"Gadis sombong, sudah berani dia melayangkan tangan kotornya ke wajahku."Gerutu Abi.
Abi menatap punggung kepergian Aisyah sembari menyipitkan matanya penuh dengan amarah dan kebencian, karana sudah di permalukan di depan umum.
****!. Ucap abi.
Nampak beberapa orang temannya melihat abi yang begitu marah pada Aisyah menampar Abi.
"Apa lihat-lihat?" Bentak Abi.
Mereka pun berpencar ketakutan oleh bentakan Abi. Selain itu Abi pun disegani oleh para siswa yang kuliah di tempat itu, kekuasaan orang tua Abi di jadikan senjata. Mereka pun tidak tahu kalau Abi hanya ingin tahu seberapa besar kampus miliknya itu berkembang.
Sementara Aisyah ia masih keliling kampus mencari kebendaan Beni tapi tak juga menemukan sosok Beni.
"Assalamualaikum Aisyah" Sapa Hamid
"Waalaikumsalam, Hamid ngagetin saja sedang apa disini?"
"Kamu sendiri sedang apa disini?" tanya Hamid penasaran.
"Saya sedang mencari Beni, tapi sepertinya dia tidak ada, kalau begitu saya permisi kembali ke kelas, assalamualaikum Hamid."
"Waalaikumsalam Aisyah..., kalau butuh bantuan saya tidak usah sungkan untuk menghubungi saya."
Aisyah tidak menjawab hanya melempar senyumnya lalu Aisyah ngeleos pergi.
Jam kuliah telah usai, Aisyah merapikan buku dan lain-lainnya ke dalam tas."Alhamdulillah waktu ashar telah tiba, sebaiknya saya solat dulu baru pulang." Gumam Aisyah.
Aisyah pun melangkah menuju aula sebelum masuk aula Aisyah mengambil wudhu, nampak sunyi tidak ada satu orang pun di aula kampus sepertinya sebagian sudah pada pulang. Aisyah menaruh tas nya di belakangnya.
Aisyah terkejut selesai sholat tas yang lengkap dengan uang untuk membayar hutang ibunya dan juga buku-buku pelajaran sudah tidak ada lagi.
"Ya allah tas ku kemana."Lirih Aisyah hampir menangis.
Aisyah mulai panik mencari tas itu Aisyah berusaha mengingat meletakkan tas itu, jika tas itu hilang bukan hanya buku dan lain-lainnya tapi uang yang selalu dia bawa dan sisihkan untuk membayar utang ibunya lenyap.
Ya Allah, hiks...hiks..hiks. Bagiamana jika pak Husen datang menagih hutang itu, saya harus jawab apa.
Aisyah pun pergi dari aula dengan langkah kaki yang lemas. Satu jari menghapus air matanya, Aisyah yang biasa tegar kali ini benar-benar rapuh. Bagiamana tidak uang yang sudah dia kumpulkan dua bulan ini hilang begitu saja.
Nampak pak satpam sedang mendorong gerbang.
"Pak tunggu." kata Aisyah.
"Eh neng Aisyah, kira bapak sudah pulang."
"Tadi sholat dulu, takut habis waktu sholat ashar, 'Oh ya pak apa bapak melihat seseorang keluar selain saya?."
"Tadi ada Den Abi, neng katanya ada tertinggal."ucap pak satpam.
"Oh gitu ya pak."Ucap Aisyah sambil manggut-manggut.
Aisyah tidak ingin menuduh Abi, tapi sedikit menjurus jika semua ini ulah Abi.
"Astagfirullah aladzim."Tepis Aisyah membuang pikiran buruknya jauh-jauh.
Aisyah tidak ingin berprasangka terhadap orang lain jika prasangka itu salah apa kah tidak akan menimbulkan fitnah dan seudzon terhadap orang lain.
Aisyah merogoh kocek nya ada sisa uang 20 ribu rupiah, di tengah berjalannya tepi jalan trotoar melihat seorang ibu tapi bukan ibu minta-minta ibu itu terlihat bingung Aisyah mendekati wanita paruh baya itu.
"Assalamualaikum bu."sapa Aisyah.
"Waalaikumsalam..,"jawab ibu dengan nada lirih.
"Ibu mau kemana?." tanya Aisyah.
Ibu itu bertubuh kurus kerudung coklat membawa kantong plastik hitam Raut wajah sedih seperti tidak tau arah tujuan kemana.
"Ibu, mau pulang tapi ibu tidak ada ongkos untuk pulang"kata si ibu.
"Rumah ibu dimana?, saya ada uang 20 ribu rupiah apa ini cukup untuk ongkos pulang?" Ujar Aisyah sambil menyodorkan uang dari sakunya.
"Alhamdulillah.., tapi neng ibu tidak bisa menerimanya, apa bisa ibu bekerja dulu di rumah neng?" ucap lagi si ibu.
Aisyah tersenyum mendengar kata-kata ibu itu."Bu saya tidak ada kerjaan untuk ibu. Ibu terima ya uang ini dan ibu pulang hari sudah sore sebentar turun hujan."
"Tapi bagaimana dengan Eneng?"
"Tidak usah pikirkan, saya bisa pulang jalan kaki rumah saya dekat kok dari sini." Ucap Aisyah berbohong.
Uang itu diterimanya oleh sang ibu, ia sangat bersyukur karena masih ada orang baik.
Si ibu pun pulang dengan mobil angkutan umum, tidak lama kemudian sebuah mobil mewah menepi tepat di depan Aisyah. Si pengemudi itu turun.
"Kau terlalu sombong, uang yang kau miliki tidak seberapa itu, kau berikan pada orang lain, sementara kamu masih membutuhkan uang itu."
Rupanya Abi sudah melihat Aisyah sejak tadi dari kejauhan.
"Bukan urusanmu, ibu itu lebih membutuhkannya."Jawab Aisyah ketus.
"Kau persis dengan ibu dan bapakmu pengangguran tapi sombong."
"Jangan pernah hina orang tua saya, saya tidak pernah meminta bantuan darimu, kau yang menyedihkan harta mu berlimpah ruah, tapi sayang Mubajir tidak pernah kau sedekah kan sedikit harta mu pada orang yang membutuhkan."
"Ah! tidak usah kau ceramah di depanku, selamat menikmati jalan kaki mu."Ucap abi berlalu meninggalkan Aisyah.
Aisyah berjalan kaki menyusuri jalan menuju rumahnya cukup jauh menempuh jarak sekitar 2 kilo. Entah sampai jam berapa tiba di rumahnya.
Sementara di kediamannya. Orang tuanya sedang di caci maki oleh si penagih utang.
"Ibu terlalu banyak minta waktu!"kata si penagih utang.
"Tunggu pak, anak saya pulang."
Perabotan yang ada di dalam ruangan semua di keluarkan si penagih hutang itu hampir membawa semua barang-barang di rumahnya, tiba-tiba seseorang datang dan membayar semua hutangnya.
"Berapa hutang ibu ini?"
"5 juta" jawab si penagih ketus.
"Oh hanya 5 juta, saya bayar hutang ibu ini, dan saya minta kembalikan barang-barang ibu ini ke tempat asalnya amplop ini ada uang jumlahnya 6 juta hutang ibu ini lunas dan jangan pernah ganggu ibu ini."
"Baik Den."
"Alhamdulillah." orang tua Aisyah sujud syukur.
"Tapi adik ini siapa?"tanya ibu nya Aisyah.
"Ibu tidak usah tahu siapa saya, yang penting ibu sekarang sudah bebas dari ibu tadi, saya permisi pulang."
"Apa tidak masuk dulu dek?."
"Tidak usah bu sebentar lagi mau hujan saya harus segera pulang."
"Sekali lagi ibu dan bapak banyak-banyak terimakasih."
Flashback.
Pada saat itu Abi tidak bermaksud untuk mengambil tas Aisyah kebetulan tas itu jauh dari pandangan Aisyah, Abi berniat untuk iseng dengan cara menyembunyikan tas itu, tapi tiba-tiba seorang teman menghubungi abi dan Abi terpaksa membawa tas itu dan menyimpannya di dalam mobilnya, setelah bertemu dengan temannya abi kembali ke kampus berniat untuk mengembalikan tas itu pada Aisyah, tapi sebelum mengembalikan tas itu abi penasaran Abi membuka tas itu ada amplop yang terisi uang dan secarik kertas coretan tangan Aisyah.
Alhamdulillah akhirnya uang ini cukup untuk mencicil hutang ibu
Sebelum abi tiba di kampus melihat Aisyah sedang bicara dengan ibu-ibu paru baya abi juga melihat Aisyah memberikan uangnya untuk sang ibu yang sedang membutuhkannya. abi pun berpikir bagiamana bisa ia memberikan uangnya secara Aisyah hanya memiliki sisa uang 20 di sakunya.
Apa ibu memanfaatkan Aisyah jawabannya tidak, apa Aisyah sombong tentu tidak hanya orang yang yang berfikiran positif dan memiliki hati dan nurani.
Masyallah gadis itu memiliki hati yang tulus gadis miskin saja mampu memberikan sedikit Rezekinya sementara aku yang memiliki segalanya untuk berbagai saja rasanya berat. Abi pun merasa bersalah kemudian abi secara diam-diam datang ke kediaman Aisyah.
Aisyah dengan peluh bercucuran di dahinya setalah berjalan kaki dari kampus Aisyah melihat abi di keluar dari lorong kecil.
"Abi! mau apa dia? dan dari mana dia"
"Abi" panggil Aisyah mengejar mobil Abi.
Sepertinya Abi tak mendengar teriakannya lalu Aisyah menghentikan larinya dan kembali menuju kediamannya.
"Bu..., ibu.." panggil Aisyah mencari ibunya.
"Aisyah.., ada apa?"
"Bu apa tadi Abi ke rumah?" tanya Aisyah penasaran.
"Abi?"kata Ibu Marni
"Iya bu abi temen kampus Aisyah?"tanya lagi Aisyah
"Anak yang tampan itu?"Ucap Ibu Marni
"Tadi ada yang datang kemari tidak?"Penasaran Aisyah menunggu jawaban dari ibu nya.
"Ada, dia membayar semua hutang ibu, ada apa rupanya?"
"Ya Allah bu, kenapa ibu terima uangnya?, Aisyah bakal cari uang itu untuk membayar hutang ibu, Aisyah tidak suka dia terlalu sombong bu?"
"Aisyah..., ibu tidak pernah mengajarkan kamu tidak sopan sama orang lain, apa lagi kamu menuduh dia tidak baik, dia anak yang baik, coba saja tidak ada nak abi, mungkin semua sudah di angkut barang yang ada di rumah ini harusnya kamu terimakasih sama nak abi, nak, kamu tidak bisa menilai orang dari luarnya saja, kalau dia sombong dia tidak mungkin mau menolong siapa pun, jangan pernah menanam keburukan di hati kamu, ingat yang terlihat baik belum tentu baik yang terlihat buruk belum tentu buruk." Ibunya Aisyah memberikan sedikit nasehatnya kepada putrinya.
"Maafkan Aisyah bu, bukan bermaksud Aisyah tidak sopan Aisyah akan berterima kasih padanya."
"Sekarang kamu mandi ibu sudah siapkan makan untuk kamu di meja."
"Baik bu, Aisyah mandi dulu."
Aisyah pun masuk kedalam kamar tiba-tiba kamar melihat tasnya di atas meja. Aisyah segera melihat isi dalam tasnya, sontak dong Aisyah melihat tas itu masih lengkap tidak ada satu barang yang hilang isi amplop pun masih utuh bulat tidak ada yang berkurang.
"Bu..."
"Apa lagi Ais?"
"Tas ini? kenapa ada di kamar Ais bu? siapa yang menghantar ke rumah?"
"Nak Abi, kamu ceroboh menaruh tas sembarangan"
Lagi-lagi dia selalu buat orang susah. gumam Aisyah.
Asiyah diam protes pun ia rasa percuma saat ini ibunya sendang berpihak pada abi. Aisyah pun lanjut mandi.
Setelah mandi Aisyah menyantap makanan yang sudah di sediakan oleh ibunya, Aisyah makan dengan lauk seadanya, setelah makan Asiyah lanjut nonton televisi.
"Ais.., kenapa siarannya di gonti-ganti terus si ibu pusing."
"Maaf bu." Ucap Aisyah.
Aisyah menaruh remote nya di atas meja lalu Aisyah masuk kedalam kamar merebahkan tubuhnya. Saat ini Aisyah dilema yang terjadi hari ini, memang Abi telah menyelamatkan keluarganya dari ibu si penagih utang, tapi Aisyah tidak ingin berhutang budi, apa lagi Abi orang yang paling Aisyah tidak sukai, berapa kali Aisyah menangis karena di anggap belagu sok kaya, padahal seandainya dia tahu untuk mencapai tujuan sukses itu sangat tidak mudah Aisyah harus rajin belajar agar tetap meraih gelar beasiswa.
...----------------...
...----------------...
Ada kata pepatah tinggi hanya pohon masih bisa di tebang tapi tinggi nya hati hanya diri sendiri yang bisa mengendalikan. So berdamai lah dengan keadaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
☘️ gιмϐυℓ ☘️
Ya udah Syah, balikin ke Abi pake uangmu yg di amplop
2022-11-13
1
🦈υℓιє..✰͜͡w⃠
bersedekah itu gak nunggu kaya atau bnyk uang dulu tapi melihat ada yg membutuhkan dan kita punya dan org itu lebih membutuhkan maka ikhlas berikan.. insya Allah akan d lipat gandakan bukan dri banyaknya tp dri ketulusan dan keikhlasan Allah akan menilainya
2022-11-08
0
⸙ᵍᵏ Sari Kᵝ⃟ᴸ
kayaknya Abi suka sama Aisyah deh 🤔 makanya dia suka jahil sama Aisyah, aku pikir kejahilannya itu bentuk sukanya sama Aisyah👀 tapi mungkin Abi tidak sadar kali yah 🤔🏃🏃🏃
2022-11-06
2