari sana.

"ibuuuuu aku pulang" teriak alayya mencari ibunya, sebenarnya dia hanya ingin menghindari kembarannya. alesha hanya bisa membuang nafas kasar, Nathan yang menyaksikan pemandangan yang tidak mengenakkan itu lantas ikut berdiri menghampiri sang kekasih, mengusap punggung alesha, memberi ketenangan di sana

"kamu ga papa"

Nathan menatap wajah alesha yang menunduk, Nathan paham kalo kekasih nya itu sedang tidak baik baik saja.

Sedangkan alesha hanya menggeleng membalas ucapan sang kekasih.

Sementara alayya menemui ibunya di dapur yang sedang menyiapkan makanan, alayya memeluk ibunya dari belakang menyandarkan dagunya di bahu sang ibu.

"Mandi Al, habis itu kita makan bareng"

alayya tidak menghiraukan ucapan sang ibu dia malah mengeratkan pelukannya, membuat sang ibu kesulitan bergerak.

"Al, ibu sedang masak, kamu membuat ibu kesulitan memasak kalo seperti ini"

Tidak ada pergerakan dari alayya dia tidak menghiraukan ucapan ibunya

Sampai suara berat yang datang menegur nya, itu ayahnya, doni.

,Al lepaskan ibu mu, dia harus memasak, kamu masuk ke kamar dan mandi Sana"

Akhirnya alayya menyerah , dia mengambil potongan tomat yang di iris ibunya kemudian memakannya.  Kemudian pergi meninggalkan dapur menuju kamar nya di lantai 2.

"i love you ibuu"

Dena hanya tersenyum melihat tingkah anak bungsunya

"masak apa Bu"

"masak ayam kecap kesukaan Al"

.......

Bukan nya mandi alayya malah langsung berbaring di atas kasur tanpa mengganti pakaian nya. Seperti itulah alayya sehari harinya

Merasa gerah akhirnya alayya melawan rasa malas nya dan masuk ke kamar mandi , alayya sangat suka berendam dengan sabun kesukaan nya beraroma strawberry.

Setelah nya alayya mengambil baju kaos oversize juga celana pendek di bawah lutut dari dalam lemari, padahal cuaca malam akan sangat dingin tapi alayya lebih suka berpenampilan seperti itu saat di rumah.

Sedangkan di bawah, keluarga nya sudah berkumpul untuk makan malam bersama, begitu juga dengan Nathan yang ikut bergabung, mereka menunggu alayya yang tidak kunjung turun dari kamar nya.

Dena berniat naik untuk memanggil anaknya, takutnya alayya tidur dengan keadaan perut yang kosong, tapi alesha malah menghentikan ibunya, dia yang akan pergi untuk memanggil alayya ke atas.

alesha membuka pintu kamar alayya yang tidak terkunci, tapi alayya tidak terlihat , dibukanya pintu kamar mandi tapi alayya juga tidak ada di sana, alesha berjalan menuju balkon kamar, dia melihat alayya yang duduk dengan memeluk erat gitarnya. alayya tidak memainkan gitar nya, dia melamun entah apa yang ada di pikiran gadis itu.

"Aku sudah makan bu sebelum pulang tadi"

Tanpa menoleh alayya menyadari kehadiran seseorang, dia mengira itu ibunya padahal Alesha

alesha memegang bahu kembaran nya , alayya akhirnya membalik badannya untuk memastikan kalo yang dipikirkan nya itu benar,

Ya alayya benar, dia bisa membedakan sentuhan alesha di pundak nya

"bilang sama ibu aku sudah makan" ucap alayya yang kembali memunggungi alesha

" kamu marah dengan ku al"

Diam, alayya tidak berniat membahas apapun sekarang.

"Al , kalo aku salah, aku minta maaf, jangan mendiamkan ku seperti ini"

Lirih alesha, mencoba meluruskan kesalahpahaman di antara mereka.

alayya melepaskan tangan alesha yang masih ada di pundaknya, alayya meninggalkan alesha sendiri di balkon kamar.

"all"

Langkah alayya terhenti mendengar lirihan alesha, terdengar alesha menahan tangisnya, dia Bena benar tidak tau kenapa kembaran nya bisa semarah itu padanya.

"Pergilah El, gw mau istirahat gw lelah"

"Apa salahku , kenapa kamu mendiami ku"

"Lo ga salah gw yang salah, gw yang ga bisa menjadi sepertimu, menjadi kebanggaan ayah ibu"

"Kenapa kamu ngomong kaya gitu Al, kamu adalah kamu, aku adalah aku kita kembar tapi berbeda"

"TAPI AYAH IBU SELALU MEMBANDINGKAN KITA EL" suara alayya mual meninggi.

"Lo selalu bisa mendapatkan apa yang Lo mau sedangkan gw , gw apa , gw hanya anak bodoh, beban ayah ibu" lanjut alayya.

alesha paham apa yang di rasakan alayya, tapi itu juga bukan salahnya, dia bisa apa, dia hanya bisa mengikuti arus kehidupan nya, dia harus tetap maju meninggalkan alayya yang masih ada di tempat nya.

"all___ak..."

Ucapan alesha terpotong

"Sudah El, keluar dari kamar gw, gw lelah, gw mohon El mengertilah "

alayya merebahkan dirinya di atas kasur menutup seluruh badannya dengan selimut membelakangi alesha yang masih berdiri di tempatnya.

alesha hanya bisa menatap sendu alayya, alesha sangat menyayangi alayya - tulus, dia tidak suka jika alayya sedih, alesha akan selalu ada untuk alayya

Sejak kecil, ketika alayya kena marah orang tua mereka karena ulahnya sendiri, alesha akan selalu membela alayya, dia sangat menyayangi alayya dengan tulus, dia menganggap alayya adik kecil nya, walaupun umur mereka hanya berbeda 5 menit.

Bukan keinginan nya seperti ini, dia tidak pernah menganggap dirinya lebih unggul dari alayya, alesha hanya mencoba menjalani kehidupan nya.

.....

"al ga mau makan Bu, kata nya tadi sudah makan di luar"

"Yasudah kita makan aja sekarang"

"hemm, padahal ibu sudah buatin makanan kesukaan Al"

"ga papa Bu, kan masih ada ayah yang akan habiskan "

rasa kecewa itu sedikit bisa terobati dengan candaan suaminya di meja makan.

Nathan terus saja menatap wajah alesha, walaupun alesha memasang senyum manis di wajah nya tapi Nathan tau kalo alesha habis terlibat perdebatan dingin dengan alayya, Nathan lantas memegang tangan alesha dari bawah meja, alesha yang merasakan tangannya di genggam Nathan menatap kekasihnya, Nathan tersenyum sambil mengangguk kecil, memberi isyarat pada alesha kalo semua akan baik baik saja.

........

"Bagaimana persiapan pernikahan kalian" doni memulai obrolan di ruang tamu

"Hampir selesai yah, mungkin 3 Minggu lagi semua nya selesai" iya Nathan memanggil orang tua alesha dengan sebutan ayah dan ibu, biar akrab katanya.

alesha akan segera melangsungkan pernikahan dengan Nathan, Nathan yang mengurus semua keperluan pernikahan nya.

Hubungan mereka sudah berjalan lama, jadi Nathan ingin meneruskan nya ke jenjang yang lebih serius.

.....

alesha mengantar Nathan sampai di dengan rumah, Nathan mencium pucuk kepala alesha, dia juga mengelus lembut tangan nya,

"Aku pulang dulu, besok aku jemput seperti biasa"

"Hemm hati hati"

"iyaa. jangan sedih semua akan baik-baik saja"

Alesha mengangguk, melambaikan tangan pada mobil Vin yang mulai melaju, dari atas balkon kamarnya, alayya berdiri, melihat interaksi keduanya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!