Malam harinya, Gama kembali teringat akan perubahan drastis sikap istrinya setelah kembali dari liburan, atau lebih tepatnya kedatangan Malini di rumahnya untuk pertama kalinya.
Flash back On.
Siang ini Gama sengaja menunggu kedatangan sang istri setelah kembali dari liburan.
Saat itu kedua putrinya terlihat begitu girang saat melihat kedatangan ibu mereka.
"Mamah." kedua putri kembarnya segera berlari menyambut kedatangan seorang wanita yang begitu di rindukan.
Memeluk erat kedua buah hati dengan penuh rasa sayang, hal itu sempat membuat Gama terheran. sebab baru kali ini sang istri bersikap seperti itu pada buah hati mereka, biasanya Malina akan menolak bahkan marah jika kedua putri kembarnya berlari memeluknya seperti itu. tapi kali ini sang istri bahkan menggendong keduanya secara bersamaan.
Beberapa saat usai melepaskan rindu bersama kedua gadis kembarnya, Gama mengajak sang istri menuju kamar mereka.
Setibanya di kamar Gama segera mengunci pintu.
istrinya terlihat menoleh saat mendengar suara pintu terkunci, wajah cantik itu berubah pucat. apalagi saat Gama menariknya ke dalam pelukannya, Gama bahkan bisa merasakan tubuh istrinya bergetar hebat.
"Ada denganmu sayang, apa kamu tidak merindukan suami kamu ini??." pertanyaan Gama seketika di jawab gelengan oleh wanita itu.
"Mak_Maksudku, bagaimana mungkin aku tidak merindukanmu mas." jawab istrinya dengan nada bergetar tidak seperti sikap istrinya sebelumnya, yang bahkan berani memancing hingga adegan dewasa pun terjadi di antara keduanya.
"Sayang mas Sangat merindukanmu." ucap Gama dengan nada yang terdengar begitu lembut, tetapi terdengar begitu menakutkan di telinga Malini.
Gama semakin di buat kebingungan saat pria itu hendak mengajak sang istri bercinta, namun istrinya seperti sengaja memberi alasan untuk menolak ajakannya.
Gama harus menerima alasan istrinya yang mengatakan jika dirinya Sedang datang Bulan, namun karena rasa cinta yang begitu besar pada sang istri, Gama pun rela menahan bi_rahi yang kini hampir memuncak.
Flash back of.
"Pantas saja saat itu dia (Malini) selalu menolak ajakan ku." Gumam Gama, kala teringat Malini yang terus beralasan saat dirinya ingin melakukan hubungan suami istri.
****
Di sebuah vila terlihat seorang wanita tengah duduk berpangku kaki, sesekali wanita itu nampak meneguk wine putih dengan di temani seorang pria.
"Apa kamu yakin gadis itu tidak akan membuka rahasia kita??." Ucap lelaki yang kini juga tengah bermesraan dengan kekasihnya tersebut.
Malina tersenyum licik.
"Aku rasa gadis itu tidak akan membuat nyawa nenek tercintanya itu dalam bahaya, dengan mengakui semuanya pada Gama." sahut Malina dengan santainya.
Pria yang merupakan kekasih gelapnya itu ikut tersenyum saat mendengar jawaban dari kekasihnya.
"Aku sungguh tidak menyangka kamu punya ide secemerlang ini sayang." pria itu kemudian menarik kekasih ke dalam pangkuannya dan keduanya kembali menikmati indahnya hubungan terlarang.
***
Hari ini persidangan atas kasus penipuan yang di tuduhkan kepada Malini kembali di gelar untuk kedua kalinya.
Sebagai korban atas kasus tersebut Gama pun ikut menghadiri persidangan tersebut dengan harapan terdakwa mengatakan di mana ia menyembunyikan istrinya yang asli.
"Sungguh, saya tidak mengetahui di mana keberadaan Nyonya Malina Pradipta saat ini." jawab Malini saat pengacara dari keluarga Pradipta atau lebih tepatnya pengacara Gama, terus mencecarnya dengan begitu banyak pertanyaan tentang istri dari Gama Pradipta.
Pak pengacara menatap tak percaya saat mendengar jawaban yang baru saja di lontarkan terdakwa.
"Bagaimana bisa anda tidak mengetahui keberadaan Nyonya Malina Pradipta, sementara anda sengaja masuk ke dalam keluarga Pradipta untuk menggantikan posisinya sebagai nyonya di sana." kembali cecar pengacara keluarga Pradipta.
Sejujurnya saat ini ingin sekali Malini mengatakan yang sebenarnya, jika wanita yang dengan susah payahnya mereka cari itu justru tengah bersenang-senang dengan sang kekasih saat ini, namun semua itu tentu hanya akan membuat nyawa sang nenek tercinta dalam bahaya. karena dulu sebelum masuk ke dalam keluarga Pradipta, Malina sempat menjadikan sang nenek sebagai ancaman. Malina mengancam akan menghabisi nyawa nenek dari Malini, jika ia berani membuka mulut tentang hubungan terlarangnya dengan seorang pria.
Hingga persidangan selesai di gelar, jawaban yang sangat di tunggu tunggu Gama tak kunjung keluar dari mulut gadis itu, sehingga membuat Gama geram sendiri dan meminta di berikan waktu untuk bicara empat mata dengan terdakwa.
"Sampai kapan kamu akan tetap diam seperti ini??." tanya Gama dengan tatapan dingin kepada Malini yang kini tengah duduk berhadapan dengannya.
Gadis itu kemudian menengadahkan wajahnya yang sebelumnya tertunduk, sebelum menjawab pertanyaan Gama Pradipta.
"Seribu kali pun anda bertanya, jawaban saya akan tetap sama karena saya benar-benar tidak mengetahui keberadaan istri anda." Jawaban Malini membuat Gama tersenyum menyeringai.
"Oh ya...... Jangan sampai saya berubah menjadi orang jahat baru kamu mau membuka mulut." Malini mengeryit tak paham dengan ucapan yang baru saja di lontarkan pria itu.
"Apa maksud anda??."
"Jika kamu masih tetap bersikeras untuk bungkam, maka jangan salahkan saya setelah keluar dari penjara nanti kamu tidak akan bertemu lagi dengan nenek kamu yang tercinta." Kalimat yang baru saja di lontarkan pria itu bak belati yang menghujam jantung gadis itu.
"Bagaimana anda bisa tahu tentang nenek saya?." tanya Malini dengan Suara yang mulai bergetar karena mencemaskan keadaan neneknya.
"Kamu tidak perlu tahu dari mana saya mengetahui semua itu, tapi yang jelas camkan baik baik ucapan saya tadi!!." Usai berucap Gama segera beranjak, namun langkah pria itu terhalang oleh Malini yang kini telah berlutut di hadapannya.
"Percayalah tuan..... saya benar benar tidak mengetahui keberadaan istri anda dan Tolong jangan sakiti Nenek saya tuan, beliau tidak tahu apa apa dalam hal ini saya yang bersalah." dengan wajah mengiba Malini berlutut di hadapan seorang Gama Pradipta, pria yang pernah memperlakukan dirinya dengan begitu lembut, meski pada kenyataannya perlakuan lembut itu bukanlah ditujukan untuk dirinya melainkan untuk sang istri yang wajahnya begitu mirip dengan Wajahnya.
"Menyingkirlah dari hadapan saya dan pikirkan baik baik ucapan saya tadi !!." Gama pun segera melanjutkan langkahnya tanpa mempedulikan Malini yang masih berlutut dengan linangan air mata.
"Kalau saja saat itu aku lebih memilih masuk penjara daripada menerima tawaran wanita itu, hal ini tidak akan mungkin terjadi. tuan Gama tidak akan mungkin sampai membenciku." batin Malini, seolah menyesali keputusannya saat itu.
Sementara Gama yang tiba di perusahaan usai menghadiri persidangan nampak melamun, seraya sesekali menjentikkan pulpen miliknya di atas meja.
Jujur Gama sendiri merasa bingung dengan perasaannya saat ini, entah kenapa hatinya terasa nyeri saat Malini berlutut di hadapannya tadi.
"Kamu tidak boleh lemah Gama, dia bukan istrimu, gadis itu hanya kebetulan memiliki wajah yang sangat mirip dengan Malina. dia itu hanya seorang penipu." Gumam Gama seolah sedang mengingatkan dirinya sendiri agar tidak mudah luluh.
"Kamu di mana sayang, mas sangat merindukanmu." lanjut batin Gama seraya menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi kebesarannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments