16. Tinggal Bersama

Resepsi pernikahan telah dilaksanakan satu minggu yang lalu. Sadiyah telah membereskan masalah perusahaannya dan memberikan kepercayaan kepada sahabatnya, Gita dan Reza untuk mengelola usaha pangan dan kuliner yang telah dirintisnya satu minggu sebelum acara resepsi.

Hari ini pertama kalinya, Sadiyah berkunjung ke rumah keluarga suaminya. Sekarang ia sedang beristirahat di kamar yang biasanya ditempati Kagendra.

“Kita menginap di sini satu hari saja. Besok kita berkemas dan bersiap untuk tinggal di apartemen saya.” ujar Kagendra ketika memasuki kamarnya.

Sadiyah yang sedang berbaring di kasur terperanjat dan langsung bangun mendengar suara memerintah dari Kagendra.

“Iya, A.” sahut Sadiyah.

“Sekarang kita turun untuk makan siang bersama dengan Aki, Abah, Ibu dan adik saya.” Kagendra memberi perintah lagi.

“Baik, A” Sadiyah segera bangkit dari duduknya dan berjalan mengikuti Kagendra menuju ke ruang keluarga.

“Sudah cukup istirahatnya, Nak?” tanya Indriani lembut.

“Sudah, Bu.” jawab Sadiyah.

“Ayo, Neng. Kita makan siang bersama. Hidangannya sudah siap.” ajak Aki Musa.

Sadiyah mengangguk mendengar ajakan Aki Musa.

“Ayo Teh.” ajak Alena, adik perempuan Kagendra sambil merangkul bahu Sadiyah.

Mereka semua berjalan menuju ruang makan.

“Semua keluarganya sangat baik, sopan dan lembut. Tapi kenapa yah dia gak bisa baik, sopan dan lembut seperti keluarganya.” tanya Sadiyah di dalam hatinya.

*********************

Hari ini, Kagendra dan Sadiyah sudah berada di apartemen milik Kagendra. Sadiyah meletakkan 2 koper besar miliknya di ruang tengah.

“Kamu bisa masak kan?” tanya Kagendra.

“Insya Allah kalau masak yang simpel sih saya bisa.” jawab Sadiyah.

“Bagus. Saya sudah menyiapkan berbagai macam bahan untuk masak. Kamu lihat di kulkas dan masak apa saja yang bisa kamu masak. Saya harap kamu memasakkan sarapan, makan siang dan makan malam untuk saya dengan menu yang berbeda setiap waktu makannya. Kamu sanggup?” tanya Kagendra.

“Insya Allah, A.” sanggup Sadiyah.

“Sekarang kamu masak. Saya lapar.” perintah Kagendra.

“Boleh saya istirahat sebentar, A?” tanya Sadiyah.

“Terserah.” ucap Kagendra ketus sambil berlalu ke kamarnya.

“Huh, dasar tukang perintah.” sungut Sadiyah kesal.

“Eh, gak boleh mengeluh Iyah. Dosa kalau mengeluh karena disuruh oleh suami.” batin Sadiyah mengingatkan.

Dengan enggan Sadiyah beranjak menuju dapur. Ia membuka dan melihat kedalam kulkas. Ada banyak bahan masakan yang bisa digunakan oleh Sadiyah. Ia melihat ayam, daging sapi, udang, dan berbagai macam sayuran. Bumbu masak juga sudah tersedia dengan lengkap. Mbak Ikem, asisten rumah tangga di rumah Kagendra yang menyiapkannya.

Beruntung, Sadiyah bisa memasak. Walaupun di rumahnya sendiri jarang masak karena lebih sering makan di restoran atau memesan makanan dari restoran. Di rumah keluarga besarnya pun, ia jarang masak karena semuanya sudah disediakan oleh para asisten rumah tangga yang berjumlah tiga orang tapi Sadiyah mau belajar memasak dari Ita, bibinya ataupun Mak Isah, apalagi ketika ia tahu bahwa ia akan menikah, ia semakin rajin untuk belajar masak.

Sadiyah baru saja selesai memasak ayam teriyaki dan oseng capcay. Ia berharap suaminya akan suka dengan masakannya. Tak lupa, ia juga memasak nasi dengan menggunakan magic com. Setelah merasa nasi dan lauk pauknya sudah siap tersedia, Sadiyah beranjak menuju kamar Kagendra dan mengetuk pintunya.

Tok…tok…tok…

“A, makan siangnya sudah siap.” seru Sadiyah di depan pintu kamar Kagendra.

Tidak terdengar jawaban dari dalam. Sekali lagi, Sadiyah mengetuk pintu dengan agak keras.

“A, makan….” belum selesai Sadiyah menyelesaikan kalimatnya, pintu kamar terbuka lebar menampilkan sosok Kagendra dengan mata yang memerah.

“Ribut sekali. Kamu mengganggu tidur saya.” bentak Kagendra.

“Maaf, A. makan siangnya sudah siap. Jika Aa mau makan, saya….”

“Berisik.” bentak Kagendra memotong kalimat Sadiyah.

“Astaghfirulloh, sudah capek membuat masakan, masih saja dibentak-bentak.” batin Sadiyah protes.

Kagendra hendak menutup lagi pintu kamarnya ketika Sadiyah memegang handle pintunya.

“Mau kemana lagi? Sebentar lagi waktu dzuhur. Makan siang juga sudah tersedia.”

“Berisik.” bentak Kagendra lagi.

Sadiyah mengelus dadanya beristighfar. “Dasar suami durhaka. Astaghfirulloh, sabar Iyah.”

“Saya mau cuci muka dulu.” ujar Kagendra sambil berlalu dari hadapan Sadiyah.

“Ngeselin.” lirih Sadiyah.

“Kita sholat dzuhur dulu.” ajak Kagendra setelah ia membasuh wajahnya dan berwudhu di kamar mandi.

“Saya sedang berhalangan, A.” sahut Sadiyah.

Kagendra berbalik kembali menuju kamarnya untuk sholat dzuhur sendirian.

Setelah selesai sholat, Kagendra menuju meja bar untuk melihat masakan yang telah dibuat oleh istrinya.

“Saya mau makan.” ujar Kagendra.

“Baik A, akan saya siapkan.” sahut Sadiyah sambil mengambilkan piring dan nasi ke dalam piring.

Kagendra duduk di kursi bar yang ada di apartemennya. Sengaja Kagendra tidak menggunakan meja makan yang seperti biasanya karena ia tidak ingin ruangan di apartemennya menjadi terlihat sempit dan sumpek dengan perangkat meja makan.

“Segini cukup?” tanya Sadiyah menanyakan porsi nasi yang sedang diambilnya untuk Kagendra.

“Ya.” jawab Kagendra singkat.

“Lauk dan sayurnya mau saya ambilkan juga?” tanya Sadiyah.

“Terserah.”

“Huh, jawabannya irit sekali.” kesal Sadiyah dalam hatinya.

Kemudian Sadiyah mengambilkan juga ayam teriyaki dan capcay ke dalam piring Kagendra.

“Segini cukup?” tanya Sadiyah.

“Hmmm….” sahut Kagendra.

“Menyebalkan.” dumel Sadiyah lirih.

“Kamu mengumpat pada saya?” tanya Kagendra melihat bibir Sadiyah yang bergerak-gerak tapi tidak terdengar satu kata pun yang terdengar.

“Gak.” jawab Sadiyah kesal.

“Jangan mengumpat pada suami. Dosa. Kamu tahu kan apa itu dosa? Saya yakin kamu lebih tahu.” ujar Kagendra.

“Ya.” jawab Sadiyah

“Kalau jawab itu yang benar. Jangan asal menjawab. Jawab dengan kalimat yang lengkap.” jelas Kagendra.

“Baik.” jawaban Sadiyah membuat kesal Kagendra.

“Cih.” dengus Kagendra.

“Sendirinya juga kalau jawab seenaknya.” protes Sadiyah dalam hati. Sekarang ini, Sadiyah hanya berani memprotes kelakuan suaminya itu di dalam hati saja.

“Hmmm, lumayan enak juga masakannya.” puji Kagendra dalam hatinya.

Mereka makan dalam suasana hening, tidak ada obrolan diantara mereka selama mereka makan.

Setelah mereka selesai makan, Sadiyah beranjak untuk mencuci piring dan gelas kosong bekas mereka makan.

“Setelah kamu selesai cuci piring, saya tunggu kamu di ruang tengah. Ada hal penting yang harus kita bicarakan.” Kagendra memberikan perintahnya lagi pada Sadiyah.

“Baik, A.” sahut Sadiyah.

Mereka duduk berhadapan di ruang tengah. Kagendra duduk di sofa sedangkan Sadiyah duduk di lantai. Sekarang ini mereka tidak tampak seperti sepasang suami istri yang baru menikah. Posisi duduk mereka seperti posisi majikan dan bawahan.

“Dengarkan baik-baik perkataan saya.” ujar Kagendra.

Sadiyah menganggukkan kepalanya tanda mengerti.

“Selama di sini, kita akan tidur dalam satu kamar. Karena saya tidak mau jika nanti keluarga saya datang untuk mengecek keadaan, kita akan kerepotan untuk pindah kamar atau mencari alasan mengapa kita tidak tidur dalam satu kamar.” jelas Kagendra.

“Eh…” Sadiyah menatap wajah Kagendra seperti melihat seekor monster berkepala dua.

“Tidak usah kaget dan tidak usah takut. Saya tidak akan pernah menyentuh kamu karena saya tidak suka sama kamu. Jadi tenang saja, saya tidak akan meminta hak saya sebagai seorang suami, tapi saya akan berusaha untuk menunaikan kewajiban saya sebagai suami.”

“Saya mengerti.” ujar Sadiyah lirih. Ia merasa sakit hati karena merasa tidak dihargai sebagai seorang istri.

“Kamu wajib melayani saya di luar kamar tidur. Kamu mengerti?” tanya Kagendra

“Maksudnya?” Sadiyah balik bertanya.

*************

Episodes
1 1. Perkenalan
2 2. Janji Masa Muda
3 3. Perjodohan
4 4. Perjodohan 2
5 5. Setuju
6 6. Menolak
7 7. Masih Menolak
8 8. Insiden
9 9. Ganti Rugi
10 10. Ketahuan
11 11. Bertemu Lagi
12 12. Lamaran
13 13. Malam Pertama
14 14. Pagi Pertama
15 15. Meminta Izin
16 16. Tinggal Bersama
17 17. Seorang Istri atau Pelayan?
18 18. Kunjungan
19 19. Harapan Aki Musa
20 20. Tidur Bersama
21 21. Makan Siang Bersama
22 22. Berdebar
23 23. Pertemuan
24 24. Marah
25 25. Pasrah
26 26. Meminta Hak
27 27. Mulai Cemburu?
28 28. Cemburu
29 29. Makan Siang
30 30. Cemburu Lagi
31 31. Business Trip
32 32. Perempuan Hebat
33 33. Kagum
34 34. Rencana Pindah
35 35. Malam Ketiga
36 36. Perdebatan
37 37. Belanja Bersama
38 38. Rumah Baru
39 39. Hari Pertama
40 40. Belanja di Pasar Tradisional
41 41. Masak Bersama?
42 42. Syukuran Rumah Baru
43 43. Ketagihan
44 44. Dia yang Kembali
45 45. Pulang
46 46. Dokter Kandungan
47 47. Sakit
48 48. Janji
49 49. Pulang
50 50. Bergossip
51 51. Rencana Natasha
52 52. Malam yang Indah
53 53. Pagi yang Indah
54 54. Marah?
55 55. Cemburu
56 56. Aksi Natasha
57 57. Kekacauan
58 58. Sakit
59 59. Aksi Natasha Lagi
60 60. Pesan
61 61. Pergi
62 62. Selamat Tinggal
63 63. Berpisah
64 64. Bercerai?
65 65. Keputusan Sadiyah
66 66. Amarah Kagendra
67 67. Amarah Aki Musa
68 68. Membela Diri
69 69. Mengobati Luka
70 70. Menemui Sadiyah
71 71. Rasa Sakit
72 72. Surat Sadiyah
73 73. Kecurigaan Alena
74 74. Menemani
75 75. Selamat Tinggal
76 76. Lapar
77 77. Mual
78 78. Masing-masing
79 79. Faras dan Faris
80 80. Melupakan
81 81. Rindu
82 82. Julid
83 83. Bertemu?
84 84. Main Bersama
85 85. Tidak Bertemu
86 86. Belum Bertemu
87 87. Om Ganteng
88 88. Hangat
89 89. Bahagia
90 90. Om Kagendra
91 91. Bermain Bersama
92 92. Di Hutan
93 93. Mencari
94 94. Mengejar
95 95. Anak Kandung
96 96. Bicara
97 97. I Miss You
98 98. Pergi Lagi?
99 99. Pertemuan Tak Terduga
100 100. Perempuan Lain?
101 101. Belum Berhasil
102 102. Tunggu
103 103. Tantangan
104 104. Cucu
105 105. Keponakan Alena
106 106. Bertemu Rival
107 107. Berempat
108 108. Prihatin
109 109. Liburan
110 110. Pahlawan
111 111. Harus Bertahan
112 112. Pulang
113 113. Ancaman
114 114. I Love You More
115 115. Sayang
116 116. Kakak & Adik
117 117. Akhirnya Datang Juga
118 118. Bahagia Bersama
119 119. Manja
120 120. Tempat Tinggal
121 121. Kumpul Keluarga
122 122. Pernikahan Bahagia
123 123. Natasha is Back
124 124. Sibuk
125 125. Tante Cantik dan Wangi
126 126. Memantau
127 127. Cemburu
128 128. Masih Cemburu
129 129. Pergi Liburan
130 130. Liburan Hari Pertama
131 131. Makin Cinta
132 132. Rangali Island
133 133. Pulang?
134 134. Di Bandara
135 135. Merajuk
136 136. Makan Banyak
137 137. Hamil?
138 138. Syukuran
139 140. Menjodohkan
140 141. Cocok
141 142. Kagendra dan Atep
142 143. Buka Rahasia
143 144. Pagi Yang Indah
144 145. Sadiyah & Alena
145 146. Di Café
146 147. Siapa Lagi?
147 148. Panik
148 149. Lancar
149 150. Pijatan
150 151. Hilang
151 152. Dimana Mereka?
152 153. Histeris
153 154. Faris
154 155. Di Kantor Polisi
155 156. Mengurus Bersama
156 157. Menangis
157 158. Faris
158 159. Kembali
159 160. Penculikan
160 161. Kabur
161 162. Pertolongan?
162 163. Pindah
163 164. Kenapa?
164 165. Rekonsiliasi
165 166. Bergerak
166 167. Kewarasan
167 168. Bersiap
168 169. Menunggu
169 170. Wanitaku
170 171. Aku Mencintaimu
171 172. Kewarasan
172 173. I Love You till the Day I Die
173 174. Berakhir
174 175. Ayah dan Anak
175 176. Cerita Masa Lalu
176 177. Kutemukan Cinta Bersama Denganmu
Episodes

Updated 176 Episodes

1
1. Perkenalan
2
2. Janji Masa Muda
3
3. Perjodohan
4
4. Perjodohan 2
5
5. Setuju
6
6. Menolak
7
7. Masih Menolak
8
8. Insiden
9
9. Ganti Rugi
10
10. Ketahuan
11
11. Bertemu Lagi
12
12. Lamaran
13
13. Malam Pertama
14
14. Pagi Pertama
15
15. Meminta Izin
16
16. Tinggal Bersama
17
17. Seorang Istri atau Pelayan?
18
18. Kunjungan
19
19. Harapan Aki Musa
20
20. Tidur Bersama
21
21. Makan Siang Bersama
22
22. Berdebar
23
23. Pertemuan
24
24. Marah
25
25. Pasrah
26
26. Meminta Hak
27
27. Mulai Cemburu?
28
28. Cemburu
29
29. Makan Siang
30
30. Cemburu Lagi
31
31. Business Trip
32
32. Perempuan Hebat
33
33. Kagum
34
34. Rencana Pindah
35
35. Malam Ketiga
36
36. Perdebatan
37
37. Belanja Bersama
38
38. Rumah Baru
39
39. Hari Pertama
40
40. Belanja di Pasar Tradisional
41
41. Masak Bersama?
42
42. Syukuran Rumah Baru
43
43. Ketagihan
44
44. Dia yang Kembali
45
45. Pulang
46
46. Dokter Kandungan
47
47. Sakit
48
48. Janji
49
49. Pulang
50
50. Bergossip
51
51. Rencana Natasha
52
52. Malam yang Indah
53
53. Pagi yang Indah
54
54. Marah?
55
55. Cemburu
56
56. Aksi Natasha
57
57. Kekacauan
58
58. Sakit
59
59. Aksi Natasha Lagi
60
60. Pesan
61
61. Pergi
62
62. Selamat Tinggal
63
63. Berpisah
64
64. Bercerai?
65
65. Keputusan Sadiyah
66
66. Amarah Kagendra
67
67. Amarah Aki Musa
68
68. Membela Diri
69
69. Mengobati Luka
70
70. Menemui Sadiyah
71
71. Rasa Sakit
72
72. Surat Sadiyah
73
73. Kecurigaan Alena
74
74. Menemani
75
75. Selamat Tinggal
76
76. Lapar
77
77. Mual
78
78. Masing-masing
79
79. Faras dan Faris
80
80. Melupakan
81
81. Rindu
82
82. Julid
83
83. Bertemu?
84
84. Main Bersama
85
85. Tidak Bertemu
86
86. Belum Bertemu
87
87. Om Ganteng
88
88. Hangat
89
89. Bahagia
90
90. Om Kagendra
91
91. Bermain Bersama
92
92. Di Hutan
93
93. Mencari
94
94. Mengejar
95
95. Anak Kandung
96
96. Bicara
97
97. I Miss You
98
98. Pergi Lagi?
99
99. Pertemuan Tak Terduga
100
100. Perempuan Lain?
101
101. Belum Berhasil
102
102. Tunggu
103
103. Tantangan
104
104. Cucu
105
105. Keponakan Alena
106
106. Bertemu Rival
107
107. Berempat
108
108. Prihatin
109
109. Liburan
110
110. Pahlawan
111
111. Harus Bertahan
112
112. Pulang
113
113. Ancaman
114
114. I Love You More
115
115. Sayang
116
116. Kakak & Adik
117
117. Akhirnya Datang Juga
118
118. Bahagia Bersama
119
119. Manja
120
120. Tempat Tinggal
121
121. Kumpul Keluarga
122
122. Pernikahan Bahagia
123
123. Natasha is Back
124
124. Sibuk
125
125. Tante Cantik dan Wangi
126
126. Memantau
127
127. Cemburu
128
128. Masih Cemburu
129
129. Pergi Liburan
130
130. Liburan Hari Pertama
131
131. Makin Cinta
132
132. Rangali Island
133
133. Pulang?
134
134. Di Bandara
135
135. Merajuk
136
136. Makan Banyak
137
137. Hamil?
138
138. Syukuran
139
140. Menjodohkan
140
141. Cocok
141
142. Kagendra dan Atep
142
143. Buka Rahasia
143
144. Pagi Yang Indah
144
145. Sadiyah & Alena
145
146. Di Café
146
147. Siapa Lagi?
147
148. Panik
148
149. Lancar
149
150. Pijatan
150
151. Hilang
151
152. Dimana Mereka?
152
153. Histeris
153
154. Faris
154
155. Di Kantor Polisi
155
156. Mengurus Bersama
156
157. Menangis
157
158. Faris
158
159. Kembali
159
160. Penculikan
160
161. Kabur
161
162. Pertolongan?
162
163. Pindah
163
164. Kenapa?
164
165. Rekonsiliasi
165
166. Bergerak
166
167. Kewarasan
167
168. Bersiap
168
169. Menunggu
169
170. Wanitaku
170
171. Aku Mencintaimu
171
172. Kewarasan
172
173. I Love You till the Day I Die
173
174. Berakhir
174
175. Ayah dan Anak
175
176. Cerita Masa Lalu
176
177. Kutemukan Cinta Bersama Denganmu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!