2: TETANGGA SEBELAH

JONATHAN masuk ke kamar terlebih dahulu untuk mengambil bantal dan selimut. Awalnya wanita itu ingin tidur di ranjang, tetapi melihat kondisi Issabel yang tak berbusana serta aroma khas gairah wanita menyeruak di seluruh penjuru kamar membuatnya takut kebablasan.

Tak sengaja matanya menangkap wajah polos Issabel yang tertidur lelap. Entah kenapa ada rasa penyesalan di hati saat ini. Pernikahan mereka harusnya bisa baik-baik saja jika tidak dipaksakan.

Issabel tidak kalah cantiknya dari Selena. Malah mungkin kalau Jonathan lebih dulu bertemu dengan Issabel, dia akan lebih tertarik dengan wanita itu ketimbang Selena. Terlebih Issabel adalah sosok istri yang penyabar dan menerima Jonathan apa adanya.

Namun nasi telah menjadi bubur. Selena adalah cinta pertamanya. Mau apapun yang menghalangi cinta mereka, Jonathan akan tetap setia dengan sang kekasih. Dia tidak peduli bagaimana reaksi orang-orang ketika mengetahui hubungan gelapnya itu dan pernikahannya yang selama tiga tahun itu hanya sebatas status. Anyway, Selena is the only one in Jonathan's heart.

Jonathan pun sadar dari lamunannya dan keluar menuju ke ruang tamu. Sementara itu, Issabel ternyata belum terlelap. Wanita itu pun menarik kesimpulan dari tatapan Jonathan. Bahwa dia hanya butuh kesempatan untuk membuat lelaki itu cemburu agar menyadari perasaannya.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

DERRRRRTTTT

Suara jam weker berbunyi dengan sangat nyaring di samping tempat tidur. Issabel menghela napas berat dan langsung mematikan alarm yang diatur pada pukul enam pagi untuk membuatkan Jonathan sarapan dan bekal ke kantor. Iya, begitulah keseharian Issabel, melayani Jonathan seperti pembantu.

Alarm itu juga adalah peraturan dari sang suami. Yang wajib bangun sebelum pukul tujuh untuk mempersiapkan semua kebutuhannya.

"Tenang Issabel, sebelum menggugat cerai. Dia harus tau dulu bagaimana perasaanmu selama ini," pikir Issabel jengkel.

Issabel pun bangun dan turun dari ranjang. Dia harus buru-buru menyiapkan sarapan dan bekal sebelum suaminya bangun. Hmmm ... jika bukan karena ingin membalaskan dendam, dia tidak akan sudi melakukan perintah Jonathan lagi.

Dengan langkah gontai, Issabel berjalan menuju ke arah dapur. Dia masih lemas dan ngantuk. Bahkan dia tidak sempat memperbaiki rambutnya dan hanya mengenakan piyama seksi berwarna merah terang.

Memperlihatkan lekukan tubuh Issabel yang begitu aduhai. Apalagi dengan kulit putih mulusnya yang mengkilat membuat wanita tersebut sangat menggoda para kaum Adam.

Issabel tidak masalah karena di rumah tersebut hanya ada dirinya dan Jonathan. Itu pun sang suami sedang tertidur. Jadi tidak apa kan?

Sebelum sampai ke dapur, Issabel melihat sesosok bayangan di ruangan gelap itu. Bergerak tidak jelas seperti sedang mencari sesuatu. Pencuri kah? Atau hantu?

Issabel dengan sigap mengambil tongkat bisbol yang berada di ruang keluarga. Berjalan mengendap untuk menyalakan saklar dan memukul sosok bayangan itu.

Sesampainya di dapur, Issabel menyalakan lampu dan mengambil ancang-ancang untuk memukul.

"Jangaaaannn!" Nyaris saja Dominic babak belur dipukuli Issabel, jika saja dia tidak segera berteriak kencang.

Bukannya Dominic menjelaskan apa yang terjadi, wanita itu malah terpana melihat wanita yang berada di hadapannya sekarang. Sampai-sampai harus mengedipkan mata berulang kali untuk membuktikan bila tidak sedang bermimpi.

Wajah cantiknya yang begitu manis, tubuhnya yang langsing yang sangat terbentuk dari piyama seksi merah, raut wajahnya yang geram membuat Dominic seketika panas dingin. Bagaimana kalau sudah senyum? Mungkin lelaki itu sudah pingsan di tempat.

"Siapa kau? Pencuri yah?" tanya Issabel langsung saja menuduh.

Sebenarnya maksud kedatangan Dominic sepagi ini hanya ingin meminjam alat penyedot debu. Karena terlalu pagi, Dominic masuk dengan modal password pintu yang diberitahu oleh Jonathan, dia juga sengaja tidak menyalakan lampu agar tidak mengganggu tidur si empunya rumah.

Suara nyaring Issabel tadi membuat Dominic sadar. "Eh, maaf, aku lancang masuk ke sini. Kenalin aku—"

"Pencuri?" Issabel makin ngotot mempertahankan tuduhannya.

"No. Mana ada lelaki setampan aku mirip pencuri. Jangan gila yah," sanggah Dominic tidak terima.

"Gila? Oh ... kau lelaki gila yang sering diceritakan di komplek ini yah?" Issabel semakin menyudutkan pria itu. Walaupun dia sadar, mana ada lelaki gagah seperti ini benar-benar seorang lelaki gila. Seperti nya memang ada sebuah kesalahpahaman.

"Jo!" Dominic hanya melirik aneh ke Issabel lalu berteriak kencang memanggil sahabatnya. "Jo! Kamu mana sih? Tolong saya Jo!"

Issabel terkejut sekaligus heran dengan teriakan Dominic. Bagaimana caranya lelaki gila itu mengetahui nama panggilan suaminya?

Karena sudah muak dan takut membangunkan Jonathan. Issabel membungkam mulut Dominic. Namun dengan cepat lelaki gila itu mengigit tangan kanan Issabel.

"Sudah saya bilang, kan, saya ini sahabat suami kamu."

"Tidak mungkin. Dia tidak punya sahabat di Inggris, selain yang ada di Australia," kata Issabel sambil merintih kesakitan.

"Yeah, its me. Kemarin dia yang menjemput saya."

Raut wajah geram Issabel menandakan bahwa pernyataan Dominic adalah sebuah kebohongan untuknya. Wanita itu muak dan lebih baik mengeluarkan Dominic dengan paksa agar Jonathan tidak sadar akan kekacauan ini.

Dominic yang risih karena terus didesak. Akhirnya dia terpaksa menangkap tubuh Issabel dan menggendongnya. Membiarkan wanita itu meronta-ronta dan berteriak sejadinya.

"Apa ini?"

Tiba-tiba terdengar suara Jonathan dari ruang keluarga. Membuat Dominic refleks melepas pelukannya hingga membuat tubuh Issabel terjatuh.

Jonathan maju memeriksa tubuh sahabatnya itu, namun pria itu sempat menatap tajam Issabel. Setelah itu melemparkannya selimut untuk menutupi tubuhnya yang terlalu terbuka.

"Dia sahabat aku, namanya Dominic. Sekarang dia tinggal di Inggris, Studinya di Australia sudah selesai."

"Jadi sahabat kamu yang jadi tetangga sebelah kita?"

"Makanya dengar dulu, baru bertindak. Untung istri kamu cantik, Jo," sahut Dominic agak kesal.

"Cantik? Ah biasa aja. Maaf yah Dominic, aku lupa memberitahu dia," kata Jonathan tetap memperhatikan keadaan sahabatnya itu. "Kamu tidak diapa-apain kan sama dia. Hati-hati loh."

Dominic terkejut melihat reaksi Jonathan. Bukannya meminta maaf dan memerhatikan istrinya, Jonathan malah acuh dan lebih peduli terhadapnya. Malah Dominic yang merasa kasihan melihat tubuh Issabel memerah akibat terjatuh tadi.

Jonathan menatap tajam Issabel. "Ke kamar sekarang dan pake pakaianmu."

Setelah itu Jonathan pergi mengajak Dominic ke ke ruang tamu. Dominic sempat menatap sendu Issabel, seakan-akan dari pandangannya mengucapkan permintaan maaf karena tidak sengaja menjatuhkan tubuhnya. Sementara itu Issabel membalasnya dengan senyuman manis seperti menandakan sesuatu.

"Menarik. Sepertinya aku mempunyai kesempatan untuk membalaskan dendam dengan Jonathan," gumam Issabel. "Dominic ... dia tidak kalah tampan dengan Jo. Gagah dengan kulit yang eksotis. Tubuhnya pun lebih seksi ketimbang Jo."

Pikiran Issabel saat ini sangat tidak baik. Walaupun dia rasa hanya itu jalan satu-satunya untuk membalas dendam pada suaminya.

Issabel berjalan menuju kamar sambil berpikir, "Jonathan kan memuaskan gairahnya bersama Selena yang tidak lain adalah kliennya sendiri. Terus bagaimana yah kalau aku memuaskan gairahku bersama sahabatnya yang menjadi tetangga sebelahku?" Senyum licik Issabel terlihat begitu jelas.

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Imas Maela

Imas Maela

lanjut

2022-12-22

0

melanie

melanie

sebenarnya sy benci penghianatan..tp kalau cerinya oke ..boleh lah🤣

2022-09-03

2

maharastra

maharastra

bagus bel..lnjt😅🥰🥰🥰🥰

2022-09-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!