Selamat membaca ...
Rissa yang melihat sosok pria, yang sedang duduk seorang diri di sudut ruangan itu pun langsung mendekatinya. Wanita itu berjalan dengan sangat elegan sambil merapihkan penampilannya masih terlihat cantik.
Bruk!
Tiba-tiba saja seorang pelayan wanita menabraknya dan menumpahkan satu gelas jus pada kemeja putih yang ia kenakan. Geram, itulah yang dirasakan Rissa saat ini. Ia sudah berusaha merapihkan penampilan secara maksimal, tapi orang lain malah mengotori pakaiannya.
“Nona, maaf. Saya tidak sengaja, saya akan ganti rugi, tapi tolong jangan laporkan pada Manager saya,”
pinta pelayan wanita itu memohon sambil menampilkan wajah memelas. Rissa hanya bisa menghela nafas
napasnya kasar sambil memutar bola mata. Lagi dan lagi, ia tidak bisa melakukan apapun selain memaafkan wanita yang ada di hadapannya tersebut.
“Maaf, ini ada apa ya?” tanya seorang pria yang sejak tadi memperhatikan dua orang wanita tersebut. Maka dari
itu, ia langsung menghampirinya.
“Ini tuan, saya tidak sengaja menabrak nona ini dan ingin mengganti rugi,” jawab sang pelayan sambil
terus menundukkan, tak berani mengungkapkan lawan bicara.
“Kau pergi lah, biar aku yang mengatasinya,” pinta sosok pria tersebut dengan santai, hingga membuat Rissa
mengernyitkan dahinya tanda tak terima.
“Baik Tuan, terima kasih,” ucap sang pelayan itu dan langsung pergi meninggalkan dua orang asing yang masih tak
bergeming di tempat semula.
“Tuan tidak perlu melakukan itu. Meskipun pakaian saya kotor, tapi saya tidak mungkin 'kan jika harus
meminta ganti rugi karena masalah hal sepele,” ucap Rissa sambil tersenyum elegan.
“Kau wanita yang punya hati lapang. Bagaimana jika kita duduk dulu dan di meja saya. Meskipun saja
sebagai awal perkenalan kita,” ajak sosok pria tersebut dengan penuh harap.
“Boleh, tapi sebelumnya saya ingin ke toilet dulu untuk membersihkan tumpahan jus di pakaian saya,” ucap
Rissa sambil menunjukkan pakaiannya yang sudah basah tersebut.
“Silakan Nona,” kata pria itu sambil menganggukkan kepalanya.
Lima kemudian menit...
“Maaf sudah membuat mu menunggu lama,” ucap Rissa yang baru saja datang dari arah toilet.
"Tidak apa apa.silakan duduk!”
“Siapa namamu? Namaku Revano, pemilik perusahaan REV Company,” tanya sosok pria yang tak lain adalah Revano.
“Wah, benarkah! Nama ku Rissa. Senang bertemu dengan mu. Ngomong-ngomong, sedang apa kamu berada di sini sendiri?” tanya Rissa kembali.
“Aku hanya ingin mencari angin segar. Terlalu malas jika langsung pulang ke rumah,” jawab Vano yang tiba-tiba
saja mengubah raut wajah menjadi dingin, hingga membuat Rissa yang melihat hal itu langsung menautkan kedua alisnya.
“Apa aku boleh tahu tahu? Aku pikir jika orang kaya itu selalu bahagia,” tanya Rissa semakin penasaran.
“Entah kenapa aku lagi malas saja melihat istriku. Maaf jika aku menceritakan masalah pribadiku,” jawab Vano diselingi helaan napas panjang.
“Kau sudah memiliki istri?” tanya Rissa hanya ingin memastikan.
“Benar, baru berjalan tiga tahun,” jawab Vano sambil tersenyum kaku.
“Bukankah usia pernikahan mu belum lama, tapi kenapa kamu malah sedih seperti itu?” cecar Rissa yang semakin
ingin mengorek informasi dari sosok pria yang ada di hadapannya tersebut.
“Ibuku sudah meminta cucu, tapi istriku belum juga hamil. Ah, sudahlah. Kita jangan bahas ini. Ngomong-ngomong, aku belum pernah bertemu dengan mu sebelumnya.”
“Aku baru saja kembali dari luar Negeri setelah menempuh S1 Ekonomi dan Bisnis. Jadi, mungkin itu alasan
kita tidak pernah bertemu.”
“Wah, ternyata selain cantik, kau juga seorang wanita yang berpendidikan ya. Aku yakin kau adalah wanita yang
kuat dan hebat juga. Apa kau sudah bekerja? Bagaimana jika kamu ke perusahaan aku?” tanya Vano, berharap wanita cantik itu mau bekerja di perusahaannya.
“Kau terlalu memuji. sayang sekali, aku sudah bekerja di ADS Company, dan hari ini adalah hari pertama ku
bekerja,” jawab Rissa dengan menyesal, sambil menampilkan senyum kaku.
“Oh ternyata perusahaan itu ya. Kau memang pantas di sana. Perusahaan terbesar di Negara ini, tapi sangat di
sayangkan. Pemimpinnya sangat dingin dan aku memiliki kelainan,” ucap Vano yang tak kalah mendramatis.
“Kelainan? Maksud mu kelainan apa?” tanya Rissa yang sangat terkejut saat Vano mengatakan jika pria angkuh
yang menjadi Bosnya itu memiliki kelainan. Ia heran, di mana letak kelainan itu, karena ia melihat pria itu terlihat sangat sempurna. Itu jika ia memandang sebagai seorang wanita pada umumnya.
“Aku dengar dia seorang homo, karena di usia matangnya ini tidak pernah terlihat bersama seorang wanita. Pria
itu hanya bisa dekat dengan Sekretarisnya saja. Maka dari itu berita tentang CEO ADS Company mulai menyebar ke muka umum.”
'Apa benar begitu? Tapi akumereka berdua tidak ada yang aneh, meskipun selalu terlihat bersama.
Ah! Mengapa aku malahan ide pria arogan itu sih,' gerutu Rissa dalam hati, sambil terus bertanya-tanya dalam benaknya.
“Oh ternyata begitu. Aku mengerti,” ucap Rissa menanggapi seadanya.
“Hmm, bolehkah aku meminta kontak mu? Aku rasa kau sangat cocok jika di ajak bicara atau tempat berbagi,
seperti aku sekarang ini. Jika kau tidak bisa bekerja di kantor ku, aku harap kita bisa menjadi teman,” pinta Vano sambil menampilkan senyuman paling manisnya dan penuh harap terhadap Rissa. Rissa yang mendengar hal itu, tentu saja dengan senang hati memberikannya.
“Tentu saja, ini. Aku bisa menemani mu kapan pun, asal tidak di jam kerja. Kalau begitu aku pamit pulang
lebih dulu, soalnya takut terlalu malam,” ucap Rissa sambil menyodorkan sebuah kartu namanya.
***
Dalam perjalanan, tak ada percakapan sedikit pun, yang ada hanya keheningan terasa mencekam, hingga membuat sosok pria yang ada di sampingnya tersebut langsung memecah keheningan yang ada. Ya! akhirnya Rissa pulang dengan diantarka oleh Vano, karena pria itu terpaksa. Lagi dan lagi, Rissa tidak bisa menolak.
“Di mana tempat tinggal mu?” tanya Vano sambil melihat ke arah jalan, dan memperhatikan suasana yang masih
ramai orang-orang berlalulalang, menembus angin malam di kota besar.
“Tidak jauh dari sini. Jalan mawar berduri blok C,” jawab Rissa lalu menoleh ke arah sosok Vano yang sedang
menyetir. Pria itu memang sangat tampan, tapi sudah sayang memiliki seorang istri. Namun, jika Vano mau berbagi kasih dengan dirinya, ia pun tidak akan menolak.
“Bukankah itu apartemen elite?” tanya Vano kembali. Kali ini pria itu yang menoleh ke arah Rissa, dengan
tidak percaya.
“Iya benar, memangnya kenapa?” tanya Rissa balik dan menoleh ke arah Vano, hingga mata mereka saling beradu
pandang. Beberapa saat kemudian, keduanya saling mengenal wajah ke arah yang berlawanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Bila
Pendekatan nih Rissa vano🤣
2022-08-31
1
yumna
wah risa ada dndam ap m vano
2022-08-30
1
Vita Zhao
waduh rissa dan vano baru bertemu udah pdkt ajah🤭.
rissa... rissa... saking tampannya vano malah gak papa meskipun punya istri asalkan mau berbagi kasih ya😅😅😅
2022-08-23
2