Selamat membaca ...
...****************...
Vano hanya diam, saat mendengar jawaban dari wanita yang ada di sampingnya. Bagaimana bisa wanita itu tinggal di Apartemen mewah, dan yang lebih membuatnya heran adalah kehebatan Rissa yang bisa masuk ke dalam perusahaan terbesar itu. Begitu pikir Vano.
Hingga tak terasa, mereka akhirnya sudah sampai di apartemen milik Rissa. Wanita itu sudah bersiap untuk turun dari dalam mobilnya, tapi Vano tiba-tiba saja mencekal pergelangan tangannya, hingga membuat gerakan wanita cantik itu terhenti.
“Ada apa?” tanya Rissa sambil menatap Vano penasaran.
“Apa besok aku boleh menjemput mu ke sini?” bukannya menjawab, Vano malah bertanya pada Rissa, dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
“Hm, tentu saja,” jawab Rissa dengan santai sambil tersenyum ramah ke arah Vano.
“Baiklah, kalau begitu aku akan antar jemput dirimu. Bagaimana?” tanya Vano dengan menampilkan raut wajah bahagia.
“Apa itu tidak merepotkan mu? aku takut ada yang salah paham jika kita terlalu dekat,” ucap Rissa dengan nada menyesal.
“Tentu saja tidak. apa kau sudah punya kekasih?” tanya Vano berharap jika Rissa tidak memiliki seorang kekasih.
“Bukan aku, tapi istrimu,” jawab Rissa dengan nada yang sedikit manja. Membuat pria yang ada di sampingnya tersebut terkekeh gemas, saat melihat tingkah Rissa yang manja.
“Akan aku pastikan dia tidak akan tahu,” kata Vano sambil mengacak rambut milik Rissa, hingga membuat wanita itu mengerucutkan bibirnya gemas.
Sadar akan tindakan yang ia lakukan tadi. Vano maupun Rissa menjadi salah tingkah dan hanya diam dengan wajah yang tersipu.
“Malam sudah semakin larut. Kau pulang lah dulu! Takut jika istrimu mencari dan curiga jika suaminya sedang bersama wanita lain,” ucap Rissa sambil terkekeh.
“Kau benar. Aku akan pulang, dan sampai jumpa besok pagi,” ucap Vano menyetujui ucapan Rissa.
Akhirnya Rissa turun dari dalam mbil tersebut, dan segera melangkahkan kakinya masuk setelah melihat mobil Vano dari area apartemen tersebut. Malam ini Rissa merasa sangat bahagia, karena pada akhirnya dia akan mengisi kekosongan hati seorang pria tampan. Ia pun tak menyangka jika Vano akan langsung terpesona oleh kecantikannya.
Tak ingin membuang waktu lebih banyak lagi, akhirnya Rissa memutuskan untuk membersihkan diri dan segera beristirahat. Mengingat jika besok ia harus bekerja dan menghadapi bos dinginnya.
***
Pagi yang cerah, dan sinar mentari yang menerobos ke dalam kamar. Seakan mengusik si penghuni sampai akhirnya terbangun, dan bangkit dari tempat tidur yang sangat nyaman. Wanita itu segera membersihkan diri untuk melanjutkan aktifitasnya, yaitu bekerja.
Sesuai janji yang diucapkan oleh Vano semalam. Benar saja, pria itu menjemput Rissa ke apartemen dan mengantarkan wanita itu sampai ke perusahaan ADS Company. Waktu yang sudah sangat sempit, membuat dua orang itu tak bisa menghabiskan lebih banyak waktu saat ini.
Rissa menghela napas lega, saat ia sudah sampai di lobi kantor menuju ruangannya di atas bersama sang Bos. Namun, tiba-tiba saja langkahnya terhenti, saat melihat sosok pria arogan yang baru saja sampai ke kantor tersebut.
Sebuah mobil mewah tiba di sebuah gedung pencakar langit yang bertuliskan ADS Company. Seorang pria turun dari mobil mewah itu dan segera membukakan pintu untuk sang atasan, hingga muncul sosok pria yang sangat tampan dan di gilai para wanita. Dengan santai ia masuk ke dalam gedung itu, tak peduli dengan tatapan memuja dari karyawan wanita.
Aidan hanya fokus saja melewati para karyawan yang ada di sana. Semua karyawan itu langsung menyapa sang CEO yang sangat kaku dan dingin, meski tidak ada balasan dari Aidan.
“Selamat pagi, Tuan,” ucap para karyawan yang menyapa sang atasan mereka meski hanya di lewati begitu saja.
...----------------...
Sekarang Aidan dan Sekretaris Ren sudah tiba di ruangan sang Bos.
“Ren, panggilkan Sekertaris baru itu!” titah Aidan pada sang Sekretaris.
“Baik, Bos,” ucap Sekretaris Ren lalu meninggalkan Aidan seorang diri di ruangan tersebut.
‘Aku lihat wanita itu cukup menarik. Baru saja masuk kerja, sudah diantar oleh pengusaha lain yang punya istri,’ batin Aidan yang melihat Rissa turun dari mobil milik Vano. Ia memang mengenal pria itu, karena mereka sedang mengerjakan proyek baru di luar kota.
Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu dari arah luar yang mengagetkan lamunan Aidan. Dengan segera Aidan mengubah ekspresi wajahnya menjadi dingin lagi, sebelum wanita itu melihatnya. Bisa hancur harga dirinya, kalau ia terlihat tak berwibawa seperti tadi.
“Masuk!” ucap seorang pria dari dalam sana.
“Permisi Tuan, apa Tuan memanggil saya?” tanya Rissa memastikan.
“Hmm,” jawab Aidan yang hanya dengan sebuah deheman.
‘Benar! Bosku ini sangat arogan dan menjengkelkan. Semoga saja aku betah ada di sini,’ gerutu Rissa dalam hati, karena kesal setengah mati pada pria sombong itu.
“Jika tidak ada yang ingin Tuan sampaikan, saya akan kembali,” ucap Rissa yang sudah tidak tahan saat melihat Bosnya hanya diam saja sejak tadi, yang mana hal itu membuat Aidan seketika menatap Rissa.
‘Ah! Kenapa dia menatap ku seperti itu sih. Dia sangat tampan, dan aku takut dia jatuh cinta padaku. padahal aku tidak ingin bersamanya. Gimana jika dia ingin menyatakan cintanya padaku ya,’ batin Rissa dengan sangat percaya diri.
‘Wanita ini sangat berani,’ batin Aidan yang masih menatap Rissa dengan tatapan yang tak dapat diartikan.
“Apa aku menyuruh mu untuk pergi?” tanya Aidan dingin, untuk memecah keheningan.
“Tidak, Tuan,” jawab Rissa gugup.
“Apa kau akan terus berdiri di sana seharian?” tanya Aidan yang melihat Rissa tak bergeming dari tempatnya.
“Ah, maafkan saya Tuan,” Rissa pun segera menarik kursi yang ada di hadapan Aidan, karena ia sudah dari tadi menahan sakit di kakinya yang sejak tadi lama berdiri.
“Kau sudah membaca surat perjanjian itu?” tanya Aidan memastikan.
“Sudah Tuan, semua sudah saya baca peraturan itu dari nomor 1-100, yang mana isinya sama semua yaitu ucapan Tuan muda mutlak perintah dan tidak ada bantahan,” jawab Rissa yang jengah dengan peraturan sangat aneh itu.
“Bagus, jadi aku tidak perlu menjelaskan apapun padamu,” ucap Aidan santai.
“Tuan, apa tidak bisa lebih terperinci lagi,” Rissa berharap akan ada penjelasan yang lain.
“Jika kau bertanya seperti lagi, apa kau tahu akibatnya karena melanggar itu semua?” tanya Aidan sarkas.
“Oh tidak Tuan. Bukan, maksud saya seperti itu. Saya belum kena denda kan Tuan?” tanya Rissa kelabakan mendengar hal itu. Bagaimana tidak, baru mau protes saja sudah di ancam denda dengan nominal yang sangat besar.
‘Aku harap aku bisa menjalani kontrak selama 2 tahun ini dengan keadaan yang sehat. Aku juga berharap semoga tidak berjodoh dengan pria seperti dirinya,’ gerutu Rissa dalam hati.
“Ingat, kontrak mu selama 2 tahun. Jika sebelum satu tahun ini kau mengundurkan diri dan membantah ucapan ku. Maka, kau akan di kenakan denda,” ucap Aidan tegas.
“Baik Tuan, saya mengerti. Saya akan berusaha lebih giat lagi,” ucap Rissa yakin.
...****************...
Terima kasih, dan jangan lupa tinggalkan jejak ya ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Fuzi Maulida
menarik
2022-09-30
1
Bila
ter aidan aidan aja deh👍😚
2022-08-31
1
yumna
mudah"risa nnti jdohnya aidan ya
2022-08-30
1