Danang ke Jakarta

"Baguslah hujan turun..sudah 2 hari ini udaranya panas banget! ini hujan deres sekali..benar benar membuat cuaca jadi dingin begini"

"Iya pak..Alhamdulillah, kasian juga rumput pada kering"

"Saya panggil mas aja ya, masih muda soalnya..mas ngunjungi siapa? saya perhatikan setiap hari pasti ada dimakam sini. Kadang oagi terus sore sudah disini lagi"

"Monggo pak..panggil saya mas Danang saja,. Di ujung agak ketengah sana dimakamkan kekasih saya..beberapa bulan lalu meninggal dunia" Danang menarik napas dalam dalam dan menundukkan kepalanya.

"Oh..turut berduka mas. Nah kalo gitu setiap kali kunjungan kesini harus mampir kesini..kopi bapak free untuk mas. Ini itung itung nambah persaudaraan saja" kata pa Tua sambil tersenyum.

"Alhamdulillah pak terima kasih..bapak tinggal dimana?"

"Ga jauh dari sini..bapak disini buka pagi banget jam 6 terus tutup jam 7 malam"

"Oh baik pak..aduh hujan ko tambah deres yah?"

"Ya udah disini aja dulu..kalo sudah reda baru bisa pulang..ini lho pisang goreng lumayan masih anget"

Danang mengambil 1 pisang goreng sambil nyruput kopi panasnya. Pandangannya tetap ketengah tengah area pemakaman. Samar samar ia bisa melihat kuburan Rani dari kejauhan.

●●●●

"Mas Ton" terdengar suara manja dari kmar sebelah.

"Ya sayang..kenapa?"

"Itu ponselmu berdering terus kenapa tidak diangkat?"

Toni mendekat dan melihat wajah Sulis dan nomornya disana. Dengan malas ia menekan tombol jawab.

"Halo"

"Wah ahirnya diangkat juga..cie cie yang sudah punya calon sibuk sampai tidak sempat angkat telepon"

"Oh aku lagi bebenah barang jadi ga kedengeran..aku taro ponsel deket meja dalam..gimana?"

"Lho apanya yang gimana? Ga gimana gimana hehe..kapan acara pesta pernikahan?" tanya Sulis.

"Insya Allah dalam waktu dekat inilah"

"Ooh..aku ko belum dapat surat undangan ya? Atau memang tidak diundang mungkin"

"Hmm..mau datang keresepsiku? Kirain ga mau datang.." ujar Toni datar.

"Ya kalo diundang aku akan datang pastinya..sekalian mau liat soapakah wanita yang akan menjadi istrimu"

"Oke nanti aku kirim undangannya"

"Sip..aku masih dialamat yang kama ko..masih inget 'kan?"

"Oh ya ya..sorry aku lagi bereskan barang barang masih banyak dimobil..kita sambung lain kali ya"

"Oh silahkan.."

Klik ia mematikan saluran telepon. Toni berdiri disana masih memegang ponselnya.

"Siapa mas? ko pembicaraannya aneh gitu?"

"Hmm..itu Sulis dia tanya kenapa ga diundang"

"Ya undang aja mas..terserah mau datang atau tidak"

"Ya oke kita liat nanti"

Laksmi menoleh kearah Toni, ia tersenyum dan mendekati. Laksmi melingkarkan kedua tangan ketubuh Toni. Wajahnya ia dekatkan.

"Jangan kawatir sayang..aku menegerti."

Laksmi meregangkan bibirnya, Toni menurunkan wajahnya dan mencium bibir yang merekah itu.

"I Love you Laksmi"

"Love you more beb" Laksmi meletakkan kepalanya didada Toni. Dibelainya rambut dikepala sang kekasih dengan penuh kasih sayang.

"Kita keluar beli asinan Bogor yuk diBintaro" ucap Toni.

"Asik! aku lagi mau yang pedes pedes! Besok kan Danang kerumah..seinget aku dia suka banget asinan. Kalo ibu kayanya ga suka yang pedes. Biar aku bungkusin 1 pasti Danang suka"

"Kamu tuh sayang banget ya sama adikku"

"Iya dong..padahal kalo ga dapet kakanya, dulu aku pikir aku akan gaet adiknya..soalnya ganteng banget"

"Eh busyet! gawat nih!"

"Ahaha! Ayok jadi beli asinan ga?" kata Laksmi sambil tersenyum riang.

●●●●

Danang sengaja membeli 2 tiket pesawat Semarang Jakarta agar cepat sampai. Ia sudah tidak sabar untuk menyelesaikan penjualan rumah agar bisa secepatnya pindah keSemarang.

Ketika pesawat mendarat dibandara udara Jakarta, disana sudah menunggu Toni dan Laksmi tapi yang lebih mengagetkan adalah hadirnya bu Tari.

"Halo! Wah ada bu Tari! Ya Allah..apa kabarnya bu?" Kata Danang kaget melihat bu Tari disana.

"Bu Tantri apa kabar?" ucap bu Tari sambil memeluk dan mencium pipi bu Tantri.

"Haha kaget ya..mas Toni sengaja bilang ke aku..ssst ini rahasia jangan kasih tau Danang kalau ibu juga diajak ngejemput!" ucap bu Tari sambil memeluk dan juga mencium pipi Danang.

"Gimana buk sehat? bagaimana kabar pak Mangun dan bu Ijah?" tanya Danang semangat.

"Alhamdulillah mereka sehat..katanya kalo ketemu Danang ajak mampir kerumahnya"

"Baik buk..saya akan sempatkan kesana"

"Oke..yuk mari kita keparkir mobil.." ajak Toni.

Memang semenjak Rani meninggal dan dikuburkan, inilah pertama kali Danang berjumpa lagi dengan bu Tari.

"Danang..ibuk liat kemarin ada beberapa orang berdasi memotret rumahmu..katanya mau dijual ya?" tanya bu Tari.

"Iya buk benar..rencana ini sudah lama sebetulnya. Waktu itu almarhum Rani sudah setuju saya jual rumah Jakarta dan pindah keSemarang..Nah, karena kebetulan ada buyer yang cocok maka saya segera melepaskan dan besok hari senin kita sudah kelarkan semuanya diNotaris"

"Oh Alhamdulillah ya! selamat deh..jadi rencananya pindah ke Semarang? Biar deket sama mamanya Rani ya?"

"Begitulah bu Tari..betul sekali biar deket sama mama Tantri sekalian nemenin diSemarang"

"Ngomong ngomong kita mau makan lalapan dulu di Danau Sampireun diBintaro..bu Tari oke makan ikan?" ucap Toni ketika masuk kemobil.

"Ibu sih apa saja bisa..itu yang ada danau ditengahnya? wah ibu suka yang traditional gitu "

"Siap..kita menuju kesana!" jawab Toni.

"Laksmi..kamu tambah Seger sekarang!" ucap bu Tantri.

"Masa iya buk? ya beginilah kalo sudah lama ga senam..semenjak pindah Jakarta, kerjanya makan tidur..makan tidur, mas Toni bilang gemukin badan biar nanti pake kebaya keliatan bagus..Haha emang kemaren ga bagus kali ya?"

"Wuih..Laksmi kan kaya bintang film, kurang apa lagi mas Toni?" kata bu Tantri bercanda.

"Hehe..ga buk bohong itu..emang Laksmi doyan makan ko hahaha!" Jawab Toni sambil menyalakan mesin mobil.

"Ya ampun..perasaan yang suka makan tuh mas Toni deh!"

Mereka semua tertawa, sebuah reuni keluarga yang menggembirakan..Hanya Danang yang dalam hatinya menyayangkan saat itu Rani tidak ada. Diam diam ia menarik napas dalam dalam mengenang kekasihnya yang telah tiada.

"Oya Danang..besok setelah dari notaris apa jadi mau liat motor?"

"Boleh banget mas..siapa tau dealer nya punya cabang diSemarang"

"Loh..kamu mau beli motor?" tanya bu Tantri.

"Iya mam..biar mobil diparkir rumah mama saja...siapa tau diperlukan kalau mas Toni dan mba Laksmi lagi ke Semarang..tapi, untuk bepergian saya mau pake motor saja lebih ringkes kayanya"

"Oh ya..ati ati Danang banyak yang ngebut dijalan" kata bu Tari ikut nimbrung dalam pembahasan.

"Njjih buk..saya akan hati hati"

●●●●

Tidak lama mereka sudah sampai di restoran Sunda Danau Sampireun.

"Katanya ikan bakarnya mak nyus disini..cobain ya buk Tantri" ucap Toni sedikit promosi.

"Oh ya? oke saya mau coba itu"

Danang dengan sigap menurunkan bu Tantri dari atas mobil.

Laksmi bergandengan tangan dengan buk Tantri, mereka saling bercerita..satu sama lain sangat kangen..semenjak Laksmi diboyong Toni keJakarta, nyaris mereka tidak pernah bertemu lagi.

"Nanti abis nikahan buat lagi grup senam dong"

"Iya buk..aku juga sudah bilang sama mas Toni..ternyata mas Toni setuju sekali"

Bu Tari berbincang bincang dengan Danang, mereka saling kangen kangenan juga.

》》》》》

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!