Bab 4. Tidak ingin kembali

"Ayo diminum teh nya dulu yani, amat"

ternyata mama ke belakang untuk membuat minuman untuk ka yani dan ka amat.

"Ah iya tante makasih, seharusnya tidak usah repot repot seperti ini saya jadi tidak enak". Ucap ka yani.

"Iya tante, tidak usah repot repot kaya sama siapa aja" Jawab ka amat, setelah berdiam diri dari tadi akhirnya berbicara juga.

"Tidak repot kok, kalau hanya segelas teh. Ayo diminum dulu" . Jawab mama..

"Iya tante"

"Iya tante"

Jawab ka yani dan ka amat berbarengan..

setelah beberapa saat, papa dan kanaya segera sudah kembali ke rumah dari jalan jalannya. Terlihat kanaya sangat gembira sekali abis jalan jalan sama papa.

"Assalaamu alaiqum"

"Accalamu allaitum"

"Waalaikumsalaam" Jawab kami serempak.

aku tesenyum dan menyambut kanaya yang berlari ke arahku.

"Uuh anak mama, udah pulang jalan jalan yah hmm"

"Iya ma, naya jalan sama kakek seluuu banaat telus kakek beliin naya tue toklat tesutaan naya".

"Terus naya nggak bagi kuenya buat mama?" tanyaku dengan sedikit memanyunkan bibirku seolah olah sedang ngambek.

"Yah tuenya udah abis ma, dimana doong?"

Aku hanya tersenyum mendengar celotehannya, aku sampai lupa kalau ada ka yani dan ka amat disini saking senangnya hati ini melihat keceriaan putriku.

"Ehmm, hai naya apa kabar? Masih ingat nggak sama tante". Ka yani mulai menyapa kanaya dan menanyai kabarnya, kemudian terlihat kanaya mulai berfikir sambil memainkan jari telunjuknya di dagunya. Melihatnya seperti ini sangat menggemaskan.

"Mmmm tante ini....."..

terlihat kanaya kebingunan mau menjawab apa, padahal kami baru 3 hari disini tapi dia sudah lupa sama ka yani. Maklum saja ka yani jarang ke rumah jadi kanaya tidak terlalu dekat dengannya, karena tidak ingin membuat suasana jadi canggung akhirnya aku mulai angkat suara.

"Ah itu loh sayang, tante yani masa naya nggak kenal pasti kenal dong iya kan sayang?". Terlihat kanaya mulai manggut menggut seolah mengerti saja, kulirik sebentar ke arah ka yani dan kulihat dia mulai tersenyum.

"Syukurlah kalau begitu, oh ya om apa kabar?". Ka yani melihat ke arah papa dan mulai menanyakan kabarnya.

"alhamdulillah baik, kalian apa kabar? Dan kalau boleh tau ada perlu apa kalian kesini? Apa ini terkait masalahnya almeera sama angga? Kalau iya, kenapa bukan angga yang datang? Maaf kalau saya langsung angkat bicara saja, soalnya saya tidak suka basa basi". Papa mulai membahas masalahku dan bang angga, sebenarnya aku merasa tidak enak karena masih ada kanaya di antara kami. Memang sih kanaya masih sangat kecil dan dia belum terlalu mengerti urusan orang dewasa, tapi tetap saja aku merasa tidak enak. Apalagi kulihat ka yani dan ka amat mulai menunduk setelah mendengar ucapan papa, mungkin mereka juga merasa tidak enak.

"Emmm, naya ikut nenek yuk ke belakang nenek mau nunjukin sesuatu buat naya". Akhirnya mama peka dengan perasaanku dan mulai mengajak kanaya ke belakang.

"Iya naya sama nenek dulu yah, nanti mama nyusul ok?". Kanaya mulai manggut manggut dan segera turun dari pangkuanku kemudian berjalan ke arah mama.

"Maaf om, sebenarnya angga mau kesini hanya saja dia merasa tidak enak untuk itu dia meminta tolong padaku untuk kesini menjemput meera dan juga kanaya". Ucap ka yani

"Sebenarnya saya tidak ingin ikut campur urusan angga sama almeera, bahkan sampai saat ini pun saya tidak tau kenapa almeera bisa pulang kesini di tengah malam sambil membawa kanaya. Tapi sepertinya kalian lebih tau permasalahan mereka, almeera tidak pernah cerita kepada kami permasalahannya, dan saya juga tidak ingin menanyakannya. Saya fikir besoknya mungkin angga akan langsung datang menjemput mereka dan melupakan semuanya, tapi bahkan sudah tiga hari ini angga bahkan tidak menunjukan dirinya disini, untuk sekedar menelfon almeera dan menanyakan kabarnya saja tidak pernah. Saya jadi bingun ada apa ini, kalau angga tidak menginginkan putri saya lagi datang pada saya dan kembalikan putri saya dengan baik baik jangan seperti ini. Dan maaf saya tidak akan mengizinkan almeera pergi bersama kalian tanpa angga, suruh angga kesini dan menjemput mereka. Saya tau saya tidak berhak lagi atas putri saya karna dia sudah menikah, tapi sebagai orang tua saya tidak akan membuat putri saya diperlakukan seperti ini, seperti tidak dihargai saja. Hanya itu yang ingin saya sampaikan, saya permisi ada pekerjaan saya di belakang yang tertunda".

Setelah mengatakan hal itu papa mulai pamit dan ke belakang, papa memang benar aku tidak pernah menceritakan permasalahanku pada mereka. Bahkan sampai saat ini pun mereka tidak tau apa yang membuatku kesini, bukannya tidak mau cerita hanya saja aku belum siap. Aku juga punya pemikiran yang sama kaya papa, aku fikir setelah malam kejadian itu besoknya bang angga akan kesini minta maaf padaku dan menjemput kami. Namun sudah tiga hari bang angga tidak datang, bahkan menanyakan kabar kamipun tidak. Apa separah itu masalah kami, padahal aku fikir hanya masalah sepele tapi sepertinya bagi bang angga bukan masalah sepele. Aku jadi bingun dan mau mengatakan apa buat ka yani, akhirnya ku beranikan diri saja memandang mereka dan mulai berbicara.

" Maaf ka, meskipun tadi papa mengijinkanku untuk pulang bersama kalian tapi aku tetap tidak akan pernah mau. Mungkin bagi kaka, ini hanya masalah sepele tapi bagiku tidak apalagi malam itu bang angga bilang ingin menceraikanku jadi aku tidak bisa pulang"

"Ya ampun almeera, malam itu angga sedang mabuk jadi dia tidak sadar dengan apa yang dia ucapkan". Ucap ka yani dengan wajahnya yang sudah mulai kesal, mungkin sedikit kesal juga sama ucapan papa tadi.

"Iya meera, orang mabuk ko di dengar. Angga hanya ngelantur saja malam itu karena dia tidak sadar, coba kalau dia sadar tidak mungkin dia mau ucapkan kalimat itu. Ayolah, pulanglah bersama kami dan selesaikan rumah tangga kalian bersama angga. Tidak baik kalau masalah rumah tangga ada orang lain yang ikut campur apalagi orang tua. Jadi lebih baik kalian berdua saja yang selesaikan, karena kalian berdua yang lebih tau permasalahannya apa." sambung ka amat.

Aku bertambah sakit hati saja mendengar ucapan ka amat, tapi apa katanya tadi tidak baik orang lain apalagi orang tua yang ikut campur? Lalu apa ini, kenapa mereka berdua yang datang dan menyelesaikan bukannya bang angga? apa hanya dari pihaknya saja yang bisa ikut campur, dan dari pihakku tidak? . Lagi pula dari pihakku siapa yang ikut campur? Orang tuaku saja bahkan tidak tau permasalahan kami itu apa, tapi mereka bahkan sudah tau. Tadi itu papa hanya bilang, suruh bang angga kesini dan bicara baik baik denganku bukannya papa mau membelaku dan melarangku untuk pulang. Karena papa hanya ingin bang angga sedikit menghargaiku bukan seperti ini ceritanya. 'tidak, aku tidak bisa seperti ini aku harus mengambil tindakan' ucapku membatin.

"Maaf....-

Episodes
Episodes

Updated 47 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!