5. Hari Penuh Luka.

HAPPY READING...

***

Nyatanya hari ini berlalu begitu lambat. entah sudah berapa jam lamanya, Rendy duduk di taman kecil depan lingkungan Apartemen. pikirannya masih berkecamuk. sesekali pandangannya tertuju pada salah satu jendela di atas sana. masih menyala sama seperti terakhir kali dirinya tiba tadi.

Hatinya semakin penasaran. apa yang terjadi, bagaimana, apa baik-baik saja. Rendy mengkhawatirkan Hema. ya... hanya nasib gadis itu yang memenuhi kepalanya saat ini.

hingga, "Hiks...". terdengar suara tangisnya mulai perlahan-lahan pecah.

Untuk pertama kalinya Rendy benar-benar sedih. untuk pertama kalinya ia menangis di masa deewasnaya seperti sekarang. menangisi apa yang telah ia lakukan terhadap orang yang begitu mempercayainya. menangisi gadis yang sudah 3 tahun menemaninya. gadis yang pada akhirnya harus Rendy kecewakan.

Rendy telah gagal menjaga Hema.

"Gue harap kita bisa selalu seperti ini Ren,".

"Gue akan terus menemani lo... berjuanglah,ayo sama-sana wujudkan mimpi kita...".

"Hiks...". mengingat perkataan-perkataan Hema, Tangisnya semakin jatuh. kepalanya tertunduk sangat dalam. seandainya ia berusaha lebih keras lagi, mungkin tak akan seperti ini kejadiannya. Rendy menyesal.

Seharusnya ia tak mengorbankan Hema. Seharusnya Rendy menjual apapun untuk membayar hutangnya, bukan dengan menjual Hema.

tapi nyatanya, Rendy memang sepengecut itu.

Maafin gue Ma... maafin gue...

tapi apakah perbuatannya bisa dimaafkan?

apa yang Rendy lakukan benar-benar keterlaluan.

Sejenak tatapan Rendy tertuju pada motor Sport pemberian orangtuanya. binar kepercayaan kembali terpancar. Apa semuanya sudah terlambat?

"Gue akan menjualnya..." gumamnya penuh keyakinan. segera Rendy bangkit dari duduknya. ia hendak menemui Hean dan memohon untuk mengganti Hema dengan uang hasil penjualan motor nantinya.

Kepercayaan diri Rendy benar-benar telah kembali.

Tapi semuanya kembali menghancurkan kepercayaan dirinya. ketika Rendy melihat jendela yang tadinya masih terang oleh lampu, kini akhirnya padam.

Bagaimanapun Rendy tau, apa yang telah terjadi di atas sana.

Hema...

Tubuh Rendy seperti terhuyung ke belakang. semuanya benar-benar telah terlambat.

Di lain sisi, Air mata Hema kian deras mengalir. Ia membuang muka enggan melihat pria yang sejak beberapa saat lalu masih berada di atas tubuhnya. hancur. satu kata yang mampu menjelaskan semuanya.

Hema membenci Rendy. membenci pria yang telah ia percayai. membenci dirinya sendiri yang tak bisa menjaga diri dan lemah di hadapan pria asing saat ini.

penyatuan mereka bahkan terasa menyakitkan sekali. apalagi sebuah perkataan yang Hean katakan tadi benar-benar merendahkannya. Hema benci itu semua.

"Selesaikan dulu pekerjaan Lo, setelah itu baru bisa keluar dari sini...".

"Pekerjaan apa? maksud lo apa?".

"Menemani gue malam ini, seharusnya Rendy sudah mengatakannya bukan?".

Entah sudah keberapa kalinya pria itu melakukan hal sesukanya. terakhir kali Hema ingat, jam digital di atas nakas itu menunjukkan angka 02:30 dini hari.

dan pada akhirnya Hema tertidur akibat terlalu banyak menumpahkan air mata.

***

Sinar matahari telah menerobos masuk melewati celah-celah kamar bernuansa abu-abu. menerangi wajah yang terlihat begitu damai ketika terpejam. hingga perlahan mulai terganggu dan mengerjabkan matanya berulang kali.

Hean, pria yang semalam melakukan kegiatan panasnya akhirnya bangun juga.

Hal pertama dilihatnya ketika membuka mata adalah sosok gadis dengan rambut berantakan tidur di sampingnya dengan selimut yang membalut tubuh mungilnya.

Cukup lama Hean hanya memandangi gadis itu, menyamakan dengan wajah seseorang di masa lalunya. sangat mirip bahkan terlihat seperti saudara kembar.

hingga senyum tipis itu muncul di sudut bibirnya.

Masih dengan langkah gontai, Hean masuk ke dalam kamar mandi lebih dulu. menjadi orang pertama yang membersihkan diri dari sisa keringat akibat kegiatan panasnya semalam.

Mengguyur tubuhnya dengan air hangat benar-benar sesuatu yang baik. tubuh Hema seperti kembali segar. tapi sesuatu kembali melintas dalam kepalanya.

"Gue bukan pel*cur! kenapa gue harus menemani lo malam ini?".

"Gue hanya di jebak... gue bukan wanita murahan...".

Ucapan dari gadis yang pada akhirnya benar-benar menjadi alat untuk menuntaskan keinginan Hean semalam kembali mengganggunya.

Tidak... dia hanya gengsi untuk mengakuinya saja... sisi lain Hean kembali bicara.

Gue yakin... tadi malam bukan lah yang pertama baginya...

Jadi rasa bersalah yang sempat merayapi hati Hean tadi, kembali hilang.

"Gadis seperti itu banyak sekali di Ibukota..." gumamnya sambil mandi.

Masih di dalam kamar, Hema perlahan bangun. pendengarannya menangkap siaran gemericik air yang cukup dekat. matanya sulit terbuka seperti ada sesuatu yang berat, bergelayut di pelupuk mata.

tapi kesadaran Hema mulai terkumpul sepenuhnya.

Gue harap tadi malam hanyalah mimpi saja...

itulah kata pertama pagi ini. karena Hema jelas ingat kejadian menyeramkan semalaman.

Masih dengan mata terpejan, Hema kembali berdoa bahwa semalam hanya mimpi buruk saja. tidak benar-benar terjadi ketika ia membuka mata nanti.

tapi harapannya sirna, ketika jemari tangannya meraih selimut yang tengah membungkus tubuhnya.

Dengan sangat pelan dan hati-hati, Hema meraba tubuhnya. matanya membulat dan detik selanjutnya kembali menitikkan air mata. ternyata kejadian semalam bukanlah mimpi saja. semuanya benar-benar terjadi. Hema yang masuk dalam Apartemen pria asing, Hema yang begitu mudahnya bis atidir dengan pria lain. memalukan...

Kenapa semua ini terjadi?

Entah sudah berapa banyak air mata yang ia jatuhkan semalam hingga pagi ini. bahkan rasanya air matanya itu mulai kering. menyisakan sebuah luka yang teramat dalam di hatinya.

Gue benci semuanya... gue benci hidup ini... batinnya terus menyalahkan diri sendiri.

Hingga tatapan gadis itu tertuju pada sebuah tirai yang mulai di goyangkan angin.

dari tirai berwarna putih tipis itu, Hema mampu melihat sebuah balkon disana.

Seperti dirasuki setan, Hema bangkit dari tempat tidur. menyeret selimut untuk menutupi tubuhnya dan berjalan kw arah balkon itu. langkah kaki gadis itu semakin yakin dan dekat dengan balkon. tangan rapuhnya mulai tergerak menyibak tirai dan hembusan angin pagi langsung menerpa mengenai wajahnya.

Masih dengan isak tangis yang begitu memilukan, Hema melihat dunia dari atas sana. Maafin Hema Nek... Maafin Hema... Maafin Hema Tuhan... Hema benar-benar tidak kuat menerima semua ini... Hema merasa begitu rendah...

Yang Hema pikirkan saat ini hanyalah pergi. pergi jauh dari dunia yang begitu menyeramkan ini. pergi dari orang-orang yang dipercayai justru mengkhianatinya. Hema mulai sadar, tak ada siapapun yang benar-benar tulus menyayangi. bahkan Orang tuanya saja, tega meninggalkan dirinya di waktu kecil.

Lantas siapa yang harus ia percayai? tak ada.

Tanpa pikir panjang, Hema berdiri di batas Balkon. memejamkan mata dan bersiap untuk terjun dari sana.

Maafin Hema, Tuhan...

"Hei! apa lo gila ya?".

Tapi takdir seperti kembali mempermainkannya. entah kenapa hanya untuk bunuh diri saja Hema gagal ketika sebuah tangan tiba-tiba meraih tubuhnya hingga jatuh tersungkur di Balkon.

Takdir menakutkan apalagi yang harus Hema jalani?

"Lo gila ya? lo bisa mati jika loncat dari sini!". .

Hema jelas mendengar bentakan seseorang. tapi rasa sedihnya jauh lebih kuat dibandingkan harus melihat wajah di pria itu. hingga yang dilakukan Hema hanyalah menangis menatap lantai Balkon.

"Hiks...".

***

Terpopuler

Comments

ossy Novica

ossy Novica

Hean berhasil merawani Hema ,takutnya nanti ujung2nya Hema hamil .

2022-09-01

1

Yuni Setyawan

Yuni Setyawan

hean akan nyesel stlah tahu ini yg pertama untuk hema

2022-09-01

1

Dedeh Supriatin

Dedeh Supriatin

aarrgghh pengen tonjokin rendy.... semoga hean mau tanggung jawab.... lanjut thor.....

2022-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 1. PROLOG.
2 2. Awal Bencana.
3 3. Membayar Hutang (1).
4 4. Membayar Hutang (2).
5 5. Hari Penuh Luka.
6 6. Aku Bukan Pel*cur!
7 7. Janji 40 Hari.
8 8. Kepanikan Sasa.
9 9. Bertemu Hean Lagi.
10 10. Rendy Dan Kenangan.
11 11. Salah Tingkah.
12 12. Cerita Hantu Versi Hean.
13 13. Berangkat Bersama.
14 14. Wanita Masa Lalu
15 15. Hari Ke-20.
16 16. Menemani Hema.
17 17. Keputusan Hean.
18 18. Rumah Baru.
19 19. Tetangga Tampan.
20 20. Buku Harian Hema.
21 21. List Keinginan Hema.
22 22. Intan.
23 23. Yang Ku Takutkan.
24 24. Kangen.
25 25. Sebatas Tempat Makan.
26 26. Kencan.
27 27. Olahraga Bersama.
28 28. Pulang.
29 29. Ulang Tahun Hema.
30 30. Belum Pulang.
31 31. Hari Ke-35.
32 32. Menghitung Hari.
33 33. Pernah Jatuh Cinta.
34 34. Milikku.
35 35. Agnes.
36 36. Kenapa?
37 37. Bertemu.
38 38. Hari Wisuda.
39 39. Kembang Api Perpisahan.
40 40. Masa Kini.
41 41. Bayang-Bayang Hean.
42 42. CEO Baru.
43 43. 3 Sahabat.
44 44. Jio dan Sasa.
45 45. Senyum Hema.
46 46. Terkejut.
47 47. Harus Bagaimana?
48 48. Bukan Apa-Apa.
49 49. Masalah Rambut.
50 50. Tetangga Yang Dulu.
51 51. Hujan Sore (1).
52 52. Hujan Sore (2).
53 53. Kalau Bisa.
54 54. Dia Seperti...
55 55. Kencan Yang Dipaksakan.
56 56. Kecewa.
57 57. Makan Siang.
58 58. Dia Selingkuh.
59 59. Menyelinap Masuk.
60 60. Keisengan Hean.
61 61. Senja.
62 62. Putus Cinta.
63 63. Menghibur Hean.
64 64. Semangkuk Ramen.
65 65. Ketahuan.
66 66. Butuh Pengakuan.
67 67. Bima.
68 68. Seperti Ruang Sidang.
69 69. Menunggu Restu.
70 70. Pernikahan Yang Mendadak.
71 71. Kota Yang Menyeramkan.
72 72. Perpisahan.
73 73. Rencana Hean.
74 74. Satu Tahun.
75 75. Malam Yang Buruk.
76 76. Bagian Dari Masa Lalu.
77 77. Tinggal Terpisah.
78 78. Kehidupan Dalam Perut.
79 79. Kehidupan Baru Hema.
80 80. Berhenti Menungguku!
81 81. Sepiring Omelet.
82 82. Zain.
83 83. Perjalanan Sasa dan Jio.
84 84. Tidak Seharusnya.
85 85. Mimpi Buruk.
86 86. Pengakuan.
87 87. Pengakuan (2).
88 88. Kelahiran Prematur.
89 89. Hean Berhak Bahagia.
90 90. Berkerja Keras.
91 91. Zain dan Hean.
92 92. Buah Kerja Keras.
93 93. 2 Pria Beda Masalah.
94 94. Melihatnya Dari Jauh.
95 95. Perjuangan Dimas Untuk Intan.
96 96. Pengorbanan Seorang Ayah.
97 97. Bellavia Dirga.
98 98. Pernikahan Jio-Sasa
99 99. Dipermainkan Takdir.
100 100. Terkuak.
101 101. Pemilik Hati.
102 102. Kembalinya Rendy.
103 103. Rendy Lagi.
104 104. Penyelamat Yang Sama.
105 105. Taman Hotel.
106 106. Meminta Maaf.
107 107. Memperebutkan Bella.
108 108. Kehilangan Bella.
109 109. Benarkah?
110 110. Mulut Ember Jio.
111 111. Penyesalan Hema.
112 112. Bella Terjatuh.
113 113. Kesedihan Hean.
114 114. Pendonor Untuk Bella.
115 115. Hutang Budi.
116 116. Berdamai.
117 117. Ulang Tahun Bellavia.
118 118. Menggoda Hean.
119 119. Rumah Hema.
120 120. Makna Puntung Rokok.
121 121. Kencan.
122 122. FINAL.
Episodes

Updated 122 Episodes

1
1. PROLOG.
2
2. Awal Bencana.
3
3. Membayar Hutang (1).
4
4. Membayar Hutang (2).
5
5. Hari Penuh Luka.
6
6. Aku Bukan Pel*cur!
7
7. Janji 40 Hari.
8
8. Kepanikan Sasa.
9
9. Bertemu Hean Lagi.
10
10. Rendy Dan Kenangan.
11
11. Salah Tingkah.
12
12. Cerita Hantu Versi Hean.
13
13. Berangkat Bersama.
14
14. Wanita Masa Lalu
15
15. Hari Ke-20.
16
16. Menemani Hema.
17
17. Keputusan Hean.
18
18. Rumah Baru.
19
19. Tetangga Tampan.
20
20. Buku Harian Hema.
21
21. List Keinginan Hema.
22
22. Intan.
23
23. Yang Ku Takutkan.
24
24. Kangen.
25
25. Sebatas Tempat Makan.
26
26. Kencan.
27
27. Olahraga Bersama.
28
28. Pulang.
29
29. Ulang Tahun Hema.
30
30. Belum Pulang.
31
31. Hari Ke-35.
32
32. Menghitung Hari.
33
33. Pernah Jatuh Cinta.
34
34. Milikku.
35
35. Agnes.
36
36. Kenapa?
37
37. Bertemu.
38
38. Hari Wisuda.
39
39. Kembang Api Perpisahan.
40
40. Masa Kini.
41
41. Bayang-Bayang Hean.
42
42. CEO Baru.
43
43. 3 Sahabat.
44
44. Jio dan Sasa.
45
45. Senyum Hema.
46
46. Terkejut.
47
47. Harus Bagaimana?
48
48. Bukan Apa-Apa.
49
49. Masalah Rambut.
50
50. Tetangga Yang Dulu.
51
51. Hujan Sore (1).
52
52. Hujan Sore (2).
53
53. Kalau Bisa.
54
54. Dia Seperti...
55
55. Kencan Yang Dipaksakan.
56
56. Kecewa.
57
57. Makan Siang.
58
58. Dia Selingkuh.
59
59. Menyelinap Masuk.
60
60. Keisengan Hean.
61
61. Senja.
62
62. Putus Cinta.
63
63. Menghibur Hean.
64
64. Semangkuk Ramen.
65
65. Ketahuan.
66
66. Butuh Pengakuan.
67
67. Bima.
68
68. Seperti Ruang Sidang.
69
69. Menunggu Restu.
70
70. Pernikahan Yang Mendadak.
71
71. Kota Yang Menyeramkan.
72
72. Perpisahan.
73
73. Rencana Hean.
74
74. Satu Tahun.
75
75. Malam Yang Buruk.
76
76. Bagian Dari Masa Lalu.
77
77. Tinggal Terpisah.
78
78. Kehidupan Dalam Perut.
79
79. Kehidupan Baru Hema.
80
80. Berhenti Menungguku!
81
81. Sepiring Omelet.
82
82. Zain.
83
83. Perjalanan Sasa dan Jio.
84
84. Tidak Seharusnya.
85
85. Mimpi Buruk.
86
86. Pengakuan.
87
87. Pengakuan (2).
88
88. Kelahiran Prematur.
89
89. Hean Berhak Bahagia.
90
90. Berkerja Keras.
91
91. Zain dan Hean.
92
92. Buah Kerja Keras.
93
93. 2 Pria Beda Masalah.
94
94. Melihatnya Dari Jauh.
95
95. Perjuangan Dimas Untuk Intan.
96
96. Pengorbanan Seorang Ayah.
97
97. Bellavia Dirga.
98
98. Pernikahan Jio-Sasa
99
99. Dipermainkan Takdir.
100
100. Terkuak.
101
101. Pemilik Hati.
102
102. Kembalinya Rendy.
103
103. Rendy Lagi.
104
104. Penyelamat Yang Sama.
105
105. Taman Hotel.
106
106. Meminta Maaf.
107
107. Memperebutkan Bella.
108
108. Kehilangan Bella.
109
109. Benarkah?
110
110. Mulut Ember Jio.
111
111. Penyesalan Hema.
112
112. Bella Terjatuh.
113
113. Kesedihan Hean.
114
114. Pendonor Untuk Bella.
115
115. Hutang Budi.
116
116. Berdamai.
117
117. Ulang Tahun Bellavia.
118
118. Menggoda Hean.
119
119. Rumah Hema.
120
120. Makna Puntung Rokok.
121
121. Kencan.
122
122. FINAL.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!