DOMINIC memejamkan matanya. Tidak menyadari bahwa bibirnya bertaut dengan bibir istri sahabatnya sendiri. Dia merasakan waktu seolah-olah berhenti dan rasa iri semakin timbul dalam hati. Kapan dia bisa memiliki istri secantik ini?
Seandainya ada sebuah keajaiban. Dominic sangat ingin berada di posisi Jonathan. Merasakan cinta dan kehangatan wanita yang bisa mencintainya dengan tulus.
Tanpa lelaki itu sadari, Issabel terbangun. Matanya terbuka lebar dan terkejut dengan sesuatu yang melekat pada bibirnya. Terlebih saat menyadari Dominic menciumnya sambil menutup mata. Sangat nikmat.
Bagaimana sekarang? Perlukah Issabel kembali berpura-pura pingsan? Bukankah ini yang diinginkan wanita tersebut?
Namun sebelum Issabel memutuskan untuk kembali menutup mata, Dominic lebih dulu sadar dan buru-buru mengangkat bibirnya. Dia langsung membuang wajahnya yang memerah. Terdiam. Tak tahu apa yang harus dijelaskan. Bisa-bisanya Dominic terhipnotis dengan pesona istri sahabatnya itu. Sungguh memalukan.
"Mmmm ... Ka—"
"Aku akan pergi menelpon Jonathan, Kamu tunggu yah." Sebelum Issabel menyelesaikan perkataannya, Dominic lebih dulu memotong dan segera bangkit berjalan keluar rumah tanpa sedikitpun menoleh ke arah Issabel yang masih terbaring.
Issabel malah tersenyum sambil memegang bibirnya yang baru saja dikecup oleh tetangga sebelahnya itu. Pikirannya melayang, membayangkan jika ciuman dilakukan sekali lagi, tapi dengan penuh gairah. Mungkin mereka berdua akan berakhir terbaring lemas di ranjang.
Tidak. Semua itu tidak akan mungkin terjadi begitu cepat. Dominic masih sangat canggung terhadap Issabel. Tapi mungkin saja lelaki itu memiliki keinginan yang sama. Keinginan untuk saling memuaskan.
Issabel akhirnya memutuskan untuk memejamkan mata. Berharap apa yang dibayangkannya, walaupun tidak bisa terwujud di dunia nyata, bisa dirasakan di alam mimpi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah beberapa jam kemudian, Issabel merasakan ada seseorang yang sedang duduk di samping dan memerhatikan dirinya. Dia membuka mata perlahan, cahaya yang begitu menyilaukan membuat sosok itu terlihat samar-samar.
Apakah dia Dominic?
Baru saja wanita itu ingin memanggil nama tetangga sebelahnya tersebut, suara yang terdengar khas menghentikan dan seketika mematahkan ekspektasinya.
"Jangan lemah. Belum ditabrak saja sudah lemas begitu." Ternyata sosok itu adalah Jonathan. Dengan nada ketusnya berbicara. Wajah pria itu sama sekali tidak menggambarkan sebuah kekhawatiran. Justru malah terkesan menghakimi. "Tau tidak? Gara-gara ulah kamu, aku harus meninggalkan pekerjaan ku yang lagi menumpuk. Kenapa sih kau tidak diam saja di rumah?" lanjutnya menggebu-gebu.
Issabel bangkit dari sofa. Melangkah meninggalkan Jonathan dengan wajah datar tanpa ada sedikitpun keinginan untuk membalas perkataan suaminya. Baru saja dicium oleh pangeran, sekarang malah harus berhadapan dengan monster. Issabel bisa gila.
"Kamu tidak merasa bersalah? Kalau proyek ini lepas, bisa-bisa perusahaan ayahku bangkrut. Kau benar-benar tidak tau diri! Dasar istri tidak berguna!" teriak Jonathan.
"Tutup mulutmu Jo!" Issabel berbalik cepat. Matanya menatap nanar ke arah pria yang tidak pernah mengerti dengan perasaannya itu. Dia melirik jam dinding yang baru saja menunjukkan pukul sebelas siang. "Buat apa kamu pulang kalau hanya untuk memarahiku? Kamu cari muka sama sahabatmu itu? Oh ... kamu takut rahasiamu terbongkar Jo, iya kan?"
Jonathan seketika ciut. Dia tidak bisa berkata apa-apa. Hal yang istrinya itu katakan semua memang benar. Pria itu pulang ke rumah karena Dominic dengan sangat panik menelponnya. Sehingga demi menutupi rahasia hubungan gelapnya, Jonathan dengan pasrah meninggalkan Selena di kantor.
Issabel tidak ingin memulai adanya keretakan dalam hubungan pernikahannya, walau sudah dari awal pernikahan mereka retak, dia harus terus memperbaikinya sampai rencana balas dendamnya itu selesai.
"Jo, tau kok. aku yang salah di sini karena masuk ke dalam hubunganmu dengan Selena. Tapi sekarang aku nyaris saja kecelakaan. Aku masih syok. Jadi maafkan aku."
"Aku juga minta maaf sama kamu. Tidak seharusnya aku berbicara seperti itu."
Tanpa sadar, Issabel merentangkan tangannya seperti memberi kode bahwa dirinya ingin memberi pelukan. Dan ternyata Jonathan tidak ragu untuk melangkah maju memeluk tubuh seksi istrinya itu. Issabel pun membalasnya dengan erat.
Ini adalah kali pertama pasangan suami istri tersebut saling berpelukan.
"Issabel, sebentar aku akan mengajak Dominic untuk makan malam di sini. Aku ingin mengucapkan terimakasih karena telah menyelamatkanmu," kata Jonathan sambil tersenyum licik. Hitung-hitung mengambil kesempatan untuk mencari muka agar rahasianya tidak terbongkar. Namun di lain sisi, Issabel juga tersenyum licik memikirkan untuk mengambil kesempatan itu untuk lebih dekat lagi dengan Dominic. Bahkan lebih dari yang hari terjadi.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jonathan sangat senang bisa mengadakan acara makan malam yang pertama kalinya di rumah bersama Dominic, sang sahabat.
Suasana dapur sangat ramai dengan suara tawa dan candaan mereka berdua yang sedang menyiapkan hidangan makan malam. Ya, ini pertama kalinya Jonathan memasak, itu pun terpaksa untuk menutupi kecurigaan Dominic.
"Jo, coba ceritakan kronologi kalian bisa nikah, please," goda Dominic sembari mengaduk sayur sup di panci.
"Kan sudah aku bilang, dia itu anak sahabatnya ayahku. Kami dijodohkan ... dan kita nikah deh," balas Jonathan seadanya sambil fokus memotong bawang merah.
"Bukannya disitu kamu ada hubungan sama Selena?"
"AUH!" Tiba-tiba pertanyaan Dominic membuat Jonathan salah fokus dan tak sengaja mengiris jarinya. Dia cepat-cepat ke kamar mandi yang dekat dengan dapur untuk menyiram lukanya dengan air karena darahnya terus bercucuran.
Sementara itu Issabel datang ke dapur. Dengan hanya menggunakan handuk putih yang dililitkan ke area dadanya hingga menutupi sampai bagian atas pahanya. "Loh, Jo mana? Tolong suruh bawakan aku minyak licin yah ke kamar. Aku mau pijiat, tapi minyaknya habis," pinta Issabel lembut. Wanita itu pun kembali ke kamar tanpa menunggu jawaban dari tetangga sebelahnya tersebut. Dia sengaja datang saat Dominic sendiri, agar bisa berekspresi menggoda dengan kedipan matanya.
Dominic menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya. Tubuhnya panas dingin sekarang, setelah melihat pemandangan yang begitu menggugah mata. Issabel seketika membangkitkan gairah Dominic.
Pria brewok itu mengetuk pintu kamar mandi yang dekat dengan dapur. "Jo, istri kamu minta minyak licin tuh. Mau dibawain ke kamar katanya."
"Aduh jariku masih sakit. Kamu aja! Minyak licinnya ada di laci paling atas lemari dekat kompor," sahut Jonathan tidak ingin diganggu.
"Oke Jo." Sebenarnya Dominic masih ragu untuk kembali bertatap muka dengan Issabel. Terlebih mengingat adegan ciuman yang dilakukannya tadi pagi. Tapi ekspresi Issabel malah seperti memberi kode jika dia menyukai ciuman tersebut. Bahkan ingin melangkah ke tahap yang lebih dari itu.
Setelah mematikan kompor dan mengambil minyak licin, Dominic melangkah dengan perasaan deg-degan menuju kamar Issabel. Entah kenapa suhu tubuhnya naik ketika mengingat istri sahabatnya itu menampilkan tubuh seksinya. Dominic sampai harus menelan ludahnya berulang kali. Berusaha agar tidak mengikuti gairahnya yang membuat kelakiannya meronta-ronta.
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
HAnamichi Nhia Chan Tendo
saya mlah kzian k Dominic kyk d manfaat'in ma pasanga pasutri
2022-09-03
2
Zulfa
vote & like untukmu thor👍
2022-09-01
2
maharastra
dominic dehdegan😂😂😂😂😂🥰🥰💪💪💪
2022-09-01
2