Sehari setelahnya, Lyra pergi bekerja. Dan tak tahu malunya Daniel datang menyapa seakan-akan ia tak memiliki salah sama sekali. Dan ternyata di balik Daniel menyapa ada maksud lain yang ingin di sampaikannya. Hanya tak ingin menaruh malu, Daniel mengatakan untuk menjaga rahasianya yang terpegok Lyra tengah berselingkuh. Lyra menghiraukannya biarpun Daniel terus memohon. Yang jelas ia memohon karena merasa malu, bila sampai Lyra menyebarkan fakta tentang perselingkuhan Daniel, secara dia sudah menghebohkan orang sekantor dengan lamarannya.
"Aku sangat minta maaf, aku tahu kamu tak ingin lagi berbicara padaku. Tapi aku akan terus memohon setelah kamu menyetujui untuk menjaga rahasia perselingkuhanku."
Dengan wajah ketusnya, Lyra hanya meresponnya dengan berdecik dan menggelengkan kepala. Tak peduli dan tak mau dengar apa yang di bicarakannya, Lyra mengabaikannya dan langsung saja pergi ke ruang kerjanya.
Baru sehari bertemu kembali, Lyra sudah merasa muak bertatatap muka dengan Daniel. Lyra memang muak, tapi bukan berarti dengan mudahnya Lyra bisa melupakan Daniel dalam tempo yang singkat. Empat tahun lebih bukanlah waktu yang sebentar Lyra menjalin hubungan dengan Daniel. Kenangan manis bersamanya tak sedikitpun bisa terhapus dalam bayang-bayangnya. Begitupun kenangan pahit tentang perselingkuhan Daniel.
Hati dan pikirannya bercampur aduk, Lyra memang sangat benci terhadap Daniel, tapi bencinya tak bisa mengalahkan perasaannya yang masih tersisa.
Sesak rasanya bila Lyra harus bertatap muka dengan Daniel. Bila ingin segera menyingkirkan perasaannya, Lyra perlu bertindak cepat. Lyra tak bisa lagi menunggu esok untuk mengundurkan diri dari tempatnya bekerja. Lyra pun langsung saja membuat surat pengunduran diri.
Selesai ia membuat surat pengunduran diri, Lyra segera beranjak ke ruangan manajernya. Dan langsung saja menyerahkan surat tersebut.
"Kenapa kamu tiba-tiba ingin mengundurkan diri. Apa ada masalah pribadi atau ada masalah di kantor?" Tanya Manajer.
"Hm, tidak. Hanya saja saya ingin rehat sebentar dari pekerjaan."
"Padahal selama dua tahun kinerjamu sangat bagus, kenapa tidak menunggu akhir bulan untuk keluar. Jika kamu keluar, tim dari divisi pemasaran akan kekurangan orang. Dan kami harus mencari penggantimu, jika bisa kamu keluar setelah saya mendapatkan pengganti."
"Maaf sebelumnya, tapi saya tidak bisa menunggu lebih lama lagi untuk keluar dari perusahaan ini. Saya ingin segera rehat dari pekerjaan."
"Memangnya kamu tidak akan menyesal bila keluar dari perusahaan. Padahal banyak orang yang berlomba-lomba mendapatkan pekerjaan di perusahaan ini."
"Saya mungkin tidak akan menyesal. Sekali lagi saya minta maaf karena tidak bisa melanjutkan bekerja di perusahaan ini."
Manajer tersebut menghela nafasnya. "Baiklah, saya tidak bisa memaksa. Lagi pula itu hak kamu untuk tetap bekerja ataupun keluar dari perusahaan."
Lyra pun pamit undur diri dari ruangan. Ia kembali beranjak ke meja kerjanya, lalu segera membereskan dan memasuk barang-barang yang berada di meja maupun di loker ke dalam kotak.
Hanya karena tak ingin bertatap muka dengan Daniel, Lyra harus merelakan posisinya di perusahaan. Tapi Lyra tak perlu khawatir, karena ia merupakan lulusan dari salah satu universitas terbaik di cambrige. Mungkin mudah baginya untuk mendapatkan pekerjaan kembali, bila ia menemukan perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan.
Lyra beranjak melangkahkan kakinya menuju pintu keluar. Ia berjalan dengan raut wajah sedihnya, sedih karena masih memikirkan tentang pernikahannya yang batal, begitupun sedih karena ia harus pergi meninggalkan tempatnya bekerja. Dua tahun bekerja merupakan pengalaman yang paling berharga baginya.
Namun, tiba-tiba saja Daniel datang menghampiri ketika Lyra akan hendak melangkah kakinya keluar dari pintu.
Daniel meraih lengan Lyra. "Ku dengar kamu mengundurkan diri dari perusahaan."
"Iya, bukankah ini yang kamu mau. Bila aku keluar dari kantor, kamu bisa tenang tanpa harus takut terbongkarnya rahasia perselingkuhanmu."
"Bukan ini yang aku mau, aku hanya ingin kamu bisa menjaga rahasiaku, itu sudah cukup. Kamu tak perlu mengundurkan diri dari perusahaan." Daniel lalu menghembuskan panjang nafasnya. "Jangan buat aku semakin merasa bersalah, ku mohon batalkan pengunduran dirimu dari kantor."
Lyra memiringkan senyumnya. "Apa kamu benar-benar merasa bersalah?"
"Tentu saja aku merasa bersalah, tapi aku tak menyesal telah memilih kekasihku yang sekarang."
Lyra menghempaskan tangan Daniel dari lengannya. "Aku mengundurkan diri dan mungkin tak akan pernah kembali ke tempat ini. Bila hanya pergi begitu saja tanpa salam perpisahan, kepergianku tak akan pernah di kenang oleh orang-orang. Sebelum pergi aku harus memberikan salam perpisahan untuk orang-orang."
Seketika Daniel mengerutkan kedua alisnya. "Maksud kamu, salam perpisahan apa yang kamu maksud? Bukankah seharusnya kamu sudah memberikan salam perpisahan untuk teman-teman satu divismu."
Lyra menyeringai. "Aku belum sempat memberikan salam perpisahan kepada mereka, dan aku juga perlu mengucapkan salam perpisahan kepada seluruh orang di kantor ini, agar orang-orang dapat mengenang kepergianku."
Lyra menarik nafasnya lalu menghebuskannya secara panjang. Setelah itu, Lyra pun berbicara sekencang-kencangnya. "Asal kalian tahu saja, pria yang melamarku secara romantis ini, ternyata bukanlah pria setia dan baik seperti apa yang kalian pikirkan. Dua hari yang lalu dia ketahuan tidur dengan wanita lain di apartemennya."
"Berhenti Lyra!!" Bentak Daniel.
Teriakan Lyra mampu membuat sebagian orang di kantor berkumpul untuk melihatnya. Sontak Daniel pun langsung saja menarik lengan Lyra.
"Jika kamu ingin pergi dari kantor, pergilah dengan tenang tanpa harus membuat masalah."
Lyra menghempaskan tangan Daniel, dan lagi-lagi ia kembali berteriak sekencang-kencangnya. "Pak manajer yang terhormat dan untuk semua orang yang berada di kantor ini. Kalian harus tahu bahwa saya terpaksa mengundurkan diri, karena si brengsek ini tak ingin aku membongkar aibnya."
"Dasar wanita gila." Daniel maraih kembali lengan Lyra. Karena sudah sangat marah, Daniel pun langsung saja melayangkan tangannya. Namun, pada saat tangannya akan mendaratkan diri di pipi Lyra, tiba-tiba saja seseorang menahannya.
"Selalu saja aku mendapati kamu akan di tampar oleh pria. Apa kamu merupakan wanita yang menyebalkan, yang selalu ingin di tampar oleh pria," ucap orang yang tengah menahan tangan Daniel.
Lyra menelan salivanya, lalu mendongkak ke arah orang yang menyelamatknya dari tamparan mantannya itu.
Seketika Lyra di buat terkejut setengah mati ketika menatapnya. Yang ternyata orang tersebut merupakan orang yang sama yang menyelematkannya di klub malam. Si pria tampan bertubuh kekar dan tinggi yang terakhir kali Lyra tinggalkan di kamar hotel dengan tiga uang kertas pecahan seratus ribu.
Pria tersebut tersenyum menyeringai menatap Lyra. "Apa kamu sudah sadar dan dapat mengenaliku?"
Lyra spontan memalingkan wajahnya dari pria tersebut. "Oh sial!" Batin Lyra.
"Maaf, siapa anda? Bisa tolong lepaskan tangan saya terlebih dahulu," lontar Daniel.
Pria tersebut menghempaskan tangan Daniel. "Oh, saya lupa. Bisa tolong beritahu CEOmu bahwa saya sudah datang."
"Maaf, tapi anda siapa?" Tanya Daniel heran.
Pria berpenampilan seperti seorang pekerja, mengenakan setelan jas, serta membawa seorang sekertaris, sudah pasti itu orang penting dari perusahaan lain yang akan berkonstribusi dengan perusahaan tempat Lyra bekerja. Pria tersebut mengeluarkan kartu namanya dari dalam dompet, lalu memberikannya kepada Daniel. Yang entah siapa itu, Lyra tak dapat melihat nama dari kertas kecil berbentuk persegi yang di raih Daniel tersebut.
Lyra tak peduli siapa dia, yang perlu Lyra lakukan saat ini hanyalah segera pergi untuk menghindari pria tersebut.
"Terima kasih telah menolong saya. Tapi maaf, sepertinya saya harus segera pergi." Lyra pun terburu-buru melangkahkan kakinya.
Hanya dengan menatapnya saja sudah membuat Lyra malu setengah mati. Terlebih lagi bila ketika melihatnya, ingatan ketika di klub malam dan hotel muncul seketika. Mau di taruh di mana muka Lyra, bila pria tersebut sampai membahasnya. Apa lagi sampai harus membicarakan Lyra yang menciumnya secara beruntal.
Lyra memang sudah pergi jauh dari kantor, namun si pria malah mengikuti Lyra sambil berteriak memanggil. Lyra gelisah, ia berjalan dengan langkah yang cukup cepat agar pria tersebut tak dapat mengejarnya. Langkah Lyra memang cepat, tapi pria tersebut justru malah semakin cepat mengejar. Berlari sudah tak mungkin, karena Lyra mengenakan sepatu hak tinggi. Akhirnya Lyra pun terkejar.
"Kenapa pergi terburu-buru?" Tanya pria tersebut sembari meraih lengan Lyra.
Lyra panik, dan karena paniknya itu, seketika Lyra menendang keras tulang kering si pria tersebut. Sontak pria tersebut meringis kesakitan sampai harus melepaskan lengan Lyra.
"Maaf, tapi saya sudah tidak ada urusan lagi dengan anda. Dan saya juga sudah berterima kasih, bahkan saat di hotel saya sudah membayar anda. Jadi lupakan saya, dan jangan pernah mencari ataupun menemui saya kembali.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
Radiah Ayarin
sudah ku fav 🙏
2022-11-23
1
Linda ArifYandi_2804
semoga si daniel menyesal ntinya
2022-11-07
1
kai
lanjt thor
2022-11-07
1