part 3

Dua minggu berlalu, Elsa setiap hari ke kampus, namun tidak pernah bertemu dengan Ken begitu pun dengan Elma, temannya itu tidak terlihat batang hidung nya, kalau bertemu pun Ken selalu menghindarinya.

Sudah berapa hari ini Elsa merasakan mual setiap bangun tidur, dia pun membeli tespek semalam dan memakai nya pagi ini.

"Semoga saja yang ku takutkan tidak terjadi," ujarnya melirik kalender.

Biasanya dia akan membulati tanggal haid nya namun 2 bulan ini tidak ada coretan dia sangat sibuk dengan skripsi nya sehingga dia lupa kalo siklus mentruasi nya menjadi tidak lancar dia berharap itu terjadi karna dia sedikit stres.

Saat terbangun di pagi hari Elsa pun masuk ke kamar mandi dan segera mengeceknya, dia pun sudah gelisah hingga beberapa menit pun berlalu, dan apa yang di takut kannya pun terjadi dua garis merah terpampang jelas di sana.

Elsa pun hanya bisa pasrah, inilah yang harus dia tanggung atas apa yang pernah dia lakukan.

"Tidak ini tidak mungkin," teriaknya sambil menangis.

"Aku tidak tau harus bagaimana, semoga saja Ken bisa mencari jalan keluarnya," gumannya mengusap perutnya yang masih rata.

Ozlem yang kala itu sudah berdiri di depan pintu kamar pun langsung masuk ke dalam kamar saat mendengar anak gadisnya berteriak.

"Ada apa El, Kenapa kau berteriak?" tanya Ozlem heran lantas meneliti penampilan Elsa yang acak-acakan menyembunyikan tangannya di belakang ,tak luput dari pandangannya.

"Apa yang kau sembunyikan?" ujarnya, namun Elsa hanya menggelengkan kepala.

Ozlem nya pun membalikan tubuh Elsa hingga tespek itu tak sengaja terjatuh di kaki nya.

"Apa ini?" ucapnya sambil memungutnya.

Elsa menggigit bibir nya."Dadd maaf El bisa jelasin itu itu.. " ujar nya terlihat gugup, dia tidak bisa berkata apa-apa lagi karna sedari kecil dia tidak bisa berbohong pada Daddy nya itu.

"Ayo jelas kan?" teriaknya, karna dia sangat tau apa itu, ternyata dia salah membiarkan dia bergaul dengan Elma.

"Dadd... Maaf, " Elsa pun menundukan badannya bersujud di kaki Daddy nya itu sambil menangis.

"Katakan siapa yang menghamilimu?" teriaknya."Jawab Elsa?" lanjut nya lagi namun Elsa hanya menangis tak menjawab.

"Baiklah kalau begitu Daddy yang akan mencari tahu nya sendiri, kalau kau ingin Daddy memaafkanmu ajak pria brengsek itu kemari," Ozlem pun keluar dari kamar Elsa sambil memijat pelipisnya, sungguh dia merasa gagal mendidik anak gadisnya itu.

Dia pun meninju dinding di luar kamar sampai buku jari nya berdarah, namun rasa kesal nya masih menggebu dia pun masuk ke ruang kerja nya untuk merenung.

Sedangkan Elsa hanya menangis, dia tidak tau harus bicara apa kepada Ken nanti.

Setelah tenang dia pun pergi ke kampus seperti biasa memakai taxi, setelah sampai dia bergegas mencari Ken ke kelas nya dan bertanya kepada teman-temannya namun tidak ada yang melihat nya sejak pagi.

Di sisi lain Ken sudah mempersiapkan kepergian nya ke Negara X, dia akan berangkat malam ini dengan Asisten Ayahnya.

"Selamat tinggal Elsa, semoga kau bahagia dengan siapa pun nantinya, sungguh aku benar-benar kecewa kepadamu," gumannya membereskan barang-barang kenangan nya dengan Elsa termasuk poto-poto mereka bersama, tidak ada satu pun yang tersisa dia memasukannya ke dalam kardus besar.

Setelah pulang dari kampus Elsa memutuskan ke apartemennya Ken, dia sengaja mencari nya ke sana karna tak menemukan nya dimana pun.

Setelah memencet pin beberapa kali di pun gagal hingga dia pun putus asa dan memencet bel berulang kali.

Pintu pun terbuka, terlihat Ken sudah rapi sepertinya dia akan pergi namun kemana? Elsa pun heran sejak beberapa hari ini ponselnya Ken tidak aktip.

"Honay kau mau kemana? kenapa pin nya di ganti apa ada masalah?" ujarnya memeluk Ken erat, namun Ken malah melepasnya dengan kasar.

"Kau kenapa honey?" tanya Elsa heran, namun Ken hanya diam saja dan berwajah dingin tidak seperti biasanya, yang selalu hangat menyambutnya.

Elsa pun melangkah ingin masuk kamar namun Ken menghalanginya.

"Ada apa denganmu?" Elsa pun bingung kenapa dengan pacarnya itu.

"Mulai hari ini kita putus dan gak ada hubungan lagi, kau bisa bebas jalan dengan laki-laki manapun yang kau mau." ujarnya menatap Elsa tajam.

DEG...

Elsa pun terdiam, apa yang dia dengar itu benar atau hanya lolucon pikirnya.

"Apa kau bercanda ini tidak lucu sama sekali, aku hamil honey anak kita," ujar nya mengambil tangan Ken agar mengusap perutnya yang rata.

Namun apa yang terjadi, Ken malah mendorong tubuh Elsa hingga terjatuh.

"Sebenarnya apa yang terjadi kenapa kau jadi kasar seperti ini?" ucap nya sambil menangis, namun Ken hanya menatap nya tanpa exspresi kecemburuannya membutakan matanya.

"Pergi dari sini sekarang urusan kita sudah selesai, jangan pernah menggangguku lagi , dan ingat satu lagi aku yakin anak itu bukan darah dagingku," teriaknya sambil menutup pintu kamar.

Ken pun masuk ke dalam Apartemennya dan mengunci pintunya, dia bersandar di pintu sungguh dia tak tega melihat Elsa menangis.

Sedangkan Elsa berdiri di depan pintu sambil berteriak memanggil namanya.

"Honey buka pintunya, kau harus menjelaskan apa salah ku?" teriak sambil menangis.

"Honay buka... " Elsa pun terus menggedor-gedor pintu namun Ken tidak membukanya hingga Elsa pun lelah satu jam berdiri di sana, Ken masih saja tidak membuka pintunya.

Elsa pun meninggalkan apertemen itu dan saat sampai di luar hari pun sudah mulai malam, Elsa berjalan dan menyetop taxi namun dia tidak ingin pulang , dia malah pergi ke sebuah pantai .

Elsa pun turun dari Taxi setelah membayarnya, dia terus berjalan menyusuri bibir pantai, dia yang hanya memakai dres tentu saja kedinginan karna angin sangat kencang.

Elsa pun terus berteriak dan menangis, dia berjalan terus ke tengah setelah melapaskan tas nya di pasir.

"Selamat tinggal Ken aku tidak bisa hidup tanpamu, semoga setelah aku tiada kau bisa bahagia, aku mencintaimu Kenan," teriaknya Elsa pun tenggelam di sana.

Sedangkan Kenan sudah berangkat ke luar negri bersama kedua orang tua nya, niatnya akan di antar asisten Ayahnya saja eh Ibu nya malah ngotot ingin ikut dan terpaksa Ayahnya pun ikut.

Pagi itu di kediaman Elsa.

Suara ketukan pintu terdengar di luar kamar Elsa, pelayan membangunkannya karna tidak biasanya Nona muda nya terlambat bangun, walau pun tidak masuk kuliah Elsa selalu menemani Daddy nya sarapan.

"Nona apa anda sudah bangun? sudah jam 7 pagi Tuan sudah menunggu di ruang makan," ujar Bibi Margaret, wanita paruh baya itu terus memanggil namun tak ada sahutan dari dalam.

Dia pun kembali ke ruang makan menghampiri majikannya itu.

"Maaf Tuan, nona muda tidak membuka pintunya."

"Ya sudah biarkan saja, mungkin dia sedang merajuk, saya ke kantor dulu, nanti siang jangan lupa bangunkan dia lagi," ucapnya, Bibi Margaret pun mengangguk.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!