Sistem Kebaikan Pemuda Terundung
Brak! buk! bakk!
di lorong sekolah SMK Negeri 7 Harapan, sekelompok siswi sedang melakukan tindakan anarkis kepada seorang siswa penyendiri.
"bangsat! kenapa tasku bisa sampai jatuh ke tanah!? tas itu harganya mahal! kalau sampai rusak lu mau ganti!?" ucap seorang siswi. dia bernama martha.
martha memukul seorang siswa laki laki yang malang, yang tidak lain adalah aku.
aku sudah biasa jadi target bullying seperti ini. aku dipaksa oleh martha dan anak cewek lainnya untuk membawakan tas mereka yang bobotnya lebih berat hari ini karena ada pelajaran seni dan olahraga. dia menyuruh aku karena badanku besar dan gendut.
mungkin dia kira punya badan besar dan gendut berarti punya tenaga yang besar juga. masalahnya aku ini lemah walaupun punya badan besar, ditambah lagi tas yang harus aku bawa lebih dari 3 buah.
"mau gimana lagi... tas yang aku bawa kebanyakan." ucapku membela diri di hadapan anak anak perempuan itu.
"jangan banyak alasan!!"
aku diseret ke kelas lalu dipukuli dengan sapu kelas. ini juga sudah biasa terjadi. sementara martha memberiku pelajaran teman teman geng nya menjaga pintu kelas.
"dasar aib kelas! sudah jelek, gendut, hitam, gak pintar, letoy, pakaian rusuh lagi. lu ini niat sekolah gak sih?! gak punya modal banget!!"
anak anak perempuan memaki diriku seakan akan aku ini adalah orang yang tidak pantas pergi ke sekolah seperti mereka. mereka bahkan mengejek orang tuaku dengan mengatakan kalau ayah ibuku adalah pasangan suami istri yang sial karena telah melahirkanku.
mendengar keributan di kelas kami anak anak dari kelas lain segera memanggil guru dan datanglah guru bk yang juga adalah wali kelas kami. nama beliau bapak alam.
"martha, bapak alam kesini!!" kata siswi lain yang bernama diana.
martha memberiku satu pukulan terakhir di keningku, dan pukulannya itu membuat keningku berdarah. martha lantas mengancam kalau aku melaporkan perbuatannya pada guru maka dia akan meminta orang tuanya yang seorang menteri pendidikan untuk mengeluarkan aku dari sekolah.
SMK Negeri 7 Harapan adalah sekolah negeri yang mau menerima siswa bodoh sepertiku. alasannya karena kepala sekolahnya pernah memiliki hutang budi dengan mendiang ayahku, karena itulah lewat jalur dalam aku bisa masuk ke sekolah ini. walaupun nilai rata rata siswa di sekolah ini cukup rendah, namun sekolah ini terkenal karena menghasilkan banyak siswa berprestasi di bidang olahraga. aku sendiri masuk ke jurusan seni, karena di jurusan ini saja aku bisa masuk dengan nilaiku yang rendah.
di jurusan seni ini ada banyak anak nakal dan preman. alasan kenapa disini banyak siswa siswi bandel karena yang masuk lewat jalur belakang tidak hanya aku saja.
-jam istirahat pertama-
uang sakuku tidak banyak jadi aku membawa bekal ke sekolah. diantara semua waktu yang aku lewati saat sekolah, jam istirahat pertama adalah waktu yang paling buruk bagiku.
"woi kuda nil, beliin aku nasi goreng sama kaya biasa!"
itu adalah anak yang setiap jam istirahat pertama menjadikanku kacung nya, namanya andi. dia seangkatan denganku, seorang siswa berprestasi di bidang olahraga dan bela diri. satu kelas takut padanya kecuali martha dan gengnya.
"aku boleh nyuap sekali dulu enggak?" tanyaku.
"hah? nyuap sekali? lu bawa bekal yang enggak enak itu lagi?"
dulu saat aku pertama kali bawa bekal ke sekolah, andi datang dan mencicipi bekalku, lalu meludahkannya ke atas mejaku. katanya bekal buatan ibuku enggak enak.
"ini enak kok... cuma seleramu aja yang beda..." jawabku dengan suara pelan.
andi bangkit dari kursinya dan menghampiriku.
"gua suruh lu beliin nasi goreng, tapi lu malah ngedebatin cita rasa bekal lu. lu bilang bekal lu enak kan, mana sini gua cobain!"
aku berikan sendokku pada andi.
"nahh pas banget gua pengen nasi goreng." kata andi pas melihat bekal yang aku bawa isinya nasi goreng.
dia memotong telur dadar dengan sendok lalu menyendok nasi ke mulutnya.
cara makan andi sedikit kotor, saat mengunyah nasi di mulutnya berhamburan kemana mana.
andi mengomentari nasi goreng bikinan ibuku.
"rasanya lebih enak dari yang dulu. tapi tetap aja gak enak."
fuuh...
andi meludahkan nasi tetap ke wajahku. anak anak lain hanya melihat bullying yang dilakukan andi ini sebagai hal yang biasa. akupun juga menganggap hal ini biasa saja, namun jauh di dalam lubuk hatiku aku sangat ingin menangis.
"buruan suap nasi yang enggak enak itu. abis itu beliin gua nasi goreng. kalo sampe nasi gorengnya gak dapet gua patahin tanganlu!"
aku bergegas menyuap nasi lalu berlari secepatnya ke kantin. saking takutnya pada andi aku sampai lupa meminta uangnya.
"minggir! minggir! kuda nil lagi lari tuh!"
"awas sis..!! nanti kamu ketabrak!!"
tidak hanya anak di kelasku, anak anak di kelas lain juga menjauhiku. di sekolah ini aku mempunyai reputasi, yaitu si kuda nil, anak paling payah di seluruh sekolah.
semua orang membullyku. saat pembully tertangkap basah oleh guru, mereka selalu beralasan hanya bercanda dan tidak sungguh sungguh menyakiti anak yang dibully.
itu adalah alasan yang selalu dipakai para pembully, dan anehnya para guru selalu menerima alasan itu walaupun mereka sadar bullying tetaplah bullying.
sesampainya di kantin aku dalam masalah besar. sebab antrean di warung nasi goreng ibu imah sudah panjang. kalau aku ikut antre bisa bisa tidak sempat untuk andi makan nasi gorengnya.
saat aku kebingungan mencari cara tiba tiba anak anak yang antre membukakan jalan untukku. aku baru ingat kalau andi itu anak yang ditakuti oleh satu angkatan kami, yaitu kelas 1. aku yang juga terkenal sebagai kacungnya andi, dibiarkan memesan lebih dulu karena anak anak itu juga takut pada andi.
tatapan tidak mengenakkan aku rasakan saat berada di keramaian. tapi aku berusaha menahannya karena tidak ada jalan lain bagiku. aku harus menghadapinya meskipun hatiku terasa sangat panas.
"saya beli nasi goreng satu porsi..."
"kamu ini, sampai kapan mau di olok olok siswa lain kaya begini?" tanya ibu imah. beliau adalah salah satu orang yang baik padaku di sekolah ini.
"mau gimana lagi bu. saya juga gak bisa melawan mereka..." jawabku dengan nada sedih.
selesai membikin nasi goreng, ibu imah berpesan padaku untuk berhati hati.
"hati hati ya nak... kalau anak anak ada yang mau nyakitin kamu, kamu harus membela diri ya nak..."
aku mengangguk pelan. berkat pengaruh kuat dari andi aku bisa membawakan nasi gorengnya tepat waktu.
10 menit lagi istirahat pertama berakhir.
"nih andi!" aku memberikan nasi goreng pesanannya tepat waktu.
"wahh hari ini lu cepet banget belinya ya, bagus deh..."
untunglah andi tidak memukulku hari ini. aku bernapas lega. meskipun uang saku 10 ribuku hilang karena aku tidak berani menagih uang ganti ke andi, tapi setidaknya aku masih bisa makan bekalku dengan tenang. setidaknya begitulah yang aku pikirkan.
saat kulihat ke mejaku, aku lihat bekalku sudah dimakan oleh seekor kucing berjenis anggora. aku segera menghampiri kucing anggora itu. aku bertanya pada teman sekelasku milik siapa kucing itu.
"aku gak tahu. jangan bicara padaku." jawab teman sebangkuku.
"gak tahu..." yang lainnya menjawab sama.
"kalau pemiliknya bukan anak kelas sini, akan aku titip kucing ini ke pengawas." pikirku.
karena aku suka kucing, aku enggak jadi marah bekalku habis. saat aku akan membawa kucing itu keluar kelas, tiba tiba martha datang sambil marah marah.
"mau dibawa kemana kucing gue? balikin sini!"
aku menurunkan kucing martha.
"heh kuda nil, jangan duduk dulu. gua ada kerjaan buat lu nih.."
"tapi kan bentar lagi istirahat selesai. kamu mau nyuruh aku ngelakuin apa?"
martha mencubit tanganku. rasanya sakit sekali, sampai membekas di tanganku.
"mau nolak? mau gua kasih tau bapak gua perihal tadi pagi?" ancam martha.
"enggak.. enggak..."
"ya udah kalau gak mau dikeluarin. ikut gua ke gang belakang sekolah."
mau tak mau aku harus mengikuti martha. padahal aku enggak mau ikut, soalnya jam pelajaran setelah istirahat pertama adalah pelajaran seni yang merupakan mata pelajaran utama jurusanku.
di gang belakang sekolah...
"lu liat tuh anak anak smk sebelah." kata martha.
"iya liat." jawabku.
"tadi pagi jam tangan gua kececer di jalan. itu jam mahal banget. gua dah suruh teman teman gua nyari di sepanjang jalan menuju sekolah, kecuali jalan gang ini."
aku merasakan adanya bahaya disini. anak anak smk sebelah sedang membolos di lorong gang itu. mereka terkenal sebagai anak anak jurusan lokomotif yang suka berkelahi. reputasi mereka buruk di masyarakat tapi cukup bagus di sekolah mereka.
"udah paham maksud gua kan?" tanya martha.
"aku cuma harus menyusuri jalan yang kamu laluin kan?"
"bukan cuma itu, ambilin jam tangan gua yang diambil sama anak anak smk sebelah. tadi pagi salsa bilang kalau jam gua diambil sama anak anak itu."
"tapi kan belum tentu mereka yang ngambil jam tangan kamu. bisa jadi orang lain yang lewat di gang itu sebelum mereka." aku mencari cari alasan agar tidak perlu mencari ribut dengan anak smk sebelah. kalau terjadi perkelahian aku bisa habis oleh anak anak mesin yang berjumlah 6 orang itu.
"dibilangin, salsa ngeliat mereka ambil jam tangan gua..!! gua gak mau tahu, pokoknya lu usaha dulu buat dapetin jam tangan gua. kalo lu berhasil, gua bakalan maafin lu karena udah ngotorin tas gua tadi pagi..!!"
"masa cuma gara gara jatohin tas, disuruh begini..."
aku sangat takut. martha mengambil sesuatu dari dalam tas tangannya, lalu melemparkan benda itu ke hadapan anak anak mesin.
traak! trak! traak!
"wehh!! apaan nih!!"
martha memulai perkara dengan melempar petasan ke anak anak mesin.
"ingat! usaha dulu buat dapetin maaf gua!"
martha langsung kabur setelah melakukan itu, sementara anak anak mesin mencurigaiku. mereka berbondong bondong mendatangiku.
"heh, lu kah yang ngelempar petasan ke kita?" kata siswa yang paling jagoan diantara mereka.
"keknya enggak mungkin sih zal. soalnya ni anak kan penakut." kata anak lainnya.
"iya, ini kan anak yang digelari kuda nil sama anak anak seni." kata anak lainnya.
"terus kalo bukan lu siapa lagi?! ngapain juga lu diam mematung ngeliatin kita?!" anak jurusan mesin itu mulai meninggikan suaranya.
aku bingung. apa aku harus memberitahu mereka kalau martha yang melemparkan petasan. tapi kalau begitu martha akan terus menerus diganggu oleh anak anak ini. tapi kalau benar yang dikatakan teman martha kalau anak anak ini mengambil jam tangan martha yang tercecer, apakah aku bisa meminta mereka mengembalikannya baik baik? tidak tahu lah, apapun yang aku lakukan aku tetap akan dihajar.
plak!
aku ditampar.
"ni anak diajakin ngomong baik baik malah diem. berarti bener lu yang lemparin kita kan!!"
.....
aku dipukuli oleh mereka sampai pingsan. begitu bangun, aku merogoh kantung, mengambil hp untuk melihat jam, begitu kulihat layar hpku sudah retak parah. mereka sangat keterlaluan, gara gara mereka menghajar membabi buta hpku sampai retak. pada akhirnya aku tidak bisa melakukan apa apa. aku bahkan belum sempat bertanya pada mereka soal jam tangan martha.
aku benar benar pengecut...
aku menangis dikala badanku masih terbaring lemas di tanah. tidak lama aku lihat martha and the gang datang.
"liat tuh, kasian banget dia. perlu aku panggil anak uks kesini?"
"gak usah! buat apa kasian sama dia!"
"heh yuda kuda nil! kau dapat jam tanganku?" tanya martha.
"enggak. aku langsung dihajar setelah kamu lari."
martha tampak akan marah, tapi tatapan matanya yang tajam perlahan menurun.
"ahh sudahlah, buat apa gua berharap sama lu. mau marah pun males." kata martha sambil berbalik pergi.
"bener martha. buat apa ngebully anak yang nangis di jalanan kaya begini."
aku ditertawakan oleh mereka. aku menyalakan hpku dan melihat jam. setelah dihajar anak anak jurusan mesin aku pingsan sampai pulang sekolah dan tidak ada satupun yang mencariku selama itu.
aku pun pergi ke ruang kelasku untuk mengambil tas. untung saja hari ini tidak ada yang jahil menyembunyikan tasku. aku pulang jalan kaki dengan punggung dan pandangan mata ke bawah.
di tengah jalan aku berpapasan dengan seorang nenek pengemis. nenek itu meminta belas kasihku. tapi apa yang aku lakukan...
"kasihan nak..."
aku berjalan melewati nenek pengemis itu tanpa sedikitpun memandangnya. tapi nenek itu malah terus mengikutiku, aku jadi tidak enak dipandang oleh orang orang. apalagi reputasiku di masyarakat juga tidak baik. aku dikenal sebagai seorang penyendiri dan sosiopat.
aku tidak memiliki teman karena trauma dibully sejak masih sd, dan aku menjadi orang yang minim empati alias sosiopat karena tidak percaya diri. karena itulah setiap ada orang yang meminta bantuan padaku aku selalu menolaknya dengan berbagai alasan.
aku adalah seorang pecundang bukan karena aku dibully sejak sd sampai sekarang, tapi karena aku tidak pernah mencoba untuk memperbaiki keadaan, bahkan aku tidak bisa menciptakan lingkungan yang harmonis dengan keluargaku. satu satunya keluarga yang menyayangiku hanyalah ibuku.
"kasihan nak... nenek belum makan seharian ini..." suara nenek pengemis benar benar layu.
"...saya juga belum makan seharian ini, nek." jawabku dengan sinis, sambil berpikir kalau aku berada di posisi yang sama dengan nenek itu. setelah aku berkata seperti itu, nenek itu tidak lagi mengikutiku. aku pun juga tidak berbalik untuk melihatnya.
sesampainya di rumah. aku melihat ibuku sedang mengangkat jemuran. ibuku dipanggil ibu nia di lingkungan ini. tidak seperti aku yang gendut dan jelek, ibuku cukup langsing dan wajahnya tampak muda meski sudah berumur 35 tahun. ibuku bekerja sebagai karyawan di toko laundry. gaji yang diterima ibuku setiap bulannya cukup untuk makan sehari hari dan untuk membayar sewa rumah. sementara untuk listrik dan air kami harus berhemat agar uang belanja bulanannya cukup.
"kamu pulang awal hari ini yudha. tunggu sebentar ya, sebentar lagi nasinya matang, kamu pasti lapar kan." tanya ibuku.
"iya bu, yudha lapar. tadi saya enggak sempat makan pas istirahat."
aku bergegas masuk sambil menyembunyikan memar di wajahku. tapi tidak sempat aku masuk ke dalam rumah, ibuku sudah memergoki wajahnya yang lebam.
"kamu dipukulin lagi ya?" tanya ibuku.
"iya, bu." jawabku dengan berat hati. aku malu kalau pulang dengan babak belur seperti ini.
"siapa yang mukulin kamu!? kamu makan, mandi dulu abis itu kita bikin perhitungan sama anak anak yang nyerang kamu!!" tentu saja ibuku sangat marah saat aku dihajar. beliau adalah orang tua yang baik, tapi sayangnya aku bukan anak yang baik.
"enggak perlu bu... yudha gak papa kok..."
"tapi ibu gak terima anak kesayangan ini diperlakukan kaya begini! pokoknya kita bikin perhitungan!"
"AKU BILANG GAK USAH!!!"
tanpa sadar aku berteriak pada ibuku. aku anak durhaka, karena lebih takut kepada anak anak mesin ketimbang pada ibuku.
"AKU MALU KALO BAWA BAWA ORANG TUA KE SEKOLAH!!! BIARIN AKU YANG NYELESAIN MASALAHKU SENDIRI!!!"
aku membentak dengan suara yang amat keras sampai didengar oleh tetangga di ujung jalan. aku merasa sangat bersalah telah berteriak pada ibuku. rasanya aku ingin menangis tapi egoku menahanku untuk tidak melakukan itu.
"gitu ya, ibu minta maaf sudah ikut campur urusanmu..."
hatiku semakin tercabik saat melihat ibuku menundukkan kepala, hatiku sakit sekali melihatnya.
"kamu makan dulu. abis itu istirahat sambil jaga rumah. ibu mau berangkat kerja." kata ibuku sambil mengangkat keranjang baju.
malam harinya, aku memeriksa hpku yang retak. layarnya masih bisa menyala tapi ada hitam hitam di sebelah kiri tampilan hpku. walaupun hitamnya sedikit tapi itu lumayan merusak pemandangan. aku tidak memberitahu ibuku soal layar hpku yang retak.
aku ketiduran sekitar jam 22.50 wib.
malam itu juga aku bermimpi. dalam mimpiku aku mengulang kejadian pas aku menolak membantu nenek pengemis tadi siang.
"kasihan nak... nenek belum makan seharian ini..." aku mulai berpikir, di dunia nyata aku menolak membantu nenek ini, jadi setidaknya aku harus membantunya dalam mimpi ini. toh dalam mimpi aku tidak akan merasa rugi.
aku mengeluarkan dompetku lalu mengambil sisa uang 2 ribu di dompetku.
"terima kasih nak, semoga tuhan membalas kebaikan kamu..."
saat tangan nenek yang keriput hampir mencapai uang 2 ribuku aku langsung menarik tanganku dan memasukkan uang itu kembali ke dalam dompetku.
"setelah saya pikir pikir, saya juga butuh uang ini. maaf ya nek..." kataku sembari berjalan melewati nenek itu. baik di dunia nyata maupun di dunia mimpi aku adalah orang yang tidak baik.
"sesulit itukah untuk berbuat baik?"
langkahku terhenti mendengar kata kata dari nenek pengemis.
"apa kata nenek?" tanyaku penuh rasa heran.
"kamu merasa kamu adalah orang yang malang, makanya kamu tidak mau membantu orang lain." kata nenek misterius itu.
"memang harusnya aku begitu kan?" tanyaku dalam hati.
"kamu harus belajar kalau kemalangan yang kamu hadapi bukanlah alasan untuk mengacuhkan orang lain yang memerlukan bantuan. nenek kasih kamu kesempatan. kesempatan untuk mengubah hidup kamu."
setelah mendengar kata kata yang sulit dimengerti itu aku melihat dadaku diselimuti api. lebih dalam dari itu aku dapat melihat tubuhku menjadi transparan dan aku melihat hatiku hangus terbakar kobaran api.
dadaku terasa sangat panas, padahal ini hanyalah mimpi. aku berusaha keras menyadarkan diriku. sampai akhirnya aku berhasil bangun setelah menghentakkan kakiku dengan keras ke ranjang.
"mimpi buruk! aku bermimpi buruk!" kataku sambil memegangi dadaku.
saat masih syok dengan mimpi yang aku alami barusan, hpku yang baterainya habis tiba tiba menyala.
aku segera memeriksa hpku, kulihat baterainya sudah terisi penuh padahal tadi sebelum tidur aku sengaja tidak mengecasnya.
"apa ibu yang mengecas hpku?" pikirku.
saat aku lihat jam masih menunjukkan pukul 23.50 wib aku pun menyadari sebuah kejanggalan. baterai hpku tidak mungkin terisi penuh dalam 1 jam. hpku adalah Samsung J1 2015 yang tidak ada fitur pengisian cepatnya.
karena penasaran aku pun mengecek ponselku. semua aplikasi kecuali aplikasi belajar terhapus dengan sendirinya, dan ada satu aplikasi asing bernama K. S. (Kindness System) yang terinstal secara misterius di hpku.
awalnya aku tidak mau membuka aplikasi itu karena takut itu aplikasi hacker. tapi karena rasa penasaranku lebih besar aku pun membuka aplikasi itu.
saat dibuka layar ponselku berubah jadi biru, lalu muncul pilihan pengaturan bahasa. aku pilih bahasa indonesia.
lalu muncul animasi chibi seorang laki laki berbaju serba hitam, dan muncullah tulisan dalam bahasa indonesia -Sistem Kebaikan- diikuti dengan kata kata sambutan dari pria chibi itu.
[selamat datang di alam semesta kebaikan.]
[wahai orang yang beruntung.]
....................................................................................
Jangan lupa tekan like dan taruh novel ini rak buku kesayangan kalian😄
Salam dari agen Nostradamus untuk seluruh orang orang baik di alam semesta😇
....................................................................................
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments
Abbie Jard
udah lemah.miskin.sering di bulli.berani nya sama orang tua nya sendiri.tapi sama orang lain malahan patuh banget sampai ga berani membentak...
otak nya dimana.uang udah di kasih malah di tarik lagi.kan kamu masih bisa makan masih ada orang tua.sedang kan nenek cuma minta makan doang.MC nya tolol banget ga mikir
2024-09-03
0
Sak. Lim
kan idioooooot bnererrrr2 yg ga perlu di tlgin di tlngin tpi yg bnererrrr2 minta tolong ga di tlngin apa nma nya klaw bukan idioooooot itu
2024-02-14
0
Sak. Lim
wajarlah klwatan songong mya
2024-02-14
0