Makan siang bersama Bos

Selamat membaca ...

...****************...

“Kalau begitu kau bisa mempelajari tugas mu dengan Leni. Dia sekretaris ku yang lainnya. Pergilah,” titah Aidan tanpa menoleh sedikit pun, dan masih menatap layar komputer yang ada di hadapannya tersebut.

‘Cih, sombong sekali. Memang dia pikir aku mau gitu, terus ada di ruangan ini. Tak sudii!’ batin Rissa kesal.

“Kalau begitu, saya pamit undur diri Tuan,” ucap Rissa bangkit dari hadapan Aidan dan segera pergi menuju tempat Leni berada.

Setelah kepergian Rissa. Entah kenapa Aidan terlihat berseri hingga wajahnya memerah bagai tomat, sampai seorang pria masuk tanpa sepengetahuannya, sedang memperhatikan raut wajah Aidan yang sulit di artikan.

“Bos, apa anda baik-baik saja?” tanya Sekertaris Ren yang dari tadi penasaran dengan sosok pria yang biasanya kaku, kini terlihat menyunggingkan senyumannya walau hanya seulas dan hampir tidak terlihat.

Mendengar suara yang tak asing bagi Aidan, ia hanya mendengus kesal karena sudah mengganggu aktifitasnya yang memalukan.

“Ck! Ada apa?” tanya Aidan dengan ketus sambil merlirik sinis pada Sekertaris Ren.

“Sepertinya Bos kurang enak badan. Lihatlah, wajah anda memerah seperti tomat. Apa saya harus memanggil dokter, Bos?” tanya Sekertaris Ren pura-pura tidak tahu dengan jalan pikiran Bosnya.

“Cih! Apa aku harus kembali mengajari mu lagi dari awal, Ren?” decak Aidan yang kesal karena Sekertaris yang selalu mengerti keinginannya kini pura-pura tidak mengerti.

“Ini Bos, saya sudah menyelidiki latar belakang nona Rissa,” ucap Ren sambil menyodorkan amplop cokelat yang segera di raih oleh Aidan dengan cepat.

Tanpa menunggu lagi, Aidan sudah membuka amplop tersebut. Sesekali wajahnya berkerut tanda ada sesuatu yang menarik.

“Apa laporan ini bisa di pertanggung jawabkan, Ren?” tanya Aidan hanya untuk memastikan. Walau ia tahu jika Sekertaris Ren tidak akan gegabah dalam melakukan tindakan apapun.

“Benar Bos. Jika ada yang Bos tanyakan, saya akan mencari tahu lagi,” jawab Sekertaris Ren meyakinkan.

“Rissa, nama yang bagus dan pendek. Apa dia benar-benar hanya tinggal seorang diri di apartemen itu?” tanya Aidan lagi untuk meyakinkan.

“Benar Bos,” jawab Sekertaris Ren singkat.

“Apa wanita itu sudah tahu kalau pria itu sudah beristri?” tanya Aidan yang tak biasa banyak bicara. Apalagi itu soal wanita yang baru di temuinya.

‘Apa Bos menyukai Nona Rissa? Jika memang iya, aku akan berusaha untuk membantu Bos,’ batin Sekertaris Ren menerka-nerka.

“Sudah Bos, Nona Rissa mengetahui itu,” jawab Sekertaris Ren.

“Bisa dikatakan, Nona Rissa tidak mempermasalahkan status tersebut,” sambung Sekertaris Ren. Sedangkan, Aidan hanya manggut-manggut tanda mengerti. Ada rasa yang tak dapat ia artikan terhadap wanita yang baru di temuinya itu.

“Aku rasa dia wanita yang cukup menarik,” ucap Aidan sambil menampilkan senyum smirk nya. Sedangkan, Sekertaris Ren hanya melongo dengan penuturan dari Bos mudanya itu.

“Apa Bos ingin melakukan sesuatu?” tanya Sekertaris Ren memastikan.

“Hah, Tidak ada,” elak Aidan.

“Kalau begitu saya permisi Bos. Ada yang harus saya kerjakan,” ucap Sekertaris Ren sambil pergi meninggalkan Aidan yang masih fokus pada kertas yang berisi data informasi milik Rissa.

Setelah kepergian Sekertaris Ren, Aidan lebih fokus pada kertas yang ada di tangannya tersebut. Ada yang mengganjal dalam laporan tersebut tentang identitas Rissa yang masih belum terdata. Wanita itu muncul di Negara ini hanya dalam waktu beberapa waktu dan sudah mengetahui banyak hal. Itulah yang tertulis dalam data tersebut.

‘Aku rasa ada yang tidak beres,’ gumam Aidan sambil membaca laporan tersebut dan melupakan pekerjaan yang sudah menumpuk, karena ia abaikan demi sebuah kertas data diri dari seorang wanita yang baru ia temui.

***

Waktu pukul 12 siang. Menunjukan waktu untuk makan siang, tapi di sebuah ruangan tampak seorang wanita yang masih berkutat dengan pekerjaannya, hingga tidak menyadari kedatangan Aidan dan Sekertaris Ren.

Para karyawan yang melihat hal itu tentu saja terkejut. Apalagi ini pertama kalinya sang CEO mendatangi karyawannya.

“Ehmm, apa kau akan terus bekerja dan melupakan makan siang mu?” tanya Aidan tiba-tiba yang mengejutkan Rissa, dan membuatnya salah tingkah.

“Eh, baik Tuan. Ini tinggal sedikit lagi,” ucap Rissa yang kembali melanjutkan pekerjaannya, dan membuat Aidan sangat kesal karena di abaikan.

“Aku tidak mau mengulangi ucapan ku. Ayo pergi atau kau tidak diizinkan keluar sama sekali!” mendengar hal itu, Rissa langsung bangkit dari duduknya, dan mengikuti sang CEO.

‘Selalu saja mengancam. Pantas saja kau jadi perjaka tua, pasti tidak ada yang mau dengan mu, termasuk aku. Meskipun kau sangat kaya dan tampan, aku tidak akan pernah mau menikah dengan mu,’ gerutu Rissa dalam hati karena sangat kesal.

‘Aku rasa Bos sedikit tertarik pada Nona Rissa,’ batin Sekertaris Ren sambil tersenyum yang hampir tak terlihat oleh siapa pun.

***

Sampailah mereka di sebuah Restauran yang dekat dengan daerah perkantoran, karena Aidan tidak pernah makan di kantin yang di sediakan untuk karyawannya. Apalagi sampai harus berbaur dengan para karyawan. Bukan karena sombong, tapi agar para karyawannya tidak merasa terganggu dengan kehadirannya.

“Nona mau pesan apa?” tanya Sekertaris Ren pada Rissa, karena Sekertaris itu tidak perlu menanyakan pesanan Bosnya yang sudah sangat ia hafal.

‘Astaga, apa Cuma aku yang di tanya? Apa Sekertaris ini punya indra ke enam, yang tahu tanpa bertanya pada beruang kutub di hadapanku ini. Sekertaris ini seperti cenayang saja,’ batin Rissa yang merinding saat bersama mereka.

“Nona?” Ren melambaikan tangan di depan wajah Rissa.

“Ah, Iya Tuan. Saya pesan Nasi Goreng sama Jus saja,” ucap Rissa tersentak kaget, karena banyak melamun memikirkan kemungkina yang ada dalam pikirannya.

“Baiklah. Pelayan!” panggilnya pada salah satu pelayan yang ada di sana, karena biasanya mereka memesan ruang VIP untuk kenyamanan Aidan, tapi entah kenapa hari ini pria itu begitu berbeda.

Setelah makan sudah sampai di meja mereka. Tak menunggu lama lagi akhirnya mereka langsung melahap makanan yang telah mereka pesan. Wanita yang biasanya akan menjaga penampilan mereka disaat situasi apapun, tapi berbeda dengan wanita yang ada di hadapan Aidan.

Rissa makan dengan sangat lahap karena sebenarnya sudah merasa sangat lapar. Kerja yang membutuhkan otak dan ketelitian tak menjamin akan enak, karena berpikir juga butuh tenaga. Tanpa mempedulikan dua orang pria yang sedang memperhatikannya.

Glekk!

Dua orang pria itu menelan salivanya kasar, saat melihat makan seorang gadis tanpa saringan itu, apa adanya dan tidak mempedulikan sikapnya.

‘Apa dia seorang singa yang sangat kelaparan. Aku rasa dia memang seseorang yang berani tampil apa adanya,’ batin Aidan yang justru melihat kagum pada sosok wanita itu.

‘Astaga! Apa dia kelaparan, kenapa Bos bisa tertarik pada wanita bar bar ini. Selain bar bar, wanita ini juga sangat menjengkelkan,’ batin Sekertaris Ren yang berbanding balik dengan sang Bos.

...****************...

Jangan lupa tinggalkan jejak ya ...

Terpopuler

Comments

yumna

yumna

🤣🤣🤣🤣🤣🤣.....ngkak aidan m ren liat rissa mkan kya singa ktanya

2022-08-30

1

󠇉

󠇉

mungkin keperjakaan nya akan berakhir padamu Rissa 😓😓

2022-08-27

2

󠇉

󠇉

untuk sekretaris Ren carilah jodoh untuk dirimu sendiri, gk usah pedulikan bos mu yg sok arrogan itu 😕

2022-08-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!