Raja Elgard berdiam diri di lantai atas istana. Angin berembus sejuk ke arahnya, membuat pakaian sang raja berkibar seperti bendera. Dirinya memandangi langit biru dengan tenang, pandangannya beralih menuju bangunan-bangunan di hadapannya.
Elgard menoleh sedikit ke belakang dan kembali menghadap lurus ke depan, ia menyadari kedatangan sosok siluet pria di belakangnya. Pria misterius itu menjaga jarak dari raja.
“Akhirnya kamu datang….” Elgard membuka pembicaraan, memecah kebisuan. “Kau percaya legenda ‘Cap Dewa’?”
“Aku pernah mendengar,” balas pria misterius dengan suaranya yang berat, “Tapi belum pernah bertemu sama sekali.”
Elgard memulai menceritakan legenda Cap Dewa. Di mana salah satu Dewa agung membuat simbol dari darah dewa, mengalirkan berbagai kekuatan ke dalamnya. Dinamakan Cap Dewa karena setiap simbol membentuk pola. Terdapat 9 Cap Dewa yang tercipta. Orang yang menggunakannya disebut pengguna Cap Dewa.
Dalam legenda, mengisahkan 9 pengguna Cap Dewa memiliki kekuatan mahadahsyat yang mampu mengalahkan raja Iblis, bahkan dapat mengguncang dunia. Namun, salah satu pengguna ada yang berkhianat, merebut Cap Dewa dari pengguna lain untuk dirinya sendiri.
Pria misterius memotong cerita Elgard. “Kisah 400 tahun lalu yang telah menjadi dongeng pengantar tidur.”
“Ya wajar jika orang-orang sekarang menganggap legenda itu hanya dongeng. Karena sudah tak ada satupun orang yang pernah melihat pengguna Cap Dewa.”
“Aku keluar dari penjara bukan untuk mendengar kisah berabad-abad lalu.” Pria misterius mendengus kesal.
Elgard menatap sinis pria misterius sehingga membuat suasana mencekam. Elgard kemudian melanjutkan ceritanya.
“Hal yang menarik adalah pengkhianat Cap Dewa memiliki tujuan yang naif, ia ingin membuat dunia di mana seluruh ras dapat hidup berdampingan,” ujar Elgard berjalan melewati pria misterius. “Entah kebetulan atau tidak, baru-baru ini aku bertemu dengan seseorang yang ingin mempersatukan semua ras.”
Pria misterius mengernyitkan dahinya. “Apa kau menganggap ia pengkhianat dalam legenda itu? Mustahil! Sudah ratusan tahun lalu, tak ada manusia bisa hidup selama itu. Kecuali ia bukan ras-”
“BUKAN RAS MANUSIA!” Elgard memotong perkataan. “Menurut mata-mata yang kukirim, orang yang baru kutemui adalah ras hantu yang langka. Informasi lain ia juga mengaku dirinya ras wibu.”
“Ras wibu?”
“Dari informasi, ras wibu adalah ras terkuat, bahkan dunia ketar-ketir ketika mereka sudah turun tangan.”
“Apa maksudnya itu?” tanya pria misterius seolah belum bisa mempercayai hal itu.
Elgard duduk di kursi yang terbuat dari emas. “Entahlah, tapi aku sudah mengirimkan rumor tentangnya untuk menguji dan kita pantau saja seberapa kuat dirinya.”
...***...
Temuo dan Silvanna telah sampai di toko senjata, suara lonceng berbunyi saat membuka pintu masuk. Temuo tak dapat menutupi rasa kagumnya yang terlihat jelas di wajah.
Di dalam disuguhkan berbagai banyak senjata, mulai senjata panjang, pendek, tajam, tumpul, sihir, untuk jarak menengah dan jauh, bahkan pedang besar terpanjang di dinding.
Dari dalam salah satu ruangan, keluar pria berbadan kurus berambut coklat keriting, berusia kurang lebih 40 tahun, ia menyambut kedatangan Temuo dan Silvanna yang sibuk mencoba satu persatu senjata dan perisai. “Apa ada yang bisa kubantu, Tuan?”
Temuo menghampiri meja kasir tempat pria kurus berdiri. “Aku mencari senjata api, pistol atau senapan laras panjang dan sejenisnya. Apa di sini ada?”
“Huh, senjata api? Maaf Tuan, itu senjata yang sangat istimewa, termasuk salah satu senjata kelas ‘Divine’, tidak ada manusia yang mampu membuatnya. Tingkatan kelas senjata paling tinggi ke bawah ialah Divine, Legendary, Rare, Elite, Medium, dan senjata biasa.” Pemilik toko menggelengkan kepalanya. “Senjata Divine hanya ada ketika Dewa memberikannya atau Dwarf penempa senjata yang mampu membuat senjata tiruan Divine yang berkelas Legendary tingkat 1 hampir setara senjata Divine.”
“Divine? Dwarf?”
Pemilik toko menjelaskan bahwa dulu ada ras dwarf (orang kerdil) yang hampir mampu membuat senjata setara senjata Divine. Para dwarf membuat senjata di gunung dekat desa Paliyan. Namun, sekarang ras dwarf jarang terlihat.
Pemilik toko lalu menambil busur panah dan menaruhnya ke atas meja. “Kalau boleh aku merekomendasikan, jika tuan seorang penembak, kenapa tidak mencoba Golgix Bow, senjata busur panah berkelas ‘Medium’ tingkat 3 yang terbuat dari kayu pohon Golgix yang ada di daerah Timur.”
Temuo tidak begitu tertarik, ia membatin, “Seorang koboi memakai panah, bukankah itu aneh? Tidak akan cocok.”
Pemilik toko bergegas mengambil senjata sihir berkelas Medium tingkat 2 berupa cakram baja berwarna coklat. “Ini senjata sihir tapi mampu menembakan bola besi, bak seperti peluru senjata api.”
Masih tidak tertarik, Temuo berpikir mana ada seorang koboi yang menggunakan sihir, penembak dan penyihir adalah dua hal berbeda.
Pemilik toko terlihat sedikit kesal karena Temuo tak mengeluarkan satupun kata. “Tuan punya uang berapa? Biar kucarikan senjata sesuai dana yang ada.”
Temuo meletakkan sebutir berlian ke atas meja. Pemilik toko lalu melotot kaget melihat berlian kecil di depannya, ia memegang dan memeriksa keasliannya. Tampak senang wajahnya, tanpa membuang waktu langsung menuju ke belakang mengambil sesuatu yang terbungkus oleh kain, pria tua itu lalu menaruh di atas meja dan membuka kain.
“Ini satu-satunya senjata berkelas tinggi yang ada di tokoku, ‘Titania Bowgun’ termasuk kelas Elite tingkat 1.”
Temuo menyentuh senjata itu perlahan, ia merasakan kecocokan. Dalam benaknya berkata, “Koboi dengan bowgun? Seperti di film Van Helsing, seorang pemburu para vampir dan monster. Ngomong-ngomong soal vampir, apa di dunia ini ada ras vampir”?
Lamunan Temuo pecah saat pemilik toko bertanya, “Bagaimana Tuan? Dengan satu berlian sudah dapat memiliki senjata sebagus ini.”
“Akan aku beli dengan satu berlian, asal dengan bonus dua kotak penuh berisi anak panah dan satu kotak penuh bom.”
“Aku hanya bisa memberikan bonus satu kotak anak panah dan lima bom.”
“Kalau begitu satu setengah kotak anak panah dan sepuluh bom.” Temuo masih melakukan perlawanan menawar bak ibu-ibu membeli ikan di pasar.
Pemilik toko hanya bisa menghela napas. “Baiklah kita sepakat.”
Temuo merasa senang karena seperti memenangkan pertarungan, meskipun itu hanya sebuah transaksi. Ia lalu memanggil Silvanna untuk membantunya mengangkat barangnya.
“Silvanna tolong bantu aku membawa i-ni.”
Temuo menghela napas saat melihat ulah Silvanna yang tubuhnya sudah dipenuhi oleh zirah berat lengkap dengan senjata dan perisai.
Silvanna tertawa kecil menahan malu sambil melepaskan zirahnya. “Maaf Tuan, aku terlalu terbawa suasana.”
Pemilik toko tiba-tiba mengingat pemandangan yang dulu pernah ia lihat, seorang pria dan rekannya yang datang ke toko 20 tahun lalu. Seorang petualang yang penuh semangat untuk menjelajahi dunia luar.
“Maaf Tuan, kalau aku lancang. Apa kau bukan ras manusia? Karena penampilanmu berbeda. Mau pergi ke mana dan apa tujuan kalian?” Pemilik toko memberondong pertanyaan kepada Temuo.
Silvanna menerobos jawaban. “Tuan adalah ras hantu dan wibu!”
Temuo menatap Silvanna yang tertawa dan menjawab, “Aku ras hantu dan mendapat tugas untuk mempersatukan seluruh ras. Jadi aku butuh persiapan yang matang sebelum melakukan perjalanan.”
Pemilik toko sangat terkejut dengan apa yang didengar. “Tuan, sebaiknya kalian berdua segera pergi dari sini!”
“Ya ini kami akan segera pergi dari toko ini.”
“Bukan, maksudku pergi dari kerajaan ini.”
Temuo sedikit bingung menatap pemilik toko. "Kenapa?"
“Karena sang Raja tidak suka dengan ras selain manusia, apalagi Tuan adalah ras hantu yang ingin mempersatukan seluruh ras.”
Temuo dan Silvanna terdiam, mereka berdua saling bertukar pandang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments