Seberkas Cahaya
Malam itu hujan deras disertai kilat petir yang menggelegar.
Di dalam rumah yang besar nan megah, berdiri seorang anak perempuan berusia 10 tahun di ambang pintu kamar. Ia nampak ketakutan, matanya membelalak dengan lebar, antara terkejut dan takut ia mulai menangis dan menjerit-jerit memanggil nama ibunya. "Ibu... Ibu..."
Nampak didalam kamar yang gelap, di hadapannya sosok wanita tergantung. sesekali cahaya kilat masuk dari jendela kamar, hingga dengan samar terlihat sosok ibunya lah yang tergantung itu.
Tok tok tok
Suara itu membuyarkan lamunan Assena.
"Nona Sena, tuan memanggil untuk segera turun untuk makan malam." Suara bi Nem seorang pelayan rumah.
"Baik bi" jawab Assena.
Dengan malas dan ekspesi wajah yang datar Assena membuka pintu lalu melangkah menuruni anak tangga.
Di meja makan sudah ada ayahnya tuan Arkan, ibu tirinya nyonya Evelin dan juga adik tirinya isabella.
"Duduklah sayang!" Titah ayahnya sambil tersenyum.
Assena duduk dengan wajah datarnya, tak menghiraukan sapaan dan senyuman dari ayah dan ibu tirinya.
Y**a, meski Evelin hanya ibu tiri tapi dia bersikap baik pada Assena. Berbeda disinetron yang menceritakan ibu tiri itu selalu jahat. Meski Assena tidak pernah mengganggapnya.
Braakk.. Assena setengah menggebrak meja lalu berdiri. "Bi Nem tolong antarkan makan malam ke kamarku!" ucapnya dengan nada tegas dan wajah datarnya, seolah ia tak suka dengan keadaan dan orang-orang sekitarnya.
"Ba baik nona." Ucap bi Nem terbata-bata.
Melihat putri sulungnya pergi menaiki tangga, Arkan menghembuskan napas perlahan dan memejamkan mata.
Evelin mengusap punggung tangan Arkan. "Mungkin suatu saat ia akan berubah, dengan seiring berjalannya waktu ia bisa memaafkan kita dan bisa menemukan kebahagiannya" ucap Evelin penuh rasa bersalah.
Isabella adik tiri Assena usia 8 tahun hanya memandang ayah dan ibunya dan melanjutkan makannya, seolah ia sudah terbiasa dengan sikap kakak tirinya.
"Ibu kenapa kakak selalu bersikap seperti itu, apa kakak tidak menyukai kita??" tanya bella dengan wajah polosnya.
"Tidak sayang, kakak Sena sangat menyukai dan menyayangi kita, hanya saja kau harus memaklumi sikapnya, jangan beranggapan seperti itu lagi ya sayang." Jawab Evelin tersenyum lembut dengan mengusap rambut Bella.
Isabella hanya mengangguk.
**
Dikamar Assena.
Assena berdiri di depan kaca jendela menatap kosong keluar jendela.
Tok tok tok
"Nona ini bibi bawakan makan malamnya" ucap bi Nem.
"Masuk bi dan simpan di meja." Jawab Assena yang masih berdiri tanpa menoleh seditpun.
"Bibi permisi dulu nona," ucap bi Nem pergi dan menutup pintu.
Assena masih tetap berdiri menghadap kaca jendela, ia tak berselera menyentuh makan malamnya.
kesehariannya Assena jarang tersenyum, pendiam tak banyak bicara. Bahkan di sekolahnya tak memiliki banyak teman, hanya Jasmine teman dekat satu-satunya. Assena duduk di bangku SMA kelas 3 dan Isabella masih duduk dibangku SD. Assena dan Isabella bersekolah di sekolah yang elite dan ternama. karena memang mereka berasal dari keluarga yang kaya.
Alasan Assena bersikap dingin dan tidak suka pada ayah dan ibu tirinya adalah ia beranggapan Arkan yang berselingkuh dengan Evelin menyebabkan ibunya Anna bunuh diri.
8 tahun yg lalu saat saat usia pernikahan Anna dan Arkan menginjak 12 tahun dan memiliki Assena yang berusia 10 tahun. Arkan berselingkuh dengan Evelin dan sudah menikah dengan diam-diam, bahkan sudah memiliki anak yg bernama Isabella yang baru saja lahir. Tak lama sejak Isabella lahir Anna mengetahui tentang perselingkuhan Arkan dan Evelin. Anna terlanjur sakit hati dan kecewa Yang menjadikan Anna depresi dan mati bunuh diri.
Dari peristiwa itu Assena tumbuh jadi gadis pendiam, dingin dan kebencian atas Arkan dan Evelin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 70 Episodes
Comments
Yhu Nitha
hello thor
aq mampir✌
salam dari CINTA & SIRF TUM yah🙏🙏😄
2020-08-24
1
Priska Anita
Jejak disini thor 💜
2020-08-09
1
SR_Muin
aki mampir 😁
salam SUDDENLY LOVE 🤗
2020-08-08
2