Chapter 4

Di SMA Pelita

Setelah melakukan acara upacara bendera anak-anak tampak membubarkan barisan. Arya dan Key berjalan bersisian menuju ke kelasnya.

"Siang nanti, jadi ke Mall ngga?! " ucap Arya pada Key yang sibuk dengan headset nya.

"Belum tau, " jawab si gadis

Arya mengerutkan keningnya tanpa mengalihkan pandangannya dari sang sahabat.

Belum sempat Key menjawab, ternyata mereka telah sampai di depan ruang kelasnya. Mereka pun masuk dan memilih duduk di bangkunya masing-masing.

Tak lama sang ketua kelas juga masuk kedalam kelas dengan membawa kabar jika guru yang mengajar dimata pelajaran tersebut tidak datang jadi mereka disuruh mengerjakan tugas dibuka cetak.

Kerena mata pelajaran yang kosong tersebut banyak teman sekelas Key yang membuat kebisingan. Tak terkecuali dua orang gadis yang duduk didepan Arya.

Mereka sibuk bergosip dan membicarakan kejelekkan anak kelas sebelah.

Sedangkan Key tetap fokus pada buku yang tengah dicatatnya, dirinya tak berniat sedikitpun untuk melakukan kegiatan unfaedah seperti teman sekelasnya yang lain.

***

Di Apartemen Nata

Lelaki berwajah manis itu tampak sedang uring-uringan di tempat tidurnya. Berjalan mondar-mandir dengan mimik wajah yang ditekuk ke dalam,

Sejak kepulangannya dari Bali seminggu yang lalu, Ia belum bertemu sama sekali dengan kekasihnya tersebut, masalah dengan sang kekasih pun masih belum selesai.

Dia tidak bisa berfikir lagi, Ia terus menerus mencoba menghubungi Salsa, tapi gadis tersebut seperti hilang ditelan bumi, terakhir Nata mendengar suara gadis itu satu hari sebelum dirinya hendak berangkat ke Bali bersama Delio.

Salsa tidak setuju Nata berangkat ke Bali, karena Ia juga sedang butuh Nata untuk menemaninya ke rumah orangtuanya di Bandung.

Bukan karena egois, tapi karena gadis tersebut sudah duluan membuat janji dengan orangtuanya mengenai janji Nata yang ingin serius dengan hubungan mereka.

Tapi Nata malah memilih menemani Delio berlibur ke Bali, makanya gadis itu merasa kecewa dengan sikap Nata.

Padahal bukan tanpa alasan, Nata memilih menemani Delio. Nata hanya tidak enak saja untuk menolak ajak kan sang sahabat yang baru pertama kali nya ke Indonesia,

Dulu saat dirinya kuliah di Turki saja, pria tampan tersebut sering menemaninya. Masa sekarang saat sang sahabat yang ingin ditemani malah ditolak kan tidak etis. Itulah yang ada di pikiran Nata.

Dan sekarang hubungannya dengan sang pacar yang sudah berjalan serius jadi taruhannya.

Lelaki hitam manis itu keluar dari apartemen, memilih menyegarkan pikiran nya dengan nongkrong di sebuah cafe coffee yang tak jauh dari apartemen nya.

Dia juga mengajak Delio untuk menemaninya yang sedang galau. Delio yang sedang tidak sibuk pun setuju.

"Kalau menurut ku, mending kamu coba kerumahnya aja Nat, "

Lelaki tampan itu memberi saran lalu menyeruput coffee nya yang baru dihidangkan waiters.

"Kalo Dia juga ngga mau ketemu gue, gimana coba? "

"Yang penting usaha dulu " sambil menepuk pundak laki-laki yang duduk disampingnya.

"Soal hasil, liat ntar aja," sambung lelaki itu lagi. Tak tega juga melihat sahabatnya itu terus menekuk wajahnya yang kusut.

"Gimana kalo aku temani!? biar aku bisa minta maaf ke dia juga" ucapnya lagi.

Nata menghabiskan coffee nya yang tinggal beberapa teguk itu.

***

Sekarang mereka berdua sudah ada didepan gedung kos-kosan berlantai dua.

Satpam penjaga yang sudah mengenal Nata segera membukakan pintu gerbang.

"Pagi Pak, Sholeh " sapa keduanya ramah.

"Pagi juga, Mas Nata. " jawab satpam itu tidak kalah ramah dan juga mengangguk pada Delio,

Beliau memang sudah lama mengenal pria manis tersebut, apa lagi pria itu sering main ke kos-kosan ini, sering mengantar jemput salah satu penghuninya juga.

"Ada yang bisa saya bantu, mas Nata? " sambungnya dengan wajah serius.

Sebelum menjawab pria keturunan Padang itu malah menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Sambil tersenyum kaku.

Delio yang sejak tadi di sampingnya hanya bisa diam saja melihat interaksi manusia didepannya.

"Sal..Salsa nya ada Pak" ucapnya tergagap.

"Loh, bukannya beberapa hari yang lalu Mas Nata menjemput mbak Salsa ya! " Pak Sholeh mengernyitkan kedua alisnya bingung bercampur heran.

"Hah..!! "

Nata dan Delio saling tatap dengan kedua mata melebar, Delio yang tidak tau apa-apa hanya menaikkan kedua bahunya.

Lalu keduanya kembali menatap Pak Sholeh yang terlihat bingung.

"Bapak, yakin!?"

Delio yang sejak tadi terdiam ikut bertanya, Ia benar-benar dibuat bingung, sambil menggaruk dagunya.

"Iya...saya yakin ngga yakin sih" sekarang malah satpam itu yang tampak ragu dan menggaruk pelipisnya.

"Maksudnya, gimana emang?!! " tanya pria itu lagi makin tambah bingung dengan ucapan Pak satpam.

Satpam itu menjelaskan apa yang sudah dia lihat beberapa hari lalu dan menceritakan semuanya.

Dari mulai sebuah mobil yang datang menjemput, tapi si pemilik mobil tidak turun terus beberapa menit kemudian Pak satpam membukakan pintu gerbang untuk salah satu penghuni kost yaitu Salsa.

Setelah itu Salsa masuk kedalam mobil, dan mobil itu langsung tancap gas meninggalkan kos-kosan berlantai dua tersebut. Satpam itu menutup kembali pintu gerbang setelah mobil yang ditumpangi Salsa menghilang dibelokkan.

"Tapi... ada yang aneh, mbak Salsa yang terkenal ramah pada semua orang, kok mendadak tidak menyapa saya, "

"Dan langsung masuk kedalam mobil."

ucap satpam itu.

Nata yang mendengar penjelasan si satpam ha ya mampu berfikir keras,

Tapi tidak mendapatkan solusi apa-apa.

"Ya sudah, Pak.. kami permisi dulu" Pamit Delio sembari menganggukkan kepalanya sopan, dan menarik lengan sahabatnya yang tampak frustasi.

Mereka segera masuk kedalam mobil dan meninggalkan kos-kosan itu

"Kamu, harus berfikir positif, InsyaAllah pasti ada jalan keluarnya. "

Delio memulai percakapan. Nata hanya bisa menarik nafas dalam dan membuangnya kasar,tampak sedang menahan amarah.

***

Sudah beberapa hari ini Salsa nampak keluar masuk rumah sakit. Wajah lelah sangat mendominasi.

Saat ini ia sangat membutuhkan seseorang untuk menguatkannya, mendukungnya, memberikan support padanya. Tapi seseorang itu sudah tidak peduli sama sekali pada dirinya, pada janji yang sempat seseorang ucapkan padanya.

"Aku harus kuat!! " ucapnya pada dirinya sendiri.

"Aku tidak boleh lemah!! " ucapnya lagi

"Mungkin, Dia lagi sibuk jadi tidak bisa menemaninya" kata gadis itu terus menguatkan dirinya sendiri.

Tapi hatinya terasa nyeri, dadanya sesak menahan tangis.

Bulir bening yang sejak tadi ditahannya pun akhirnya menerobos pertahanan sang gadis kala ingatannya kembali pada kejadian beberapa hari lalu.

Cepat-cepat dihapusnya kala mendengar pintu kamar dibuka seseorang dari luar.

Dia menyunggingkan senyum tipis dibibir pucat nya.

"Apa, kau sudah siap!? " tanya seseorang yang masuk kedalam kamarnya itu.

Gadis itu hanya bisa mengangguk pelan, seseorang itupun menggandeng tangannya dan keluar dari kamar si gadis.

Mereka pamit pada orang tua si gadis sebelum pergi meninggalkan rumah sederhana itu

Terpopuler

Comments

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

🍌 ᷢ ͩ🤎ᴰᵉᵈᵉรωεεƭყˡᵉⁿ💋•§¢•

yang sakit itu Salsa ya?

2023-10-09

0

վմղíα | HV💕

վմղíα | HV💕

mungkin salsa ada masalah coba berpikir positif aja

2023-10-09

0

Sky

Sky

sepertinya, ada sesuatu yang di rahasiakan oleh si gadis ini 🙄

2023-10-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!