Mereka masuk kedalam sebuah mobil yang sama dengan mobil yang menjemputnya beberapa hari lalu di Jakarta.
Setelah memasangkan seat belt mobil itupun bergerak meninggalkan rumah sederhana tersebut.
Jalanan kota Bandung tampak sangat ramai, mereka hampir terlambat sampai ditempat tujuan.
hanya keheningan yang menemani sepasang anak manusia yang berada didalam mobil mewah yang sedang membelah kemacetan. Si gadis tampak enggan untuk sekedar berbasa-basi.
Begitu juga si pria, Dia hanya menoleh sebentar ke sampingnya lalu fokus kembali mengemudikan mobilnya.
Salsa tampak menghela nafas sambil tetap menatap keluar jendela mobil yang ia tumpangi dengan pria yang baru beberapa hari lalu ia kenal.
Pria yang menolongnya saat dia di jambret dan nyaris terluka saat mempertahankan barangnya, sepulang bekerja malam hari.
Pria itu juga yang membawanya ke rumah sakit dan menemaninya pulang ke rumah orangtuanya di Bandung,
Membantunya berpura-pura menjadi kekasihnya selama ini dan bertemu orangtuanya.
Padahal kekasih hatinya lah yang ia harapkan saat ini yang berada diposisi si pria asing.
Tapi kekasihnya seakan lupa kalau dia mempunyai pacar.
Salsa tersenyum miring kala mengingat kebodohannya yang sudah percaya pada Nata,
Ya.. Nata Prayoga. Laki-laki hitam manis asal kota Padang yang sudah dipacarinya beberapa tahun yang lalu. Yang berjanji akan menjalani kehidupan yang serius dengan nya.
'Tapi apa.. omong kosong!!! ' makinya dalam hati.
****
Bel pulang berbunyi
Anak-anak SMA Pelita dipulangkan cepat hari ini. Sedangkan para Gurunya akan mengadakan rapat.
Key membereskan perlengkapan belajarnya.
Tiba-tiba dari arah samping Arya menghampiri, "Kita mampir ke Mall yuk, Gue mau nyari komik ne! " ajak laki-laki jangkung itu pada Key.
"Sorry, Ya.. " balas gadis imut itu dengan mimik wajah yang sedikit sedih, gadis itu bangkit dari bangkunya,
"Gue, ngga bisa, hari ini lagi banyak kerjaan! " Ia tersenyum, terus gadis itupun beranjak menuju pintu kelas, dan meninggalkan Arya sendiri yang masih terpaku ditempatnya.
Arya hanya bisa memperhatikan punggung sahabatnya dari belakang dengan wajah tak kalah sedih, melihat sahabat nya yang hilang dalam kerumunan siswa-siswi yang berebut hendak keluar.
Key terus berjalan di Koridor sekolah, tanpa dia sadari ada seseorang sedang memperhatikan nya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
Sekarang gadis itu sudah berada di area parkir. Mengeluarkan motor peninggalan sang Ayah dan menaikinya lalu menghidupkan nya, langsung meninggalkan area sekolah dengan terburu-buru.
Dengan kecepatan sedang gadis itu terus melajukan motor bebeknya.
lima belas menit kemudian dia telah sampai didepan sebuah toko roti. Diletakkan nya motor kesayangannya itu ditempat biasa karyawan memarkirkan kendaraan nya.
Buru-buru dia masuk kedalam toko dari pintu samping.
"Siang, mbak Salsa " Key tersenyum ramah.
"Siang, juga Key, " jawabnya sambil terus mengaduk adonan.
Key melirik wanita yang dipanggil mbak Salsa tersebut dengan kening berkerut sebelum meraih apron pada tempat penyimpanan.
"Mbak, nga papa?! " tanyanya dengan nada khawatir.
"Kamu, udah makan siang belum!? " tanyanya mengalihkan topik sambil tersenyum.
Key hanya nyengir, "Belum, mbak, hehehe"
"Ya udah, seragamnya ganti dulu, terus makan, itu udah mbak taruh di meja belakang" ucapnya. Dengan tangan terus menguleni adonan roti yang hampir kalis.
Wanita itu memang sangat menyayangi Key, Ia sudah menganggap gadis itu seperti adiknya sendiri. Padahal mereka kenal baru beberapa bulan yang lalu saat key mencoba melamar kerja part time di tokonya.
Toko roti tersebut adalah hobi dari wanita muda itu. Dia yang suka sekali membuat roti mencoba mengontrak sebuah toko ukuran kecil, dan hobynya itu sudah berjalan selama 2 tahun, dan juga sudah mempunyai beberapa pelanggan tetap.
Key adalah gadis yang rajin dan jujur, itu sebabnya wanita muda itu menerima Key bekerja di tokonya, padahal umurnya belum boleh untuk bekerja.
Key sudah selesai menggantikan seragam sekolah dengan seragam toko roti tersebut, sudah makan juga, sekarang siap membantu wanita muda itu mencetak roti.
"Oya, hari ini kita cuma bekerja bertiga saja dengan si Alif. Mbak Sari nggak masuk" terang wanita muda itu.
"Mbak Sari, kenapa mbak" tanya key penasaran.
"Anaknya sakit, kamu nggak papa kan!? "
"Iya, nggak papa mbak, santai aja! " gadis itu menyunggingkan sebuah senyuman.
Key sangat menyukai pekerjaannya ini, Dia suka dengan orang-orang nya, walaupun dia yang paling muda dari ketiganya, tapi dia tidak pernah bersikap semaunya.
Hari sangat cepat berlalu, jam sudah menunjukkan setengah lima sore, sudah waktunya juga toko roti tutup, Key memilih membantu wanita muda yang menjadi owner toko tersebut beres-beres membersihkan alat-alat yang kotor setelah dipergunakan tadi.
"Kamu pulang aja, udah sore juga. " Kata wanita muda itu padanya.
"Biar mbak, yang lanjutkan beberes nya. Nanti, Bunda kamu khawatir" lanjutnya lagi.
"Tapi... "
"Udah, nggak papa," ucapnya "lagian Alif udah pulang dari tadi. " wanita itu mendorongnya dengan lembut
Sebenarnya Key tidak enak hati membiarkan wanita muda itu mengerjakan pekerjaan nya sendiri. Tapi dia juga benar, Bundanya pasti khawatir jika dia belum pulang jam segini.
Akhirnya Key memilih untuk pulang saja.
"Mba, Salsa... Aku pamit...!! " teriaknya.
"Ya, sayang, hati-hati jawab wanita itu dari dalam toko.
Langit sore itu tampak mendung, Key terus melajukan motornya di jalanan yang tampak ramai dengan orang-orang yang pulang dari bekerja.
Tiba di lampu merah, hujan mengguyur bumi dengan sangat lebat. Tanpa takut, Key terus melajukan motornya setelah lampu rambu lalulintas berubah hijau.
Gadis itu sangat menyukai hujan, karena hujan selalu mengingatkannya pada sosok sang Ayah yang telah lama meninggalkannya.
Sejak ia kecil, Ayahnya selalu membiarkannya bermain dibawah hujan dengan riang tanpa takut terserang flu atau semacamnya.
Sedangkan Bundanya malah kebalikannya, beliau khawatir melihat sang anak yang tak bisa diam jika sudah turun hujan.
Dengan wajah yang sudah pucat, jari tangan yang sudah keriput dan tubuh sedikit menggigil, Key tiba di rumah sederhananya.
Sang ibu yang melihat anaknya tiba dengan kondisi yang memprihatinkan segera memberikan sebuah handuk dan mengeringkan tubuh anaknya.
Wanita yang masih tampak cantik itu hanya bisa menggeleng kan kepalanya.
Anaknya memang susah dikasih tahu, entah kenapa sejak kecil dia sangat menyukai hujan.
Gadis cantik itu kini sudah selesai membersihkan kan tubuhnya, dia keluar dari kamar dan menghampiri ibunya yang sudah menunggu dimeja makan.
Tampak segelas coklat hangat tersedia di atas meja. Dan makan malam yang sederhana juga sudah tersedia disitu.
"Gimana sekolah kamu, sayang" tanya sang ibu.
Gadis itu menyeruput coklat panasnya
"Hem.. baik, Bun. " jawabnya sambil menyendok kan nasi dan lauk.
"Kerjaan kamu!? " Tanya ibunya lagi
"Hem.. Mbak Sari, nggak masuk, anaknya sakit" jawabnya sambil terus mengunyah makanannya.
Ibunya yang sedang berdiri didepan wastafel dan mencuci peralatan yang kotor sekarang menghampiri Key,
Dan duduk didepan anaknya, "kamu nggak apa-apa kerja sepulang sekolah?? emang nggak capek gitu!? " tanya sang ibu khawatir.
"ngga papa Bun, Aku seneng kok kerja di sana. "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 30 Episodes
Comments
🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•
salut sama key, usia muda saja sudah mau bekerja. jarang ada anak muda yang mau bekerja apalagi masih sekolah dengan alasan akan susah konsen bila sekolah sambil kerja.
2023-10-10
1
վմղíα | HV💕
takutnya kamu sakit Kay karena kena hujan
2023-10-10
1
վմղíα | HV💕
beruntung Kay dapat teman baik jadi ia bisa bekerja dengan baik
2023-10-10
1