Revalina Wijaya salah satu model ternama dan terbaik di kotanya, bahkan dia sering bermunculan di Televisi untuk menampilkan iklan-iklannya.
Di Agensinya, PT Bexxa Art Entertainment dia salah satu Model yang sangat disegani dan dihormati.
Bukan karena dia anak tiri dari pemilik agensi itu, melainkan karena talenta dan kariernya yang makin melejit.
Tapi semua akan berubah setelah kedatangan Pricilia, salah satu anak kembar Ibu tirinya itu. dia akan menjadi bagian dari agensi tersebut.
Pricilia meminta ibunya agar dia diperbolehkan menjadi salah satu modelnya, karena dia sangat tertarik dengan bidang itu.
Elena keberatan dengan keinginan Pricilia itu, bagaimana tidak karena putrinya itu tidak memiliki bakat sama sekali.
"Jangan memaksa Pricilia, kau sama sekali tak ada bakat di bidang model itu.
Salah-salah kau akan mempermalukan ku, aku tahu betul sikapmu itu. Jika tak sesuai denganmu, kau akan marah-marah tak jelas nanti" kata Elena dengan malasnya menanggapi putrinya itu.
"Tidak Ibu, aku akan berusaha sebaik mungkin. Lihat ketika aku serius melakukan sesuatu, maka hasilnya sangat memuaskan.
Ibu ingatkan, ketika ayah memujiku karena hasil kerjaku itu.
Padahal aku tak terlalu serius dengan pekerjaan itu" kata Pricilia dengan nada sombong.
"Kalau begitu, kau kerja aja dengan ayahmu itu. Kita semua sudah lihat hasilnya.
Jika kamu masuk ke dunia model, kamu akan mengulang lagi dari awal. Kau takkan tahan dengan pelatihan itu semua." Kata Elena dengan jengkelnya.
"Ibu, aku akan berusaha sebaik mungkin. Percayalah.
Masa' dengan anak kandung sendiri begitu, sedangkan anak tirinya dianak emaskan" ujar Pricilia merengut.
"Dengar, di dunia permodelan tidak ada anak tiri, anak kandung ataupun anak emas.
Jika kamu memang benar ingin menjadi model, baiklah.
Tapi dengan syarat harus profesional, jangan selalu menyebut namaku. Mandiri lah" setelah itu Elena berlalu pergi.
Pricilia tersenyum puas setelah berhasil membujuk ibunya itu.
"Tunggulah Reva, aku akan mengambil semua milikmu.
Bukan hanya ayah dan harta miliknya saja, tetapi semua yang ada di dirimu akan direnggut semuanya." Dia menyunggingkan senyumnya.
Sementara itu, Elena sangat kesal dan khawatir sekali dengan keinginan putrinya itu.
Di satu sisi, dia ingin anaknya itu berhasil dan sukses. Tetapi ada hal lain yang tak bisa dia kabulkan untuk anaknya itu.
Elena terkenal akan kegigihan dan ke profesional nya, dia tak ingin bisnis besarnya itu hancur karena ulah anaknya itu.
Dan di satu sisi lainnya, dia ingin menghancurkan Reva anak tirinya itu, gadis sombong dan arogan itu harus ditundukkan.
Tetapi gadis itulah juga yang membantu karir bisnisnya melesat maju, dia tak ingin kehilangan faktor keberuntungannya itu hanya karena anak gadisnya tak menyukainya.
"Aahh! Ini benar-benar membuatku kesal. Dasar anak itu, selalu saja ngeyel kalau diberitahu.
Aku harus bagaimana ini, selama ini Reva menurut padaku karena adiknya dalam pengawasanku.
Dia bekerja juga dengan baik, karena tak ada gangguan darimanapun saat dia bekerja.
Jangan sampai kedatangan Pricilia mengganggu aktivitasnya dalam bekerja.
Ah! Anak manja itu membuatku pusing" Elena menghempaskan tubuhnya ke sofa empuk yang ada di kamarnya itu.
**
Tak terasa satu minggu sudah berlalu, hari kelulusan dan wisudanya sudah tiba.
Ericka sedang bersiap-siap akan berangkat ke sekolahnya, dia dibantu bi Mirna dan Mila saat berdandan.
"Kamu sangat cantik sekali dengan gaun kebaya ini, sangat cocok juga dengan dandanan minimalis yang kamu pakai" ujar bi Mirna.
Dia memuji Ericka karena anak itu benar-benar sangat cantik sekali.
Selama ini kecantikannya tertutup oleh raut wajah yang selalu terlihat sedih dengan air mata.
Belum lagi sisa-sisa penyiksaan itu menimbulkan bekas diwajahnya. goresan luka selalu ada di wajah cantiknya itu.
"Terima kasih atas pujiannya Bi, aku senang sekali baru kali ini ada yang bilang aku cantik" katanya sambil tersenyum malu.
"Iya, betul kata Bi Mirna... Nona sangat cantik sekali. Saya sangat pangling, saya yakin semua orang akan terpukau dengan kecantikan Nona." Kata Mila dengan semangatnya memberi pujian.
"Lihat, sekarang ada dua orang yang mengatakan kamu cantik.
Tapi lihat saja nanti, saat kamu keluar kamar semua mata tertuju padamu, mereka akan kagum sekaligus iri melihat kecantikan dirimu ini" ujar bi Mirna, ada nada bangga di dirinya.
Bagaimana tidak, anak kecil yang dia asuh sejak bayi kini beranjak tumbuh dewasa. Segala rasa sakit dan pahit dia lalui bersama, dan tidak akan lama lagi harus berpisah.
*
Pada saat itu.
Bi Mirna tidak sengaja mendengar percakapan antara tuan dan nyonya rumahnya waktu itu.
Di ruang tamu, suami isteri itu berdiskusi tentang kehidupan Ericka selanjutnya.
Bak Raja dan Ratu masa lalu, mereka bisa seenaknya mengatur hidup seseorang.
"Aku setuju dengan pendapat Pramudya Mas, sebaiknya kita berangkatkan saja Ericka keluar negeri.
Entah itu London atau Amerika aku tak peduli, yang penting dia menyingkir dulu.
Setiap hari kepalaku pusing dibuatnya, setidaknya pengeluaran kita berkurang" kata Elena tanpa basa-basi.
"Lagian kalau kita bawa dia ke London, setidaknya kita bisa sedikit mengurangi hutang kita ke mr. Robert itu." Lanjutnya lagi, lama berdiam diri akhirnya pak Dewantoro berbicara juga.
"Kau ada benarnya juga, selain hutang kita berkurang, pengeluaran juga tidak bertambah lagi.
Mr. Robert pasti senang sekali, anggap saja Ericka sebagai pelunas hutang.
Tapi, bagaimana dengan dirinya nanti? Apakah dia akan baik-baik saja nanti?" tanya pak Dewantoro, ada rasa kemanusiaan dihatinya sedikit.
"Sudahlah, kau tak usah memikirkan nasib anak ha*am itu. Biarkan saja, toh setelah bersama dengan mr. Robert dia bukan milik kita lagi" jawab Elena sumringah.
Mendengar itu semua, hati bi Mirna sakit sekali. Anak gadis yang sudah dianggap menjadi anaknya itu akan diperlakukan kejam oleh ayah dan ibu tirinya itu.
Mereka menganggap Ericka sebagai benda pelunas hutang mereka, sungguh keji dan tidak berprikemanusiaan sekali.
**
Beberapa saat kemudian, Ericka sudah siap berdandan dan berkemas.
Dia bersiap akan keluar kamarnya, saat dia mau membuka pintu kamar itu dia sekilas mendengar percakapan orang lain diluar.
"Aku penasaran, seperti apa wajah Nona rumah ini saat didandani?" kata salah satu orang diluar itu.
"Aku pikir akan biasa saja, kau lihat muka yang selalu terlihat muram itu. Dia tidak akan lebih cantik dariku, haha!" kata temannya itu.
Kemudian mereka mengetuk dan membuka pintu kamar itu, mereka terkejut dengan wanita cantik didepan mereka itu.
"Maaf anda siapa? Apa anda teman Nona Ericka? Apa anda diperbolehkan masuk ke kamar ini?" tanya salah satu pelayan itu.
Ternyata yang bergosip tentang Ericka diluar kamar tadi adalah pelayan di rumah ini.
Sangat ironis, bahkan pelayan pun tak menghormatinya.
"Apa yang kalian lakukan disini?" tanya bi Mirna kepada para pelayan itu.
"Maaf Bu, kami kesini ingin mengantar sarapan untuk Nona Ericka" jawab salah satu pelayan itu.
"Kenapa kalian yang mengantarkan sarapannya? Bukankah itu tugas Mila?" Jawab bi Mirna penuh selidik.
"Ma-maaf, kami hanya-" mereka tak bisa menjawab pertanyaan bi Mirna.
Karena tujuan mereka memang ingin melihat Ericka didandani seperti apa, karena itu akan menyenangkan jika hasilnya sesuai perkiraan mereka.
Maka gadis malang itu akan menjadi bahan olok-olokan para pelayannya sendiri.
"Ya sudah, taruh nampan makanan itu dan tinggalkan tempat ini segera," perintah bi Mirna.
Kedua pelayan itu, sedikit kesal dengan perlakuan bi Mirna terhadap mereka.
"Dasar pelayan tua, mentang-mentang menjadi orang terdekatnya. Sok paling berkuasa saja" mereka membatin.
Setelah itu mereka memandangi seisi kamar, dan tak menemukan Ericka.
"Maaf Bu, kami tak menemukan Nona. Dimana dia?" tanya salah satunya memberanikan diri.
"Nona Ericka adalah wanita yang didepan sana" kata bi Mirna sambil menunjukkan arah ke mereka.
Mereka sangat kaget sekali, ternyata wanita cantik dan anggun didepan mereka adalah Nona Ericka.
"Ya Tuhan, Nona anda cantik sekali," kata mereka kagum.
Setelah mereka keluar, mereka tak henti-hentinya memuji kecantikan Nona paling muda di rumah itu.
Sehingga para pelayan mengetahui semuanya lewat kicauan mulut mereka yang gemar bergosip.
Saat Ericka keluar kamar dan menuruni anak tangga, semua pelayan di rumah itu ada dibawah menunggunya.
Mereka penasaran, seperti apa wajah nona yang tak dianggap itu.
Mereka nampak terkejut sekaligus kagum padanya, wanita cantik yang menuruni anak tangga satu persatu itu adalah nona Ericka.
Ditemani bi Mirna dan Mila dibelakangnya, dia bak seorang Putri yang menemui para pelayannya.
Saat itu Elena sedang ingin minum teh bersama suaminya itu, dia tak menemukan satupun pelayan untuk diminta membuatkan minuman dan makanan untuk mereka.
"Kemana para pelayan ini? Apa mereka semua ingin aku pecat?!" katanya menggeram kesal.
Akhirnya dia menemukan mereka ada di ruang keluarga, dia menemui mereka.
"Apa yang kalian lakukan disini?!" tanyanya murka.
Para pelayan itu pucat pasi saat melihat nyonya besar mereka, lalu mereka buru-buru membubarkan diri.
Kecuali bi Mirna, Mila Dan Ericka. Elena terkejut didepannya ada wanita cantik, wanita ini nampak tak asing baginya.
"Kau siapa? Kalian berdua kenapa membiarkan orang asing masuk ke rumahku?!" tanya Elena dengan marah.
"Dia bukan orang asing Nyonya, dia Nona Ericka." Jawab bi Mirna.
Sontak jawaban itu membuat Elena terperangah, mana mungkin sosok cantik ini adalah Ericka?
...----------------...
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 206 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ𝕸y💞🅰️nnyᥫ᭡🍁❣️
aku kasih like lagi.. next kak
2022-10-30
3
Kak Ya
uuhh rasain , kalah saing kan ma ericka .. ayoo smangat ericka 💪💪😀
2022-10-12
3
Dian Sandarangin Mekarsakti
keren ih ceritanya..
2022-09-03
2