Dongeng Waktu Kecil ( The Story Of Gilang And Dhea).
"Pak Karyo,kopernya taruh disini saja,Dhea bisa kok bawa ke dalam sendiri",ujar Dhea ramah.
"Engga apa-apa non,biar bapak saja yang bawa kopernya ke dalam.Non Dhea langsung saja ketemu sama nenek,beliau sudah menunggu dari tadi lho",ucap pak Karyo tersenyum sambil menjinjing koper yang dikeluarkan dari bagasi mobil.
Dhea mulai berjalan menaiki tangga yang ada didepan teras rumah dan membuka pintu depan yang tampaknya sengaja tidak dikunci. Setelah itu Dhea pun melangkah masuk ke dalam ruangan yang penuh dengan lukisan terpasang pada dinding serta beberapa pot bunga dari keramik diisi dengan berbagai jenis bunga indah berwarna-warni yang kelihatan masih segar.Sepertinya bunga itu baru saja diletakkan ke dalam pot keramik.
Sesampainya diruang tamu,Dhea berhenti melangkah dan terdiam sejenak lalu memandang ke sekeliling ruangan."Hem, ga ada yang berubah,sepertinya Omah lebih suka tatanan ruangan yang seperti ini lebih terkesan klasik",gumam Dhea pelan.
"Omah...?!",panggil Dhea tiba-tiba."Omaaah..!!!",panggilnya lagi lebih kencang."Lho dimana sih Omah?",bisik Dhea.
"Beliau ada di halaman belakang non",ujar pak Karyo tiba-tiba sambil menunjuk ke arah belakang.Dhea cuma cengar-cengir lalu berjalan ke dapur dan menuju ke sebuah pintu yang terletak di samping wastafel.Setelah pintu dibuka,tampak halaman belakang yang begitu luas.Dengan di kelilingi pohon-pohon akasia dan juga beberapa baris pohon pinus serta bermacam-macam tanaman hias warna-warni.Sepertinya sang pemilik rumah memang suka sekali dengan tanaman hias yang beraneka warna.Tidak jauh dari tanaman bunga itu tampak seorang wanita tua kira-kira berumur tujuh puluh lebih'an sedang berjongkok dan sibuk menata bunga mawar berwarna merah muda.
" Omaaahh...!!!", teriak Dhea girang. Wanita tua itu pun menengok sambil berdiri perlahan-lahan."Dhea..?",ucapnya pelan sambil tersenyum.
"Omaaahh..!!, Dhea kangen banget sama Omah..!!".teriak Dhea sambil berlari ke arah wanita tua itu dan memeluknya.
"Kok Omah engga menyambut Dhea didepan rumah sih.?!, Omah lupa yah kalau Dhea pulang hari ini?, atau Omah sengaja engga mau menyambut Dhea?.Hiks.. hiks...,Omah sudah ga sayang lagi sama Dhea",ucap Dhea pura-pura nangis sambil menutupi wajahnya dengan kedua tangan.Wanita tua itu pun tertawa kecil."Dede ga usah seperti itu ah,kamu itu selalu berakting.Mana mungkin sih,Omah melupakan cucu Omah yang terkenal paling manja ini",ujar Omah sembari memencet hidung Dhea yang memang lebih mancung dibanding hidung wanita tua yang dipanggil Omah oleh Dhea itu.Dhea memang mempunyai keturunan darah Belanda dari papanya.Sedangkan mamanya asli dari Solo, Jawa tengah.Tapi kalau dilihat dari segi wajah terutama bagian mata dan bibir,memang Dhea dapati dari mamanya.Paduan hidung yang mancung,bola mata yang besar dan bibir yang tipis membuat Dhea memang sudah kelihatan ayu dan cantik,ditambah postur tubuh yang tinggi membuat Dhea lebih cocok menjadi seorang model.
"Omah bahkan sudah masak makanan kesukaan Dede(panggilan sayang Omah buat Dhea),rendang sapi dan sayur asem".ucap Omah tersenyum." Oh ya Omah?! ",wah mantul banget deh,Omah memang yang paling hebat,ngertiin Dhea banget.!",ucap Dhea manja.Omah cuma bisa tersenyum.
"Kalau begitu,ayo Omah...!!,tunggu apalagi..?, mari kita serbu..!!",ujar Dhea sambil tertawa cekikikan dan menggandeng Omah masuk ke dalam rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments