Tengah Malam

Ergan menurunka Aqilah, "Sayang kamu main dengan Chaca ya?" Bujuk Ergan kemudian berjalan kearah Irvan dan anaknya Chaca.

"Qia, ayo kita main." Ajak Chaca sambil menarik tangan Aqilah.

"Nggak mau, aku maunya sama Daddy. Nanti Daddy pergi lagi kalau Qia pergi main. Daddy harus ikut Qia pulang." Tolak Aqilah dengan suara anak kecil.

"Daddy nggak akan pergi sayang..! sana, main sama Chaca." Bujuk Ergan.

"Janji? Daddy akan pulang dan temenin Qia bobo?" Aqilah menaikkan jari kelingkingnya.

"Janji sayang." Balas Ergan ikut menautkan jari kelingkingnya ditangan Aqilah.

Selama acara berlangsung, tangan kecil Aqilah tidak pernah lepas dari tangan Ergan. Bahkan saat bicara dengan kolega bisnis Ergan pun Aqilah berada disampingnya. Gadis kecil itu tidak mau melewatkan kebersamaannya dengan Ergan.

Ergan berpamitan pada Irvan kemudian pulang membawa Aqilah. Rania juga ikut karena tidak mau berpisah dengan Aqilah. Ini juga kesempatannya untuk bicara dengan Ergan dan memperbaiki hubungan mereka.

Tirta mengemudikan mobil dengan kecepatan rata-rata. Sesekali melirik bosnya di kursi belakang lewat kaca spion di atas. Tidak ada pembicaraan antara Ergan dan Rania. Hanya suara dan tawa Aqilah yang terdengar karena Ergan terus bermain dengannya.

Setelah beberapa menit, mereka tiba di halaman rumah mewah dan besar.

Aqilah tertidur di pangkuan Ergan karena kelelahan. Ergan mengangkat Aqilah masuk ke dalam rumah dan membaringkannya di kasur. Ia memperbaiki selimut Aqilah kemudian beranjak untuk keluar.

"Mau kemana Mas?" Cegah Rania menahan lengan Ergan di dalam kamar Aqilah.

"Pulang." Singkat Ergan dengan wajah datar.

"Pulang kemana? Ini rumah kamu Mas!" Rani mencegahnya, ia tidak mau Ergan pergi meninggalkannya lagi.

"Bagiku ini bukan rumah, tapi neraka. Jika Aqilah tidak tinggal disini, aku tidak akan datang." Tegas Ergan kemudian menghentakkan tangannya. Ia berbalik menatap Aqilah dan segera keluar dari kamar Aqilah.

"Aku tidak akan membiarkanmu pergi dari hidup kami Ergan. Aku janji akan memperbaiki rumah tangga kita demi Aqilah." Ungkap Rania.

Ergan berhenti melangkah sejenak, "Buktikan jika kamu masih bisa berubah. Aku memberikan kesempatan dengan menjadi ibu yang baik untuk Aqilah. Jika kamu tidak bisa melakukannya, maka rumah tangga kita akan berakhir." Tegas Ergan kemudian keluar dari rumah.

"Bos!" Sapa Tirta sambil membuka pintu mobil.

"Ayo pulang."

Setelah mendengar perintah dari Ergan, Tirta segera menyalakan mesin mobilnya kemudian melajukan kendaraan menuju rumah baru Ergan. Jalanan begitu sepi, lampu merah tidak lagi menyala berganti lampu warna kuning yang berkedip tanda hati-hati.

Hati Ergan resah, memikirkan nasib pernikahannya dengan Rania. Ia ingin memiliki rumah tangga yang utuh dan bahagia sama seperti sebelumnya. Ia menekan pelipisnya sambil melirik Tirta yang sedang fokus melihat jalanan.

"Tir, apa sebaiknya gw kembali kerumah itu dan memperbaiki rumah tangga gw bersama Rania?" Tanya Ergan tiba-tiba membuat Tirta seketika terkejut dan menginjak rem.

Ciiiittt!!

"Brengsek! lo apa-apaan sih! injak rem mendadak kayak gitu. Lo sudah bosan hidup?" Kesal Ergan sambil memegang dahinya yang semakin sakit akibat terbentur kursi depan.

"Sorry bos, gw shokk mendengar kalian akan kembali bersama." Sesal Tirta kemudian kembali melajukan mobilnya.

"Belum Tir, Gw hanya memberinya kesempatan untuk menjaga dan merawat Aqilah dengan baik. Jika dia bisa melakukannya, mungkin gw akan berpikir untuk kembali, tapi jika dia tidak bisa maka semuanya tetap seperti ini."

"Tetap seperti ini? Bos sadar nggak? Kehidupan keluarga macam apa yang lo jalanin? Lo yakin akan selamanya pisah ranjang dengan Rania? Itu bukan keluarga! Kalau gw jadi lo, gw nggak akan sanggup! Kebutuhan biologis harus terpenuhi men....?"

"Lo kayak nggak tau gw aja. Tinggal pilih wanita di club masalah selesai." Jawab Ergan dengan santai.

"Mau sampai kapan? lo nggak takut kena azab, berzina diluar sana sementara lo punya istri?"

"Ah, sudahlah! Kepala gw pusing! Kita ke club aja." Putus Ergan.

Ergan menekan pelipisnya beberapa kali. Minum beberapa botol alkohol akan membuatnya melupakan masalah rumah tangganya untuk sejenak.

"Kepala yang mana nih?"

"Brengsek lo!"

"Tapi, lain kali aja bos, masih banyak yang harus kita persiapkan untuk keberangkatan besok. Ingat! Pesawat Butterfly Airlines berangkat jam 8 pagi. Bukan jet pribadi yang bisa kamu atur sendiri."

Tirta mengingatkan keberangkatan Ergan besok pagi. Jika dia menuruti permintaan Ergan ke club, sudah pasti mereka akan bangun kesiangan dan ketinggalan pesawat.

Ergan mendengus kesal. Asistennya yang satu ini memang sering membantah perintahnya. Tirta akan melawan jika Ergan akan mengacaukan pekerjaannya. Jika tidak ada Tirta yang selalu mengingatkan Ergan untuk tetap bangkit dan memajukan perusahaannya, mungkin dua tahun yang lalu Ergan sudah bangkrut dan tidak memiliki apa-apa lagi.

Setengah jam berlalu, mereka tiba di rumah. Tirta membantu Ergan menyiapkan barang-barangnya ke dalam koper. Setelah semua selesai, Tirta pamit untuk pulang meninggalkan Ergan yang masih sibuk dengan laptop di pangkuannya.

Tidak lama setelah Tirta pergi, Ergan pindah ke balkon menyelesaikan sisa pekerjaannya. Seperti biasa ia duduk di balkon bekerja sambil minum kopi.

Cahaya lampu mobil menyilaukan matanya. Ergan melirik mobil siapa yang datang tengah malam. Ternyata mobil tetangga yang datang mengantar pramugari cantik.

Ergan menyeringai menatap Amelia dari balkon saat turun dari mobil. Entah sejak kapan dia sangat mengagumi Amelia di banding teman-temannnya yang lain dan tidak kalah cantik dengannya. Netranya yang tajam terus mengikuti gerakan Amelia saat menurunkan koper dari mobil.

Amelia tersenyum dan melambaikan tangan pada Pak Asep kemudian segera masuk bersama teman-temannya.

Ergan kembali duduk dengan perasaan kecewa, dia masih ingin melihat wajah Amelia tapi mereka sudah masuk ke dalam rumah.

Amelia memasukkan kopernya ke dalam kamar, ia kemudian menuju kamar mandi, ganti baju, lalu keluar dari kamar. Saat didepan pintu, Karmen sudah berdiri dihadapannya.

"Mau kemana lo?" Tanya Karmen memperhatikan penampilan Amelia.

Amelia hanya memakai baju tidur tanpa lengan bergambar doraemon warna biru. Tangannya yang mulus ia tutupi dengan cardigan lengan panjang.

"Gw lapar, kita makan nasi goreng Mang Jejen yuk!" Ajak Amelia.

"Sudah tengah malam, mungkin juga sudah habis." Tolak Karmen.

"Gw pengen banget nih..! Tadi aku liat masih ada kok, temenin yuk! lagian cuma di depan kompleks, pasti aman lah."

"Nggak ah, capek. Gw juga udah ngantuk. Loaja yang pergi. Jangan lupa bawa kunci rumah."

"Ih, lo mah nggak asik!"

Karmen segera masuk ke dalam kamar membuat Amelia mendengus kesal. Terpaksa ia pergi sendiri berjalan kaki, melewati dua rumah besar dan pos satpam.

"Neng Amel mau kemana?" Tanya Salah satu satpam yang berjaga.

"Mau beli nasi goreng Kang." Jawab Amelia.

"Mau di temenin nggak neng?" Tawar Didit.

"Nggak usah Mang, tinggal nyeberang doang." Tolak Amelia tidak mau merepotkan satpam.

"Ya udah, hati-hati neng. Kami awasi dari sini." Ujar Didit.

Amelia menyebrangi jalan setelah melihat kekiri dan kekanan. Kakinya yang jenjang menyeberangi jalan cepat.

"Mang Jejen, pesen nasi goreng tiga bungkus ya? Pisahin satu bungkus yang sambelnya banyak. Nggak pake lama ya?" Pesan Amelia.

"Eh, neng gelis, baru pulang kerja neng?" Tanya Jejen setelah hampir satu bulan tidak melihat Amelia. Amelia memang suka membeli nasi goreng Jejen tengah malam, karena Jejen menjual mulai pukul tujuh malam sampai jam satu.

"Ia Mang." Singkat Amelia sambil tersenyum.

"Tunggu sebentar ya?"

Setelah memesan tiga bungkus nasi goreng, Amelia kemudian duduk di salah satu kursi kosong. Ia mengeluarkan ponselnya kemudian membaca novel kesukaanya sambil menunggu pesanannya dibuat.

Khemm..!

.

.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Tom-Tom

Tom-Tom

Setelah baca sampai episode ini, ternyata novelnya bagus, bahasanya tertata rapi, jelas dan mudah dipahami, minim sekali typo, intinya enak dibaca, tapi sayang kurang pembaca.. 😊
Mungkin authornya kurang promo, sayang sekali terkadang karya bagus kalah pamor dg karya yg terkadang terkesan asal2an..

2022-11-04

4

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan
2 Rumah Tetangga
3 Makan Malam
4 Tengah Malam
5 Penasaran
6 Obat Luka
7 First Kiss
8 Mulai Terbang
9 Mr Arrogan
10 Bisikan
11 Dentuman Musik
12 Menyesal
13 Mencari Seseorang
14 Tamu Malam Hari
15 Menghindar
16 Jalan-Jalan
17 Deal
18 Beli Tas
19 Kejutan Brian
20 Meminta Kembali
21 Ajak Makan Malam
22 Rumah Orangtua
23 Ketemu Mama
24 Lamaran
25 Rahasia
26 Mengusir
27 Pernikahan
28 Kamar Pengantin
29 Panggilan Sayang
30 Bertemu Wanita Sosialita
31 Istri Idaman
32 Demam
33 Anemia
34 Dimana Aqilah
35 Aqilah Menghilang
36 Bertemu Aqilah
37 Tante Cantik
38 Istri Penurut
39 Menjemput Istri
40 Penghinaan
41 Pelakor
42 Memilih Diam
43 Ceraikan Dia
44 Egois
45 Villa
46 Menaruh Hati
47 Hampir Bangkrut
48 Memilih Pergi
49 Dia Pergi
50 Lupakan Wanita Itu
51 Pencarian
52 Jatuh Sakit
53 Menyiksa Diri
54 Tiga Tahun Kemudian
55 Dimana Tante Cantik
56 Terima Lamaran
57 Bos Duda
58 Pertemuan 1
59 Pertemuan 2
60 Masih Suami-istri
61 Bukan Duda
62 Sikap Rania
63 Menerima Keluarga Kecil
64 Jujur
65 Hati yang Hancur
66 Menerima Keadaan
67 Bernostalgia
68 Menjemput Istri
69 Pergi dari Pesantren
70 Menggoda
71 Bermain
72 Kejutan
73 Pesta Aqilah
74 Kemarahan Karisma
75 Susahnya Mengurus Anak
76 Agenda
77 Ajak Makan Siang
78 Ayu dan Tirta
79 Penolakan
80 Ketemu Karmen
81 Mengantar Karmen
82 Kemarahan Aqilah
83 Buka Kado
84 Pesta Pernikahan
85 Tirta, Ayu
86 Brian, Karmen
87 Extra Part 1
88 Kehilangan Karmen
89 Restu Kakak
90 Bertemu Karmen
91 Pesta
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Pertemuan
2
Rumah Tetangga
3
Makan Malam
4
Tengah Malam
5
Penasaran
6
Obat Luka
7
First Kiss
8
Mulai Terbang
9
Mr Arrogan
10
Bisikan
11
Dentuman Musik
12
Menyesal
13
Mencari Seseorang
14
Tamu Malam Hari
15
Menghindar
16
Jalan-Jalan
17
Deal
18
Beli Tas
19
Kejutan Brian
20
Meminta Kembali
21
Ajak Makan Malam
22
Rumah Orangtua
23
Ketemu Mama
24
Lamaran
25
Rahasia
26
Mengusir
27
Pernikahan
28
Kamar Pengantin
29
Panggilan Sayang
30
Bertemu Wanita Sosialita
31
Istri Idaman
32
Demam
33
Anemia
34
Dimana Aqilah
35
Aqilah Menghilang
36
Bertemu Aqilah
37
Tante Cantik
38
Istri Penurut
39
Menjemput Istri
40
Penghinaan
41
Pelakor
42
Memilih Diam
43
Ceraikan Dia
44
Egois
45
Villa
46
Menaruh Hati
47
Hampir Bangkrut
48
Memilih Pergi
49
Dia Pergi
50
Lupakan Wanita Itu
51
Pencarian
52
Jatuh Sakit
53
Menyiksa Diri
54
Tiga Tahun Kemudian
55
Dimana Tante Cantik
56
Terima Lamaran
57
Bos Duda
58
Pertemuan 1
59
Pertemuan 2
60
Masih Suami-istri
61
Bukan Duda
62
Sikap Rania
63
Menerima Keluarga Kecil
64
Jujur
65
Hati yang Hancur
66
Menerima Keadaan
67
Bernostalgia
68
Menjemput Istri
69
Pergi dari Pesantren
70
Menggoda
71
Bermain
72
Kejutan
73
Pesta Aqilah
74
Kemarahan Karisma
75
Susahnya Mengurus Anak
76
Agenda
77
Ajak Makan Siang
78
Ayu dan Tirta
79
Penolakan
80
Ketemu Karmen
81
Mengantar Karmen
82
Kemarahan Aqilah
83
Buka Kado
84
Pesta Pernikahan
85
Tirta, Ayu
86
Brian, Karmen
87
Extra Part 1
88
Kehilangan Karmen
89
Restu Kakak
90
Bertemu Karmen
91
Pesta

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!