Setelah selesai makan malam, mereka semua pun sibuk dengan kegiatan masing-masing.
Bapak dan ibunya Gilang bersantai dan menonton televisi di ruang tamu.Lilis dan Gilang masuk ke kamarnya masing-masing.
Di kamarnya, Gilang mengerjakan beberapa tugas yang ia dapat dari kampus. Setelah semuanya tugasnya selesai ia garap, Gilang pun mengambil biolanya lalu memandang sekejap biola kesayangannya itu dan menciumnya.
"Baik-baik yah Dul, semoga semuanya lancar-lancar saja", ucap Gilang sembari mengelus-elus biolanya.Lalu ia mulai menggesek nada awal dan memainkan sebuah lantunan lagu yang indah.Dari setiap gesekan biolanya benar-benar dihayati sepenuh hati sehingga lagu itu terasa enak didengar.
Seperti lantunan yang bisa membuat kita cepat tertidur pulas juga bagi siapa saja yang mendengarnya.Tiba-tiba saja Gilang menghentikan gesekan biolanya. Ia kelihatan
sedang melamun. Lamunannya pun menerawang jauh.
Mengapa dia harus hadir lagi, setelah sekian lama menghilang. Setelah berapa lama dan aku sudah melupakannya. Aku sungguh benci
dengan keadaan seperti ini, aku harus berhenti berkonsentrasi, pikiranku jadi kacau
aku benar-benar kehilangan fokus. Apa yang sedang kamu lakukan Dhea, kamu mencoba mempermainkan perasaanku, kamu mencoba mempermainkan keadaan, kamu tidak seharusnya hadir lagi disini.Tapi aku tidak bisa berbohong, kalau aku begitu gembira. Aku rindu akan masa-masa itu.Dan kini kamu kembali setelah melewati waktu yang cukup lama, setelah kita tidak lagi dimasa kecil. Dan
perasaanku kembali bergejolak. Kesedihan yang pernah ku alami kini hilang bagai dihapus angin senja dan tertutup dengan hadirnya dirimu lagi, seperti saat itu, sebagai sahabat masa kecilku, yang terasa seperi dongeng saja. Dongeng diwaktu kecil.
Ditempat lain, Dhea berdiri di bawah cahaya bulan yang menerangi sekujur tubuhnya. Perlahan Dhea berjalan di antara tanaman bunga dan pikirannya menerawang jauh ke setiap penjuru.
Maafin aku Lang, aku tidak tahu harus bagaimana.Tiba-tiba saja perasaan ku kacau, perasaanku berantakan entah kemana dan mengacaukan segala pikiranku.Perasaanku
jadi tidak terkendali, serasa ada yang hilang.
Namun kini secara perlahan-lahan semua kembali tertata, semua kembali menjadi indah setelah aku menemukanmu, setelah kita melewati waktu yang cukup lama. Ternyata kamu tidak hilang, kamu masih ada Lang dan aku berharap bisa menjadi bagian dari dirimu, bagian masa kecil kita yang pernah hilang.
Semakin larut malam, semakin menerbangkan pikiran Gilang dan Dhea yang membuat mereka berdua merasakan dilema antara marah dan gembira.Dan kini persahabatan mereka kembali terpasang seperti rangkaian puzzle yang sudah tertutup
penuh.
Ke'esokannya, pagi-pagi sekali matahari sudah bersinar begitu hangat, seakan ingin menebarkan kehangatannya ke setiap penjuru bumi.Burung-burung berkicau riang seolah-olah ikut merasakan hangatnya sinar mentari, berkicau dan terbang beriringan melewati setiap pohon dan hinggap disitu.
Kicauannya yang begitu merdu seakan-akan dapat membawa suasana hati menjadi lebih tenang dan damai.Dan kesejukan di pagi hari ini serta dipadu dengan hangatnya sinar mentari yang membuat kita enggan beranjak dari tempat tidur.
Dan kini waktu menunjukkan pukul enam pagi lewat empat puluh lima menit. Gilang baru saja selesai mandi, hari ini ia harus berangkat lebih awal karena harus mengikuti latihan extra. Jadwal yang lumayan padat itu membuat Gilang jadi pusing, belum lagi ditambah dengan masalah-masalah yang lain. Masalah yang tiba-tiba hadir dalam kehidupannya.Bahkan untuk sarapan saja,Gilang tidak sempat.
"Sarapan dulu Lang", suruh bapaknya."Ibu mu sudah beli nasi uduk, atau mau kamu bawa ke kampus saja? ", tanya bapaknya lagi.
"Ga usah pak, nanti Gilang sarapan di kampus saja soalnya takut ga keburu.Hari ini pak Hery akan datang ke kampus Gilang", ucap Gilang sambil meneguk teh hangat yang sudah tersedia di atas meja makan.Di sampingnya, Lilis sedang menikmati setiap sendok nasi uduk yang masuk ke mulutnya tanpa menghiraukan keadaan di sekelilingnya.
"Maksud kamu pak Hery pemilik studio rekaman itu? ", tanya bapaknya senang.
"Iya pak... ", jawab Gilang singkat tapi bersemangat.
"Wah..., mantap itu Lang. Mudah-mudahan saja pak Hery tertarik dengan bakatmu, dan kamu bisa di bikin terkenal sama pak Hery. Amiiiinnn... ", doa bapaknya.Gilang cuma tersenyum.
"Gilang berangkat ke kampus dulu pak", ucap Gilang sambil menyalimi bapaknya." Assalamualaikum", salam Gilang.
Wa'alaikumsalam ,hati-hati di jalan", jawab bapaknya.
Gilang pun sudah berjalan keluar dari rumahnya,menuju ke depan jalan dan mulai menapaki langkahnya menuju kampus.Di tengah jalan ia tampak murung, dan sepertinya sedang memikirkan sesuatu. Masih terbayang jelas kejadian kemarin.Gilang jadi merasa bersalah banget terhadap Dhea, dan Gilang benar-benar tidak bermaksud menyinggung perasaan sahabat waktu kecilnya itu. Ah.., kejadian kemarin seharusnya tidak boleh terjadi.Kenapa dengan aku ini,kenapa aku bisa tega mengeluarkan kata-kata seperti itu, apalagi kepada Dhea, sahabat masa kecilku, lagian dia seorang wanita, pasti hatinya sakit banget. Aghh...sial, kacau sekali aku, jahat sekali aku.Gilang memaki-maki dirinya sendiri.Dan tak terasa lamunan Gilang telah membawanya sampai di depan gerbang kampus dan sudah ramai dengan anak-anak yang kuliah di situ.Gilangpun menghentikan langkahnya, lalu berucap.
"Pokoknya aku harus minta maaf sama Dhea".
Kepalanya di anggukkan mantap dan Gilang pun melangkah masuk ke dalam kampusnya.
Ia tidak sadar dari arah yang jauh, tepatnya di belakang pohon akasia, Dhea berdiri disitu.
Memandang dengan perasaan sedih dan menyesal.
Maafin aku.. Lang..., tidak seharusnya aku meninggalkanmu saat itu, tapi di saat itu aku masih tidak tahu apa-apa dan aku juga tidak tahu harus berbuat apa.Aku tidak bisa mengikuti kata hatiku, karena disaat itu aku masih terlalu kecil untuk mengambil keputusan Lang. Masih terlalu polos untuk mengetahui apa yang terjadi.
Maafin aku juga Lang, karena sekarang aku kembali dan menggali semua masa lalu kita yang sudah hilang.Maaf bila aku melukai hatimu Lang. Mungkin.., jika dengan tidak adanya aku akan membuatmu lebih baik, aku akan pergi Lang. Aku akan hilang dari kehidupanmu untuk selamanya.
Dhea menunduk sedih, lalu membalikkan badan dan akan melangkah pergi.Tiba-tiba.
"Sejak kapan kamu ada disitu..? ", tanya seseorang.Dhea berhenti ragu, dan berbalik.Betapa kagetnya Dhea, karena orang yang bertanya padanya itu adalah.
"Gilang...??! ", ujar Dhea pelan. Gilang dan Dhea pun saling berpandangan, tapi keduanya hanya diam membisu. Hening.Tiba-tiba saja Gilang dan Dhea berucap secara bersamaan.
" Tadi... ".Ucap Gilang dan Dhea sama-sama. Lalu diam kembali sambil malu-malu, keduanya tersenyum kikuk.Akhirnya Gilang memulai percakapan.
"Ah..eh...tadi...tadi aku mau mencari temanku disini...eh disana", ujar Gilang gugup.
"Hem...iya..tadi...tadi aku juga ga sengaja lewat disini.Mau mencari temanku, katanya kuliah disini", ucap Dhea berbohong." Kamu...kamu..kuliah disini Lang..? ", tanya Dhea grogi.
"Iya...", jawab Gilang singkat." Yaaah...kalau begitu coba saja cari ke dalam, mungkin temanmu ada di dalam kampus", ucap Gilang juga sedikit grogi.
"Eh..yah..kamu...kamu juga, tunggu saja, mungkin sebentar lagi temanmu akan datang", ujar Dhea sambil tersenyum kaku.
Lalu Gilang berjalan sedikit ke depan kampus dan Dhea pura-pura berjalan masuk kampus seolah-olah tujuannya benar. Disaat sama-sama berjalan melewati.
"Dhea....", panggil Gilang tiba-tiba, tapi..
"Gilang.. ", panggil Dhea juga secara bersamaan. Lalu keduanya tersenyum dan tertawa kecil.
"Aku...ah ..tidak...tadi ..itu... ", Gilang gugup, ucapannya terbata-bata.
"Yaaah..?, eh...aku..aku ngerti..eh maksudku..tadi...", Dhea ikutan gugup.
"A...aku tidak jadi...menunggu temanku.. ", ucap Gilang malu-malu.
"Aku...aku..juga tidak jadi mencari temanku", ucap Dhea juga tersipu malu.Lalu keduanya..
"Karena temanku itu adalah kamu..!! ",ucap Gilang dan Dhea secara kompak. Lalu keduanya tertawa lepas, selepas beban yang mengekang pikiran mereka, beban yang selalu mengganggu pikiran mereka, beban yang selalu menciptakan dilema buat mereka.
Dan kini semuanya hilang seiring tawa lepas mereka yang sudah lama tidak terdengar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments