Bab 4 - Melarikan Diri

Datang dua orang prajurit kerajaan mengenakan zirah lengkap dengan simbol kerajaan Heavenly Lagon pada bahu baju mereka, menendang keras pintu masuk toko senjata. Sang pemilik tersentak mendengar suara keras, ia keluar dari ruangannya menuju ruang depan. Melihat dua prajurit dengan muka garang membuatnya tertegun sebentar, lalu mulai bertanya apa maksud para prajurit melakukan hal itu.

Para prajurit menghampiri pemilik toko yang tampak kebingungan, mereka mencari seseorang, bertanya di mana orang yang mengenakan baju yang aneh bertopi besar dan berharap mengetahui keberadaannya. Akan tetapi, mereka hanya mendengar kata ‘tidak tahu’ disertai gelengan kepala pemilik toko. Salah satu prajurit melotot dengan tajam, kemudian ia mengeluarkan selembar kertas berwarna kekuningan, terdapat sketsa gambar wajah dan setengah badan Temuo.

“Aku mendengar kabar bahwa ada ras hantu yang datang ke toko ini,” ujar salah satu prajurit. “Bisa jadi dia adalah mata-mata yang dikirim raja iblis. Jika kau menyembunyikan keberadaannya, berarti kau termasuk anak buah raja iblis,” imbuhnya.

“Seperti yang kalian lihat, tidak ada orang di sini selain kita.” Pemilik toko menyanggah dengan tenang. “Mungkin Temuo sudah pergi.”

Prajurit lalu menyipitkan matanya dan berkata, “Aku bahkan belum menyebutkan namanya.”

Pemilik toko tercekat dan prajurit perlahan memegang pedangnya yang masih terpasang di samping pinggangnya. Orang tua itu menelan ludah dan setetes keringat dingin jatuh ke dagunya. Situasi berubah menjadi saling beradu mata antara pemilik toko dan prajurit itu.

Sebelumnya…, pemilik toko ketika mengetahui identitas dan tujuan Temuo, langsung memperingatkan agar segera keluar dari kerajaan. Dirinya menunjukkan pintu rahasia melalui lorong bawah tanah dan masuk ke pintu yang bertanda. Pintu itu rupanya menuju ke kandang kuda pemilik teman lama pemilik toko. Di sana Temuo dan Silvanna mengedap-edap dari balik tumpukan jerami, mengamati beberapa kuda, kereta kuda dan seorang pria gemuk berada di dekat gudang.

Silvanna bertanya kepada Temuo apa yang harus dilakukan. Temuo terdiam memikirkan sesuatu, pria bermuka pucat itu berdiri, memberi isyarat kepada Silvanna untuk mengikutinya. Mereka melangkah secara perlahan mendekati pria gemuk.

Sedikit terkejut melihat dua orang asing berada di tempatnya, pria gemuk bertanya dengan nada tinggi. “Siapa kalian? kenapa ada di sini?”

Temuo menenangkan dan menjelaskan situasi saat ini, dirinya juga menginginkan kereta kuda beserta kuda milik pria gemuk, tetapi permintaan itu ditolak. Mengingat kembali perkataan pemilik toko senjata, dirinya mencoba mengikuti saran dan melakukan penawaran dengan pria gemuk. Bukan menggunakan koin, emas ataupun berlian, melainkan jam saku antik yang berada di balik saku bajunya. Sebuah benda sebagai pajangan karena telah mendapat karakter koboi hantu.

Si pria gemuk tertarik akan tawaran yang diberikan oleh Temuo, mereka mencapai kesepakatan.

Temuo dan Silvanna segera mengangkut semua barang yang didapat dari toko senjata. Setelah muatan selesai ditaruh di kereta, Silvanna mengajukan pertanyaan lagi. “Selanjutnya apa yang harus kita lakukan, Tuan?”

Ada jeda waktu beberapa saat sebelum Temuo berhasil mengeluarkan kata berikutnya. “Kita harus kembali ke sana dulu, baru pergi secepatnya dari kota ini.”

Pemilik toko membatu melihat prajurit di depannya yang sedang menghunus pedang ke atas, setetes keringat dari dahinya turun ke pipi, berpikir ini adalah akhirnya. Tiba-tiba dari kejauhan arah luar pintu, melesat sebuah busur panah yang menggores pipi prajurit dan menancap keras ke dinding samping kepala pemilik toko.

Prajurit mengusap darah di pipinya, menoleh ke belakang, mendapati dari kejauhan di seberang toko ada Temuo dengan senjatanya yang langsung berlari. Melihat orang yang dicarinya ada di depan mata, prajurit itu memerintahkan semua unit untuk mengejar dan menangkapnya.

Pemilik toko terperangah melihat yang terjadi. Berpikir jika bidikan Temuo sedikit meleset, kepalanya sudah pasti berlubang. Pria tua itu menatap anak panah yang tertancap, melihat ada sebuah kertas di bagian panah, ia dengan sekuat tenaga mencabutnya dari dinding, lalu membaca isi kertas.

Temuo berlari menuju kereta kuda yang sudah disiapkan sebelumnya. Terlihat Silvanna berada di depan memegangi kemudi, si pria koboi duduk di sampingnya, memerintahkan gadis itu untuk segera menjalankan kereta kuda. Mereka kabur menuju gerbang timur.

“Apa urusan Tuan dengan pemilik toko sudah selesai?” tanya Silvanna sembari memegangi tali kemudi.

“Ya sudah, sisanya tergantung padanya,” jawab Temuo sambil memeriksa ke belakang di mana terlihat beberapa pasukan berkuda mengejar. “Seberapa cepat kuda kita berlari?”

“Um, dengan satu kuda, kereta berisi kotak anak panah dan bom, kurasa bisa segera menuju gerbang selama kuirasier belum digerakkan.”

Beberapa pasukan berkuda melaju cepat menyusul kereta kuda, Temuo menunjuk ke belakang dan bertanya, “Apakah pasukan berkuda yang terpasang zirah itu kuirasier?”

“Gawat!”

Temuo melihat Silvanna yang mulai sedikit resah, ia menenangkan dan menyuruh gadis itu untuk fokus mengemudi, sedangkan dirinya menuju kereta belakang untuk mengatasi para kuirasier yang mengejarnya. Menyiapkan senjata bowgun dengan beberapa anak panah, jarinya membuka pengait tuas kecil pada senjatanya, membuat tembakannya dalam mode menembak beruntun. Satu persatu prajurit berjatuhan dan mulai menyebar.

Dari arah belakang muncul pasukan kerajaan mengejar, melaju cepat seorang prajurit yang memiliki bekas goresan di pipinya karena tembakan panah Temuo di toko senjata sebelumnya. Pria berwajah menyeramkan itu menatap mata Temuo, dengan kuda berwarna kuning keemasan ia menghindari semua tembakan yang diluncurkan oleh bowgun milik Temuo.

Temuo terperangah, menghentikan tembakannya dan bergumam, “Sepertinya ia kaptennya.”

Silvanna berteriak, “Pintu gerbang sudah terlihat!”

Mendengar informasi dari Silvanna, Temuo lalu membuka kotak kayu yang berisi bom dinamit. Kedua tangannya mengambil beberapa dinamit dan menyalakan sumbunya. Ia menatap kapten prajurit dan melemparkan ke pintu gerbang tepat saat melewatinya. Beberapa dinamit mengenai gerbang dan meledakkan dinding gerbang, membuat jalan terhalangi oleh reruntuhan bebatuan.

Kapten prajurit tetap melajukan kudanya dengan cepat, ia berhasil melewati sebelum pintu gerbang roboh. Para prajurit lain terpaksa berhenti dan memutar menuju gerbang lain. Sang kapten menyusul gerobak kuda milik Temuo sampai ke jalan tebing gunung.

Temuo mulai khawatir melihat kapten yang masih gigih mengejarnya. Ia mencoba menenangkan diri, dalam hati berkata, “Tenangkan dirimu Temuo, saat mendekat bidik kudanya dan ia akan terjatuh ke tepi jurang.”

Temuo mulai membidik kuda kapten, menutup tuas kecil pada bowgun-nya, memasuki mode tembakan satuan. Dalam mode ini, setiap panah yang ditembakkan ada jeda lima detik, tetapi kekuatan serta kecepatan yang dihasilkan dua kali lipat dibanding mode beruntun. Saat merasa sudah dekat, ia lalu menembak, panahnya mengenai tepat di kepala kuda dan menjatuhkan kuda prajurit.

Temuo bersorak sesaat, kemudian tertegun melihat sang kapten menancapkan tombaknya ke tanah, melompat dan mendarat di dalam gerobak. Sekarang mereka bertiga sangat dekat, sang kapten memberikan serangan dengan tombak yang dipegang, mereka berdua saling jual beli serangan.

Silvanna menawarkan bantuannya, tetapi Temuo menolak. Berpikir pertarungan ini tidak akan ada habisnya, pria koboi itu menyuruh mengemudikan kereta kuda ke jalan yang dekat dengan seberang jurang. Silvanna sedikit ragu akan rencananya, tapi dia tetap menuruti.

Silvanna memberitahu bahwa di depan ada sebuah jalan tanjakan yang terputus mengarah ke seberang sisi jurang. Temuo melirik ke arah depan sambil kedua tangannya menahan tombak yang menekan lehernya.

“Tunggu aba-abaku!” kata Temuo, ada jeda beberapa saat sebelum ia mengeluarkan perintah selanjutnya. “Potong tali kereta dan naik kuda!”

Tali penghubung kereta dengan kuda terputus, Silvanna melompat ke arah kuda dan mengarahkan kudanya melompat ke seberang jurang, bersamaan dengan itu, Temuo menendang sang kapten, merebut tombak dan menancapkannya pada gerobak sehingga menembus ke bawah tanah, kereta terpental membuat seisi kereta terlempar ke udara.

Temuo terlempar ke depan dan mencoba mengulurkan tangan, Silvanna berusaha menangkap dengan tangan kirinya, ia berhasil memegang tangan Temuo. Namun, karena berat yang dipegang, bahu gadis berzirah itu terkilir dan wajahnya meringis menahan sakit.

Mereka berhasil mendarat di seberang, sedangkan kapten beserta kereta, kotak-kotak berisi anak panah dan bom jatuh ke bawah jurang.

Episodes
1 Bab 1 - Temuo si Koboi Hantu
2 Bab 2 - Kesatria Wanita Perak
3 Bab 3 - Sudut Pandang Raja Elgard
4 Bab 4 - Melarikan Diri
5 Bab 5 - Desa Paliyan
6 Bab 6 - Gadis Pembawa Barang, Inka
7 Bab 7 - Pengejaran Buronan
8 Bab 8 - Anggota Baru
9 Bab 9 - Hari Panen
10 Bab 10 - Manusia Kera
11 Bab 11 - Manusia Ular
12 Bab 12 - Musyawarah
13 Bab 13 - Beberapa Senjata
14 Bab 14 - Pembaruan Sistem
15 Bab 15 - Meningkatkan STAT
16 Bab 16 - The Five Fingers Deathly
17 Bab 17 - The Five Fingers Deathly part. 2
18 Bab 18 - The Five Fingers Deathly part. 3
19 Bab 19 - The Five Fingers Deathly (Final)
20 Bab 20 - Bala Bantuan
21 Bab 21 - Perpisahan adalah Awal Perjalanan Baru
22 Bab 22 - Kenangan Kecil Velmir
23 Bab 23 - Menentukan Tugas
24 Bab 24 - Nemora Penyihir Pengkhayal
25 Bab 25 - Sebuah Ramalan
26 Bab 26 - Keputusan Salah
27 Bab 27 - Memilih Skill Baru
28 Bab 28 - Perubahan
29 Bab 29 - Menuju Gunung Sonja
30 Bab 30 - Desa Gemstone
31 Bab 31 - Perbuatan Salah
32 Bab 32 - Menghapus Kesalahan
33 Bab 33 - Perjuangan Nemora
34 Bab 34 - Velmir Melawan Monster
35 Bab 35 - Mata, Telinga, dan Mulut Velmir
36 Bab 36 - Mata, Telinga, dan Mulut Velmir part. 2
37 Bab 37 - Luka di Masa Lalu
38 Bab 38 - Melawan Monster Oscar
39 Bab 39 - Melawan Monster Oscar part. 2
40 Bab 40 - Melawan Monster Oscar (Final)
41 Bab 41 - Hadiah dan Bonus
42 Bab 42 - Berkumpulnya Keluarga
43 Bab 43 - Sebuah Pembicaraan
44 Bab 44 - Kejadian Tak Terduga
45 Bab 45 - Muslihat
46 HIATUS
47 Bab 46 - Sosok Hitam Misterius
Episodes

Updated 47 Episodes

1
Bab 1 - Temuo si Koboi Hantu
2
Bab 2 - Kesatria Wanita Perak
3
Bab 3 - Sudut Pandang Raja Elgard
4
Bab 4 - Melarikan Diri
5
Bab 5 - Desa Paliyan
6
Bab 6 - Gadis Pembawa Barang, Inka
7
Bab 7 - Pengejaran Buronan
8
Bab 8 - Anggota Baru
9
Bab 9 - Hari Panen
10
Bab 10 - Manusia Kera
11
Bab 11 - Manusia Ular
12
Bab 12 - Musyawarah
13
Bab 13 - Beberapa Senjata
14
Bab 14 - Pembaruan Sistem
15
Bab 15 - Meningkatkan STAT
16
Bab 16 - The Five Fingers Deathly
17
Bab 17 - The Five Fingers Deathly part. 2
18
Bab 18 - The Five Fingers Deathly part. 3
19
Bab 19 - The Five Fingers Deathly (Final)
20
Bab 20 - Bala Bantuan
21
Bab 21 - Perpisahan adalah Awal Perjalanan Baru
22
Bab 22 - Kenangan Kecil Velmir
23
Bab 23 - Menentukan Tugas
24
Bab 24 - Nemora Penyihir Pengkhayal
25
Bab 25 - Sebuah Ramalan
26
Bab 26 - Keputusan Salah
27
Bab 27 - Memilih Skill Baru
28
Bab 28 - Perubahan
29
Bab 29 - Menuju Gunung Sonja
30
Bab 30 - Desa Gemstone
31
Bab 31 - Perbuatan Salah
32
Bab 32 - Menghapus Kesalahan
33
Bab 33 - Perjuangan Nemora
34
Bab 34 - Velmir Melawan Monster
35
Bab 35 - Mata, Telinga, dan Mulut Velmir
36
Bab 36 - Mata, Telinga, dan Mulut Velmir part. 2
37
Bab 37 - Luka di Masa Lalu
38
Bab 38 - Melawan Monster Oscar
39
Bab 39 - Melawan Monster Oscar part. 2
40
Bab 40 - Melawan Monster Oscar (Final)
41
Bab 41 - Hadiah dan Bonus
42
Bab 42 - Berkumpulnya Keluarga
43
Bab 43 - Sebuah Pembicaraan
44
Bab 44 - Kejadian Tak Terduga
45
Bab 45 - Muslihat
46
HIATUS
47
Bab 46 - Sosok Hitam Misterius

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!