Sheila kemudian mulai membaca buku di hadapannya. Dia mempunyai kemampuan yang langka yaitu dia bisa mengingat semua yang dia baca dan hal itu sangat menakjubkan. Kemampuan Sheila yang lainnya adalah, dia bisa berhitung tentang pelajaran matematika dalam sekali lihat saja. Dan Sheila sebenarnya adalah siswa yang paling pintar.
Dafa yang duduk di samping Sheila dan dia tidak mengganggu apapun yang tengah dilakukan Sheila.
'Dia pasti telah merencanakan sesuatu untuk mengganggu ku. Aku tidak boleh lengah. Aku harus lebih waspada.' ucap Sheila dalam hati.
Saat Sheila selesai membaca, seorang gadis mendekat kearahnya. Sementara Dafa sudah menghilang entah kemana.
"Kau benar-benar punya keberanian, aku salut padamu. Bisakah kita berteman?" Ucap gadis yang terlihat imut itu.
'Sepertinya aku memang seorang teman setelah melihat bagaimana semua orang menghindari ku. Aku rasa ini waktu yang sangat tepat untuk mempunyai seseorang sebagai temanku atau tidak? Tapi aku bisa menanyakan kepadanya tentang Dafa dan kenapa semua orang takut terhadap dirinya.' ucap Sheila dalam hati.
"Tentu saja, siapa namamu?" Tanya Sheila kepada gadis itu.
"Namaku Marissa." Balasnya tersenyum.
Sheila membalas senyuman Marissa lalu menjabat tangannya.
"Baiklah Marissa, sekarang katakan padaku siapa itu Dafa Wijaya dan kenapa semua orang takut terhadap dirinya?" Tanya Sheila.
"Mmmm.... Dia adalah putra tertua dari keluarga Wijaya, dan calon pewaris nomor satu keluarga itu. Keluarga mereka merupakan salah satu dari keluarga terkuat di kota kita ini. Jadi mungkin karena itulah semua orang tidak berani membuat keributan dengannya." Ujar Marissa.
'Putra tertua dari keluarga besarnya. Hmmm siapa yang perduli.' cebik Sheila dalam hati.
Sheila berasal dari keluarga Abraham yang juga merupakan salah satu keluarga terkuat dan dihargai di kota ini bahkan di negara. Tapi bahkan jika Sheila tidak terlahir dari keluarga ternama, dia juga tidak masalah akan hal itu. Selama ini, Sheila selalu menyembunyikan latar belakang keluarganya karena dia benci saat orang-orang mendekati nya hanya karena status keluarganya.
Selama ini, Sheila sendiri belum pernah bertemu orang tuanya. Ia hanya tahu jika dirinya adalah putri bungsu dari keluarga Abraham. Dan satu-satunya keluarga yang diketahui Sheila hanya kakaknya, Sara Abraham.
"Oh, aku mengerti. Tapi aku tidak takut padanya." Ucap Sheila santai.
"Kau sangat berani, aku menyukaimu. Tapi berhati-hatilah, karena akan ada banyak kumpulan gadis-gadis yang menyukai Dafa. Mereka mungkin akan membuat masalah denganmu karena sudah memprovokasi Dafa." Ucap Marissa.
Marissa terlihat begitu khawatir dan Sheila merasa bahwa dia begitu menggemaskan. Sheila pun mengusap kepala Marissa dan berkata padanya, "jangan khawatir, mereka tidak akan berhasil menggangguku, tidak akan pernah."
Mereka berdua lalu pergi untuk makan siang. Sheila membawa makanan dari rumah yang dibuatkan oleh kakaknya. Mereka berdua berbagi makan siang mereka seperti sahabat dekat. Dan ini adalah pertama kalinya bagi Sheila mempunyai teman. Mereka akhirnya selesai makan dan tiba-tiba seorang gadis mendekat ke arah mereka.
"Jadi, kau lah wanita ****** yang sudah mengganggu Dafa ku?" Ucap wanita yang bermake-up tebal itu.
'Aku memang tidak beruntung. Akhirnya aku bertemu salah seorang wanita yang menjadikan Dafa sebagai idolanya itu.' ucap Sheila dalam hati.
"Hei Nona, sudikah kiranya kau memberitahu aku tentang siapakah dirimu itu nona?" Ucap Sheila dengan nada yang sangat sopan.
"Namaku Jessica, istri dari Dafa." Balas wanita itu penuh percaya diri.
"Bukankah kalian masih terlalu muda untuk menikah? Bagaimana mungkin. Dan yang aku tahu, sepertinya dia belum menikah." Ucap Sheila.
'Apa kesalahan yang sudah aku lakukan di masa lalu hingga menerima kenyataan seperti ini harus bertemu dengan kotak make up berjalan.' Sheila berusaha menahan tawanya.
'Dia sepertinya wanita yang berjalan dengan 4 kilo make up di wajahnya. Apakah dia sedang melukis.' pikir Sheila lagi.
"Aku adalah kekasihnya, dan kami akan menikah secepatnya. Kau berani beraninya mengganggu cintaku, jadi aku harus memberikanmu pelajaran." Ucap Jesicca dengan wajah yang penuh amarah.
'Baiklah ayo kita lihat siapa yang akan mendapatkan pelajaran tambahan hari ini.' pikir Sheila.
Wanita bernama Jessica itu tiba-tiba sudah memegang tongkat baseball, entah dia dapat darimana. Dan dia kemudian mencoba untuk memukul Sheila, tapi dia gagal. Sheila dengan mudah dapat menepis serangan itu hanya dengan satu jarinya.
"Hmmmppphh... Ini tidak ada apa-apanya bagiku." Ucap Sheila menyeringai.
Sheila kemudian mengambil tongkat baseball itu dari tangan Jessica dan mematahkan nya seperti secarik kertas.
Pada kenyataannya Sheila memang sudah berlatih banyak ilmu bela diri sejak lama dan dia sangat handal dalam hal itu, dan tongkat baseball itu tidak ada apa-apanya bagi Sheila.
Jessica terlihat ketakutan, dia melihat kearah tongkat baseball yang sudah patah itu. Jesicca kemudian berlari menjauh dari Sheila.
"Dasar pengecut." Ucap Sheila.
Marissa yang berdiri di samping Sheila melihat kearah Sheila, seperti dia melihat malaikat dalam wujud manusia.
"Kau benar-benar hebat. Dia berlari seperti seekor kelinci hahaha." Ucap Marissa dengan terbahak.
Sheila melihat kearah atas, dimana sudah ada banyak mahasiswa yang melihat kejadian tadi.
'Apakah aku ini begitu menarik perhatian? Ah, mungkin aku terlalu menyombongkan diri sendiri.' Sheila tersenyum kecil.
Dia lalu melihat kearah para mahasiswa itu, dan dia menyadari bahwa Dafa juga ada disana. Dafa melihat ke arahnya dengan tajam.
'Tidak masalah, setidaknya dia akhirnya bisa menyadari bahwa dia tidak bisa menganggap diri ku lemah sekarang.' ucap Sheila dalam hati.
Dafa kemudian tampak berjalan mendekat kearah Sheila dan berkata, "kau sangat berani ya. Aku sudah menganggap mu lemah."
'Kau baru menyadari itu sekarang ya, dasar bajingand.' ucap Sheila dalam hati.
"Maaf karena menakuti kekasihmu tadi, tapi dia yang sudah lebih dulu menggangguku." Ucap Sheila.
'Aku bisa saja mematahkan lengannya dan bukan hanya tongkat baseball itu, jika saja kita tidak berada di kampus.' pikir Sheila.
"Dia bukan kekasihku, jadi aku tidak perduli." Ucap Dafa.
'Tapi dia tetap lah penggemarmu. kau setidaknya harus merasa sedikit kasihan kepadanya bukan?' lagi-lagi Sheila bergumam dalam hati.
"Terserah kau saja, aku pergi dulu." Ucap Sheila.
Sheila hendak bergegas menuju kelasnya, tapi lengannya ditarik dari belakang dan detik berikutnya Sheila menyadari bahwa dirinya sudah berada dalam pelukan Dafa.
'Ya Tuhan, pertama kali bertemu dia membully ku dan sekarang dia malah mau bertindak mesum kepadaku? Apakah dia sudah tidak waras?'
"Kau ingin membuat penggemar wanita mu itu semakin membenci aku, bukan begitu?" Ucap Sheila.
Saat Dafa merasa bahwa dada Sheila menyentuh dadanya, dia langsung melepas Sheila. Dafa melihat ke arah lain, namun terlihat begitu jelas diwajahnya bahwa dia tengah merona.
'Ternyata dia masih punya hati. Yaah tentu saja, hati yang dipenuhi oleh hormon laki-laki, memang ya apalagi?' pikir Sheila.
"Tidak, tidak seperti itu. Minggu depan akan ada tes toefl yang akan dilakukan. Aku mau bertaruh denganmu, jika nilai ku lebih tinggi dari kamu aku menang dan kau harus melakukan apapun yang aku katakan."
"Dan bagaimana jika aku yang menang?" Tanya Sheila.
"Aku akan melakukan apapun yang kau mau. Dan ngomong-ngomong, kamu tidak akan pernah bisa mengalahkan aku." Ucap Dafa penuh percaya diri.
"Kita lihat saja nanti." Balas Sheila
'Kasihan sekali dia, dia tidak tahu bahwa dia tengah menantang seorang mahasiswa terpintar di negara ini.' pikir Sheila menyeringai.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 31 Episodes
Comments