Malam harinya, waktu menunjukkan pukul sebelas lewat tiga puluh menit.Suasana rumah memang sudah kelihatan sepi,menandakan orang-orang disekitar situ sudah banyak yang beristirahat,menonton tv,atau bahkan sudah ada yang tertidur pulas.Tetapi tidak dengan seseorang yang masih tampak berada di teras depan rumah.Sambil duduk bersila disebuah kursi santai yang terbuat dari rotan dan ditemani secangkir teh hangat,tampak Dhea sedang asyik bermain gadget.Sejenak ia menghentikan aktivitasnya lalu terlihat sedang berpikir."Bagaimana aku harus mencari Gilang?,aku bahkan tidak mempunyai nomor kontaknya,terus gimana aku bisa menghubunginya ya?",gumam Dhea pelan sambil menggigit-gigit bibirnya."Ah kenapa aku engga mencari ke rumahnya saja?,bodoh banget nih otak !"gumam Dhea lagi sambil menepuk keningnya sendiri.
Setelah meneguk teh hangatnya sampai habis,Dhea pun melangkah masuk ke dalam rumah.Suasana yang memang sepi,karena di rumah hanya ada Omah dan pak Karyo yang sudah bekerja cukup lama dengan keluarga ini.Sedangkan mamanya Dhea menemani papanya tinggal di Belanda,karena papanya Dhea punya proyek yang cukup panjang disitu.Tadi nya Dhea juga tinggal di Belanda bersama papa-mamanya,tapi karena sudah tamat sekolah dan Dhea nya belum kepingin kuliah di Belanda,Dhea pun memutuskan untuk pulang ke Indonesia,dengan alasan untuk menemani Omah nya yang sudah tua dan kadang sering sakit.Takutnya ga ada yang ngerawat,kan kasihan Omah.Itulah alasan yang pernah di ucapkan Dhea sewaktu ia pernah ditanyai papa-mamanya ketika itu.Dan sekarang ini,Dhea pasti mempunyai misi tertentu,selain menemani Omah nya,ada satu alasan lagi kenapa Dhea ingin pulang ke Indonesia,yaitu mencari sahabat masa kecilnya,Gilang.
Di kamar,tampak Dhea sudah berbaring santai di atas ranjangnya,tapi ia belum bisa memejamkan mata juga belum terasa ngantuk,yang ada cuma melamun dan pikirannya menerawang entah kemana.Tiba-tiba ia berucap."Lang...,besok aku akan mencari kamu,sampai ketemu.Banyak sekali yang ingin kuceritakan sama kamu,banyak sekali yang harus ku jekaskan sama kamu Lang".Setelah itu ia pun mulai menerawang lagi sampai tak sadar kalau ia sudah mulai tertidur.
Pagi-pagi sekali Dhea sudah bangun,sudah mandi,sudah rapi,sudah sarapan roti selai kacang yang disiapkan Omah.Setelah sarapan,kini Dhea sudah di depan pintu,bersiap-siap dengan misinya itu.
Hari aku sudah tetapkan akan mencari Gilang. Lima belas tahun sudah aku tidak mendengar kabarnya.Walau apapun itu,kenapa dia tidak pernah menghubungiku ataupun mencariku.Engga mungkin dong kalau Gilang sampai tidak punya handphone,apalagi di zaman seperti sekarang ini.Atau jangan-jangan,Gilang tidak punya nomor kontak ku.Ah itu bukan alasan baginya,kalaupun dia tidak punya nomor kontak ku, kan dia bisa minta ke Omah.Apa Gilang marah padaku,apa dia sudah melupakan aku,ah pokoknya aku harus tahu,aku harus cari tahu alasannya,aku harus cari dia,aku tidak perduli bagaimana sikapnya nanti kepadaku.Segala macam pikiran berkecamuk dibenak Dhea.
Dhea berjalan ke samping halaman rumah,di situ terparkir sebuah sepeda ontel milik pak Karyo.Ia pun berpikir bahwa jalan kaki bukan alternatif yang bagus untuk saat ini.Kenapa ia tidak memakai sepeda saja,apalagi sepeda ini lagi nganggur tidak terpakai.Setelah minta izin dengan pak Karyo,Dhea pun mendorong keluar sepeda yang masih terlihat bagus dari segi bentuk mau pun catnya.Sepertinya sepeda itu selalu dirawat secara rutin oleh pak Karyo.Peninggalan dari orang tua ya harus di rawat baik-baik layaknya warisan,begitulah ucapan pak Karyo sewaktu ditanyai omah ketika itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 48 Episodes
Comments