Remaja Masa Kini Bab 6: Buah Bibir

Tok..Tok..Tok.

terdengar ketukan halus di pintu.

aku yang tengah rebahan di atas Spring Bed,bergegas bangkit.

seorang gadis berhijab sudah berdiri di depan pintu dengan tangan yang memegang nampan.

"siapa ya?" tanya ku

"Bibi nyuruh aku bawain makan buat Teteh"

"kenapa repot repot?sampe bawain ke kamar segala?"

Ia berkata sambil nyelonong masuk ke dalam kamar "gak papa Teh,Teteh pasti cape habis perjalanan jauh"

"tapi aku jadi gak enak nih"

"santai aja Teh!anggap aja kita disini keluarga Teteh,apalagi Arka yang bawa Teteh kesini"

"Makasih banyak ya.ngomong ngomong jangan panggil Teteh dong!panggil aja Mikey atau Key aja,lebih enak.kaya nya umur kita gak jauh beda kan?"ucap ku sambil duduk di tepi kasur.

"ya udah,aku panggil Key aja.kamu juga bisa panggil aku,Mey" ia pun ikut duduk tepat di samping ku "cepet di makan atuh,keburu dingin nasi nya!"

terlihat sekepal nasi,dengan tumis bihun dan 3 iris daging ayam bumbu kecap,lengkap dengan sendok yang di letakan di pinggir nasi yang masih hangat.

"Bismillahirrahmanirrahim"

"kamu udah makan, Mey?"menoleh kearah nya yang tengah melihat lihat isi kamar.

"udah kok"

tangan ini hendak memasukan sendok yang sudah terisi penuh nasi lengkap dengan lauk nya.

"Mey..Meysa" teriakan di pintu yang memanggil manggil Mey,urung niat ku untuk menikmati santapan enak.

"apalagi sih?Nenek manggil manggil terus dari tadi pagi" Mey terlihat menggerutu sambil berjalan kearah pintu.

"ada apa sih Nek?"

"Kamu ini bukan nya bantuin di dapur malah enak enak an di kamar,lagi apa sih?" tangan nya langsung membuka kan daun pintu lebar lebar.

Mata ku dan Mata Nenek ,saling ber adu.buru buru kuletakan piring berisi nasi dari pangkuan ku,ke atas meja.

"Aku cuma nemenin Key ngobrol kok,lagian di dapur kan sudah banyak tetangga dan sodara yang bantuin" sanggah Mey.

"kamu ini ya bisa nya jawab terus kalau orang tua ngomong,siapa sih yang ajarin?perasaan Ibu mu gak kaya gini" bentakan Nenek membuat nyali ku ketar ketir. suara beliau membuat orang orang yang berada di belakang,seketika menghentikan aktifitas mereka untuk sekedar mencuri dengar.

"ada apa sih Mak teriak teriak seperti itu?malu di dengar orang" Pria paruh baya muncul bersama Arka dan pemuda satu nya.

"Ini nih,anak mu kalau di kasih tau orang tua,ngelawan terus kerjaan nya"

"Saya gak ada maksud ngelawan kok pak,Nenek datang tiba tiba sambil teriak teriak.terus bilang saya enak enak an di kamar,padahal saya ini cuma pengen istirahat sebentar sambil ngajak ngobrol temen nya Arka.kasian kan dia di kamar gak ada temen nya"

"tuh dengar kan?anak mu memang senang jawab,kalau orang tua lagi ngomong. seperti tidak di Didik sopan santun saja" Nenek masih berupaya untuk menyalahkan cucu nya.

"Mey" Pria itu menoleh kearah Mey,memberi kode agar ia tak menjawab lagi. Mey mendengus sebal,seraya bergegas pergi,membawa kekesalan.

"tuh kan lihat!anak mu itu terlalu di manja,jadi ya seperti itu"

"saya minta Maaf Mak atas perilaku Mey pada Emak,nanti saya coba bicara pada nya" Pria paruh baya itu terlihat menenangkan Nenek.

"berlaku juga untuk teman mu,Arka" Nenek berujar .melangkah kan kaki nya kembali ke belakang rumah. Pandangan beliau sempat ter arah kepada ku yang masih terduduk di tepi kasur. Arka hanya melongo melihat sikap Nenek nya.

"jangan marah marah terus dong Nek,nanti kena stroke loh" kelakar pemuda di samping Arka,mengikuti Nenek ke belakang

"Neng,jangan di masukin ke hati ya Omongan nenek nya Arka,beliau memang seperti itu" Ujar Pria paruh baya yang berdiri di depan pintu kamar.

"eh..gak papa pak. Saya ngerti". Padahal rasa nya ingin nangis.

" lanjutin aja makan nya!ada Arka yang nemenin. Saya mau kembali ke belakang" pamit nya sembari menepuk pundak Arka.

"Silahkan pak"

Arka menghampiri ku dan langsung mengambil posisi berjongkok di hadapan ku.

"Kaget ya?" Ia menatap ku .

aku hanya tertunduk"gua pulang aja ya!kaya nya Nenek gak suka liat gua di sini"

"kok gitu sih?baru juga dateng.soal Nenek,dia gak marah sama lu kok Key" tangan nya menggenggam tangan ku.

ku angkat wajah ku,menatap dalam mata nya.

"serius?Nenek gak marah sama gua,Ka?"

Arka mengangguk "jelas jelas Nenek marah sama Mey" 

Mata nya melirik kearah piring di atas meja.

lalu kembali menatap ku.

"kok belum di makan sih?"

"Tadi udah mau makan kok,tapi keburu denger Nenek marah marah"

"ya udah sekarang cepet di makan!nasi nya udah mulai dingin tuh.atau mau gua suapin kaya orok?" ia tersenyum menggoda ku yang langsung ku pukul lembut pundak nya.

"nanti habis makan,kita ke belakang ya!bantuin Ibu Ibu"

"terus gua harus ngapain ntar?"

"bantuin masak,potong potong sayur.ya semacam kerja di dapur. lu bisa masak kan?"

Aku menggeleng "kalau cuma potong potong sayur,gua bisa bantu"

setelah menghabis kan makan ku dan mengambil napas sejenak,Aku dan Arka pergi ke belakang.

ternyata memang sudah banyak orang di dapur.

ada yang sedang sibuk memotong sayur,menanak nasi di tungku,memasak lauk pauk dan membuat kue kue.

"Neng Key,sudah makan nya?" Ibu Arka yang tengah menguleni adonan kue langsung menyadari .

semua mata Ibu Ibu pun tertuju pada ku.tentu saja membuat ku malu.menjadi pusat perhatian orang banyak.

"sudah Bu,aku titip Key sama Ibu Ya.ada yang harus Arka beli ke depan" kata Arka mengamit tangan Ibu nya,mencium punggung tangan wanita itu.

"Iya,Neng Key biar sama Ibu disini buat bantu bantu. kamu hati hati di jalan ya A"

"Iya Bu. Key gua tinggal bentar ya"

Aku mengangguk dan langsung ikut duduk di lantai,seperti yang di lakukan Ibu Ibu lain.

"ada yang bisa saya bantu Bu?"tanya ku pada Ibu Arka

"Neng Key,bisa ngupas sayur gak?". dengan cepat aku langsung mengangguk mantap.

"Bu Erni,bisa minta kentang yang belum di kupas?"

Wanita yang di panggil Bu Erni,menoleh "ada Bu,buat apa?"

"Ini calon anak mantu mau ikut bantu " 

aku yang mendengar ucapan Ibu Arka hanya tersipu malu.bisa bisa nya beliau mengatakan kalau akun calon Anak Mantu nya.tapi senang juga sih.

"calon istri Arka?kok muka nya beda ya sama yang dulu suka di posting di fb,bu" ujar Ibu Tuti. Netra nya menyelisik kearah ku.

"Iya,yang kemarin kan sudah putus.dia udah pindah ke Manado,jauh Bu"

"tapi yang ini lebih cantik.mudah mudahan kalian berjodoh ya" sahut Bu Fatimah yang tengah sibuk menanak nasi,tampak tersenyum.

"Amin. Mudah mudahan bukan cuma wajah nya saja tapi hati nya juga" Bu Erni menjawab

aku hanya mesem mesem mendengar respon mereka.

padahal Aku dan Arka tidak memiliki hubungan apa apa,hanya sebatas teman. Entahlah,yang jelas Jodoh,Rejeki dan Maut sudah ada yang mengatur.

"terimakasih Doa nya Ibu Ibu" Jawab Ibu Arka.wajah nya terlihat berseri seri.

"sibuk apa di Jakarta neng?kuliah atau kerja?" Bu Tuti menggeser duduk nya sedikit lebih dekat dengan ku.

"saya gak kuliah,saya juga gak kerja Bu.hanya di rumah saja.orang tua saya melarang saya bekerja"

"langsung nikah saja!lebih bagus Neng" Sahut Ibu ibu yang lain.

"Nikah... Nikah,memang membangun rumah tangga itu gampang?" Nenek muncul entah darimana. Beliau sudah berdiri di ambang pintu dengan raut wajah masam.

"nama nya manusia Mak tentu saja harus berumah tangga. Lagipula yang membangun nya kan mereka berdua. Mereka pun bukan anak kecil lagi.kitavyang sudah tua harus nya mendukung " Bu Erni menjawab santai.

"halah,nanti kalau sudah menikah dapat susah,orang tua lagi yang Repot.kalau punya anak laki laki itu harus membahagia kan keluarga nya dulu,bukan membahagia kan Anak orang. Rugi dong kita"

Ucapan Nenek yang se enak nya membuat Ibu Ibu menggeleng tak habis pikir.begitu pun aku dan Ibu Arka.

"Nama nya juga orang tua ya harus ada saat anak kita dalam keadaan sulit,Ma. Kalau bukan kita yang bantu siapa lagi?" Ujar Ibu

Mata Nenek terlihat mendelik sinis "percuma ya ngomong sama kalian,sama sama tidak berpikir kalau bicara" Pungkas nya seraya ngeloyor pergi.

Bu Fatimah terlihat mengelus dada nya.

"Susah yang kalau ngomong sama Mak mu,wat.suka pengen menang sendiri"

Bu Erni menyambung.

"memang sudah watak nya begitu Bu"

"Gak usah di ambil hati. Kita lanjut saja.biar masakan nya cepet matang,kita bisa langsung makan siang" kata Ibu Arka mencoba mencair kan suasana yang sempat memanas.

"Kalau kamu nikah sama Arka,lebih baik gak usah dekat dekat dengan Nenek nya!bisa bisa kamu makan hati setiap hari" Bu Tuti berbisik di telinga ku.

aku hanya tersenyum simpul.

Perkataan Bu Tuti ada benar nya,namun untuk apa aku mengkhawatir kan nya?toh,Aku dan Arka tidak punya hubungan apa apa.

Selintas di pikiran ku,kelak jika Arka sudah menikah,bagaimana nasib Istri nya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!