Chapter 2

Sabtu pagi,

"Gimana, Bro, kapan jadinya kita berangkat ke pulau Dewata Bali! " Nata melirik sang sahabat yang baru saja selesai menjalani ritual mandinya.

Sambil sesekali tangannya terus mengotak-atik layar ponsel.

"Aku, sih terserah kamu saja Nat" pria tampan itu menjawab sambil terus mengeringkan rambutnya yang basah, sembari tersenyum tipis.

"Hah... kenapa malah terserah padaku!! "

Nata mengangkat sebelah alisnya, ia terus menatap sahabatnya yang sekarang sedang berdiri didepan sebuah cermin.

"Ya, aku takut saja mengganggu dirimu, siapa tau kan dirimu sedang sibuk" balas laki-laki tampan itu tanpa menoleh sedikitpun.

Dia terus menatap dirinya didepan cermin, dari ujung rambut hingga ke kaki,

Sehingga membuat seorang laki-laki yang tengah duduk di sebuah sofa, yang berada di kamarnya merasa jengah. Nata menggelengkan kepalanya,

"Udah kayak anak perempuan aja lo bro!! " dia mulai bosan melihat tingkah pria didepannya.

"Sedari tadi bercermin ngga habis-habis" seraya bangkit dari sofa, lalu memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.

Mereka akhirnya keluar dari kamar dan menuruni anak tangga menuju lantai bawah, dan menuju ke ruang makan guna mengisi perut yang sudah seperti orang lagi tawuran saja.

Nata langsung mendaratkan bokongnya pada salah satu kursi tanpa dipersilahkan oleh tuan rumah.

Sambil sarapan pun mereka masih saja membahas tentang rencana liburan itu.

"Lo tau ngga bro, Bali itu indah banget" Nata berbicara sambil menikmati sandwich didepannya.

"Terus, terus.. " Delio mulai tertarik dan sedikit penasaran dengan cerita Nata.

"Terus...terus... , entar nabrak lo!!

Cibir Nata dan mulai sedikit sewot.

" Di sana itu, pantai nya heem.. "Laki-laki itu membayangkan suasana Bali, " lo, pasti suka deh, sumpah gue" Nata benar-benar membuat Delio sampai penasaran.

Tanpa berfikir lagi, Delio lalu mengiyakan ajakan Nata.

Kan niat awal ia ke Indonesia memang ingin menikmati keindahan pesona Pulau Dewata itu.

"Besok, kita berangkat" katanya antusias

"Aku serahkan semuanya padamu Nat, aku tinggal beres saja" perintah si pria berwajah lembut itu sambil tersenyum tipis.

"Ok, fix! " ucapnya semangat.

"Mang mau berapa hari??" tanyanya lagi pada pria didepannya itu.

"Sebulan, mungkin. " Ucapnya asal, dan Delio tertawa kecil.

Lalu menghabiskan sisa sarapannya. Dia melirik ponselnya sekilas yang diletakkan di samping kirinya.

***

Saat ini dua sahabat itu tampak sedang memasuki sebuah Mall di JS.

Mereka berjalan dengan santai, sesekali berbicara membahas perusahaan yang berada di negara Turkey. Perusahaan yang dikelola oleh keluarga Ayah Delio.

Karena asiknya, pria tampan bermata sayu itupun tanpa sengaja menabrak seorang gadis yang masih mengenakan seragam sekolahnya.

"Are you ok?? " tanyanya pada gadis itu.

"Yes, I'm ok" gadis itu menganggukkan kepalanya, terpaku sambil menatap lelaki tampan didepannya.

seketika Gadis itu terpana menatap wajah bule didepannya, tanpa sadar mulutnya terbuka lebar.

'Alamak, tampannya anak orang' batin gadis itu berbicara.

Nata yang melihat reaksi abstrak gadis itupun hanya menggeleng kan kepala.

"Tutup mulutmu, Cuy" sewot Nata , dia merasa geli dengan tingkah gadis itu

Mendengar laki-laki disebelah si bule menegurnya, barulah gadis itu tersadar dari lamunannya.

Wajahnya seketika merona menahan malu, dan tidak berani menatap dua pria tampan itu.

Delio masih memperhatikan sang gadis tanpa berkedip, tanpa ia sadari sebuah garis melengkung pun tergambar di wajah tampannya.

Dengan sikap salah tingkah, si gadis buru-buru meninggalkan dua org pria tampan didepannya, ia akan bertambah malu jika mereka melihat warna wajahnya yang sudah seperti udang rebus.

Tanpa menoleh gadis itu terus berjalan ke pintu keluar.

Sedangkan Delio masih saja memperhatikan gadis itu sampai hilang dari pandangan matanya.

Apartemen Delio,

Dua sahabat itu tampak sedang membereskan beberapa helai pakaian yang akan mereka bawa.

Setelah itu mereka pun berangkat ke bandara, menggunakan mobil baru Delio, mereka memutuskan berangkat siang ini juga ke Bali.

Rencananya mereka menghabiskan liburan hanya sampai akhir bulan. Delio ingin fokus dengan rencana pembangunan perusahaan di Indonesia.

Pesawat yang mereka tumpangi akhirnya mendarat di Bandara Ngurah Rai Bali dengan selamat, mereka tampak menurunkan bawaannya dan dua sahabat itupun langsung mencari taksi untuk mereka tumpangi menuju Hotel terdekat.

Sesampainya di di hotel mereka menuju Lobby hotel, lalu ke resepsionis untuk memesan dua buah kamar.

Tidak sampai beberapa menit sekarang mereka sudah berada dikamar masing-masing di lantai 10.

Setelah menghabiskan waktu 2 jam untuk beristirahat, Delio menghubungi sahabatnya yang berada dikamar sebelah dengan ponselnya.

Sudah beberapa kali melakukan panggilan, namun sahabatnya itu tidak kunjung mengangkat telpon darinya.

"Huh.. " gerutunya

Lalu ia beranjak dari ranjang menuju kamar mandi dan membersihkan diri.

Dikamar lain, Nata masih memejamkan matanya, dering ponsel beberapa kali terdengar pun tak ia hiraukan.

Matanya terlalu lelah akibat begadang semalaman, karena mencoba membujuk sang pacar.

sampai waktu tidurnya pun tinggal sedikit.

Tapi kekasihnya malah mengabaikannya. Ya, sejak kedatangan Delio ke Indonesia, waktunya pun banyak dihabiskan dengan Delio, makanya kekasihnya itu merasa diabaikan, dan berakibat sekarang dia harus ekstra bersabar menghadapi tingkah wanita yang sudah dipacarinya lebih dari 2 tahun itu.

Dikamar Delio

Pria itu sedang mengotak atik layar ponselnya.

Setelahnya, ia pun beranjak keluar kamar dan menuju kamar Nata sang sahabat.

Ia mencoba mengetuk kamar sahabatnya beberapa kali,

tok

tok

tok

Tidak ada yang membuka.

Ia juga terus menghubungi nomor Nata, tapi pria itu tetap tidak mengangkatnya,

Delio akhirnya menyerah, dan ia pun mencoba untuk berjalan sendiri di sekitaran hotel.

Disisi lain,

"Darimana saja kamu, baru pulang!! "

"hehehe, diajak si Keke main, "

Sambil membuka sepatunya dan masuk kedalam rumah, terus berlalu meninggalkan wanita paruh baya yang terus mengomel.

"Bun, Bunda masak apa!? "

"Cuma ikan kaleng "

"Oya, Bu Diah ngasih ini"

Tampak mengeluarkan sesuatu dari laci, dan memberikannya pada putrinya.

"Ini, apa emangnya? "

"Bunda juga ngga tau sayang, coba aja dibuka. "

Sang gadis langsung membuka amplop yang dititipin Bu Diah untuknya.

Seketika dua pasang mata itu terbelalak menatap isi didalam amplop yang sudah dibuka oleh Sang putri.

"Bunda, i.. ini ma.. maksudnya apa!? " ucapnya tergagap.

Bundanya hanya bisa menggeleng, tampak matanya sudah berkaca kaca menahan buliran kristal yang akan langsung terjatuh dengan sekali kedipan.

"Bunda... "

"Coba besok Bunda tanyakan ke Bu Diah, "

"Hmm, "

Lalu menutup kembali amplop berwarna putih itu dan menyimpannya kedalam laci.

Di ditempat lain,

Hah

Nata menguap, dengan malas beranjak dari ranjangnya, dengan nyawa yang belum terkumpul dia melirik jam di dinding kamar hotel itu.

Seketika matanya terbuka lebar saat menyadari waktu sudah memasuki jam 5 sore.

Sekarang matanya beralih ke ponsel yang berada di atas meja kecil di samping ranjang. Diraihnya ponsel itu dan sekarang matanya melotot saat mengetahui banyaknya notifikasi panggilan tak terjawab dari Delio.

Terpopuler

Comments

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

novelnya serius banget thor..
ane kagak bisa ngakak macam othor...
telenovelaa...

2023-10-16

1

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

sabar brooow...


😮‍💨😮‍💨

2023-10-16

1

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

𝒀𝑶𝑺𝑯𝕌𝔸ˢ

menggelengkan.

2023-10-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!