"Hem...,buat apa kamu mencari aku..?",ujar
Gilang ketus dan sudah bisa menguasai keadaan alias sudah tenang."Bukankah kamu sudah nyaman dengan kehidupan kamu saat
ini?,sekian lama kamu menghilang,dengan tiba-tiba kamu raib dari kehidupan aku,dan tiap hari aku cuma bisa nangis mencari kamu
kemana-mana.Aku begitu menderita,
kehilangan teman bermainku,aku jadi kesepian,apa kamu tahu itu?,apa kamu sadar
perbuatan kamu telah menghancurkan masa-masa kecil aku,dikala aku begitu gembira dengan hadirnya kamu sebagai
teman bermainku,walaupun itu hanya teman
bermain,apa kamu tahu itu,apa kamu merasakan kesedihanku begitu tahu kamu sudah pergi,sudah tidak bisa bermain denganku lagi,dan teman bermainku sudah pergi entah kemana?",ujar Gilang sedih.
"Dan sekarang kamu muncul tiba-tiba lalu memojokkan aku,seakan-akan aku yang melakukan kesalahan ini,seolah-olah aku lah segala penyebabnya..!!",tukas Gilang dengan penuh emosi.Dhea begitu kaget,dia tidak menyangka kalau Gilang bisa marah sampai sebegitunya.Wajahnya tampak sayu,matanya sedikit berkaca-kaca.
"Ma..maafin aku Lang, a..aku..aku tidak bermaksud melakukan ini semua Lang,a..aku
juga tidak tahu harus berbuat apa,karena disaat itu aku cuma bisa melihat kedua orang tua aku berkemas-kemas.Mereka cuma bilang akan berangkat ke Belanda dan menetap sementara disana.Bahkan aku tidak
tahu kalau orang tua aku sudah ke sekolah
dan berbicara dengan pihak sekolah kalau kita akan pindah ke Belanda",ucap Dhea sedih dan tanpa sadar air mata sudah menetes dipipinya.
"A....aku...aku benar-benar minta maaf Lang".
Dhea menunduk dan mulai menangis sesunggukan.Gilang jadi panik banget dan ia ga nyangka kalau omongannya tadi bisa nyakitin perasaan Dhea,dan ga nyangka kalau Dhea bisa sesedih itu.Gilangpun jadi iba dan kasihan melihat Dhea nangis seperti itu,ia jadi sadar,kalau perkataannya tadi benar-benar menyinggung perasaan Dhea.Gilang jadi takut
tapi ia memberanikan diri memegang bahu Dhea walau agak sedikit gemetaran.
"Dhe...Dhea, a...aku...aku tidak bermaksud me
nyinggung perasaan kamu,aku..aku minta maaf yah..,aku..." belum habis Gilang berucap,
tiba-tiba Dhea mengibas tangan Gilang dan
berlari pergi.Gilang bengong.Tidak berapa saat ia tersadar dan gelagapan.
"Dhea...!!, Dhea tunggu dulu..!!", teriak Gilang panik sambil mengejar Dhea.Tapi Dhea begitu
cepat dan sudah hampir hilang di balik tikungan jalan.Gilang tetap mengejar.
"Dheaaaaa...!!, Dhea..tungguh...tung...guhh...",
Gilang mulai mengap-mengap kehabisan nafas."Dhea berhentiiiii...!!!", teriak Gilang dengan sekuat nafasnya.Tiba-tiba Dhea berhenti dan berbalik, lalu melihat Gilang yang masih berlari tapi sudah tertatih-tatih.
Gilang pun berhenti mengejar, nafasnya tersengal-sengal, hampir saja ia pingsan.Lalu perlahan-lahan Gilang mengatur nafasnya, hidungnya kembang kempis, mulutnya seperti ikan mas koki. Setelah tenang, Gilang pun berujar. "Dhea...", sambil menarik nafas.
Dhea menunggu. "Dhea....,sepedamu.., sepedamu ketinggalan..", ucap Gilang polos sambil tertawa kecil. Dhea pun mendelik lalu mendekati Gilang dan " POW..!!!", sebuah tinju melayang tepat di pipi sebelah kirinya. Gilang pun roboh dan pingsan dengan sukses. Dhea kaget bukan main, karena tinju yang ia lakukan hanyalah refleks.
"Lang....Lang...,Gilang..!!, bangun Lang..!! ", teriak Dhea sambil menepuk-nepuk pipi Gilang. Tapi Gilang tetap pingsan tak bergeming.
Perlahan-lahan matahari mulai turun, pagi pun berganti senja. Di salah satu sudut rumah, tampak seseorang sedang terbaring nyenyak. Tapi tiba-tiba ia tersentak kaget dan terbangun. Lalu terdiam sejenak, bingung.
" Ya ampun..!!, dimana aku..??!!, aduh ssshh",
Gilang mengerang kesakitan sambil memegang pipinya yang lebam. Rupanya baru sadar kalau pipinya bengkak. Adiknya yang berdiri disebelah nya cuma nyengir kuda.
"Udah kak, jangan lebay", celetuk adiknya sambil tertawa kecil. Gilang kelihatan dongkol.
"Heh.., anak kecil..!!, tau apa sih kamu..??!!, dikiranya ini main-main apa..?!!", ujar Gilang
sengit. Adiknya makin senang, lihat Gilang emosian gitu. Sejenak Gilang terdiam, lalu memandang sekeliling seperti sedang mencari-cari sesuatu.
"Lho.., Dhea mana Lis..? ', tanya Gilang kepada adiknya itu.
"Kak Dhea sudah pulang kak, sudah dari tadi", jawab Lilis sambil duduk di samping Gilang.
" Emang sudah lama pulangnya..? ", tanya Gilang lagi sambil menggosok-gosok pipinya
pelan.
" Ya ampun kakak.., ga dengar yah..?, kan Lilis sudah bilang, kalau kak Dhea sudah pulang dari tadi", ucap Lilis kesal.
"Terus yang bawa kak Gilang kesini siapa Lis..?, kak Dhea ya..? ", celetuk Gilang sambil berdiri.
"Astagaaaaa...!!, kakak.!!, mana mungkinlah, kak Dhea kan cewek, mana kuat sih. Seandainya kuat pun belum tentu kak Dhea mau menggendong kak Gilang kesini. Mendingan ditinggalin saja di tengah jalan celetuk Lilis asal. Gilang melotot ke arah Lilis.
"Apa..?!! ", teriak Gilang dongkol. Ingin sekali
ia menangkap adiknya itu, lalu di kelitikin sampai nangis habis itu baru di lepasin. Cara itu memang membuat Lilis jadi takutnya bukan main. Karena pernah suatu hari Lilis ngejahilin kakaknya, dan setelah tertangkap,
Lilis dikelitikin bukan sampai nangis lagi, tapi sampai pipis di celana. (he...he..).
Belum sempat Gilang melakukan itu, Lilis sudah keburu menghindar dan berdiri jauh-jauh dari Gilang, sambil tertawa terbahak-bahak, seolah-olah mengejek Gilang.
"Awas kamu, nanti yah..!!! ", ancam Gilang sambil mengepalkan tangannya. Tetapi adiknya itu tidak takut., malah tertawa semakin kencang. Gilang pura-pura cuek.
"Beneran Lis, yang bawa kak Gilang kesini siapa sih..??! ", tanya Gilang yang sudah mulai tenang dan duduk kembali.
"Ojol...", ujar Lilis singkat.
"Maksudnya..??., kak Gilang kesini nya di anterin pakai ojek mobil online, gitu..? ", tanya Gilang sambil mengernyitkan dahi sambil memandang Lilis.
"Bukan gitu kak, tapi digotong sama empat orang ojol", ucap Lilis sembari tertawa geli.
"Haaaaahh..!!! ", Gilang mendelik. "Yang bener Lis..? ", haissshh..!!!, bikin malu aja..!! ", teriak Gilang sewot. Lilis makin geli aja melihat tingkah laku abangnya itu.
"Lalu mereka ngomong apa Lis..? ", tanya Gilang gusar.
"Katanya sih, kak Gilang pingsan di tepi jalan karena dehidrasi berat.. ", ujar Lilis santai.
"Apaaaa...??!! ", mata Gilang melotot.
"Itu juga, para ojol dengernya dari kak Dhea",
sambung Lilis. Gilang pun mendelik dan pingsan lagi dengan sukses. Lilis cuma bengong.
Malam itu waktu menunjukkan pukul tujuh lewat tiga puluh menit.Gilang sekeluarga sudah berkumpul dan duduk rapi dimeja makan. Disitu sudah tersedia nasi putih, lauk dan sayur-mayur. Mereka sudah siap makan malam. Sambil mengambil piring dan di isi dengan nasi, ibu memulai percakapan.
"Gimana Lang..??, kapan kamu akan menemui Dhea..?, kenapa kamu engga main saja kerumahnya..? ", tanya ibunya.
Gilang yang ditanyai cuma diam. Pikirannya menerawang jauh. Bapaknya Gilang memandang dengan perasaan heran, sedangkan adiknya sudah makan dengan lahap.
Ibunya Gilang menangkap lamunan anak cowoknya itu dan bapak cuma bisa geleng-geleng sambil tersenyum.
"Lang..? ", tanya ibunya memastikan kalau Gilang tidak dalam keadaan pingsan lagi.
Gilang tersadar dan gelagapan.
"Ah...iya..ada apa bu..?", ucap Gilang sambil mengambil piring dan mengisinya dengan nasi.
"Apa yang sedang kamu pikirkan Lang..? ", tanya ibunya sambil menatap Gilang heran.
"Ah..eh..itu bu, tadi di kampusnya Gilang ada anak baru, namanya Samsul", ucap Gilang gugup.
"Ibu tidak tanya itu Lang. Ibu tanya kamu apa sudah ketemu Dhea tadi? ", ibunya menunggu jawaban Gilang.
"I....iya..tadi...sudah... ", ucap Gilang lalu menyuapkan sesendok nasi ke mulutnya.
"Lalu apa yang bikin kamu pingsan Lang..? ", tanya bapaknya sambil mengambil kerupuk.
"Si....siapa yang bilang...Gilang pingsan..?", ujar Gilang kaget.
"Itu...", jawab bapaknya sambil menunjuk ke arah Lilis. Gilang langsung menengok ke arah Lilis.Yang ditengok langsung bengong.Tempe yang sedang ia kunyah jatuh lagi ke piring, mulutnya terbuka lebar.Gilang melotot kepada
Lilis.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments