15. Meminta Izin

Ketika sampai di rumah, Kagendra melihat Sadiyah yang sedang duduk santai bercengkrama dengan kedua sepupunya.

“Sadiyah, ada hal penting yang harus saya bicarakan dengan kamu.” ujar Kagendra tegas.

“Iya, A.” sahut Sadiyah sambil beranjak dari duduknya mengikuti Kagendra yang berjalan menuju kamar Sadiyah.

“Duduk!” perintah Kagendra mengisyaratkan Sadiyah untuk duduk di kursi yang ada di depannya dengan menggunakan dagunya.

“Ya ampun, ni orang angkuhnya memang nomer satu. Dasar laki-laki nyebelin” batin Sadiyah menggerutu.

Kagendra dan Sadiyah duduk saling berhadapan.

“Ada beberapa hal penting yang harus saya sampaikan pada kamu.” ujar Kagendra membuka percakapan mereka.

“Saya juga. Ada hal penting banget yang harus saya sampaikan pada Aa.” balas Sadiyah tak mau kalah.

“Kamu duluan.” tawar Kagendra.

“Huh….?” Sadiyah terkejut dengan tawaran Kagendra.

“Cepat, kamu katakan apa yang mau kamu sampaikan.” buru Kagendra.

“Baik.” jawab Sadiyah.

Sadiyah menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskannya dengan perlahan.

Kagendra mendengus melihat apa yang dilakukan oleh Sadiyah.

“Begini, A. saya kan punya usaha yang sedang saya rintis. Sekarang ini usaha saya ini sedang berkembang pesat. Kita kan tinggalnya di beda kota, jadi saya….”

“Apa maksud kamu. Karena kamu punya usaha sendiri dan kita tinggal di beda kota, kamu tidak mau mengikuti saya. Jangan jadi istri durhaka kamu.” cecar Kagendra.

“Bukan begitu maksudnya….” Sadiyah berusaha untuk menjelaskan.

“Bukan begitu maksudnya bagaimana. Jangan sombong kamu. Mentang-mentang kamu punya usaha sendiri, kamu tidak mau ikut sama suami kamu.”

“Sabar Iyah, sabar….” Sadiyah menarik dan membuang nafasnya perlahan mencoba menahan gejolak emosinya yang sudah menggelegak.

“Tugasnya istri itu mengikuti suami kemanapun suaminya itu pergi.” ujar Kagendra ketus.

“Saya juga paham, A. Kewajiban istri itu melayani suami dan mengikuti kemanapun suaminya pergi. Saya sangat paham dengan hal itu.” jelas Sadiyah.

“Kalau kamu paham, kenapa kamu tidak mau ikut dengan saya?” tanya Kagendra.

“Siapa yang bilang kalau saya tidak mau ikut dengan Aa?. Saya bilang kalau saya punya usaha yang sedang berkembang pesat. Belum juga saya selesaikan omongan saya, sudah main potong saja.” sahut Sadiyah kesal.

“Teruskan.” perintah Kagendra.

Sadiyah menghela nafasnya kasar.

“Dasar manusia bengis gak punya perasaan.” gerutu Sadiyah dalam hati.

“Cepat! Teruskan! Jangan jadinya melamun.” bantak Kagendra.

“Iya, iya sabar. Jadi orang kok tidak sabaran sekali sih.” ujar Sadiyah mencoba menekan emosinya.

“Cih.” dengus Kagendra.

“Saya mau minta sama Aa. Saya minta izin untuk merampungkan urusan perusahaan saya dulu. Saya akan mendelegasikan dan mempercayakan jalannya usaha saya ini sama orang kepercayaan saya. Hanya saja, saya butuh waktu untuk melakukannya. Saya minta izin sama Aa selama satu atau dua minggu untuk menyelesaikan urusan ini. Semoga masalah pendelegasian dan alih tugas ini sudah beres sebelum acara resepsi pernikahan kita.  Bagaimana? Apakah Aa mengizinkan?” tanya Sadiyah harap-harap cemas.

“Ya.” jawab Kagendra singkat.

“Huh, ngomelnya panjang kali lebar tapi pas ngasih jawaban cuma iya saja. Dasar emang fix, ini orang paling menyebalkan di seluruh dunia.” gerutu Sadiyah dalam hati.

“Sekarang giliran Aa. Apa yang mau Aa sampaikan?” tanya Sadiyah.

“Sebagai suami dari kamu, saya ingin kamu mengikuti dimana saya tinggal.”

“Memang saya mau mengikuti dimana Aa tinggal.” ujar Sadiyah.

“Jangan dulu potong omongan saya.” bentak Kagendra.

Sadiyah menutup mulutnya rapat-rapat, ia tidak ingin mendapatkan bentakan lagi dari Kagendra.

“Saya tahu kamu mewarisi banyak tanah di sini. Mang Awan sudah memberitahu saya. Saya sudah berjanji pada Mang Awan untuk membantu kamu menjaga dan mengelola tanah warisan milik kamu. Saya tidak akan sepeser pun mengambil keuntungan dari pengelolaan tanah kamu karena harta saya pun sudah lebih dari cukup untuk menghidupi keluarga saya. Dan harus kamu tahu karena hal ini juga yang membuat Bi Ita dan Mang Awan menerima lamaran dari Aki saya. Wali kamu tahu kalau saya tidak akan mengambil sepeser pun dari warisan kamu.” jelas Kagendra panjang lebar.

Sadiyah terdiam mendengarkan penjelasan dari Kagendra.

“Ngomong. Jangan diam saja!” bentak Kagendra karena menunggu lama respon dari Sadiyah.

“Saya harus ngomong apa?” Sadiyah bingung harus memberikan jawaban apa.

“Respon dong penjelasan saya. Kamu paham tidak dengan apa yang saya bicarakan?” ujar Kagendra ketus.

“Jangan marah-amarah atuh Aa. Saya kan jadi kagetan kalau dibentak terus sama Aa. Saya juga jadi bingung harus merespon bagaimana.” Sadiyah tidak sengaja menjawab Kagendra dengan nada manjanya.

“Bilang terima kasih kek sama saya karena saya sudah ada niat untuk membantu kamu mengelola warisan kamu.” ketus Kagendra.

Sadiyah terperanjat dengan ucapan Kagendra.

“Iya A. Terima kasih sudah mau jadi suami saya dan mau membantu saya.” ujar Sadiyah engan.

“Cih” dengus Kagendra.

“Iiiiiiiih dasar menyebalkan….” batin Sadiyah berteriak.

“Satu lagi.” ucap Kagendra.

“Apa A?” tanya Sadiyah.

“Kamu nanti tinggal bersama saya di apartemen saya. Saya tidak mau tinggal di rumah keluarga saya. Jadi kamu jangan mau kalau nanti ibu saya membujuk kamu untuk tinggal di rumah keluarga.”

“Baik A.” sahut Sadiyah.

“Boleh saya meminta sesuatu pada A?” tanya Sadiyah.

“Apa?” tanya Kagendra ketus.

“Saya juga meminta izin pada Aa agar saya bisa meneruskan dan mengembangkan usaha saya nanti di sana.” pinta Sadiyah meminta izin pada Kagendra untuk tetap bekerja.

“Nanti lagi kita bicarakan masalah itu.” tutup Kagendra sambil beranjak meninggalkan Sadiyah.

“Tunggu, A. Saya ingin kepastiannya sekarang supaya saya bisa mengambil langkah yang tepat untuk pendelegasian pada orang kepercayaan saya disini.” Sadiyah menarik tangan Kagendra yang hendak berdiri dari duduknya.

Kagendra duduk kembali dan membuang nafasnya dengan kasar.

“Apa kamu tidak bisa menunggu?”

“Tidak bisa, A. Saya mohon Aa mengabulkan permintaan saya. Boleh ya A. Ya…ya…ya boleh…” sekali lagi Sadiyah merayu agar mendapatkan izin dari suaminya itu dengan nada manjanya.

“Asal jangan mengganggu waktu dan melupakan kewajiban kamu sebagai seorang istri.” Kagendra memberi izin pada Sadiyah dengan memberikan syarat.

“Terima kasih A.” Sadiyah melonjak kegirangan. Jika saja ia tidak malu dan takut akan mendapatkan penolakan, ingin rasanya ia mencium kedua pipi suaminya itu.

********************

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Janji Masa Muda
3 3. Perjodohan
4 4. Perjodohan 2
5 5. Setuju
6 6. Menolak
7 7. Masih Menolak
8 8. Insiden
9 9. Ganti Rugi
10 10. Ketahuan
11 11. Bertemu Lagi
12 12. Lamaran
13 13. Malam Pertama
14 14. Pagi Pertama
15 15. Meminta Izin
16 16. Tinggal Bersama
17 17. Seorang Istri atau Pelayan?
18 18. Kunjungan
19 19. Harapan Aki Musa
20 20. Tidur Bersama
21 21. Makan Siang Bersama
22 22. Berdebar
23 23. Pertemuan
24 24. Marah
25 25. Pasrah
26 26. Meminta Hak
27 27. Mulai Cemburu?
28 28. Cemburu
29 29. Makan Siang
30 30. Cemburu Lagi
31 31. Business Trip
32 32. Perempuan Hebat
33 33. Kagum
34 34. Rencana Pindah
35 35. Malam Ketiga
36 36. Perdebatan
37 37. Belanja Bersama
38 38. Rumah Baru
39 39. Hari Pertama
40 40. Belanja di Pasar Tradisional
41 41. Masak Bersama?
42 42. Syukuran Rumah Baru
43 43. Ketagihan
44 44. Dia yang Kembali
45 45. Pulang
46 46. Dokter Kandungan
47 47. Sakit
48 48. Janji
49 49. Pulang
50 50. Bergossip
51 51. Rencana Natasha
52 52. Malam yang Indah
53 53. Pagi yang Indah
54 54. Marah?
55 55. Cemburu
56 56. Aksi Natasha
57 57. Kekacauan
58 58. Sakit
59 59. Aksi Natasha Lagi
60 60. Pesan
61 61. Pergi
62 62. Selamat Tinggal
63 63. Berpisah
64 64. Bercerai?
65 65. Keputusan Sadiyah
66 66. Amarah Kagendra
67 67. Amarah Aki Musa
68 68. Membela Diri
69 69. Mengobati Luka
70 70. Menemui Sadiyah
71 71. Rasa Sakit
72 72. Surat Sadiyah
73 73. Kecurigaan Alena
74 74. Menemani
75 75. Selamat Tinggal
76 76. Lapar
77 77. Mual
78 78. Masing-masing
79 79. Faras dan Faris
80 80. Melupakan
81 81. Rindu
82 82. Julid
83 83. Bertemu?
84 84. Main Bersama
85 85. Tidak Bertemu
86 86. Belum Bertemu
87 87. Om Ganteng
88 88. Hangat
89 89. Bahagia
90 90. Om Kagendra
91 91. Bermain Bersama
92 92. Di Hutan
93 93. Mencari
94 94. Mengejar
95 95. Anak Kandung
96 96. Bicara
97 97. I Miss You
98 98. Pergi Lagi?
99 99. Pertemuan Tak Terduga
100 100. Perempuan Lain?
101 101. Belum Berhasil
102 102. Tunggu
103 103. Tantangan
104 104. Cucu
105 105. Keponakan Alena
106 106. Bertemu Rival
107 107. Berempat
108 108. Prihatin
109 109. Liburan
110 110. Pahlawan
111 111. Harus Bertahan
112 112. Pulang
113 113. Ancaman
114 114. I Love You More
115 115. Sayang
116 116. Kakak & Adik
117 117. Akhirnya Datang Juga
118 118. Bahagia Bersama
119 119. Manja
120 120. Tempat Tinggal
121 121. Kumpul Keluarga
122 122. Pernikahan Bahagia
123 123. Natasha is Back
124 124. Sibuk
125 125. Tante Cantik dan Wangi
126 126. Memantau
127 127. Cemburu
128 128. Masih Cemburu
129 129. Pergi Liburan
130 130. Liburan Hari Pertama
131 131. Makin Cinta
132 132. Rangali Island
133 133. Pulang?
134 134. Di Bandara
135 135. Merajuk
136 136. Makan Banyak
137 137. Hamil?
138 138. Syukuran
139 140. Menjodohkan
140 141. Cocok
141 142. Kagendra dan Atep
142 143. Buka Rahasia
143 144. Pagi Yang Indah
144 145. Sadiyah & Alena
145 146. Di Café
146 147. Siapa Lagi?
147 148. Panik
148 149. Lancar
149 150. Pijatan
150 151. Hilang
151 152. Dimana Mereka?
152 153. Histeris
153 154. Faris
154 155. Di Kantor Polisi
155 156. Mengurus Bersama
156 157. Menangis
157 158. Faris
158 159. Kembali
159 160. Penculikan
160 161. Kabur
161 162. Pertolongan?
162 163. Pindah
163 164. Kenapa?
164 165. Rekonsiliasi
165 166. Bergerak
166 167. Kewarasan
167 168. Bersiap
168 169. Menunggu
169 170. Wanitaku
170 171. Aku Mencintaimu
171 172. Kewarasan
172 173. I Love You till the Day I Die
173 174. Berakhir
174 175. Ayah dan Anak
175 176. Cerita Masa Lalu
176 177. Kutemukan Cinta Bersama Denganmu
Episodes

Updated 176 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Janji Masa Muda
3
3. Perjodohan
4
4. Perjodohan 2
5
5. Setuju
6
6. Menolak
7
7. Masih Menolak
8
8. Insiden
9
9. Ganti Rugi
10
10. Ketahuan
11
11. Bertemu Lagi
12
12. Lamaran
13
13. Malam Pertama
14
14. Pagi Pertama
15
15. Meminta Izin
16
16. Tinggal Bersama
17
17. Seorang Istri atau Pelayan?
18
18. Kunjungan
19
19. Harapan Aki Musa
20
20. Tidur Bersama
21
21. Makan Siang Bersama
22
22. Berdebar
23
23. Pertemuan
24
24. Marah
25
25. Pasrah
26
26. Meminta Hak
27
27. Mulai Cemburu?
28
28. Cemburu
29
29. Makan Siang
30
30. Cemburu Lagi
31
31. Business Trip
32
32. Perempuan Hebat
33
33. Kagum
34
34. Rencana Pindah
35
35. Malam Ketiga
36
36. Perdebatan
37
37. Belanja Bersama
38
38. Rumah Baru
39
39. Hari Pertama
40
40. Belanja di Pasar Tradisional
41
41. Masak Bersama?
42
42. Syukuran Rumah Baru
43
43. Ketagihan
44
44. Dia yang Kembali
45
45. Pulang
46
46. Dokter Kandungan
47
47. Sakit
48
48. Janji
49
49. Pulang
50
50. Bergossip
51
51. Rencana Natasha
52
52. Malam yang Indah
53
53. Pagi yang Indah
54
54. Marah?
55
55. Cemburu
56
56. Aksi Natasha
57
57. Kekacauan
58
58. Sakit
59
59. Aksi Natasha Lagi
60
60. Pesan
61
61. Pergi
62
62. Selamat Tinggal
63
63. Berpisah
64
64. Bercerai?
65
65. Keputusan Sadiyah
66
66. Amarah Kagendra
67
67. Amarah Aki Musa
68
68. Membela Diri
69
69. Mengobati Luka
70
70. Menemui Sadiyah
71
71. Rasa Sakit
72
72. Surat Sadiyah
73
73. Kecurigaan Alena
74
74. Menemani
75
75. Selamat Tinggal
76
76. Lapar
77
77. Mual
78
78. Masing-masing
79
79. Faras dan Faris
80
80. Melupakan
81
81. Rindu
82
82. Julid
83
83. Bertemu?
84
84. Main Bersama
85
85. Tidak Bertemu
86
86. Belum Bertemu
87
87. Om Ganteng
88
88. Hangat
89
89. Bahagia
90
90. Om Kagendra
91
91. Bermain Bersama
92
92. Di Hutan
93
93. Mencari
94
94. Mengejar
95
95. Anak Kandung
96
96. Bicara
97
97. I Miss You
98
98. Pergi Lagi?
99
99. Pertemuan Tak Terduga
100
100. Perempuan Lain?
101
101. Belum Berhasil
102
102. Tunggu
103
103. Tantangan
104
104. Cucu
105
105. Keponakan Alena
106
106. Bertemu Rival
107
107. Berempat
108
108. Prihatin
109
109. Liburan
110
110. Pahlawan
111
111. Harus Bertahan
112
112. Pulang
113
113. Ancaman
114
114. I Love You More
115
115. Sayang
116
116. Kakak & Adik
117
117. Akhirnya Datang Juga
118
118. Bahagia Bersama
119
119. Manja
120
120. Tempat Tinggal
121
121. Kumpul Keluarga
122
122. Pernikahan Bahagia
123
123. Natasha is Back
124
124. Sibuk
125
125. Tante Cantik dan Wangi
126
126. Memantau
127
127. Cemburu
128
128. Masih Cemburu
129
129. Pergi Liburan
130
130. Liburan Hari Pertama
131
131. Makin Cinta
132
132. Rangali Island
133
133. Pulang?
134
134. Di Bandara
135
135. Merajuk
136
136. Makan Banyak
137
137. Hamil?
138
138. Syukuran
139
140. Menjodohkan
140
141. Cocok
141
142. Kagendra dan Atep
142
143. Buka Rahasia
143
144. Pagi Yang Indah
144
145. Sadiyah & Alena
145
146. Di Café
146
147. Siapa Lagi?
147
148. Panik
148
149. Lancar
149
150. Pijatan
150
151. Hilang
151
152. Dimana Mereka?
152
153. Histeris
153
154. Faris
154
155. Di Kantor Polisi
155
156. Mengurus Bersama
156
157. Menangis
157
158. Faris
158
159. Kembali
159
160. Penculikan
160
161. Kabur
161
162. Pertolongan?
162
163. Pindah
163
164. Kenapa?
164
165. Rekonsiliasi
165
166. Bergerak
166
167. Kewarasan
167
168. Bersiap
168
169. Menunggu
169
170. Wanitaku
170
171. Aku Mencintaimu
171
172. Kewarasan
172
173. I Love You till the Day I Die
173
174. Berakhir
174
175. Ayah dan Anak
175
176. Cerita Masa Lalu
176
177. Kutemukan Cinta Bersama Denganmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!