Amira menyeringai, mereka berdua mulai berdansa. Semua orang merasa terpesona kepada keduanya. Mereka tidak berhenti untuk terus menari dengan irama musik yang lebih cepat. Setelah selesai menari, semua orang pun bertepuk tangan.
Amira lalu pergi untuk meminum jus. Ariel mengikutinya dan berkata, "aku lihat kau tampak kelelahan."
Amira kembali marah kepada Ariel.
"Apa yang kau inginkan?" Tanya Amira.
"Ayo kita keluar untuk jalan-jalan. Aku akan menunjukkan mu taman di rumahku." Ucap Ariel.
'Tunggu dulu, jadi ini adalah pestanya dan kakakku... Bagus... sangat bagus... Kak Dafa tidak memberi tahu aku sebelumnya karena dia tahu jika aku mengetahui tentang pesta ini, aku tidak akan mau datang kemari.' ucap Amira dalam hati.
Amira lalu melihat kearah Dafa dan menatapnya dengan tajam. Dafa berkedip dan langsung melihat kearah lain.
"Bisakah kita pergi?" Tanya Ariel kepada Amira lagi.
"Memangnya aku punya pilihan lain." Balas Amira.
Ariel menunjukkan rumahnya dan juga taman kepada Amira. Mereka tengah berjalan perlahan.
"Wow, ini semua terlihat sangat indah." Ucap Amira.
Ariel tersenyum dan melihat ke arah Amira.
"Ayo kita duduk di dekat air mancur." Ariel menarik tangan Amira untuk mengikutinya.
Mereka pergi ke sebuah air mancur, kemudian duduk di sebuah bangku panjang. Amira menutup matanya dan menikmati udara yang terasa sejuk. Ariel tengah menatap dirinya.
"Jangan menatapku, lihat ke arah lain saja." Ucap Amira.
"Matamu tertutup, dan bagaimana kau bisa mengatakan hal itu?" Tanya Ariel kepadanya.
"Aku bisa merasakannya, dasar bodoh." Ucap Amira.
'Apa alasan dari dia meninggalkan kota J. Bukankah perusahaan orang tuanya juga ada disana. Sebenarnya tidak mengapa jika ingin pindah, tapi tetap saja semuanya begitu tiba-tiba. Pasti ada alasan di balik semuanya.' pikir Ariel.
Setelah pesta itu selesai, Dafa dan Amira akhirnya kembali ke rumah.
'Oh benar, aku lupa tentang makan malam dengan senior. Aku akan minta maaf kepadanya besok.' ucap Amira dalam hati.
"Apa yang sedang kau pikirkan? Ini sudah larut malam dan pergilah tidur." Ucap Dafa kepada Amira.
"Bagaimana dengan kakak? Apa yang akan kakak lakukan?" Tanya Amira kepada Dafa.
"Aku punya pekerjaan yang harus aku lakukan, aku akan menyelesaikannya lebih dulu. Setelah itu aku akan tidur." Balas Dafa seraya mengusap kepala Amira lembut.
Amira naik ke lantai atas menuju kamarnya. Tapi, dia kemudian tiba-tiba berhenti di tangga dan berkata kepada Dafa.
"Tidakkah kakak berpikir bahwa kakak harus menjelaskan sesuatu kepadaku?" Ucap Amira.
Dafa menatap Amira sesaat dan berkata, "pergilah tidur sekarang."
Amira kembali turun ke lantai bawah.
"Tidak, aku tidak mau kecuali kakak memberi tahu aku alasannya. Kenapa kakak membawa aku ke pesta berandalan itu." Ucap Amira.
"Tidurlah Amira." Ucap Dafa mengusap kepala adiknya itu lembut.
Amira menghela napas dan berkata, "baiklah lupakan saja."
Amira lalu pergi ke kamarnya dan mengganti pakaiannya.
'Perlakuan mamanya sangat manis kepadaku. Dia membuatku makan begitu banyak. Orang mana di dunia ini yang tidak menyukai makanan dan mamaku sendiri, dia selalu merencanakan apa yang harus dimakan. Ah yang benar saja, dia tidak berubah sedikit pun. Tapi satu hal yang berubah dari nya adalah, dia dulu sangat menggemaskan dan sekarang dia bertingkah begitu dewasa. Ah kenapa aku memikirkan bajingand itu. Aku tidak peduli. Mungkin itulah kenapa dia berkata kepadaku saat pagi tadi, sampai berjumpa nanti. Aaah tidak lagi, pergilah kau dari hidupku bajingand.'
***************
Keesokan paginya Amira bersiap untuk pergi ke kampus dan turun kelantai bawah. Pelayan dan Dafa tampak terkejut melihat keadaan Amira.
"Apa yang terjadi dengan matamu? Apakah kau tidak tidur dengan nyenyak?" Tanya Dafa.
"Tunggu sebentar, saya akan membawakan beberapa es." Ucap pelayan itu.
Amira duduk di kursi dan berkata, "ada iblis yang terus saja datang ke dalam pikiranku dan dia tidak membiarkan aku untuk tidur."
Dafa tertawa kecil dan berkata, "cepat habis kan sarapan mu."
'Pada akhirnya pria bodoh itu selalu saja masuk ke dalam pikiranku. Sebenarnya sihir apa yang sudah dia lakukan kepadaku? Bisakah aku memukul nya? Ah, tapi Mama akan membunuhku. Mama ku dan mamanya adalah teman baik di masa lalu. Dulu aku memang tidak sering melihat mamanya. Itulah kenapa aku lupa tentang dia. Tapi di pesta semalam, dia sangat sopan kepadaku, seperti seorang malaikat.' ucap Amira dalam hati.
Setelah selesai sarapan, Amira keluar. Sementara Dafa kembali masuk ke kamar untuk mengambil beberapa file. Pagi ini, dia ada urusan penting di kantor dan suatu kebetulan juga bahwa hari ini jadwal kuliahnya masuk saat siang hari.
"Hai...." Teriak seseorang.
Ariel tengah menunggu di mobilnya di depan rumah Amira.
Amira terbatuk, dia tengah meminum air.
"Apa yang kau lakukan disini?" Teriak Amira kepada Ariel.
Ariel keluar dari dalam mobilnya dan bersandar di mobilnya.
"Aku datang kemari untuk menjemputmu."
Ariel mengedipkan matanya ke arah Amira.
'Pria bodoh ini, dasar tidak tahu malu.' umpat Amira dalam hati.
"Amira, aku punya suatu urusan yang penting dan harus aku lakukan di kantor. Hari ini jadwal ku di kampus juga akan dimulai siang nanti." Ucap Dafa yang baru keluar dari dalam rumah.
Dia melihat bahwa Ariel ada disana dan berkata, "oh bagus sekali, pergilah bersamanya." Ucap Dafa pada sang adik.
Amira berteriak, "tidak... tidak akan pernah."
Dafa menepuk kepala Amira perlahan dan berkata, "jangan berteriak dan pergilah bersamanya. Sepulang dari kampus nanti, kita bisa pulang bersama." Ucap Dafa.
"Jangan khawatir kakakku. Aku kan menjadi pelayannya." Ucap Ariel.
"Aku bukan kakakmu." Ucap Dafa.
'Secepatnya kau akan menjadi kakakku.' ucap Ariel dalam hati dan menyeringai.
Amira pergi dan masuk ke dalam mobil a
Ariel.
"Apakah kau sudah merasa lebih nyaman Nona?" Tanya Ariel.
"Apa kau ingin mati?" Ucap Amira kepada Ariel dengan matanya yang melotot.
Ariel menelan ludah nya dan berkata "maaf maaf."
"Hei, kenapa kau tiba-tiba datang kesini?" Tanya Amira kepada Ariel.
Ariel hanya terdiam dan fokus menyetir.
'Pria ini tidak pernah berubah.' ucap Amira dalam hati.
"Aku datang kemari untukmu." Ucap Ariel.
Amira merasa terkejut dan dia terus melihat wajah Ariel. Ariel menghentikan mobilnya dan mendekat kearah Amira.
"Apakah wajahku setampan itu?" Ucap Ariel.
Amira mendorong ariel dan berkata, "hmmpphh... Aku tidak melihat wajahmu."
"Kau harus meminta izin ke lebih dulu sebelum menatapku." Ucap Ariel dengan tertawa kecil.
Rahang amira mengeras dan berkata kau benar-benar ingin mati."
Ariel tertawa dan berkata, "semua orang menatap kita. Ayo pergi."
Amira tidak menyadari bahwa mereka sudah tiba di kampus dan ada banyak mahasiswa yang melihat kearah mobil Ariel. Amira kini berjalan dengan cepat keluar dari dalam mobil Ariel menuju kelasnya.
"Uuhhh Amira ku sayang, apa yang terjadi?" Tanya Cindy pada Amira.
Amira memutar mata malas dan berkata, "lihat saja nanti."
Amira tersenyum ke arah Cindy.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments