Dengan sepeda ontel milik pak Karyo,Dhea pun mulai mencari rumahnya Gilang,teman semasa kecilnya.Setelah mengayuh sekitar tiga puluh menitan,Dhea sudah sampai didepan jalan masuk perumahan tipe 36.
"Perumahan Candi Indah no:15A kalau engga salah,mudah-mudahan ingatanku masih bagus",gumam Dhea pelan.
Dengan perlahan-lahan,Dhea mengayuh sepedanya masuk perumahan sambil menghitung nomor rumah.Setelah beberapa saat berjalan,ia pun berhenti didepan sebuah rumah sederhana dengan cat berwarna hijau telur asin.Tapi rumah itu tampak sepi,seperti tidak ada penghuninya.Dhea pun memandang ke arah kanan dan kiri,tapi bukan mau menyeberang jalan lho,melainkan ingin mencari siapa saja yang mungkin bisa ia tanyai.Tapi nihil,tak seorangpun yang terlihat disitu.Dhea memberanikan diri melangkah masuk ke pekarangan yang tidak dipagari.
Setelah meletakkan sepeda ontelnya ia pun mengucap salam. "Assalammu'alaikum..,permisi..,"ucap Dhea sambil mengernyitkan dahi."Sepi banget,apa sudah pindah ya..?",bisik Dhea pada dirinya sendiri.Tiba-tiba keluar seorang anak kecil kira-kira berumur sepuluh tahunan.
Kulitnya berwarna coklat,rambutnya dikepang dua dengan poni rata di atas alis mata."Iya ada apa yah,mba nya sales yah?,tapi ibu lagi engga ada di rumah mba".
Dhea terkejut dan agak sedikit keki karena dirinya dikira SPG (Sales Promotion Girl).
"Apa benar ini rumahnya mas Gilang?,adik ini siapa?",tanya Dhea balik.
"Saya temannya mas Gilang,bukan sales",sambung Dhea sambil tersenyum.
"Eh maaf kak...,maaf...,Lilis kira...".
Anak itu berhenti berkata sambil menutup mulut menahan malu.Dhea cuma tertawa nyengir.
"Mas Gilang belum pulang kak,mungkin masih di kampus",lanjut anak itu.
"Oh gitu yah..?,hem...kamu adiknya Gilang ya, nama kamu siapa?",tanya Dhea.
"Eh....iya kak,nama saya Lilis kak",jawab anak kecil yang bernama Lilis itu.
"Lho..?!!,Lilis sendirian aja di rumah?,engga takut yah?",tanya Dhea heran.
"Sama bapak di rumah kak'.
"Tapi bapak lagi,jadi ga bisa jualan jadi ibu yang gantiin,kalau bapak sudah sembuh baru jualan di pasar lagi",ujar Lilis.
"Lilis ga sekolah?",tanya Dhea lagi.
"Engga kak,tunggu bapak sembuh baru Lilis bisa masuk sekolah lagi",ucap Lilis sedih.
"Memangnya bapak sudah sakit berapa lama? ",lanjut Dhea.
"Sudah satu minggu lebih kak",ucap Lilis pelan.
Dhea manggut-manggut."apa engga dibawa ke dokter?".
"Sudah dibawa ke puskesmas kak,tapi belum sembuh",ucap Lilis sambil tertunduk.
Dhea pun terdiam sesaat.Sepertinya dia sudah tahu permasalahannya.Dhea pun mengambil dompet yang ada di dalam tas ranselnya dan mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu.
"Okey...,ini ada sedikit uang untuk berobat bapak.Tapi kalau nanti ibu nya Lilis sudah pulang,bilang sama ibu kalau bapak dibawa ke Rumah Sakit saja",ucap Dhea sembari memegang kepala Lilis dan membelai rambutnya.
"Baik kak",ucap Lilis pelan."Terima kasih banyak ya kak",ucap Lilis lagi.
"Iya...,sama-sama.Kalau begitu kakak pamit dulu yah..",ujar Dhea.
"Kakak engga mau tunggu mas Gilang?",tanya Lilis.
"Engga deh,nanti sore kakak kesini lagi",ujar Dhea sambil tersenyum.
"Iya kak",ucap Lilis singkat.
Dhea pun berbalik melangkah ke tempat ia menaruh sepedanya dan mendorong keluar dari pekarangan rumah Gilang. Lilis hanya diam melihat Dhea pergi.
Gilang masih di kampus,nanti sore aku ke sini lagi pasti dia sudah ada di rumah.Lamun Dhea.Tiba-tiba Dhea menabrak sesuatu.Karena ia sedang melamun makanya tidak melihat apa yang di depannya.
"Aaaaaaaawww...!!!, hey kalau jalan pakai mata dong,engga lihat apa? ada orang di depan?".teriak orang itu sengit sambil menggosok-gosok kakinya.Ternyata orang itulah yang ditabrak Dhea dengan sepeda ontelnya.
"Aduuuhh...maaf...,maaf ya kak..,saya...saya tidak sengaja",sahut Dhea ketakutan sambil turun dari sepedanya dan buru-buru membantu orang itu memungut buku-bukunya yang jatuh berserakan,sepedanya pun dibiarkan roboh begitu saja.
"Maaf....maaf..!! Semua orang bisanya cuma ngomong maaf,tapi nantinya di ulangi lagi",tukas orang itu sewot sambil menggosok kakinya sesekali.Dhea cuma diam sambil memandang orang itu sejenak lalu kembali memungut buku dan kertas-kertas yang berserakan.Tanpa sengaja Dhea membaca sekilas sebuah buku berwarna kuning yang terbuka sampul depannya.Disitu tertera sebuah nama." Gilang Aditya Pradana".
Mata Dhea terbelak, ia sepertinya kaget,jantungnya pun berdegup kencang.Dengan perlahan-lahan ia mendongakkan wajahnya dan memandang orang itu.Lalu diam mematung.Tapi orang yang diperhatikan Dhea masih belum sadar,cuma sibuk komat-kamit kesal.
"Udah cape-cape jalan,panas-panasan,eh sekarang malah ditabrak pakai sepeda,ga tau apa,kalau saya lagi kesal..?!",tukas orang itu sengit.
"Ga tahu Lang...,kalau saya tahu,saya ga akan nabrak kamu",ucap Dhea pelan.Orang itu pun memandang Dhea dengan heran agak sedikit kaget.
"Hey..!! dari mana kamu tahu nama saya...?!,
pasti kamu mau memata-matai saya yah..?!,
teriak orang itu sambil berdiri.
"Bukan...aku bukan mau memata-matai kamu,tapi aku mencari kamu Lang,aku memang lagi mencari kamu..",ucap Dhea pelan.
"Hah...!!, apa-apaan ini..?!,si...siapa kamu..?!,
untuk apa...untuk apa mencari saya..?,saya..
saya tidak melakukan apa-apa sama kamu..!!",
tukas orang yang dipanggil Gilang itu ter gagap-gagap.
"Kenapa kamu engga menghubungi aku atau
mencari tahu tentang aku Lang.?",ucap Dhea
lirih.Orang yang dipanggil Gilang itu lebih heran lagi.
"Dhe...Dhea...?!",sahut Gilang terbata.Dhea cuma tersenyum kaku.
"Ka..kamu Dhea kan..?!,apa benar itu kamu..?",
ujar Gilang masih sedikit kaget.Seakan masih belum percaya dengan orang yang ada dihadapannya itu adalah orang yang dikenalnya.Dhea cuma mengangguk pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments