Kini Malini kembali ke selnya usai menghadiri persidangan yang begitu melelahkan jiwa dan juga raganya.
Ingin rasanya Malini berteriak sekeras mungkin untuk melampiaskan semua perasaan yang kini berkecamuk di dalam data.
Niat awal terpaksa menerima tawaran dari seseorang untuk menghindari dinginnya lantai penjara, namun pada kenyataannya kini keputusannya saat itu justru membuatnya berakhir di balik jeruji besi.
Seraya menggenggam jeruji besi yang kini membatasi dirinya dengan dunia luar, ingatan Malini seakan membawa gadis itu kembali mengingat kejadian beberapa bulan yang lalu, saat ia terpaksa bersedia menerima tawaran dari seorang wanita yang wajahnya begitu mirip dengannya.
Flash back On
Wanita cantik dengan gaya sosialita bernama lengkap Malina nampak tersenyum puas, saat rencananya berhasil dan gadis itu masuk ke dalam jebakannya.
"Kamu hanya perlu mengantikan posisiku untuk sementara waktu!!." Ujar Malina kepada wanita bernama Malini Ayunda.
Malini nampak bingung saat Malini memperlihatkan serta menjelaskan nama nama yang wajahnya tertera di Foto yang di letakan wanita itu di meja.
"Kamu harus mengingat semua nama nama serta wajah yang ada di dalam foto ini, jangan sampai ada yang salah!!." titah Malina tanpa rasa bersalah sedikitpun pada gadis bernama Malini, namun bukannya menjawab ataupun mengangguk paham Malini justru nampak diam.
"Apa ada pertanyaan??." Pertanyaan Malina kali ini membuat Malini mengangguk.
"Katakan!!." ujar Malina yang melangkah ke arah sofa.
"Bagaimana mungkin kita memiliki wajah yang begitu mirip Nyonya, sementara saya sama sekali tidak memiliki saudara kembar." pertanyaan Malini membuat Malina tertawa terbahak bahak, seolah pertanyaan gadis itu terdengar begitu lucu di telinganya.
"Jangan bodoh kamu, sekalipun itu benar saya tidak akan pernah mengakui gadis sepertimu sebagai saudara" jawab Malina dengan sombongnya, sehingga membuat Malini tak lagi melontarkan pertanyaan ke arah sana.
Setelah puas tertawa remeh, Malina kembali melanjutkan penjelasannya kepada gadis bernama Malini.
"Kamu punya waktu dua hari untuk mengingat nama nama yang ada di dalam foto ini!! satu lagi, jangan pernah mengambil kesempatan untuk bisa tidur dengan suamiku!!." tegas Malina dengan penuh penekanan.
"Karena saya mengirim kamu ke sana agar semua berpikir saya berada di tengah tengah mereka, bukannya untuk mendekati suami saya!!!!" lanjut Malina kemudian Malini kembali mengangguk paham, lagi pula Malini tidak berpikir akan menyerahkan kesucian yang selama ini ia jaga kepada seorang pria yang telah beristri.
Setelah selesai menerima penjelasan dari Malina, Malini pun meminta waktu beberapa hari pada wanita itu. ia meminta izin agar bisa berpamitan dengan sang kekasih hati, sebelum ia melakukan semua itu dan Malina pun mengizinkan.
"Kenapa kamu baru bilang sekarang sayang??." ucap Leo saat sang kekasih berpamitan dengan alasan hendak melanjutkan kuliah di ibukota. sejujurnya Malini merasa sangat bersalah sebab terpaksa harus berbohong pada sang kekasihnya.
"Semua ini tiba tiba Leo." jawab Malini, tak berani menatap manik mata pria yang begitu dicintainya mengingat saat itu dirinya tengah berdusta.
Satu jam sudah perbincangan di antara keduanya berlangsung dan pada akhirnya Leo pun mengalah dan mengizinkan sang kekasih melanjutkan kuliah, meski berat rasanya bagi pria itu berpisah jauh dari pujaan hatinya.
Tak lupa juga Malini menitip pesan pada Leo untuk menengok neneknya jika ada waktu luang dan Leo pun mengiyakan hal itu.
Dua hari kemudian.
Jantung Malini berdetak tak menentu saat mobil yang mengantarkan dirinya telah tiba di sebuah mansion mewah.
Dengan sekuat tenaga Malini melangkahkan kaki turun dari mobil, baru juga turun Malini sudah di sambut dengan senyuman manis dari seorang pria tampan yang kini melangkah menghampiri dirinya. apalagi pria itu langsung mendaratkan sebuah kecupan sayang di kening Malini, sebuah aktivitas yang sama sekali belum pernah di lakukan gadis itu bahkan bersama sang kekasih,Leo.
"Mas sangat merindukanmu sayang." ucap pria yang di ingat Malini merupakan suami dari Wanita bernama Malina, saat teringat akan sebuah Foto yang di tunjukkan Malina Tempo hari.
"Mamah." Hati Malini terenyuh saat mendengar dua orang gadis kecil memanggilnya dengan sebutan mama.
Dengan spontan Malini berjongkok untuk menyambut kedua gadis kecil tersebut.
"Nasya rindu sama mama, Mesya juga sangat merindukan mama." ucap kedua gadis kecil itu hampir bersamaan, sehingga membuat Malini spontan mengendong keduanya bersamaan tanpa merasa berat sama sekali.
"Mama juga Sangat merindukan kalian." sahut Malini usai mengecup kening keduanya secara bergantian, meski sebenarnya gadis itu masih merasa asing dengan panggilan barunya yaitu mamah.
Saking rindunya kedua gadis itu langsung memboyong Malini ke kamar mereka serta di ikuti oleh sang ayah.
Malini membacakan sebuah buku cerita sesuai permintaan keduanya, sehingga kedua anak kembar tersebut terlelap dengan di temani wanita itu.
Namun yang membuat Malini jadi salah tingkah saat adalah kedipan genit Gama, yang pastinya menganggap wanita yang saat ini ada di hadapannya merupakan istrinya. tak ingin berlama lama Gama pun segera memboyong Malini ke kamar, sebuah kamar yang terasa asing bagi wanita itu.
Pandangan Malini sontak beralih saat mendengar pria itu sengaja mengunci pintu kamar.
"Mas sangat merindukanmu sayang." ucap Gama seraya memeluk tubuh Malini dari belakang, sehingga membuat wanita itu merasa tak nyaman, tetapi tidak mungkin baginya untuk menepis pelukan pria itu.
Sampai di benak Malini tercetus sebuah ide dengan mengatakan jik saat ini dirinya tengah datang bulan saat pria itu mulai mengecup leher belakangnya, sebuah kecupan seolah menuntut lebih.
"Maaf mas, aku sedang datang bulan." nampak jelas raut kecewa di wajah pria itu, namun Gama berusaha bersikap biasa seolah tak merasakan kekecewaan demi menjaga perasaan istrinya.
Sampai dengan malam harinya saat hendak mandi, Malini yang berpikir dirinya seorang diri di kamar sengaja tak mengunci kamar mandi karena takut terkunci di kamar mandi.
Namun sayangnya gadis itu tidak mendengar kedatangan Gama yang segera membuka pintu kamar mandi, saat tidak menemukan keberadaan sang istri di kamar. untungnya saat pintu kamar mandi terbuka dari luar Malini telah mengenakan sebuah handuk, namun sayangnya handuk tersebut hanya mampu menutupi sebagian dari tubuhnya. sehingga Gama dapat melihat bagian yang tak tertutupi oleh handuk.
Sebagai pria normal tidak bisa di pungkiri gairah pria itu mulai memanas saat menyaksikan pemandangan yang begitu menggugah selera, apalagi pemandangan tersebut begitu di rindukannya.
Gama mengunci tubuh Malini yang mentok pada dinding kamar mandi, sebelum pria itu menatap manik mata gadis itu penuh damba.
"Cup." Gama mengecup bagian atas tubuh gadis itu yang tidak tertutup balutan handuk, sehingga membuat jantung Malini seperti ingin melompat dari tempatnya.
"Mas aku sedang datang bulan." Malini sengaja mengulang ucapannya siang tadi sehingga membuat Gama tersenyum manis tepat di hadapan gadis itu.
"Mas ingat sayang, mas hanya ingin melakukan pemanasan saja." entah kenapa Malini merasakan sesuatu yang berbeda saat melihat pria itu tersenyum manis padanya, atau lebih tepatnya senyuman yang di tujukan untuk sang istri yaitu Malina.
"Nampaknya tuan Gama sangat mencintai Nyonya Malina, lalu mengapa wanita itu masih tega berselingkuh di belakang suami yang begitu mencintainya." Gumam Malini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments