📢📢📢 BOM KOMENTARNYA BESTIE 🔪
***
“Mr.Jove, sepertinya di pelelangan nanti anda akan berhadapan dengan Tuan Albert. Anak buah saya telah menerima bocoran informasi kalau Tuan Albert berniat menyuap perwakilan dari Rusia agar bisa menjadi pemenang di acara lelang tersebut. Jika anda tidak segera melakukan tindakan, bisa di pastikan kalau anda akan kalah. Dan tentu saja kekalahan anda akan sangat berpengaruh pada bisnis yang selama ini anda lakukan!” ucap Don, yang juga adalah seoramg mafia. Namun kekuasaan Don masih kalah jauh jika di bandingknan dengan Jove. Dia berada jauh di bawahnya.
“Tuan Don, apa kau lupa kalau pria sepertiku tidak pernah mengenal kata kalah, hem?” tanya Jove dengan sangat santai. “Albert tetaplah Albert, si cecunguk sampah yang bisanya hanya main dari belakang. Kau pikir aku akan merasa takut setelah mendengar informasi yang kau katakan barusan? Tidak, Tuan Don. Albert bukan lawanku, dia terlalu lemah untuk sekedar mengusik kemenanganku di pelelangan besok!”
“Hmmm, anda terlalu percaya diri, Mr.Jove.”
“Tentu saja,”
Setelah berkata seperti itu Jove mengulurkan tangannya ke arah Franklin. Bibirnya lalu menyunggingkan sebuah senyum, tapi lagi-lagi tidak ada yang mengetahui apa arti dari senyuman tersebut.
“Mr.Jove, anda sekarang sedang berada di wilayah saya. Jadi anda jangan coba-coba mengangkat senjata untuk menyerang kelompok kami ya?” tegur Don langsung waspada melihat Jove menarik pelatuk senjata yang didapat dari Franklin, orang kepercayaannya.
“Tuan Don, santai. Peluru yang ada di dalam senjata ini bukan aku peruntukkan untukmu ataupun orang-orangmu. Akan tetapi aku menyiapkannya untuk … dia!”
Dorr dorr dorr
Tiga buah peluru melesak ke kepala salah satu penjaga yang diam-diam menyalakan alat perekam di tangannya. Don yang tadinya hendak mengarahkan senjata ke arah Jove langsung terperangah kaget melihat salah satu pengawalnya mati dengan isi kepala berhamburan ke mana-mana.
“Bereskan sampah itu!” perintah Franklin sambil memainkan pistol di tangannya. Dia lalu menatap seksama ke arah Don yang masih terlihat syok atas apa yang baru saja dia lakukan. “Dalam berbinis, kau harusnya bisa membedakan mana anjing yang kau pelihara dan mana anjing yang sedang mencari celah untuk menggigitmu. Membereskan pengkhianat seperti dia saja masih harus aku yang turun tangan. Pantas saja bisnismu tidak ada kemajuan sama sekali. Harusnya orang bodoh sepertimu tidak berada di dunia seperti ini, Tuan Don. Kau hanya membuang waktumu dengan percuma.”
Franklin memerintahkan anak buahnya untuk membuang mayat pengkhianat itu ke tengah laut. Tapi sebelum itu Franklin mengambil lebih dulu alat perekam dari tangan pengawal yang mati dengan cara mengenaskan.
Dasar anjing bodoh. Kau pikir mudah apa menjadi seekor ular di tengah-tengah raja ular? Heh, benar-benar sudah bosan hidup kau ternyata.
“Tuan, alat ini masih tersambung pada pemiliknya. Apa yang harus kita lakukan?” tanya Franklin saat menyadari kalau alat perekam itu masih bekerja.
“Selidiki siapa pemiliknya. Setelah itu hancurkan beberapa usaha yang dimiliki oleh orang itu,” jawab Jove santai.
“Baik, Tuan,” sahut Franklin lalu meminta salah satu anak buahnya untuk memeriksa siapa di dalang di balik pengkhianatan ini. Setelah itu Franklin mengambil koper kecil dari tangan anak buahnya kemudian meletakkannya di atas meja.
“Buka!”
“Baik, Tuan!”
Jakun Don langsung bergerak naik turun begitu dia melihat isi dari koper tersebut. Seketika naluri untuk memiliki semua barang yang ada di dalam sana mencuat dengan begitu besarnya. Melihat keserahan yang muncul di diri Don membuat Jove tak tahan untuk tidak terkekeh. Sungguh, anjing satu ini tak pernah bisa membohongi kenyataan kalau dia begitu candu akan jenis narkoba yang di bawanya. Tak mau lagi mengulur waktu, Jove menggerakkan dagunya ke arah Franklin meminta agar koper itu kembali di tutup.
“Why, Mr.Jove. Kenapa kau tak mengizinkan aku menatap lebih lama barang itu?” tanya Don gelisah.
“Kau bahkan bisa memiliki semua barang itu jika bersedia melakukan satu pekerjaan untukku,” jawab Jove. Kini raut wajahnya terlihat sangat serius.
“Apa itu? Katakan!”
“Besok malam orangku akan melakukan transkasi dalam jumlah yang sangat besar. Tapi gara-gara kecerobohan pengawalmu tadi, rencana ini berhasil terendus oleh polisi. Kau tahu, Tuan Don. Harga dari kepalamu dan kepala semua orang-orangmu tidak akan sepadan dengan jumlah keuntungan yang bisa aku dapatkan dari transaksi itu. Jadi aku mau kau menyelesaikan masalah ini agar para polisi itu tidak menggagalkan bisnisku. Dan sebagai imbalannya, semua yang ada di dalam koper ini akan mejadi milikmu. Aku juga berjanji akan membantumu keluar dari masalah jika suatu hari nanti kelompokmu menemui kendala. Bagaimana?Apa kau tertarik?”
Sebelah alis Don terangkat ke atas setelah dia mendengar tugas apa yang harus dia lakukan. Jujur, Don sangatlah benci jika harus berurusan dengan sekelompok anjing Negara itu. Akan tetapi tawaran yang di berikan Jove terlalu menggiurkan. Apalagi yang ada di dalam koper. Hal ini mendorong Don dengan senang hati menerima tugas menyebalkan itu.
“Baiklah, Mr.Jove. Aku bersedia menerima pekerjaan ini. Sekarang tolong beritahu aku rute mana yang akan kalian ambil agar aku bisa menentukan anjing mana yang perlu aku suap!” tanya Don.
Franklin maju ke arah Don lalu mengeluarkan sebuah kertas dari saku jasnya. Dia lalu menjelaskan di bagian mana saja Don harus turut andil dalam mengamankan transaksi besar milik bosnya. Setelah itu Franklin kembali menyimpan kertas tersebut kemudian kembali berdiri di sebelah bosnya.
“Ingat, Tuan Done. Kepalamu dan semua orangmu yang akan jadi taruhannya jika bisnisku sampai gagal!” ucap Jove sambil berdiri dari duduknya. “Kita pergi!”
Sebagai tanda jadi, Jove memerintahkan Franklin agar memberikan satu bungkus pada Don. Setelah itu Jove dan semua bawahannya segera pergi meninggalkan gudang yang juga adalah markasnya Don.
Di luar gudang telah menunggu deretan mobil milik Jove dan bawahannya. Jove terlihat berjalan dengan satu tangan dimasukkan ke saku celana. Tak lupa dia memakai kaca mata hitamnya, yang mana membuat penampilan Jove menjadi semakin menarik. Mungkin bagi yang belum tahu siapa Jove sebenarnya, mereka pasti akan berpikir kalau Jove adalah tipe pria yang sangat ideal untuk di jadikan seorang suami. Namun bagi yang sudah tahu siapa Jove, menyebutkan namanya pun enggan. Jove Alexander Lorenzo, seorang bandar narkoba terbesar pada masanya. Juga adalah pewaris dari semua aset milik keluarga Clarence, marga kedua yang di pakai oleh sang ayah untuk menutupi identitasnya yang juga adalah seorang mafia kelas kakap.
“Silahkan, Tuan,” ucap Franklin setelah membukakan pintu mobil. Dia lalu menundukkan kepala saat bosnya tak langsung masuk.
“Pergi ke club. Aku sedang butuh yang segar-segar,”
“Apakah saya perlu mencarikan wanita untuk anda, Tuan?” tanya Franklin.
“Tidak usah. Aku sedang tidak berminat,” jawab Jove kemudian masuk ke dalam mobil.
Franklin segera berlari memutari mobil kemudian masuk dan duduk di kursi kemudi. Hal yang sama juga dilakukan oleh pengawal yang lain sebelum akhirnya mereka semua pergi dari sana.
Menjadi seseorang yang mewarisi darah mafia tentu saja membuat Jove sangat memerlukan pengamanan yang sangat ketat. Dan semua pengawal yang selalu mengikutinya, rata-rata dari mereka telah melewati pendidikan khusus di sebuah pulau warisan dari ibunya. Di pulau itulah Jove menyimpan seluruh harta kekayaannya yang juga di jaga dengan begitu ketat oleh orang-orang yang dulunya bekerja pada satu organisasi gelap bernama Queen Ma, yang tak lain adalah organisasi yang di ketuai oleh ibunya sendiri.
🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments
R@3f@d lov3😘
lnjuut 💪
2022-11-01
1
anie
lanjt
2022-09-23
2
AshaREALME
mana mommy Rose n daddy Adam mak othor ...
2022-09-22
1