"Tidak ada keberuntungan bagi seorang mukmin setelah bertaqwa kepada Allah, kecuali memiliki istri yang sholih. Yang bila disuruh, menurut dan bila dipandang menyenangkan, dan bila janji menepati, dan bila ditinggal pergi bisa menjaga diri dan harta suaminya. (HR. Ibnu Majah)
"Itu adalah salah satu hadits tentang jodoh. Bahwa tidak ada suatu hal yang menguntungkan bagi seorang mukmin, kecuali dia yang mendapat istri yang sholihah. Karena di sini santrinya perempuan semua, jadi kita artikan suami yang sholih.
Dan di sini juga dijelaskan, bahwa istri yang sholihah ialah istri yang apabila disuruh, menurut. Bila dipandang menyenangkan, bila berjanji menepati, dan bila ditinggal pergi bisa menjaga diri dan harta suaminya. Maka dari itu, berusahalah kalian untuk menjadi istri yang sholihah kelak, sebagaimana yang dijelaskan oleh hadits Rosulullah tadi, supaya kalian bisa masuk syurga. Karena seperti yang dijelaskan sebelumnya, syurganya istri ada pada keridhoan suaminya. Sampai bab ini ada pertanyaan?"
Panjang lebar aku menjelaskan hadits tentang jodoh pada santriwati kelas Aliyah. Ini kedua kalinya aku mengisi kelas di pesantren putri. Susah payah aku berusaha menahan gerogi, supaya tidak goyah pertahanan iman. Bagaimana tidak gerogi, kalau puluhan pasang mata wanita yang bukan mahrom itu menatapku dengan lekat? Astaghfirullah, pikiran macam apa ini? Aku berusaha menyadarkan diri.
"Saya, Pak Ustadz." Sebuah suara keluar dari deretan belakang pojok kanan. Aku meliriknya sebentar, terlihat seorang gadis mengenakan jilbab cokelat mengangkat tangannya. Kemudian segera memberinya kesempatan untuk bertanya.
"Silahkan, apa yang ingin kamu tanyakan?"
"Bagaimana cara memilih jodoh yang baik menurut islam, Pak Ustadz? Baik untuk perempuan maupun laki-laki." Sebuah pertanyaan keluar dari mulutnya.
"Di sini dijelaskan oleh hadits yang artinya, "Di cerikan Musadad, diceritakan Yahya dari 'Abdulloh berkata, bercerita kepadaku Sa'id Ibn Abi Sa'id dari Abi Hurairah ra, bahwasanya Nabi saw bersabda, wanita dinikahi karena empat perkara. Pertama hartanya, kedua kedudukan statusnya, ketiga karena kecantikannya, dan keempat karena agamanya. Maka carilah wanita yang beragama (islam) engkau akan beruntung"
"Berarti, kita dianjurkan untuk memilih pasangan kita bukan berdasarkan harta, status kedudukan, ataupun rupanya. Melainkan karena agamanya. Sampai di sini kalian paham?"
"Paham, Ustadz." Jawab mereka serempak.
"Oh iya, satu lagi hadits yang wajib kalian ketahui. "Dunia adalah hiasan, dan sebaik-baik hiasan dunia adalah wanita sholihah." (Al-Hadits Riwayat Muslim)"
Bertepatan dengan kata 'wanita sholihah', tiba-tiba pintu ruangan terbuka perlahan.
"Assalamu'alaikum." Sebuah suara terdengar begitu lembut, sebelum akhirnya sosok itu muncul dari balik pintu.
"Wa'alaikumsalam warohmatullahi wabarokatuh."
Subhanallah 'wanita sholihah', sungguh indah ciptaan-Mu Ya Allah.
Aku terkagum-kagum memandangi sosok itu. Gadis berjilbab biru yang kini tengah menunduk.
'Astaghfirullahal'adziim. Jaga mata, Yusuf! Jangan sampai membuat maksiat!' Dalam hati aku mengingatkan diri. Kemudian mencoba untuk kembali fokus.
"Maaf, Pak Ustadz, saya terlambat." Ujarnya, lirih. Terlihat dari caranya memilin ujung jilbab dengan jarinya, ia sedikit ketakutan. Memangnya aku begitu galak, sampai dia harus merasa takut?
"Tidak apa-apa. Duduklah!" Karena penasaran, aku bertanya, "siapa namamu? Sepertinya aku baru pernah melihatmu?"
Ya iyalah aku baru pernah lihat, aku aja baru dua kali masuk ke pondok putri ini. Ada-ada saja aku ini. Tapi biarlah, dari pada aku tidak fokus pada pelajaran nanti.
"Saya Aisyah, Pak Ustadz. Baru tiga hari saya mondok di sini. Tadi saya sedang mencuci, dan saya lupa jadwal masuknya. Jadi saya terlambat." Terangnya dengan begitu polos.
"Baiklah, karena alasannya jelas, jadi saya maklumi. Lain kali jangan sampai ada yang terlambat lagi. Kalau tidak, kalian akan kena hukuman. Kalian mengerti?" Tegasku, menyembunyikan kekaguman atas kepolosan Aisyah.
"Mangerti, Pak Ustadz." Jawab mereka serempak.
Semoga, dia sepolos Aisyah, istri kanjeng Nabi saw. Seperti wanita idamanku.
'Ah! Apa lagi ini? Apa aku sedang berharap padanya?' Batin ini terus bertanya-tanya. Tapi biarlah, biar semua berjalan atas kehendak-Nya.
Aku pun melanjutkan pelajaran yang sempat tertunda, hingga selesai pada waktunya.
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Siti Solikah
aisah semoga secantik nmnya
2020-08-21
2
Sahla Sabilla
pak ustad diam2 mengagumi Aisyah ..
2020-07-09
1
Raini Sidarra aceh
semangat kk
2020-07-09
1