Mendapat tuduhan.

Sama seperti hari biasanya, setelah tiba di hotel Malini segera melaksanakan tugasnya sebagai housekeeping. hari ini ada sepasang kekasih yang secara spesial memesan sweet room, sehingga pemilik hotel menugaskan Malini di kamar hotel tersebut.

Usai melaksanakan tugasnya, seperti biasa Malini akan memastikan jika kamar hotel yang lain juga telah di rapikan dengan sempurna, namun saat melintas di koridor hotel peralatan kerja yang berada di tangan gadis itu secara spontan berjatuhan ke lantai saat melihat raut wajah seorang wanita yang kebetulan berpapasan dengannya.

****

Di sebuah mansion, seorang pria terlihat melempar pandangan sejauh mata memandang, dari arah balkon kamarnya.

Wajah yang tampan serta karir yang cemerlang sebagai seorang pengusaha muda ternama, tidak serta merta menjamin seseorang mendapatkan kebahagiaan seutuhnya di dalam rumah tangga.

Sekiranya itu yang bisa di gambarkan dalam pernikahan yang kini di jalani oleh seorang pria bernama Gamara Pradipta, pria yang kini berstatus sebagai ayah dari anak kembarnya yang kini berusia tiga tahun.

Gama terlihat memijat keningnya sebelum beranjak meninggalkan balkon hendak kembali ke kamar, sebuah ruangan yang terasa begitu sunyi tanpa kehadiran sang istri yang kini tengah bepergian ke luar negeri dengan alasan ingin refreshing.

Sang istri bepergian ke luar negeri tanpa membawa serta anak anak mereka, bahkan mengajak serta sang suami untuk berlibur berdua pun tidak, dengan alasan ingin menikmati waktu sendiri.

Benar kata pepatah, kalau sudah cinta maka apa yang di lakukan pasangan selalu terlihat baik di mata kita. dan itulah yang saat ini terjadi pada Gama, ia bahkan mengizinkan istrinya bepergian seorang diri Meski ia sendiri harus tersiksa akibat menahan rindu.

Sebelum merebahkan tubuhnya di ranjang seraya menatap langit-langit kamarnya, Gama mengirim sebuah pesan terlebih dahulu pada kontak yang tertera my love di ponselnya.

"Sayang kapan kamu kembali, mas sudah sangat merindukanmu??.". bunyi pesan yang di kirim Gama pada kontak My Love yaitu sang istri.

"Sabar dong suamiku sayang, baru juga dua Minggu." begitulah sekiranya balasan pesan dari sang istri yang membuat Gama menghela napas dalam, sebelum pria itu beranjak keluar dari kamar akibat mendengar suara tangisan dari salah satu putri kembarnya.

Gama berjalan menuju sumber suara, di mana terdengar suara tangisan dari salah satu putrinya.

"Ada apa sayang, putri cantik papa kenapa menangis??." Rama memang begitu menyayangi kedua putri kembarnya, terbukti dari sikap Gama yang terlihat begitu lembut pada kedua putrinya.

di saat buah hatinya itu menangis, Gama pasti akan berusaha membujuk kedua buah hatinya itu dengan menggendong tubuh mungil itu, sama seperti kali ini saat Nasya tengah menangis akibat mencari ibunya.

"Mama,,,Mama,,,mama,,,Nasya mau mamah" sebagai anak usia tiga tahun hanya itu yang terlontar dari bibir mungil Nasya, saat merindukan sosok ibunya.

"Sabar ya sayang, tidak lama lagi mama akan segera kembali." begitulah cara Gama membujuk putri kembarnya, setiap kali ibu mereka bepergian ke luar negeri dengan alasan yang sama. Malina yang merupakan ibu kandung dari kedua putrinya tersebut bahkan sudah mulai bepergian keluar negeri dengan alasan tak jelas sejak si kembar masih berusia satu tahun.

Dengan alasan stres mengurus kedua anak kembar dan ingin refreshing, maka dengan lugunya Gama akan berkata "baiklah sayang." kalimat itu bahkan membuat keluarga besar Pradipta menjadi gemas sendiri dengan sikap lugu Gama terhadap istrinya, terutama sang bunda.

"Mau sampai kapan kamu akan terus mengizinkan istri kamu bersenang senang seperti ini, di saat anak anaknya sedang membutuhkan kasih sayang serta perhatian dari ibunya??." Nampaknya kesabaran nyonya Sisilia hampir habis melihat tingkah menantunya.

"Pokoknya bunda tidak mau tahu, kamu hubungi istri kamu suruh dia kembali sekarang juga, jika dia menolak maka bunda sendiri yang akan mencarikan penggantinya" lanjut Nyonya Sisilia sebelum mengambil alih Nasya dari gendongan putra sulungnya itu.

Kini Gama mengajak serta putrinya Mesya, saat bundanya mencoba meredakan tangisan Nasya, dengan membawa gadis kecil itu melihat burung peliharaan Sang kakek.

Malam harinya Gama terus kepikiran dengan kalimat bundanya, Mungkin kini saatnya ia bersikap tegas pada sang istri.

Gama meraih ponselnya di nakas kemudian menghubungi kontak My love.

"Tut,,,Tut,,,Tut,,,," sudah beberapa kali menghubungi namun panggilannya sama sekali tak di jawab.

"Apa yang sedang kamu lakukan sekarang sayang, mengapa hanya sekedar menerima panggilan dariku kamu tak bisa??." batin Gama saat panggilannya belum juga tersambung.

"Sayang aku mohon kembalilah !!! anak anak sangat merindukan kamu, begitu pun denganku sayang." karena panggilan darinya belum juga tersambung, akhirnya Gama memutuskan mengirim sebuah pesan melalui aplikasi hijau miliknya.

Keesokan harinya Gama mengecek pesan di ponselnya, berharap ada balasan pesan dari sang istri, namun sayang semua itu hanyalah sebuah harapan, sebab Sampai dengan pukul sepuluh pagi Gama sama sekali tidak mendapat balasan pesan apapun dari wanita yang begitu dicintainya itu.

****

Di hotel bintang lima.

"Saya berani bersumpah pak, saya sama sekali tidak mencuri perhiasan itu." Kini air mata itu tak sanggup lagi di bendung Malini, saat ia seakan di adili oleh pemilik hotel akibat di tuduh mengambil perhiasan milik salah satu pengunjung hotel.

"Jika bukan kamu yang mengambil perhiasan itu, lalu bagaimana bisa kotak perhiasan itu ada di dalam tas kamu Malini??." Pemilik hotel nampak geram pada Malini, karena gadis itu kekeh jika dirinya tidak merasa mengambil barang tersebut meski barang bukti di temukan di dalam tas miliknya. ya....kotak perhiasan milik salah satu pengunjung hotel yang hilang di temukan di dalam tas Malini.

Seorang wanita cantik dengan penampilan sosialitanya, perlahan melangkah ke arah Malini dengan gaya congkaknya.

"Bagaimana mungkin anda masih mengelak, sementara saat ini barang bukti ada di dalam tas anda, Nona??." kata wanita itu Dengan nada tenang namun terdengar begitu menyakitkan.

Malini nampak lemas, kakinya seperti tak sanggup lagi menopang berat tubuhnya, bayangan mendekam di balik jeruji besi membuat gadis itu seakan tak berdaya.

Wanita pemilik perhiasan tersebut nampak tersenyum menyeringai melihat wajah Malini yang nampak pucat pasi, sebelum kemudian meminta izin kepada pemilik hotel untuk memberinya waktu berbicara empat mata dengan gadis itu.

"Bolehkah saya bicara empat mata dengan gadis ini tuan??." tanya wanita itu kemudian pemilik hotel nampak mengangguk ramah, sebelum beranjak keluar meninggalkan keduanya.

Wanita itu menengadahkan wajah Malini yang tertunduk pilu dengan telunjuknya.

"Seandainya kemarin anda bersedia menerima tawaran saya, sudah pasti semua ini tidak akan terjadi." kata wanita itu dengan senyum liciknya.

"Apa salah saya pada anda Nyonya??mengapa anda tega memfitnah saya sekejam ini, sedangkan saya sama sekali tidak mengenal anda ??." cecar Malini dengan tatapan marah, namun tak kuasa berbuat apa apa.

Wanita itu kembali tersenyum licik.

"Sekarang anda tidak punya pilihan lain Nona, jika anda menerima tawaran dari saya maka anda akan terbebas dari tuduhan ini, namun jika anda menolak sudah pasti jeruji besi akan menanti kehadiran anda nona Malini Ayunda. saya beri waktu sepuluh menit, saya rasa anda bukan orang bodoh Nona yang akan menyia nyiakan kesempatan begitu saja." Malini benar benar bingung dalam mengambil keputusan. jika ia menerima tawaran dari wanita itu sudah pasti ia akan melakoni sandiwara layaknya seorang aktris, namun jika ia menolak sudah pasti jeruji besi akan menyambut kedatangannya.

Sejenak Malini terlihat diam seperti sedang berpikir.

"Baiklah Nyonya saya terima tawaran anda." jawab Malini beberapa saat kemudian. Malini menjawab dengan lantang, meski dadanya bergemuruh hebat ingin menolak.

Flash back of

"Waktu anda sudah habis Nona Malini, sebaiknya anda segera ikut dengan saya kembali ke sel anda!!." tiba tiba suara sipir wanita membuyarkan lamunan Malini.

"Baik Bu." sahut gadis itu.

"Ria sebaiknya kamu kembali sekarang, jika kamu ada waktu luang kamu boleh kembali mengunjungi aku di sini!!." kata Malini sebelum meninggalkan sahabatnya dan Ria pun hanya bisa mengangguk, karena tidak tega melihat kondisi sahabatnya saat ini.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!