Rencana Bayi Tabung

"Sayang ..." Entah sudah berapa kali Adara memanggilnya sampai-sampai istrinya itu mengoyangkan bahu Rion.

"Mmm," Rion terkesiap, wajahnya merah. Rion kelipungan duduk bersandar di sandaran tempat tidur. Kepalanya terasa sakit, sampai saat ini ia belum mendapatkan jalan keluar untuk masalahnya.

"Kau lagi ada masalah ya?" Adara bertanya karena beberapa kali mendapati Rion melamun.

"Tidak, kenapa?" Adara berdecak menyilangkan kedua tangannya di dada.

"Sayang kalau ada masalah jangan pendam sendiri, kau bisa membaginya dengaku. Mmm...," Adara menangkup sisi wajah Rion membuat keduanya bersitatap. Ditatapnya suaminya itu dengan tatapan teduh. Rion mengangguk.

Maaf Dara masalahnya sangat rumit dan ini akan menyakiti banyak orang terutama kamu.

"Sayang, ada yang ingin aku katakan padamu?" Adara memeluk Rion, menempel pada lelakinya itu.

"Apa?" Rion menjatuhkan tatapannya pada Adara sambil memainkan rambut panjang istrinya itu.

"Ini tentang rencana kita dulu ...," ujarnya memainkan kancing piyama Rion.

Rion mengerutkan dahi, "rencana apa?" Rion lupa maksud Adara.

"Masalah bayi tabung ...," gumam Adara pelan. Rion menipiskan bibirnya. Dua tahun yang lalu mereka pernah merencanakan itu tapi Adara minta waktu. Adara ingin hamil secara normal tapi kali ini istrinya itu sepertinya ingin mencobanya.

"Kau ingin melakukan itu?" tanya Rion membuat Adara mendongak kemudian mengangguk.

"Ayo kita coba sayang, aku ingin melahirkan anakmu dan cucu untuk mama," ucap Adara penuh harap.

"Baiklah, atur waktu untuk konsultasi pada dokter Kevin," Rion setuju. Memeluk erat Adara.

"Makasih sayang," Adara memejamkan matanya, memeluk Rion.

"Tidurlah, ada sesuatu yang ingin aku kerjakan," Rion mengecup pucuk kepala Adara lembut lalu turun dari tempat tidur menuju ruang baca yang ada di sebelah kamar mereka.

Sesampainya di ruang baca ia menghempaskan dirinya pada tempat duduknya bersamaan dengan helaan napas panjang. Berdecak berulang kali seraya mengurut tengkuknya yang terasa pegal.

Apa aku minta saja Calista melahirkan bayi itu, setelah lahir aku ambil dan dibesarkan Adara. Aku akan memberinya konpensasi dan dia bisa kembali ke Shanghai Tapi bagaimana kalau dia tidak setuju? Perempuan mana yang mau melahirkan tanpa menikah. Ck, tapi aku tidak bisa menikahi Calista dan aku tidak ingin menghacurkan rumah tanggaku.

Rion, mengusap rambutnya kebelakang.

Aku akan sangat jahat jika memintanya meniadakan anak itu.

Rion menghembuskan napas panjang.

Oh ya ampun Tuhan. Aku tahu ini salahku tapi tolong beri aku petunjuk apa yang harus aku lakukan?

______________________________________________

"Rion ...," Panggil Calista, saat melihat Rion keluar dari mobilnya. Wanita itu kembali mendatangi kantor Rion.

"Kenapa kau kesini?" Rion panik menarik tangan Calista memasukkannya ke dalam mobil.

"Bagaimana?" Tanya Calista menuntut, sudah satu minggu ia menunggu kabar dari Rion tapi pria itu tidak ada respon.

"Aku tidak tahu," jawab Rion, rautnya dingin.

"Rion?" Calista menghela napas lelah. "Baiklah kita gugurkan saja tapi kau harus ikut mendampingiku. Kau harus ada disana dan menyaksikannya. Aku tidak ingin menanggung dosa sendirian." Calista mendesak, Ia ingin mendapatkan kejelasan mengenai anak dalam perutnya itu.

"Kau tahu tempatnya?" Calista tercengang, ia bahkan tidak menyangka kalau Rion setuju.

"Jadi kau setuju?" tanya Calista bergumam.

"Lalu aku harus bagaimana? Aku pria beristri dan aku sangat mencintai istriku aku tidak ingin menyakitinya."

"Kau jahat Rion, apa kau tidak sadar ... ini bayimu yang belum bisa diberikan istrimu untukmu." Calista menitikkan air matanya.

"Kami akan segera punya bayi," Calista mengeryit.

"Istrimu hamil?"

"Program, bayi tabung. Kami sudah rencanakan hal itu." ucap Rion tanpa menoleh Calista.

"Baiklah, aku tunggu sampai tiga hari lagi. Carikan tempat yang aman dan jangan sampai ada yang tahu. Kita sepakat mengakhirinya. Aku tidak mau membebani bayi ini suatu saat nanti karena terlahir tanpa seorang ayah." Kata Calista menyeka air matanya.

"Telpon secepatnya dan jangan ulur waktu. Semakin besar akan makin sulit nantinya." Tambahnya. Membuka pintu mobil dan keluar.

Calista menggigit bibirnya menahan tangisnya pecah, demi apapun ia berharap pria itu mencegahnya dan memberi sedikit hatinya walau hanya untuk setitik darah yang ada di dalam rahim Calista.

Rion menyenderkan kepala pada jok mobil, memijit keningnya yang terasa berdenyut sakit.

Rion sadar mengakhiri nyawa tidak berdosa itu adalah kesalahan besar tapi ia tidak dapat berbuat apa-apa. Ia tidak ingin menyakiti hati istrinya yang sudah menemaninya bertahun-tahun lamanya dan menjadi penyemangat untuknya selama ini.

______________________________________________

Setelah mendapatkan jadwal yang pas ketemu dokter Kevin. Rion dan Adara kini duduk di hadapan dokter yang akan membantu mereka melakukan metode bayi tabung.

"Dokter menjelaskan beberapa edukasi mengenai bayi tabung yang akan di lakukan Adara dan Rion. Apa saja persiapannya dan syarat, resiko yang bisa terjadi.

Adara terlihat semangat dan kadang melontarkan pertanyaa pada dokter Kevin tapi tidak dengan Rion yang terdiam mematung di tempat duduknya.

"Sayang ...," gumam Adara saat dokter Kevin bertanya tentang kesiapaan Rion mengenai program bayi tabung yang akan mereka lakukan.

"Ya honey," Rion menggelengkan kepalanya memaksanya untuk tetap fokus, " apa tadi?"

Dokter Kevin tersenyum, mencoba mengulang kembali pertanyaanya sementara Adara melirik Rion mencoba mencari tahu apa yang menganggu suaminya itu hingga akhir-akhir ini banyak termenung.

"Kalau begitu sampai bertemu di hari berikutnya, kita akan tes darah untuk menguji kesiapan pengambilan sel telur dan juga mani," ujar dokter Kevin mengakhiri penjelasannya. Memberi selembar kertas untuk jadwal kedepan.

"Baiklah, kita akan datang sesuai jadwal yang tertulis di sini," ucap Rion, kemudian bangun dari duduknya dan menjabat tangan dokter Kevin. Rion menggenggam tangan Adara berjalan menyusuri koridor rumah sakit menuju lift.

"Sayang," Adara melepas genggaman itu menghentikan langkah kakinya. Adara mengeluh lewat tatapannya.

"Kenapa honey?"

"A-apa kau tidak setuju pada program ini?" Tanya Adara melihat suaminya itu seperti tak bersemangat.

"Kenapa kau bilang begitu? Aku setuju kok," Rion bingung.

"Ck, tapi kenapa kamu seperti—"

"Dengar, aku setuju, oke? Kita akan memiliki bayi." Rion memeluk Adara, mengecup pucuk kepala istrinya itu lembut.

Ya, benar ...,kita harus punya anak. Satu-satunya caraku mengikatmu di sampingku adalah memiliki anak darimu. Anak kita berdua.

"Apa kau punya masalah?" tanya Adara mendongak, ia masih dalam dekapan Rion.

"Cuma masalah kecil, aku akan segera menyelesaikannya."

"Tapi masalah apa?"

"Masalah kerjaan," Rion berbohong, "ayo kita pulang." Rion merangkul pinggan Adara mengajaknya pulang.

______________________________________________

Dimalam hari, setelah Adara terlelap, Rion turun dari tempat tidurnya dengan sangat hati-hati agar Adara tidak terjaga. Rion berjalan ke arah balkon dan duduk di bangku panjang, ia menghidupkan ponselnya. Jantungnya berdegub mengetik mencari klinik yang bisa melakukan aborsi.

Tidak mungkin ada ... Aborsi ada hukumnya. Lalu aku harus bagaimana? Apa cari obat penggugur kandungan aja?

Rion kembali mengetik di ponselnya mencari apa ada yang menjual obat seperti itu.

Ini kan ilegal, kalaupun ada pasti mereka berkedok. Astaga ... apa yang harus aku lakukan? Ck! Rion memijit pangkal hidungnya.

Bagaimana kalau aku nikahi Calista diam-diam ... tidak, tidak, ini akan makin rumit nantinya. Lagipula keluarga Calista tidak akan mengijinkan itu terjadi.

Calista temui aku besok di cafe ... Rion mengirim pesan lalu mematikan ponselnya dan kembali ke kamar untuk tidur.

Di siang hari di ruang tamu, Hana, Rion beserta Adara duduk di depan televisi. Ahir pekan dan waktu untuk bersantai di rumah dengan keluarga.

"Bagaimana? Kapan kalian akan melakukan metode bayi tabung itu?" Hana bertanya penasaran, kemarin ia mendengar kalau menantu dan putranya itu ke rumah sakit untuk konsultasi.

"Rencananya saat masa subur Dara, akan dilakukan pengambilan sel telurnya, Ma. Ini juga kita mulai menjalani proses persiapannya." Kata Rion, mengangkat gelas kopinya dan menikmatinya.

"Biasanya tanggal berapa, Dara?" tanya Hana pada Dara yang sedang memberi pijitan di kepala Rion.

"Biasanya di pertengahan bulan, Ma." Hana menghitung jemarinya, mertuanya itu sangat bersemangat.

"Mama doain berhasil sayang. Mulai sekarang jaga kesehatan kamu dan usahakan jangan minum minuman bersoda." ujar Hana mengelus punggung Adara lembut. Adara mengangguk, ia melihat kerinduan besar untuk memiliki cucu di netra mertuanya itu.

"Mama mau ke pesta ulang tahun teman, kau mau ikut, Dara?" Rion menoleh ke arah Adara, ia berharap Adara ikut. Adara tampak berpikir lalu mengangguk.

"Boleh," jawab Adara menyungingkan senyum. "sayang, aku ikut mama ya?" Adara minta ijin pada Rion.

"Eh? Mmm iya, kau bebas hari ini." Rion merasa lega. Pria itu berencana menemui Calista.

Bersambung ...

Terpopuler

Comments

Nanik Harahap

Nanik Harahap

Gimana sih Kang Rion, mengaku sangat mencintai Dara tapi nyata-nyata tega mengkhianatinya.
Dasar munafikkk

2021-07-17

0

🐊⃝⃟SUMI🐊⃝⃟🐊⃝⃟(HIATUS)

🐊⃝⃟SUMI🐊⃝⃟🐊⃝⃟(HIATUS)

hubungan yg rumit, tp aku pnsaran wkt d sanghai kok bsa terjdi klo cma skdar ktmu kan ga mgkn Rion ngajak Calis k hotel nya trs hal itu trjd, tp klo dgn paksaan lbh ga mgkn, trus apa dgn jbakan ya🤔🤔🤔

2021-06-01

0

Septy Cweet

Septy Cweet

huuuuffftttt

2020-10-10

1

lihat semua
Episodes
1 Bercerai
2 Hubungan Satu Malam ( Revisi)
3 Sebuah kesalahan ( Revisi)
4 Rencana Bayi Tabung
5 Satu Syarat Nikahi Aku
6 Pengakuan Calista -Aku hamil
7 Kemarahan Hana
8 Tes DNA
9 Kecurigaan Adara
10 Masalah Rion mengejutkan Adara
11 Kenapa kau melakukan itu
12 Sejak kapan kau tidak setia
13 Hasil tes DNA
14 Berbagi suami
15 Pulang dengan kesedihan
16 Makan malam dengan Emre
17 Adara bukan istrimu
18 Mengambilmu Kembali
19 Kau Milikku
20 Cinta atau Obsesi
21 Mempersulit diri karena status
22 Bermalam dengan mantan
23 Calon Istri
24 Menghabiskan waktu bersama (Revisi)
25 Aku ingin lari dari semua ini
26 Adara pergi Rion salahpaham
27 Larilah sejauh yang kau mau
28 Rindu suara Istriku
29 Adara berduka
30 Rion menghilang
31 Cincin Pernikahan
32 Aku ingin kau mati
33 Pembawa Sial
34 Ahli Waris
35 Mengambil Alih Hak Ahli Waris
36 Mengirimmu Ke Neraka
37 Bukan Salahku tapi Salahkan Rion
38 Jatuh Cintalah padaku
39 Siapa wanita itu...?
40 Mimpi Ini Mengangguku
41 Apa Daddy sayang Illy
42 Perempuan dalam mimpi
43 Alasan Ibu hidup adalah kamu Illy
44 Aku harap pria itu menghubungiku
45 Tidak ada masa lalu ...
46 Mencari tahu tentang Mert
47 Menyedihkan
48 Rencana Adara untuk Mert
49 Antara Rion dan Mert
50 Jangan pergi
51 Apa ingatan Rion kembali?
52 Morning Kiss
53 Cium aku Rion
54 Ayo kita mulai dari awal
55 Menjaulah darinya sekalipun dia mencintaimu
56 Keluar dari Rumah Emirat
57 Lamar aku
58 Aku mencintainya
59 Cinta tidak harus memiliki
60 Salah paham
61 Ah ... kau sangat pelit
62 Segel
63 Terima aku tanpa masa laluku
64 Pimpinan baru
65 Luka hati
66 Menikah
67 Dia menyukaimu
68 Hubungan kita belum usai
69 Cintaku harus kembali pada pemiliknya
70 Adara Emirat jangan lupakan itu!
71 Aku Ingin Cinta sederhana
72 Kejutan untuk Adara
73 Kencan
74 Marry Me
75 Tinggalkan Mert
76 Temukan dan bawah padaku
77 Adara kecewa
78 Kita akan menikah
79 Bonus buat kalian pembaca setia Obsessive loves
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Bercerai
2
Hubungan Satu Malam ( Revisi)
3
Sebuah kesalahan ( Revisi)
4
Rencana Bayi Tabung
5
Satu Syarat Nikahi Aku
6
Pengakuan Calista -Aku hamil
7
Kemarahan Hana
8
Tes DNA
9
Kecurigaan Adara
10
Masalah Rion mengejutkan Adara
11
Kenapa kau melakukan itu
12
Sejak kapan kau tidak setia
13
Hasil tes DNA
14
Berbagi suami
15
Pulang dengan kesedihan
16
Makan malam dengan Emre
17
Adara bukan istrimu
18
Mengambilmu Kembali
19
Kau Milikku
20
Cinta atau Obsesi
21
Mempersulit diri karena status
22
Bermalam dengan mantan
23
Calon Istri
24
Menghabiskan waktu bersama (Revisi)
25
Aku ingin lari dari semua ini
26
Adara pergi Rion salahpaham
27
Larilah sejauh yang kau mau
28
Rindu suara Istriku
29
Adara berduka
30
Rion menghilang
31
Cincin Pernikahan
32
Aku ingin kau mati
33
Pembawa Sial
34
Ahli Waris
35
Mengambil Alih Hak Ahli Waris
36
Mengirimmu Ke Neraka
37
Bukan Salahku tapi Salahkan Rion
38
Jatuh Cintalah padaku
39
Siapa wanita itu...?
40
Mimpi Ini Mengangguku
41
Apa Daddy sayang Illy
42
Perempuan dalam mimpi
43
Alasan Ibu hidup adalah kamu Illy
44
Aku harap pria itu menghubungiku
45
Tidak ada masa lalu ...
46
Mencari tahu tentang Mert
47
Menyedihkan
48
Rencana Adara untuk Mert
49
Antara Rion dan Mert
50
Jangan pergi
51
Apa ingatan Rion kembali?
52
Morning Kiss
53
Cium aku Rion
54
Ayo kita mulai dari awal
55
Menjaulah darinya sekalipun dia mencintaimu
56
Keluar dari Rumah Emirat
57
Lamar aku
58
Aku mencintainya
59
Cinta tidak harus memiliki
60
Salah paham
61
Ah ... kau sangat pelit
62
Segel
63
Terima aku tanpa masa laluku
64
Pimpinan baru
65
Luka hati
66
Menikah
67
Dia menyukaimu
68
Hubungan kita belum usai
69
Cintaku harus kembali pada pemiliknya
70
Adara Emirat jangan lupakan itu!
71
Aku Ingin Cinta sederhana
72
Kejutan untuk Adara
73
Kencan
74
Marry Me
75
Tinggalkan Mert
76
Temukan dan bawah padaku
77
Adara kecewa
78
Kita akan menikah
79
Bonus buat kalian pembaca setia Obsessive loves

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!