Sepulang sekolah Assena membanting pintu, melempar tasnya kesembarang tempat. Ia menjatuhkan tubuhnya diatas tempat tidur.
"Hari ini begitu menyebalkan, anak itu
terus menguntitku dan mengganggu." Keluhnya dalam hati.
**
Assena keluar dari kamar mandi dan duduk didepan cermin sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk.
Ceklek, pintu terbuka dan nampak Isabella berdiri mendekap sebuah buku di dadanya. Assena mengerutkan dahi, tidak biasanya adik tirinya itu datang ke kamarnya.
Isabella berdiri nampak ragu, dan tak
sepatah katapun yg keluar dari mulutnya. Hanya menunduk sesekali melirik ke arah Assena.
"Ada apa??" Tanya Assena yang masih mengeringkan rambutnya.
"Emm anu emm.. A-aku boleh masuk? bisakah kakak menemaniku menggambar!" Ucap Isabella ragu-ragu dan masih menunduk.
"Masuklah!" Titahnya. Isabella melangkah masuk, lalu duduk di lantai dan mulai membuka buku gambarnya. Masih sedikit ragu dan malu-malu Isabella sesekali melirik kakaknya.
Assena yang memperhatikannya tersenyum. "Ayo mulailah menggambar! Aku ingin melihatnya." Sembari menghampiri dan ikut duduk disebelahnya.
Issabela yang melihat senyuman dari kakaknya seketika langsung berubah ceria dan semangat untuk menggambar, karena yang ia tahu kakaknya jarang tersenyum dan selalu diam.
Yaa, meski Assena tidak menyukai ayah da ibu tirinya. Tapi ia berfikir tidak ada alasan untuk tidak menyukai Isabella, karena gadis kecil ini tidak tahu apa-apa dan tidak salah.
Meski selama ini hubungan kakak beradik ini kurang dekat. Karena Assena selalu memperlihatkan sisinya yang pendiam dan dingin, hingga membuat Isabella sedikit ragu dan takut mendekatinya.
Sampai hari ini ia memberanikan diri mendekati kakaknya.
"Dia terlihat manis." Gumam Assena tersenyum kecil. Ia baru menyadari suasana baru bersama adiknya, karena sebelumnya ia tidak pernah sedekat ini.
Seperti mengisi jiwa Assena yang sepi, yang selalu menyendiri.
Dan Assena mulai membantu mewarnai, tak jarang Isabella tersenyum senang karenanya.
Dibalik pintu yang sedikit terbuka, Evelin mengintip dan terukir senyum dibibirnya kala yang ia lihat kedekatan kedua putrinya itu. Air matanya menetes menangis haru dan bahagia. "Mungkinkah ini awal yang baik untuk hubungan keluarga kita" ucapnya dalam hati.
**
Di luar sebuah mobil mamasuki gerbang rumah. Yaitu Arkan yang baru pulang dari kantor.
Evelin bergegas menyambutnya diambang pintu dengan senyum sumringah. "Ayo tebak kabar baik apa yang aku temui hari ini!" ucap Evelin sambil menenteng tas milik Arkan.
"Apa itu?? Kau tampak bahagia sekali sayang." Ucap Arkan membuka jas dan duduk dikursi ruang tengah.
Evelin mengambil jas Arkan dan ikut duduk. "Kau tahu sayang? Bella dan Sena sedang bersama, mereka nampak dekat dan akrab." Tersenyum bahagia.
"Benarkah?? Ini kabar baik yang lebih baik dari kabar baik lainnya. Aku ikut bahagia." Ucap Arkan senang lalu memeluk istrinya.
Bi Nem yang melihat majikannya memeluk satu sama lain dengan bahagia, dan mendengar kabar baik itu ia ikut tersenyum.
Dan langsung berlari keluar, dimana di dapati pak Sur yang sedang mencuci mobil. Dan menyampaikan kabar baik itu, seolah itu kabar yang paling membahagiakan untuk seisi penghuni rumah. Pak Sur suami dari bi Nem pun tak kalah bahagia dan mereka berpelukan sambil melompat-lompat kegirangan.
"Pak Sur, bi Nem, kenapa??" Ujar Evelin yang tiba-tiba berdiri di ambang pintu.
Sepasang suami istri itu pun terkejut, seketika melepas pelukan dan salah tingkah karena malu. "A-anu nyonya ada kabar bahagia di kampung." ucap bi Nem menyikut tangan pak Sur.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Yhu Nitha
like3
2020-08-28
1
Priska Anita
Selalu dukung karyamu kak 💜
2020-08-18
1
𝑵𝒂𝒂𝑬𝒓𝒏𝒂𝒂02
5 like telah mendarat 👍 ku tinggalkan jejak disini dulu, kapan-kapan aku mampir lagi😉
Jangan lupa mampir di "Aku & Kamu Beda Keyakinan" Ku tunggu feedbacknya.
mari saling mendukung😇
2020-08-13
1