"Bagaimana keputusan dr.Lidya, Kal? Kapan beliau mau praktek lagi? Pasiennya sudah banyak yang menanyakan by phone."
"dr. Lidya mau praktek asal kan persyaratan beliau dipenuhi dok."
dr. Agung mengusap keningnya. "Itu dia persoalannya Kal. Apa kita punya alasan untuk memecat Rika?"
Kalara menggeleng. "Selain skandalnya dengan dr. Danuraja, kinerjanya bagus dok."
"Saya tidak bisa memecat Rika hanya karena berita affair nya dengan dr. Danuraja. Kecuali mereka melakukan perbuatan tak senonoh di tempat kerja atau terjadi keributan akibat affair itu."
Kepala Kalara mendadak ikut pusing mendengar curhatan dr.Agung. Sambil memainkan ujung blazernya, Kalara mencoba berpikir.
"Bagaimana jika dokter menawarkan kesepakatan pada Rika?"
"Kesepakatan apa Kal?"
"Dokter menawari Rika pekerjaan di tempat lain. Bisa di rumah sakit atau klinik milik kolega dokter. Tentunya dengan menceritakan garis besar kasus Rika dengan dr.Danuraja. Agar di tempat baru, HRD bisa mengawasi Rika."
"Bukan nya itu sama aja mindahin parasit Kal?"
"Kita beranggapan Rika bisa berubah baik di tempat baru, dok. Jika disana Rika punya affair, manajemen tempat Rika bekerja jadi punya alasan kuat memecat Rika. Dengan begitu, dokter bisa mengabulkan permintaan dr.Lidya sekaligus memecat Rika tanpa membuat perekonomiannya rusak."
Kening dr.Agung berkerut. "Ide kamu boleh juga Kal. Saya akan menghubungi kolega saya di rumah sakit International."
"Baik dok. Jika tidak ada yang ingin dibicarakan lagi, saya pamit dok."
Selepas bertemu dr.Agung, Kalara bermaksud memesan menu dari kantin rumah sakit. Ia ingin mengisi perutnya yang kelaparan. Saat asyik memakan semangkuk soto lamongan di ruang kerjanya, Ryan tetiba masuk lalu duduk di hadapan Kalara. "Sudah 2 hari ini kamu gak bawa bekal Ra? Aku kangen makanan buatan kamu, Ra." Ryan menatap sendu.
"Patah hati bikin masakanku beracun kak." Kalara tersenyum getir lalu menundukkan kepala.
Ryan menautkan jari tangan nya dengan jemari Kalara. "Aku kangen kamu Ra. Bakalan tambah kangen karena gak bisa liat kamu lagi."
Kalara mendongak cepat. "Kakak mau pergi kèmana?"
"Aku mau penelitian di Amsterdam. ada kolegaku yang jadi residen disana. Aku mau ikutan penelitian."
"Trus penelitian kakak di sini?"
"Aku ke rumah sakit ini atas rekomendasi dr. Danuraja. Ketemu kamu, jatuh cinta dan pacaran sama kamu. Kayaknya mending aku mindahin lokasi penelitian dan ngulang dari awal disertasiku. Berat untukku Ra. Tapi lebih berat lagi kalau aku setiap hari ngeliat kamu sebagai mantanku."
Air mata Kalara menetes. Ryan berpindah posisi di sebelah Kalara. Merangkul gadis itu dengan perasaan sayang. "Aku pamit. Pesawat take off jam 1 dinihari. Kita pisah di sini ya? Jaga diri kamu selama aku pergi." Lama Ryan melabuhkan ciuman di kening Kalara. Air mata Ryan jatuh berderai.
Habataitara modoranai to itte
Alunan soundtrack naruto memecah suasana pilu di ruangan itu. Kalara melihat id penelepon.
"dr. Agung telpon kak. Ra angkat dulu ya?" Ryan melerai pelukan. Memberi ruang pada Kalara. 10 menit berlalu, Kalara menutup percakapan dengan dr. Agung.
"Aku pamit Ra." Ryan menghampiri dan kembali memeluk.
Sepeninggal Ryan, Kalara beranjak ke kamar mandi. Membasuh wajahnya berkali kali dengan air mengalir. Kamu kuat Kalara.
Keluar dari kamar mandi, Kalara berpapasan dengan Rika. "Mba, tolong ke ruanganku sebentar."
Rika mengangguk. Bergerak mengekori Kalara masuk ke ruangan kerja berukuran 5x4 meter.
"Silahkan duduk mba. Begini mba, Kal ingin menyampaikan pesan dr.Agung. Beliau memberikan penawaran kepada mba Rika untuk pindah kerja di rumah sakit International."
"Saya dipecat mba?"
"Dipindahkan lebih tepatnya mba."
"Saya tidak mau."
"Kenapa mba Rika?"
"Saya tidak berbuat kesalahan apapun."
Kalara menghela nafas. "Hubungan mba Rika dengan dr.Danuraja jelas salah. Masing masing dari kalian sudah punya suami dan istri."
"Itu urusan pribadi saya mba. Di tempat kerja kami selalu bersikap profesional?!"
Sudah ngeluarin taring ni pelakor. "Ketika dr.Lidya merasa tidak nyaman karena affair suami nya dan itu memengaruhi kinerjanya, sudah kewajiban manajemen untuk menyelesaikan hal yang menghambat kinerja beliau."
"Jadi manajemen berpihak pada dr.Lidya? Bukan salah saya jika mas Danu nyaman dengan saya."
Batu nih orang. "Dari sudut pandang mana pun, wanita ber suami yang menjalin hubungan dengan pria ber istri jelas SALAH. Dari sisi bisnis, dr.Lidya adalah aset ber harga bagi rumah sakit dibanding mba Rika. Absennya dr.Lidya ber pengaruh pada kunjungan pasien poli kebidanan sebesar 5%. Jadi wajar jika manajemen membantu mewujudkan hal yang diinginkan dr.Lidya."
Kalara menghela nafas perlahan. "Jika mba Rika masih bersikeras tidak mau pindah ke rumah sakit International, saya terpaksa mengajukan pemecatan untuk mba Rika."
Wajah Rika berubah merah. Ia tidak menyangka Kalara bertindak sejauh ini. Awas kamu Kalara.
"Terserah mba Kalara." Seru Rika seraya meninggalkan ruangan.
"Haahh bikin kesel aja tuh pelakor." Kalara mengeluh sembari meregangkan tubuh dan lehernya. Mendadak, pintu ruang kerja Kalara dibuka kasar. Muncul seorang pria berusia pertengahan 40an.
"Kenapa kamu memberi usul yang aneh Kalara?"
Kalara tergagap sejenak. "dr. Danu?! silah.." Belum disuruh duduk udah nyelonong duduk.
"To the point aja Kal. Kenapa kamu mengusulkan memindahkan Rika ke rumah sakit International?"
"Simpel dok. Rika tetap mendapat pekerjaan. dr.Lidya bisa kembali praktek dengan tenang."
Brakk
Danuraja menggebrak meja. "Lancang kamu! Sebagai komisaris saya menentang pemindahan Rika."
Sontak mulut Kalara membentuk huruf O lebar. "dr. Lidya juga komisaris di rumah sakit ini dok. Pasien beliau nomor satu terbanyak di poli kandungan dan kebidanan. dr. Lidya ingin Rika dipecat. Saya mengusulkan Rika dipindahkan ke rumah sakit lain. Usul itu jauh lebih humanis bukan?"
"Seharusnya kalian menegur dr. Lidya agar tidak mencampur adukkan masalah pribadi ke dalam pekerjaan."
"Justru dengan sikap dr.Danu yang seperti ini malah menguatkan rumor perselingkuhan dokter dengan Rika."
"Jangan ikut campur Kal. Saya gak segan memecat kamu walaupun ibu kamu sepupu saya."
Nafas Kalara memburu. "Justru karena kita keluarga, saya memberi saran kepada dr. Agung. Karena saya malu dok! Beberapa kali saya bertemu dengan klien atau kolega di luar, mereka membicarakan affair dokter dengan Rika, dengan perawat di klinik Bunda, bahkan saya melihat dokter dinner romantis dengan Rika saat seminar di Bali. Saya malu punya om tukang selingkuh. Bayangkan jika nenek Salamah masih hidup dan melihat keponakan kesayangannya seperti ini. Beliau pasti malu."
"KAMU!" Tangan Danuraja terangkat ke atas hendak menampar pipi Kalara.
Kalara berdiri lalu memajukan wajahnya. "Tampar dok. Dengan begitu saya tahu kalau memang semua affair itu benar ada nya."
Danuraja menurunkan tangan nya. Nafas nya tersengal. Dia marah mendengar semua perkataan Kalara. Tanpa pamit, Danuraja keluar ruangan seraya membanting pintu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
sabar Kalara menghadapi nya..
2023-03-07
0
mama fia
Kalara..oh Kalara..
2022-08-23
0