bab 3

Malam semakin larut tapi mata gadis berlesung pipi itu hingga larut malam belum juga bisa memejamkan matanya. Gadis itu menggerakkan tubuhnya bangun lalu keluar dari kamar untuk mencari udara pada malam hari, angin berhembus kencang menerpa wajah cantik oleh pancaran cahaya lampu.

Aisyah duduk di sebuah bangku depan teras memangku kedua tangannya di depan dada.

Aisyah pun merogoh kantong nya mengambil benda tipis lalu mulai menghubungi Abi.

"Halo assalamualaikum, berapa hutang saya yang harus saya bayar?"

Aisyah langsung ke intinya. Aisyah tidak ingin menanggung beban dan dikucilkan oleh pria yang selama ini selalu membuat Aisyah susah dan bikin kesal.

"Hai Nona, bisa sopan tidak? kamu telpon saya malam-malam hanya untuk menanyakan hutang kamu?, oke saya kasih tahu ya 10 juta."kata abi

"Apa? 10 juta kamu gila ya?" ujar Aisyah.

"Kalau kamu tidak punya uang kamu bisa membayar dengan cara yang lain kok"

"Apa?" tanya Aisyah.

"Kamu cukup mengajarkan semua mata kuliah semester akhir."

"Nggak waras lu?, saya tidak ada waktu banyak untuk mengajarkan kamu, saya akan bayar dengan cara aku menyicil uang kamu."

"Saya tidak yakin kau bisa membayarnya dengan tepat waktu, pikirkan lagi tawaran ku, dan segera tidur malam jangan terlalu kau pikirkan"

"Tunggu"

Tut...Tut....Tut.

"ih! selalu saja begitu." Gerutu Aisyah kesal.

Aisyah yang merasa berhutang pada Abi mau tidak mau Aisyah harus menuruti keinginan abi untuk mengajarkan semua mata kuliah.

Aisyah berdecak kesal. Aisyah menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu Aisyah kembali ke kamar, mendapati sang ayah yang sedang menyeruput secangkir kopi di meja ruang tamu.

"Aisyah ayah sudah mendengar percakapan kamu tadi" ucap sang ayah tanpa menoleh.

Aisyah anak baik dan tidak pernah membantah orang tuanya. Aisyah menundukkan kepalanya." Aisyah hanya tidak ingin berhutang budi pada mas Abi ayah" Jawab Aisyah pelan.

"Jika kamu mampu untuk mengajar nak Abi kenapa tidak?, kamu memiliki ilmu apa salahnya kamu berbagi bentuk balas budi pada nak Abi yang sudah membantu keluarga kita."

"Baik ayah, kalau begitu Aisyah tidur dulu, permisi ayah."

Hemm, tidak ada kata lain yang di ucapkan sang ayah.

Sementara Abi di atas tempat tidur pikirannya di penuhi oleh wajah Aisyah ia merasa puas sudah membuat Aisyah kesal. Bahkan Abi sendiri bukan golongan orang bodoh, Abi hanya ingin mengerjai Aisyah saja, bahkan Abi sendiri lulusan S2 Jerman.

Malam itu Aisyah tidak bisa tidur perasaan aneh itu timbul di benak kepala Aisyah kenapa Abi minta untuk mengajarkannya.

"Kenapa harus saya, bukan kah masih banyak yang lebih pintar dari saya, dia banyak uang pasti bisa membayar yang lebih dari saya." Gumam Aisyah.

Pagi pun tiba Aisyah hanya beberapa jam saja tidur mendengar adzan subuh Aisyah segera bangun untuk menaikkan sholat subuh. Aisyah pun mengambil handuk lalu masuk ke dalam kamar mandi.

Suasana ruangan rumah masih sunyi Aisyah selesai mandi mengambil pakaian ganti dan mukena didalam lemarinya. Aisyah pun langsung menuju mesjid yang dekat dari rumah.

Aisyah setelah sholat masih mengenakan mukena keluar dari mesjid kembali ke rumah.

"Aisyah....," panggil pak ustadz.

"Saya pak ustadz?"

"Pak ustadz minta tolong sama nak Aisyah, remaja karang taruna akan mengadakan pertemuan rapat untuk membahas santunan anak yatim-piatu, apa nak Aisyah bisa mengikuti rapat nanti?" tanya pak ustadz.

"Insyaallah pak ustadz. Aisyah akan usahakan."

"Terimakasih nak Aisyah, kalau begitu bapak permisi dulu, assalamualaikum."

"Waaikumsalam." jawab Aisyah.

Kemudian Aisyah melanjutkan langkahnya untuk pulang tiba di rumah Aisyah mengucapkan salam.

"Assalamualaikum...,"

"Waaikumsalam..., Ais sini nak ibu sudah buatkan kamu gorengan pisang, kamu mau sarapan apa nak?"

Tumben ibu manis sekali?" batin Aisyah.

"Aisyah ke kamar dulu bu."

Setalah dari kamar Aisyah langsung berpamitan dengan ibunya."Bu Ais berangkat ke kampus dulu" Ucap Aisyah sambil mencomot satu gorengan yang ada di meja.

"Ya sudah kamu hati-hati ya." kata ibunya.

"Ya Bu, assalamualaikum..,"

"Waaikumsalam..," jawab sang ibu.

Tanpa sarapan Aisyah pergi ke kampus karena hari ini banyak yang harus di kerjakan di kampus.

Tiba di kampus nampak Abi yang sedang berjalan di lorong koridor."Turuti kemauan ku sebagai harga yang kau bayar kalau tidak ibu mu ku jadikan budak di rumah ku."Ucap abi berbisik dengan kata penekanan.

Aisyah bergidik ngeri mendengar kata-kata Abi seperti ancaman yang akan mengundang bahaya.

Aisyah mempercepat langkahnya menuju ruang dosen.

"Aisyah..." panggil Hamid.

"Ya Hamid, maaf saya buru-buru nanti saja saya sudah di tunggu pados."

Aisyah seperti ketakutan. gerutu Hamid.

"Lu mau ngapain manggil Aisyah?"

"Tidak ada." jawab Hamid singkat.

Kemudian Hamid pergi meninggalkan Abi yang masih berdiri mematung.

Abi nampak kesal karena Hamid sering mendekati Aisyah dan membantu Aisyah saat Aisyah sedang membutuhkan bantuan Hamid selalu ada buat Asiyah. Sementara dirinya hanya bisa buat Aisyah marah dan kesal.

"Assalamualaikum... pak maaf saya terlambat." Ucap Aisyah.

"Salam Aisyah silahkan masuk"

"Permisi pak ini soal yang kemarin bapak minta sudah selesai semua" Aisyah menyerahkan beberapa lembar kertas yang sudah di klip dengan rapi.

"Terimakasih Aisyah, kamu boleh pergi."

"Permisi pak"

Aisyah balik badan keluar ruangan pados. Aisyah berjalan dengan pikiran bercabang antara mengikuti remaja mesjid atau mengajar Abi di rumahnya.

Bagaimana bisa aku mengikuti keduanya dengan waktu yang bersamaan. Batin Aisyah.

Brug!

"Ya Allah maaf." Ucap Aisyah sambil mungutin buku yang berantakan.

"Tidak apa-apa Asiyah." Kata shila.

Shila gadis cantik yang berbeda agama tapi Aisyah mau pun Shilla duanya saling menghargai junjung tinggi sportifitas.., di Mika keduanya tidak ada perbedaan agama suku dan budaya. Mereka sahabat saling support satu sama lain.

"Aisyah apa kamu sakit? apa tidak sebaiknya kamu pulang dan istirahat"

"Saya tidak apa-apa Shila, saya ke kelas dulu ya"

"Aisyah apa kamu tidak ingin bercerita, kita sahabat Aisyah."

"Sudah ya Shila saya permisi dulu"

Shila menatap kepergian Aisyah masuk ke dalam kelas. Shila melihat Hamid sedang berjalan.

"Hamid" panggil shila.

Hamid menengok ke arah Shila. Hamid menghampiri Shila.

"Ada apa Shila?"

"Hamid kamu tahu tentang Aisyah?"

Hamid menggelengkan kepalanya."Tidak tapi sejak tadi pagi Aisyah seperti sedang menyimpan masalah"

"Apa kita harus cari tahu?"

"Saya takut Aisyah tersinggung karena kita sudah ikut campur urusannya" kata Hamid.

Shila manggut-manggut sambil mikir, ada benarnya apa yang di katakan Hamid."Oke lah Ham kita tunggu saja Aisyah cerita dengan sendirinya."

"Kalau itu kamu jangan harap, Aisyah tidak akan pernah merepotkan orang sekelilingnya."

"Bye susah ngomong sama lu" ucap Shila ketus.

"Ye! di bilangin nya, ngeyel bocah."

Di tempat lain Keluarga Wiranata memaksa Abi untuk menikah lebih dulu, karena tahta perusahaan yang sedang di sebutkan oleh adik dari ayah nya Abi, sang kakek tidak akan memberikan tahta perusahaan jika Abi belum memiliki keluarga alias menikah!. kata kakek dan neneknya.

Tuan Surya pun harus segera menikah kan putranya dengan gadis mana pun tanpa memandang bibit bobotnya, tentu saja tidak memandang bibit bobotnya karena keluarga Wiranata sudah cukup kaya dengan harta yang berlimpah ruah tidak akan membuat keluarga Surya jatuh miskin 7 turunan itu pun kalau Abi menuruti keinginan orang tuanya.

"Mama bujuk Abi segera menikah" kata tuan Surya.

"Papa tahu sendiri bagaimana Abi, dia tidak mudah di bujuk."

"Terserah Mama kalau tidak ingin perusahaan jatuh ke tangan Antoni mama bujuk Abi."

Perdebatan pun semakin memanas, lalu tuan Surya pergi dengan perasaan marah terhadap nyonya Rena.

Pukul 3 sore Aisyah keluar dari kampus, ia berdiri di luar gerbang samping kiri menunggu angkutan umum.

Seseorang dari belakang datang menghampiri Aisyah."Aisyah ini ada surat untuk mu"

"Dari siapa?"

Gadis itu mengangkat dua bahunya.

"Terimakasih."

"Sama-sama."

Gadis itu pergi, lalu Aisyah membaca isi dalam surat itu.

"Temui saya di ruangan perpus sekarang" tertulis dalam isi surat itu.

Aisyah sangat kesal pasalnya hari ini Aisyah harus datang di rapat remaja mesjid, jika telat apa kata pak ustadz Aisyah tidak ingin di anggap mengingkari janjinya.

Aisyah berdecak kesal." Lebih baik saya temui Mas Abi dulu deh." Gumam Aisyah.

Aisyah pun kembali ke kampus langsung menuju perpus.

...----------------...

...----------------...

Terimakasih yang sudah mau mampir di karyaku.

Terpopuler

Comments

☘️ gιмϐυℓ ☘️

☘️ gιмϐυℓ ☘️

Bisa2 Aisyah nih ntar yg diajak nikah sama Abi demi harta warisan

2022-11-13

1

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ

tumben nih orang tua Abi kaya menyuruh nikah Abi tanpa peduli dengan siapa, asal nikah aja katanya 😂.
jangan jangan Abi malah minta Aisyah nanti buat nikah sama dia 🏃🏃

2022-11-06

2

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ

si Abi cembukur🤭

2022-10-31

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!