"Shiit, ternyata selama ini mereka mengikutiku". Umpat Maya ketika menyadari ada yang selalu mngikuti dirinya dari jarak jauh. Layaknya bangkai yang disimpan lama kelamaan pasti tercium juga bau busuknya, begitu pula dengan orang suruhan yang ditugaskan darmadi untuk mengawasi gerak gerik Maya selama ini akhirnya diketahui juga olehnya.
Entah mengapa sifat Maya yang sekarang berubah seratus depalan puluh derajat, dia sangat benci situasi seperti ini dan bahkan membenci sikap sang ayah yang menurut sangat kekanak-kanakan karena selalu mengawasi gerak geriknya secara diam-diam. Tanpa dia sadari sebenarnya sang ayah sedang melindunginya dari ancaman yang sangat mengerikan yang sedang menantikannya di depan sana.
"Baiklah, akan ku buat kalian kewalahan malam ini". Ucap Maya dengan seringai liciknya. Maya berencana akan membuat orang suruhan sang ayah kewalahan mencari keberadaan dirinya.
Malam itu Maya kembali melakukan aktivitas malamnya seperti biasa. Dari kejauhan tampak beberapa orang pria seumuran dengannya sedang berpesta, kebetulan Maya mengenali atau lebih tepat pernah melihat salah satu diantara mereka karena wajah dan namanya cukup familiar dikalangan kelas atas seperti mereka dan ide gilanya pun muncul begitu saja di otaknya.
Dalam keadaan setengah mabuk Maya melangkah kemeja mereka karena sebelumnya Maya memang sudah minum minuman sendirian sampai akhirnya gerombolan pria itu masuk kedalam klub tersebut lalu dengan santai dan penuh rasa percaya diri Maya kemudian meminta agar dia bisa bergabung dimeja tersebut. Tentu saja dengan senang hati para pria muda itu menyambut Maya dengan sangat baik selain karena parasnya yang sangat cantik malam itu Maya juga tampak sangat menggoda dengan pakaian minimnya, ya, selain dunia malam pakaian yang di gunakan Maya akhir-akhir ini juga sangat berrubah dari sebelumnya.
Ide jahat tentu saja datang begitu saja dari para pria yang berjumlah empat orang tersebut, salah satu dari mereka tanpa sepengetahuan Maya dengan sengaja mencampurkan sesuatu ke dalam minumannya.
Sialnya Maya malah lebih mempercayai mereka dibandingkan dengan ayahnya sendiri. Maya dengan polosnya Maya malah menceritakan tentang orang-orang suruhan ayahnya yang terus mengikutinya kemanapun dia melangkah dan meminta bantuan para pria itu untuk melepaskan diri dari mereka. Tentu saja itu menjadi angin segar bagi para pria yang memang sudah memiliki pikiran jahat terhadap Maya.
"Ayo bantulah aku, aku benci mereka dan papaku karena memperlakukanku seperti anak kecil". Rengek Maya dengan nada manja, hal itu dilakukan memang diluar kendali Maya yang sudah sangat mabuk.
"Tentu saja kami akan membantumu, sekarang minumlah dulu agar kita punya tenaga untuk melarikan diri dari mereka". Jawab salah satu dari mereka dengan wajah licik penuh tipu muslihat itu.
Maya terus disuguhkan dengan minuman oleh mereka sehingga sudah tidak bisa lagi untuk mengendalikan dirinya. Jika ada yang bertanya kemana orang-orang suruhan tuan Darmadi maka jawabannya adalah mereka juga sudah tidak sadarkan diri dibuat oleh salah satu dari mereka, dan jangan tanya bagaimana caranya karena salah satu dari mereka ternyata bukanlah orang sembarangan dia memiliki anak buah yang bisa di perintahnya kapan saja.
"Gadis bodoh, dia bahkan tidak tahu sedang melakukan apa". Ujar pria muda tersebut.
"Hahaha, benar sekali, dia lari dari pengawalan ayahnya dan menyerahkan dirinya kepada kita, lihatlah tubuh ini bukankah dia sangat menggoda?". Pria lainnya menatap tubuh Maya dengan hasrat membara.
"Diam, jangan coba sentuh dia seujung kukupun jika aku belum menikmatinya".
"Baiklah, kamu yang pertama kita tidak masalah walaupun hanya kebagian sisanya". Kelakar pria lain lagi.
"Sudah jangan buang waktu lagi, kita bawa kemana dia?".
"Tentu saja ke hotel, aku bawa dia secepatnya". Titah sang pria yang memang sangat tampan dan sangat disegani di antara mereka semua.
Mereka pun membawa tubuh Maya yang sudah tidak berdaya itu menuju mobil yang mengantarkan mereka menuju sebuah hotel mewah sesuai dengan perintah sang pria yang memiliki pengaruh penting di kota ini.
Nino, harusnya dialah yang menjadi pengharapan terakhir bagi Maya agar bisa lolos dari malapetaka malam itu namun pria itu juga tidak menampakkan batang hidungnya sama sekali, bukan tanpa alasan ternyata Nino saat ini sedang berada diluar negeri dalam rangka mengurus perusahaannya bersama sang ayah.
Jika Nino berada disana tentu saja para pria muda itu sudah habis ditangannya, Nino tidak peduli apapun yang terjadi pada dirinya karena byang terpenting baginya adalah melindungi sang wanitanya agar tetap aman.
Sebelum berangkat keluar negeri sebenarnya Nino berencana menambahkan orang suruhannya untuk menjaga Maya namun karena banyak hal yang harus dipikirkan dan disiapkan olehnya rencana tersebut dia lupakan begitu saja hingga malam itu dia merasa ada yang tidak enak dengan perasaannya.
"Maya, ya tuhan aku bahkan melupakannya, sedang apa dia sekarang apa mereka menjagabya dengan baik?". Nino baru mengingat Maya disela aktivitasnya yang padat, rasanya ingin sekali segera pulang ke Indonesia dan menyusul Maya namun hal itu mustahil terjadi.
"Kenapa perasaanku tidak enak, apa dia baik-baik saja". Batin Nino, raut wajah gusarnya tidak dapat dia sembunyikan rasa khawatir yang begitu hebat menyeruak didalam hatinya.
Perubahan sikap dan wajah Nino itu tentu saja menarik perhatian sang ayah. "Apa ada masalah No?". Tanya ayah Nino namun Nino sama sekali tidak menggubrisnya.
Melihat tidak ada respon ayah Nino kemudian menepuk bahu Nino sehingga membuat Nino terkejut. "Ya, ada apa pa?". Tanya Nino kaget.
"Kamu ini kenapa, papa perhatikan dari dari sepertinya kamu sedang memikirkan sesuatu?".
"Ah, tidak ada pa, aku baik-baik saja".
"No, fokus ini proyek besar sekaligus pacuan penting untuk karirmu kedepannya". UlTitah ayah Nino dengan penuh penekanan.
"Baik pa. Nino akan melakukan yang terbaik". Nino kembali fokus pada pekerjaannya dan sejenak melupakan masalah Maya. Bahkan melupakan rencana untuk mengutus orang-orang suruhan untuk mencari tahu keadaan Maya karena memang sangat pantang baginya mengecewakan sang ayah yang selalu membanggakan dirinya itu.
Entah apa yang terjadi selanjutnya jika tidak ada yang menyelamatkan Maya karena sesuatu yang buruk sudah pasti menantikannya didepan sana. Hal yang mungkin akan disesalinya seumur hidupnya dan penyesalan tiada akhir karena telah mengabaikan peringatan dari sang ayah.
Mobil yang membawa Maya dan rombongan pria yang tak dikenalnya itu membelah jalanan menuju hotel di gelap dan sunyinya suasana malam ini. Jam sudah menunjukkan pukul dini hari ketika mereka disebuah hotel bintang lima yang sangat mewah.
Antara sadar dan tidak Maya terus mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas dari mulutnya. Sesekali dia mengumpat kesal jika mengingat Anin namun terkadang juga menangis ketika mengingat sang pujaan hati Haikal. Hal itu menjadi hiburan tersendiri bagi para pri itu sehingga menjadikannya sebagai lelucon yang menggelikan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments