3: CIUMAN PERTAMA

"KALAU mau obat, ada di sana," kata Jonathan ketus sembari menunjuk ke arah lemari yang berada di sudut kamar.

Issabel tidak menjawab karena tidak mengetahui kehadiran suaminya itu. Dia sibuk mencari pakaian yang akan digunakan. Akhirnya dia menemukan kaos oblong dan celana pendek ketat andalannya, tidak lupa juga rambutnya yang panjang diikat melilit ke atas.

Mulai hari ini Issabel akan selalu memerhatikan penampilannya agar terlihat lebih seksi. Etsss ... bukan untuk sang suami. Melainkan untuk memikat tetangga sebelah yang sangat tampan bernama Dominic.

"Mau kemana kamu berpakaian seperti itu? Lagian aku tidak akan peduli bagaimana penampilanmu. Kamu tetap tidak bisa menggantikannya di hatiku."

"Maaf Jo. Tapi aku hanya berusaha untuk memperbaiki penampilanku. Ya ... harusnya mulai hari ini kamu harus hati-hati."

Jonathan mengangkat alisnya seketika. "Maksud kamu? Issabel, jangan macam-macam yah. Kalau sampai rahasia kita terbongkar. Kamu tau sendiri yang akan terjadi sama keluarga kamu."

"Rahasia kita?" tanya Issabel lalu memandang Jonathan, tajam. "Sejak kapan itu menjadi rahasia kita. Sadar Jo, itu rahasiamu sendiri. Jadi jika terbongkar ... akulah yang jadi korban dan kamu adalah tersangkanya."

"Oke-oke! Aku minta maaf. Tidak seharusnya kita membahasnya saat ini. Aku banyak kerjaan di kantor. Jadi aku akan lembur."

"Oke, silahkan."

"Issabel, kamu kenapa sih?"

"Aku kenapa? Tanya ke dirimu sendiri Jo." Issabel menepis tangan Jonathan yang ingin menyentuh punggungnya. Kemudian berjalan ke pintu kamar, ingin keluar.

Namun Jonathan mencegahnya dan berkata. "Maaf Issabel. Aku akan berusaha menghargaimu, tapi bukan sebagai istri, hanya sebagai teman. Kamu bukan orang yang kucintai, tapi kamu membuatku mengerti, tentang sebuah harga diri."

Issabel terdiam mendengar Jonathan membicarakan sesuatu hal yang begitu bermakna. Tidak. Suaminya tidak akan mengerti jika masih membenarkan hubungan gelapnya dengan Selena. Dan bukan hanya sekali pria itu lembur di kantor, namun setiap kali. Itu pun bukan karena pekerjaan. Melainkan untuk bersenang-senang dengan kekasihnya.

Harga diri? Jonathan tidak seharusnya berbicara tentang itu.

"Sudahlah, lebih baik kamu cepat ke kantor. Selena pasti sudah menunggu. Oh salah, maksudku pekerjaanmu," Issabel cuek. Dia langsung melangkah keluar tanpa menunggu reaksi suaminya.

Jonathan terdiam menahan keraguannya sekarang. Entah kenapa sejak Dominic membicarakan soal hubungannya dengan Issabel, dia menjadi lebih peka dengan perasaan istrinya itu. Selena memang cinta pertamanya, tapi Issabel adalah sosok istri yang terbaik. Sekarang pria brewok tipis itu bingung harus memilih siapa.

Sebenarnya tentang kesibukan kantor, Jonathan tidak berbohong. Hari ini banyak berkas yang akan ditandangani dan rapat mengenai projek baru perusahaan milik ayahnya.

Baru saja ingin mengganti piyamanya dengan pakaian kantor, ponsel Jonathan berdering. Dia melihat layar ponselnya dan mendapati nama Selena yang sedang ingin melakukan video call.

Jonathan pun tersenyum begitu lebar sambil menjawab panggilan video kekasihnya.

"Loh sayang? Kenapa masih di kasur? Kita kan ada rapat projek baru pagi ini," tegur Jonathan manja saat melihat Selena berbaring di ranjang tanpa mengenakan sehelai kain.

"Santai sayang. Aku sudah mau siap-siap kok. Malam ini kamu ada waktu kan untukku?" tanya Selena genit. Sambil menjulurkan lidahnya yang bertindik. Tatapannya sangat mesum memandang kancing piyama Jonathan yang separuhnya terbuka.

"Dasar yah kamu. Oke sayang. Tunggu aku yah."

Jonathan dengan sigap mematikan telpon dan bersiap menuju ke kantor. Untuk memikirkan siapa yang akan dia pilih, mungkin saat ini masih Selena.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Setelah memastikan bahwa Jonathan telah berangkat ke kantor, waktunya Issabel beraksi. Menggoda tetangga sebelahnya itu.

Dia pun keluar dari rumah dengan penampilan yang sudah siap membuat Dominic terpikat. Namun saat baru saja ingin ke rumah tetangga tampan nya itu, Issabel tak sengaja menginjak mainan mobil plastik milik seorang anak kecil hingga hancur berkeping-keping.

Dan sekarang anak kecil lelaki itu menangis sejadinya ketika melihat mobilnya itu rusak.

Issabel berjongkok. Mencoba menenangkannya, namun anak kecil tersebut tetap saja menangis. Tak peduli. Malah suaranya semakin keras.

"Nanti beli yang baru yah. Berhenti nangis dulu dong." Issabel berusaha membujuknya.

"Tidak! Aku maunya yang ini!"

"Iya nanti kakak beli yang seperti ini. Pokoknya yang banyak. Jadi kamu diam dulu yah."

"Bohong!" Anak lelaki itu berteriak dan menambah volume tangisnya.

Issabel menghela napas panjang. Dia sekarang tidak punya ide lagi untuk menenangkan anak kecil itu. Apalagi ada beberapa orang lewat yang memandang mereka dengan tatapan aneh. Padahal niatnya keluar rumah untuk bertemu dengan Dominic dan melakukan pendekatan. Eh malah terhambat sama bocah!

"Issabel? Anak kecil itu kamu apakan?"

Issabel terkejut mendengar suara berat dari seorang pria tampan yang tiba-tiba muncul. Entah kenapa berbeda seperti saat pertama kali bertemu di dapur tadi. Suaranya bahkan membuat degup jantung Issabel berdetak sangat cepat. Apalagi jika sudah melihat wajah pria itu lagi.

Dengan cepat Issabel menengok ke arah pemilik suara berat tersebut yang tengah berjalan ke arahnya.

"Dek, kenapa nangis?" tanya Dominic sambil berjongkok membalikkan badan anak kecil itu dan menghapus air matanya sambil tersenyum.

Issabel malah bengong. Terpesona dengan kelembutan sikap dan senyum manis Dominic. Apa salah kalau Issabel berharap dia memiliki keluarga kecil bersama pria itu?

"Dia merusak mainanku, Om," jawab anak kecil itu sambil menunjuk Issabel yang masih melamun.

"Udah, jangan nangis yah ganteng. Tunggu, om punya sesuatu untukmu." Dominic bangkit dan masuk kembali ke rumahnya. Setelah beberapa menit, dia keluar kembali dengan membawa sebuah kue coklat dan balon berwarna merah. "Ta-Da! Ini hadiah buat kamu. Jadi jangan nangis lagi yah."

Setelah anak kecil itu mengambil balon dan kue tersebut, Dominic mengulurkan tangannya dan mengusap kepala anak kecil itu sambil tersenyum.

Benar-benar suami idaman. Hal itu membuat Issabel semakin terpesona dengan tetangga sebelahnya itu yang selain ramah, ternyata memiliki sisi penyayang juga.

Tiba-tiba balon merah milik anak kecil itu terlepas. Issabel tersenyum karena dia akan menjadikan itu sebagai kesempatan untuk membuat Dominic terpesona.

Disaat Issabel terus berfokus menangkap balon merah tersebut. Dia tak sadar terdapat sebuah mobil yang melaju kencang dari arah kanannya. Hingga ...

"Issabel!" Dominic langsung berlari menangkap tubuh Issabel yang nyaris tertabrak.

Untung saja gerakan Dominic cepat. Jadi sebelum mobil itu melaju ke arah Issabel, wanita itu sudah ada di pelukan Dominic. Hanya saja Issabel terkejut hingga pingsan.

Dominic pun menggendong Issabel masuk ke dalam rumah. Menidurkannya ke atas sofa.

"Issabel?" Dominic mencoba membangunkan wanita itu. Tapi tak ada reaksi apapun.

Dominic memerhatikan wajah cantik suami sahabatnya itu. Membuatnya  semakin iri dengan Jonathan. Tiba-tiba dia terhenti di salah satu bagian wajah yang sensitif. Ya, bibir Issabel begitu tebal, membuat Dominic tergoda untuk mendekatinya. Dan—

CUUUPPPP

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Imas Maela

Imas Maela

seru

2022-12-22

0

mrs YoYaman

mrs YoYaman

istri thor

2022-10-21

1

maharastra

maharastra

lnjt kk prince

2022-09-01

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!