Rapat Harian kali ini terasa riuh. Pasalnya, dr.Agung memperkenalkan personel baru di jajaran dokter bedah.
"Sebagai penutup, saya ingin memperkenalkan dr. Fitri Irwinsyah, Sp.B. Beliau ini lulusan Universitas Indonusa. Hadir nya beliau ini pas sekali menggantikan posisi kosong yang ditinggalkan dr.Ryan Pratama, Sp.B. Silahkan memperkenalkan diri dok."
Bisik bisik kaum hawa santer terdengar. Bagaimana tidak? dr. Fitri ini emang good looking.
"Omegot meleleh eneng baaanng."
"Ganteng ya. Jadi semangat ngeliat yang bening bening gini."
"Ah masih cakepan dr.Ryan."
Nyuutt. Nyeri terasa menggores hati Kalara. Mendengar nama Ryan disebut, bola mata Kalara berkabut.
"Nama saya Fitri. Lelaki tulen. Karena nama Fitri, saya sering dipanggil mba."
Riuh tawa menggema.
"Status dok?" Dina, sang punggawa unit rawat inap lantang bertanya.
"Hahaha gercep banget mba Dina."
"Biarin. Daripada malu malu tapi kepo."
Senyum dr.Fitri mengembang lebar. "Saya masih single."
"Wahahaha im coming dok." Seru Mita, perawat kamar bersalin.
"Ingat anak sama Dodi, Mit. Dikibas pake sarung golok ntar lu." Dr. Nani manajer medis menyahut.
"Baik. Demikian perkenalan hari ini. Terima kasih atas perhatian teman teman semua." Ujar dr.Fitri menutup keriuhan di ruang rapat.
Kalara yang sibuk melihat foto Ryan di galeri hp, terkejut melihat pesan yang masuk.
dr.Lidya :
Saya ingin ketemu dengan kamu Kalara. Saya tunggu di restoran nampan nanti sore jam 5.
Di tinggal Ryan, malah sibuk ngurusin pelakor dan pebinor. batin Kalara.
Kalara :
Baik dr. Lidya. Sampai bertemu besok jam 5.
"Kal."
Reflek Kalara mencari sumber suara. "Oh iya, dok."
"Habis rapat ini kamu bisa ke ruangan saya?" ucap dr. Nani.
"Bisa dok."
"Oke, saya tunggu ya."
Kalara beranjak keluar. Pikirannya masih fokus pada pesan Ryan. Ya, sebelum pergi ke Amsterdam, Ryan mengirim sebuah pesan. Selama perjalanan Jakarta-Amsterdam, Ryan membuat sketsa wajah Kalara. Sebuah sketsa dengan tulisan so in love with my woman. Saking khusyuknya melamun, Kalara tidak mendengar permintaan dr. Fitri yang meminta pintu lift ditahan.
Ting !
Pintu besi ber warna silver tersebut membawa Kalara ke lantai 5. Kalara keluar dengan langkah gontai.
Tok
Tok
"Masuk." dr. Nani menyahut dari dalam ruangan.
"Permisi dok."
"Duduk Kal. Kita tunggu satu personel lagi."
Tok
Tok
Terdengar ketukan pelan dari luar ruangan.
"Masuk." dr. Nani kembali bersuara.
Pintu terbuka. dr. Fitri muncul dari balik pintu. "Pagi dok." Sapa dr. Fitri.
"Silahkan duduk dok." pinta dr.Nani. "Terima kasih dr.Fitri dan mba Kalara yang sudah menyempatkan waktunya ke ruangan saya. Singkat saja, niat saya mempertemukan dr.Fitri dan mba Kalara ber hubungan dengan perayaan ulang tahun rumah sakit Medical dan welcome greeting untuk dr.Fitri. Jadi, di ultah besok, ada rencana bakti sosial operasi bibir sumbing. Saya harap dr.Fitri bisa berpartisipasi di acara bakti sosial sebagai dokter operator. Nah, untuk welcome greeting biar mba Kalara yang menjelaskan."
"Terima kasih dok. Baik, untuk welcome greeting ini bagian dari ucapan selamat datang untuk dokter dokter baru. Bentuk acara welcome greeting berapa seminar umum sesuai spesialisasi dokter. Ada sesi tanya jawab dan doorprize berupa konsultasi gratis untuk beberapa orang."
dr. Fitri manggut manggut. "Oke, saya siap mba. Kapan acara nya?"
"Untuk detil dan rundown acara saya jelaskan by email ya dok?"
"Boleh boleh."
Puk! dr.Nani menepuk pundak Kalara. "Perayaan ulang tahun rumah sakit Medical juga dihandle Kalara, dok. Dia ketua panitia. Untuk teknis bakti sosial operasi bibir sumbing dokter bisa tanya tanya sama Kalara."
"Oke. Sekian dulu meeting nya ya. Semoga betah praktek di Medical ya dok." ujar dr. Nani seraya tersenyum.
dr. Fitri mengangguk pelan. "Aamiin. Makasih banyak dr.Nani."
Siang itu Kalara mengajak dr.Fitri touring ruangan. Sepanjang perkenalan, mayoritas mata para wanita terpesona dengan ketampanan dr.Fitri. Bahkan ada beberapa rekan wanita yang menggoda dan minta nomor whatsap. dr.Fitri hanya senyum senyum simpul.
Kalara melihat jam di pergelangan tangannya. "Dok, setelah ini kita ke ruangan praktek dokter di poli bedah. Ada di lantai 1. Setelah itu saya pamit ya dok. Masih ada yang harus di kerjakan."
"Yah, gak ada yang jagain saya dari para fans dong." kelakar dr.Fitri.
Dengan tawa renyah Kalara menjawab, "Bukan nya dokter senang? hari pertama banyak yang ngefans?"
"Antara senang dan bingung."
"Hahaha gak usah bingung dok. Dengan banyak nya Cewek yang ngefans dokter, besok besok pasti banyak yang konsul atau kirim makanan."
dr. Fitri menggaruk kepala nya yang tidak gatal. "Apa muka saya di bikin jutek aja?"
"Jangan dok. Gak cocok, dokter lebih cocok jadi orang kalem."
"Heemm berarti kamu dari tadi merhatiin muka saya dong?"
"Ya iya dong dok. Makanya tadi saya bilang muka dokter dasarnya cocok jadi orang kalem."
"Berarti kamu ngakuin dong kalo saya ganteng?"
"Iya, dokter memang ganteng."
dr.Fitri menatap Kalara lekat. "Gitu doang?"
"Ya memang nya harus gimana dok?"
"Kamu gak tertarik sama cowok ganteng?"
"Hahaha saya udah bosen ngeliat cowok ganteng. Setiap hari saya bertemu dengan banyak cogan. Dokter, Medical representation, pengunjung rumah sakit, klien marketing sampe tukang bakso depan rumah sakit."
Mata dr.Fitri membulat. "Tukang bakso depan rumah sakit ganteng?"
"Baksonya enak, abangnya enak di liat."
"Woow jadi penasaran. Yuk Lah makan disana Kal."
"Dokter yang traktir ya."
dr.Fitri mengacungkan jempol. "Beres."
WARUNG BAKSO
"Gak terlalu rame ya Kal?"
"Ini baru jam sepuluh pagi dok. Jam makan siang nanti warung bakso ini rame banget."
"Wah kebetulan kalo gitu. Gak perlu antri tempat."
"Justru salah dok. Kita makan gaji buta. Jam kerja malah makan bakso."
"Loh kan kamu yang ngomongin warung bakso ini?"
"Saya ngomongin abang bakso nya dok."
Mata dr.Fitri mengacak acak warung bakso. "Mana abang bakso yang kamu bilang ganteng?"
Telunjuk Kalara mengarah ke meja kasir. "Tuh."
"Itu?! Biasa aja."
"Ish dokter ini. Abang itu termasuk ganteng dok. Hidung bangir, rahang tegas. Muka sebelas dua belas sama dude harlino. Bedanya, ini dude harlino versi tanning. Alias kebanyakan jemur matahari."
dr. Fitri tergelak. "Mata kamu tajam juga. Atau mata keranjang?"
"Mata saya jeli melihat kualitas barang ori dan kw, dok."
"Kalo tipe cowok kamu kayak gimana Kal?"
"Cowok yang nyaman diajak becanda. Nyaman diajak serius. Nyaman di dompet juga."
"Haha cewek dimana mana gak jauh dari uang."
"Itu realistis dok. Ngedate enak nya duduk, ngobrol sambil isi perut. Mana enak pacaran duduk di pinggir jembatan ngitungin mobil lewat."
dr. Fitri kembali tergelak. "Tapi, gimana ngebedain cewek matre sama cewek realistis?"
"Gampang dok. Ajak aja cewek gebetan dokter makan malam. Kalo dia bisa makan steak wagyu, di lain hari dia bisa makan rendang padang dengan lahap, berarti dia realistis."
dr.Fitri manggut manggut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
lanjut
2023-03-07
0
mama fia
haloo..dukung terus karyaku dengan like dan komen nya ya..
2022-08-23
0