Nuna membawa payung itu ke kamarnya, meski tetesan air hujan dari payung itu membasahi lantai. Dia mengeringkan payung itu, setelah kering, dia memasukkannnya ke dalam lemari. Wajah manisnya tersenyum, mengingat kalau harta karun miliknya sudah bertambah lagi satu.
🍂🍂🍂
Kini setiap hari, Nuna punya kesenangan sendiri. Pergi ke tempat yang dia pernah bertemu dengan peri kecil berkuncir kuda.
Satu hari
Satu Minggu
Satu bulan
Satu tahun
Kini Nuna sudah masuk SD. Penantiannya selama satu tahun sia-sia. Dia tidak pernah bertemu lagi dengan gadis kecil itu.
Dia duduk sendiri di dalam kelasnya. Seperti biasa, tidak punya teman, apalagi sahabat. Nuna tidak punya semangat untuk sekolah, tidak ada hal yang menyenangkan, hanya merasa bosan mendengar penjelasan guru, tatapan sinis dari orang-orang, juga pelajaran yang tidak membuatnya semangat.
Nuna pulang ke rumah, rumah yang selalu sepi.
"Sudah berapa kali aku bilang, aku ini sibuk!"
"Sibuk apaan, sibuk dengan selingkuhan kamu?"
"Jangan asal bicara."
"Jangan terus mengelak. Aku sudah sering melihat kamu berjalan dengan pria yang berbeda-beda. Apa kamu tidak malu?"
"Kenapa harus malu untuk mencari kebahagiaan sendiri!"
"Ingat, kamu itu sudah punya suami dan anak, rubah lah sikapmu yang memalukan itu! Seharusnya kamu bisa bersikap seperti istri-istri lain, yang diam di rumah mengurus suami dan anak!"
"Aku ini wanita karir. Lagi pula, jangan menyalahkan aku. Memangnya aku tidak tahu kalau sampai sekarang kamu masih mengharapkan perempuan itu? Kamu juga sering bertemu dia sembunyi-sembunyi kan, padahal dia juga sudah punya suami."
"Aku tidak sengaja bertemu dengan dia."
"Lihat, bahkan kamu sudah langsung mengerti siapa yang aku maksud. Kamu bisa seperti sekarang ini juga berkat keluarga aku, jadi tahu dirilah kamu!"
"Aku bisa seperti ini karena kerja kerasku."
"Ya ya ya, kerja kerasmu karena merayu mamaku, lalu menikah denganku!"
"Jaga bicara kamu! Mama kamu sendiri yang menjodohkan kita!"
"Aku capek."
"Jangan pergi, bahkan anak kamu saja belum pulang sekolah. Seharusnya kamu menjaganya, kamu kan mamanya."
"Lalu kamu? Apa yang kamu lakukan? Kamu kan ayahnya."
"Kamu tahu kan aku sibuk kerja. Ini juga buat masa depan Nuna."
"Kerja apa? Kerja atau selingkuh?"
"Jangan berteriak selingkuh, kalau kamu sendiri lah berselingkuh."
Perempuan itu tidak menghiraukan perkataan suaminya, masuk ke kamar, dan tidak lama kemudian kembali ke luar dengan memakai baju yang terlihat seksi dan barang-barang branded.
Nuna sejak tadi bersembunyi di balik pilar besar. Tubuhnya gemetaran. Selalu seperti ini. Kedua orang tuanya jarang di rumah, sekalinya di rumah, selalu saja bertengkar.
Dia tidak pernah mendapatkan kasih sayang dari mereka. Boro-boro mendapatkan kasih sayang, dia sakit saja sampai masuk rumah sakit, kedua orang tuanya tidak ada yang peduli.
Air mata menetes di pipi gadis kecil itu. Dia ingin mereka menyayanginya. Meski mereka sering bertengkar, tapi apakah mereka tidak menyayangi dirinya?
Mereka memang tidak pernah menyayangi aku. Tidak ada yang peduli denganku. Papa, mama, kenal kalian selalu seperti ini? Kenapa juga membenciku? Kenapa selalu bertengkar? Tolong sayangi aku, sedikit saja. Tolong peluk dan ciumi aku, walau hanya sekali sebulan. Aku juga mau seperti anak-anak yang lain, yang bisa berjalan bergandengan dengan orang tua mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 152 Episodes
Comments
Anisnikmah
semangat
2022-08-25
0