Seharian Lyra berbaring di tempat tidur dengan mata bengkaknya, ia sudah tak punya semangat dalam melakukan hal apapun. Perasaannya yang tengah sakit serta pikirannya yang kacau, membuat Lyra enggan turun dari tempat tidurnya. Yang ia lakukan hanyalah berbaring dengan mata dan pikiran yang tenggelam dalam lamunannya.
Empat tahun ia menaruhkan segalanya untuk Daniel, namun balasan yang di berikan Daniel hanyalah sebuah luka yang mungkin akan sulit untuk di lupakan. Terlebih lagi, perselingkuhan Daniel terlihat langsung oleh mata kepalanya sendiri. Sesak dadanya bila teringat perkataan Daniel yang lebih memilih wanita lain di bandingkan dengan kekasih yang sudah empat tahun menemaninya dalam suka maupun duka.
Sebuah figura foto yang terdapat wajah Daniel terletak di meja samping tempat tidurnya, di buat terbalik oleh Lyra.
"Pria brengsek!" Gerutu Lyra.
Matanya sudah lelah karena menangis, Lyra sudah kehilangan banyak air mata hanya karena menangisi pria brengsek seperti Daniel. Ia berangsut dari tempat tidurnya. Lalu, tiba-tiba saja suara bel di pintunya berbunyi. Lyra beranjak membuka pintu rumahnya. Pintunya terbuka, ia mendapati kedua temannya yang bernama Nata dan Agni berada di balik pintu.
Agni tiba-tiba saja memeluk Lyra sembari menangis. "Apa kamu baik-baik saja? Daniel memang pria brengsek. Saat itu seharusnya kamu menolak lamarannya."
Karena Agni, Lyra kembali lagi teringat dengan Daniel. Lyra pun jadi ikut menangis dengan suara yang cukup keras.
"Hiks.. pria jahat."
Seketika Nata menarik Agni. "Jika kalian terus seperti ini, kapan aku masuknya."
Lyra dan kedua temannya pun masuk ke rumah. Di rumah Lyra menceritakan semua kejadian yang terjadi di apartemen Daniel serta mencurahkan semua isi hatinya.
Dengan menceritakan dan mencurahkan semua isi hatinya, yang di pikir Lyra akan membuatnya merasa lebih baik. Namun, nyatanya malah membuat Lyra semakin terisak karena terus mengingatnya. Terlebih lagi, bila ia teringat dengan kebersamaannya bersama Daniel selama empat tahun lebih.
Terpergoknya perselingkuhan Daniel masih hangat terjadi, mana bisa Lyra merasa baik-baik saja, biarpun ada kedua teman yang mendengarkan curahan hatinya.
"Agar membuatmu lupa dengan Daniel, bagaimana kita pergi ke klub malam saja," saran Nata.
Seketika Agni memukul pelan lengan Nata. "Mana bisa dia pergi kesana. Lyra perempuan polos yang tak pantas kamu kotori seperti itu.
"Memangnya kenapa? Bukankah dengan bersenang-senang akan membuatnya merasa jauh lebih baik."
"Bukan seperti itu untuk mengajaknya bersenang-senang. Mengajaknya pergi berlibur ke tempat bagus malah akan jauh lebih baik, dari pada harus mabuk-mabukan sambil menari tidak jelas di klub."
Lyra menghembuskan nafas panjangnya, lalu berdiri dari duduknya. "Ku pikir saran Nata ada benarnya. Mana ada waktu aku pergi berlibur di tengah padatnya pekerjaan. Dan hari liburku hanya ku gunakan untuk membantu orang tuaku di rumah makan."
Nata tersenyum girang."Benar kan, dia pasti akan setuju." Nata lalu ikut berdiri dari duduknya. "Untuk menghilangkan wajah sendumu, akan ku tutupi dengan riasan."
Agni menggeleng. "Jika kamu ingin pergi maka pergilah, karena aku tak akan ikut bersama kalian."
"Tentu saja kamu tak boleh ikut, perempuan kelas atas sepertimu tak boleh terekspos media bila tengah mabuk. Bisa-bisa perusahaan ayahmu akan ikut jelek karena ulahmu.
Agni beranjak dari tempat duduk. "Lyra, jika kamu kenapa-kenapa kamu bisa hubungi aku, karena orang seperti Nata tak akan bisa mengatasinya."
Lyra Mengangguk. "Iya pasti."
"Kalau begitu aku pulang sekarang ya," pamit Agni.
Setelah Agni pamit, Nata langsung membuka lemari pakaian milik Lyra. Satu persatu-satu pakaian yang menurutnya tampak modis dan cocok untuk di pakai pergi ke klub malam, di keluarkan Nata dari lemari. Ada enam pakaian yang di nilainya cocok dan di jejerkan Nata di atas tempat tidur.
"Aku sudah menemukan bawahan yang akan kau kenakan. Tapi atasanya, apa ada yang lebih terbuka dengan sedikit memperlihatkan belahan dada."
Sontak Lyra pun langsung saja menyilangkan lengannya di dada. "Apa kau pikir yang seperti itu pantas di perlihatkan."
"Tentu saja, kau akan terlihat lebih elegan bila belahan dadamu terlihat. Dan itu namanya style amerika."
Lyra menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mau memperlihatkannya, pilih saja yang ada.
"Hm, baiklah jika tidak ada."
Nata mengambil satu blouse lengan pendek dengan gaya pundak terlihat. Blouse yang akan di pakai Lyra di padukan dengan rok pendek di atas lutut.
Setelah Lyra mengenakan pakaiannya, Nata mulai merias wajah dan menata rambutnya. Lyra meminta Nata meriasnya dengan riasan tipis yang natural.
"Padahal aku akan meriasmu ala kylie jenner. Tapi kamu malah ingin riasan natural," ucap Nata.
"Aku tidak sepertimu yang menyukai style amerika, aku lebih suka gaya korea yang riasannya terlihat natural."
"Baiklah, karena aku ahlinya dalam merias. Gaya amerika maupun gaya korea aku bisa melakukannya," ucap Nata tersenyum.
Satu jam lebih Nata merias dan menata rambut Lyra, mereka pun beranjak pergi ke klub malam menggunakan taxi.
Ini merupakan pertama kali bagi Lyra pergi ke klub malam, ia merasa tak nyaman ketika menginjakan kakinya di sana. Terlebih lagi, banyak pria nakal yang menggodanya. Lyra sampai harus memegang tangan Nata.
"Jangan pernah lepaskan aku. Aku takut dengan pria mabuk di sini."
Nata tergelak. "Kamu harus merasa nyaman dan mulai terbiasa karena klub malam memang seperti ini." Nata menunjuk ke arah tempat duduk yang terdapat orang berkumpul. "Kita gabung kesana, mereka semua adalah teman kerjaku."
Lyra mengangguk, lalu mengikuti langkah Nata. Di sana Nata memperkenalkan semua teman kerjanya.
"Perkenalkan mereka semua teman kerjaku. Yang berbaju putih, Arya. Yang dua orang tengah memegang gelas, mereka adalah Dhea dan Dika. Lalu, yang tengah duduk di pojokan adalah Denis dan Vika."
Semuanya mengulurkan tangan untuk bersalaman dengan Lyra.
"Salam kenal, saya Lyra."
"Lyra cantik, apa dia sudah memiliki pria," Lontar Denis.
"Sekarang dia single, tapi dia tak pantas dengan pria playboy sepertimu," ucap Nata.
Vika tergelak. "Tentu saja jangan mau, Lyra.
Oh ya Nata, apa kamu tahu jika kita pergi kesini dengan CEO tampan kesayangan."
Seketika Nata kegirangan. "Benarkah, apa yang kamu maksud itu pak Rigel Callisto."
"Tentu saja, siapa lagi CEO kesayangan kita selain pak Rigel." Vika lalu menunjuk pria yang di sebut CEO olehnya. "Lihat di sebelah sana, dia tengah duduk di meja bar."
Nata pun menatap ke arah yang di tunjukan Vika, begitupun dengan Lyra yang juga ikut melirik karena penasaran dengan sosok wajah dari orang yang membuat temannya itu kegirangan.
"Siapa dia? Aku tak dapat melihat wajahnya," ucap Lyra memicingkan matanya.
"Dia tengah duduk memunggungi kita, mana mungkin wajahnya terlihat. Apa kamu ingin melihat wajahnya, biar ku panggil agar dia menengok. Jika kamu sudah melihat wajah tampannya, kamu mungkin akan ikut tergila-gila seperti kita," ucap Nata.
"Jangan menganggunya, hari ini moodnya sedang tidak baik. Bisa-bisa kamu di pecat, dia itu terkenal beringis bila sampai membuatnya marah," lontar Denis sembari menuangkan bir ke gelas kosong, lalu mengulurkannya kepada Lyra. "Dari pada kamu sibuk menatapnya, lebih baik kamu minum terlebih dahulu. Karena kamu dari tadi belum minum sedikitpun."
Lyra meraih gelas yang di ulurkan Denis, lalu meneguknya sampai habis. Rasanya memang sangat asing di lidah Lyra, karena ia minum baru pertama kalinya. Biarpun rasanya tidak enak bagi orang yang pertama kali meminumnya, Lyra malah ketagihan. Ia terus-menerus meneguk bir hingga menghabiskan satu botol.
Sontak Nata pun sampai merebut gelas bir yang tengah di pegang Lyra. "Berhenti meminumnya, sepertinya kamu sudah mabuk."
Sektika Lyra berdiri dari duduknya dengan mata sayu karena mabuk.
"Aku memang sudah mabuk, bagaimana jika menari saja di sana." Lyra menarik Nata ke tengah kerumunan orang-orang yang tengah menari.
Lyra menari dengan hebohnya, sampai Nata pun di buat menggelengkan kepalanya.
"Perempuan polos seperti dia bisa juga menari."
Mabuknya benar-benar sudah sangat parah, ia menari di tengah kerumunan sampai terpisah dari Nata. Wanita cantik mabuk sendiri sambil menari, sudah pasti di manfaatkan para pria. Lalu, seorang pria datang meraih pinggangnya sembari menari.
Saat itu, perasaan Lyra sangat senang karena mabuknya mampu melupakan kejadian yang terjadi di apartemen Daniel. Ia menari dengan pria yang tak di kenal. Namun, pria tersebut memanfaatkan Lyra yang tengah mabuk, ia menyentuh bagian terlarang di tubuh Lyra.
Hingga membuat Lyra sangat marah, spontan Lyra pun mendorongnya sampai membuat pria tersebut terjatuh.
"Brengsek!!
Seketika pria tersebut akan melayangkan tamparan ke wajah Lyra, namun tiba-tiba saja di tahan oleh seorang pria berpakaian setelan kerja berwarna hitam.
"Berani sekali kamu akan menampar wanita," lontar si pria yang tengah memagang pergelangan tangan orang yang akan menampar Lyra.
"Memangnya kamu siapa?"
Pria tersebut menyeringai. "Dia kekasihku," ucapnya meninggikan suaranya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments
ဣӂ꧂✪ⓝⓘⓣⓐ ⓚⓘⓜ ӂ
Mantap
2022-12-26
0
SugaWife
Teman sesad.🤣🤣🤣
2022-11-11
1
rudy
aku yakin tuh cwoknya yg d sebutin nata pak rigel callisto
2022-11-05
1